Claim Missing Document
Check
Articles

A Scientific Investigation of Factors Related to Breast Milk Adequacy in Banjar Regency, South Kalimantan, Indonesia Rusmilawaty; Tunggal, Tri; Hapisah; Sofia, Norlaila; As, Zulfikar Ali
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 9 (2025): September: In Progress
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i9.12718

Abstract

Various maternal factors potentially influence breast milk sufficiency. This study aims to analyze maternal factors associated with breast milk sufficiency in Banjar Regency. This analytical study used a cross-sectional design and was conducted from April to July 2025 in the Banjar Regency Community Health Center. A total of 70 postpartum mothers were selected using a probability sampling method. The dependent variable was breast milk adequacy, while the independent variables included maternal age, gestational age, parity, psychological condition, sociocultural factors, breast and nipple condition, delivery method, contraceptive use, and early initiation of breastfeeding (IMD). Data were analyzed using the chi-square test and logistic regression. Bivariate analysis showed that nipple condition (p = 0.01; OR = 5.25), maternal age (p = 0.011; OR = 4.92), vaginal delivery (p = 0.03; OR = 2.89), and early initiation of breastfeeding (p = 0.039; OR = 2.89) were significantly associated with breast milk adequacy. Multivariate logistic regression confirmed that nipple condition was the most dominant factor (p = 0.04; AOR = 0.15; 95% CI: 0.02–0.99). The regression model showed good predictive power (R² = 0.61; classification accuracy = 82.90%). In conclusion, nipple condition is the most influential maternal factor in determining breast milk adequacy. These findings underscore the importance of early assessment of nipple anatomy and appropriate supportive interventions during pregnancy.
Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) terhadap Kejadian Stunting di Puskesmas Telaga Langsat Sylvina Wulansari; Rubianti Hipni; Rusmilawaty; Hapisah
Sinergi : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 2 (2025): Sinergi: Jurnal Ilmiah Multidisiplin
Publisher : PT. AHLAL PUBLISHER NUSANTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting remains a major public health problem in Indonesia, particularly during the first 1,000 days of life. One of the key risk factors is noncompliance with appropriate complementary feeding (MP-ASI) in terms of timing, nutrition, and hygiene. This study aimed to examine the relationship between compliance with complementary feeding (MP-ASI) and the incidence of stunting among toddlers at Telaga Langsat Public Health Center. A quantitative cross-sectional design was employed with 37 respondents, consisting of mothers or caregivers of children aged 6–24 months, selected through purposive sampling. Data were collected using questionnaires and anthropometric measurements, and analyzed with the Chi-Square test. The results showed that most respondents complied with complementary feeding practices (67.6%), while the prevalence of stunting was recorded at 35.1%. The Chi-Square test revealed a significant relationship between MP-ASI compliance and the incidence of stunting (p = 0.007). In conclusion, compliance with MP-ASI significantly contributes to reducing stunting cases. Therefore, strengthening education and monitoring of MP-ASI practices is essential to support stunting prevention efforts at the community level. Abstrak Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang masih tinggi di Indonesia, khususnya pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Salah satu faktor risiko yang berperan adalah ketidakpatuhan dalam pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat waktu, bergizi, dan higienis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepatuhan mengonsumsi MP-ASI terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Telaga Langsat. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 37 responden yang merupakan ibu atau pengasuh balita usia 6–24 bulan, dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan pengukuran antropometri, kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden patuh dalam pemberian MP-ASI (67,6%), sedangkan prevalensi stunting tercatat sebesar 35,1%. Uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepatuhan pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting (p = 0,007). Kesimpulannya, kepatuhan dalam pemberian MP-ASI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kejadian stunting. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan edukasi serta pemantauan kepatuhan pemberian MP-ASI guna mendukung pencegahan stunting di tingkat masyarakat. Kata Kunci: MP-ASI, Kepatuhan, Stunting, Balita
Communication of Parents, Sexual Content Intake and Teenage Sexual Behavior at Senior High School in Banjarmasin City Rusmilawaty, Rusmilawaty; Yuniarti, Yuniarti; Tunggal, Tri
Kesmas Vol. 10, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku seks bebas di kalangan remaja Kota Banjarmasin belakangan ini semakin mengkhawatirkan para orangtua. Kurangnya pendidikan seksologi berdampak para remaja cenderung melakukan hubungan seksual pranikah yang akan berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan dan pernikahan dini. Komunikasi orangtua-anak dan paparan media baik media cetak maupun elektronik merupakan cara untuk mengurangi perilaku seksual berisiko. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan komunikasi orangtua dan asupan muatan seksual dengan perilaku seksual remaja sekolah menengah atas (SMA) di Kota Banjarmasin. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian survei analitik dengan pendekatan potong lintang dilakukan pada bulan Juli – Oktober 2015 di dua sekolah negeri dan satu sekolah swasta di Kota Banjarmasin. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas XI dari tiga SMA yang diambil secara purporsive sampling. Variabel penelitian adalah perilaku seksual remaja, komunikasi orangtua, dan asupan muatan seksual diukur menggunakan kuesioner. Reliabilitas uji dinyatakan dengan cronbach alpha 0,746. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji kai kuadrat dan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi orangtua dan asupan muatan seksual memengaruhi perilaku seksual remaja sedangkan usia, jenis kelamin, dan struktur keluarga tidak memengaruhi perilaku seksual remaja. Komunikasi orangtua yang baik dan asupan muatan seksual yang rendah dapat memberikan proteksi terhadap perilaku seksual berisiko pada remaja. Free sex behavior among teenagers in Banjarmasin City is currently more worrying parents. Lack of sex education affects teenagers tend to commit premarital sexual intercourse that will cause unintended pregnancy and early marriage. Parent-child communication and exposure of both printed and electronic media are the way to reduce risky sexual behavior. This study aimed to determine correlation between communication of parents and sexual content intake with sexual behavior of teenagers at senior high schools (SHS) in Banjarmasin City. To reach the aim, analitic survey study with cross-sectional approach was conducted on July – October 2015 at two state SHS and one private SHS in Banjarmasin City. Subject was the second grade of SHS students from three SHS as taken with purposive sampling. Variables of study were teenage sexual behavior, communication of parents and sexual content intake measured using questionnaire. Test reliability was stated with cronbach alpha 0.746. Data obtained was analyzed using chi-square test and logistic regression test. Results showed that communication of parents and sexual content intake affected teenage sexual behavior, meanwhile age, sex and family structure did not affect teenage sexual behavior. A good communication of parents and low intake of sexual content may give a protection against risky sexual behavior among teenagers.