Claim Missing Document
Check
Articles

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA:RHOPALOCERA) DI ZONA REHABILITASI BLOK CURAH MALANG RESORT WONOASRI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI Setiawan, Rendy; Wimbaningrum, Retno; Fatimah, Siti
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 7, No 2 (2018): Volume 7 Number 2 (August 2018)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.423 KB)

Abstract

Kupu-kupu merupakan serangga yang keberadaannya ditentukan oleh kemampuan distribusi dan adaptasi terhadap faktor lingkungan. Faktor yang sangat berperan penting terhadap keberadaan kupu-kupu adalah tumbuhan. Tumbuhan digunakan kupu-kupu sebagai tumbuhan inang dan sumber pakan. Penurunan keanekaragaman jenis tumbuhan di sutau habitat akibat degradasi akan berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu. Salah satu habitat kupu-kupu yang mengalami degradasi adalah Resort Wonoasri yang sebagian kawasannya ditetapkan sebagai zona rehabilitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi dan keanekaragaman jenis kupu-kupu di zona rehabilitasi Blok Curah Malang Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode jelajah.  Penjelajahan dilakukan  dengan berjalan dan menghitung spesimen yang dikumpulkan dengan cara koleksi aktif. Komposisi dan keanekaragaman jenis kupu-kupu yang ditemukan yaitu 23 jenis yang mewakili 4 famili dan 18 genus.
Keanekaragam Jenis Gastropoda Di Hutan Mangrove Jatipapak Resort Kucur Taman Nasional Alas Purwo Rendy Setiawan; Arif Mohammad Siddiq; Retno Wimbaningrum; Hari Sulistiyowati; Mita Yuni Aditiya
BIOEDUSCIENCE Vol 5 No 3 (2021): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.642 KB) | DOI: 10.22236/j.bes/536235

Abstract

Background: Research related to the existence and diversity of Gastropod species in the Alas Purwo National Park is still very minimal, especially in mangrove forests. The purpose of this study was to determine the diversity of gastropods in the mangrove forests of Jatipapak Resort Kucur, Alas Purwo National Park. Methods: This study was conducted from April to December 2020. The method used was purposive sampling by following systematic transects of mangrove vegetation. Results: The results of the research obtained were 420 Gastropods belonging to 6 tribes, 11 genera, and 14 species. The diversity of Gastropods in the mangrove forests of Jatipapak TN Alas Purwo is in the moderate category, this is indicated by a value of 1.966 and the similarity of Gastropods is quite evenly distributed with a value of 0.745. Conclusion: Based on these results, the most common species found was Nerita articulata, while the least species found was Ellobium aurisjudae.
KEANEKARAGAMAN SPESIES KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA:RHOPALOCERA) DI SAVANA PRINGTALI RESORT BANDEALIT TAMAN NASIONAL MERU BETIRI Rendy Setiawan; Arif Mohammad Siddiq; Sudarmadji sudarmadji; Nindy Agusti Wulansari
BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan) Vol 5, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/biolink.v5i2.1786

Abstract

Butterfly is the insect that the existence is determined by the ability of their distribution and adaptation towards the environmental factor. The decrease of the plant species diversity in a habitat will affect the diversity of the butterfly species. One of the buterflies habitat which experinces the degradation of species diversity is Resort Bandealit which some parts of the region are designated as the habitat of Invasive plants. The aim of this study is to know the composition and diversity of butterfly species in the pringtali Savannah Resort Bandealit Meru Betiri national park. The method used in the data collection is the road sampling method. The road sampling method is done by walking and counting spesimen which were collect by active collection. Exploration is carried out by walking along the five cruise lines with a length of each path is 100 m in Savana Pringtali Meru Betiri National Park. The composition and diversity species of butterfly is a 11 species represented from 3 family and 10 genus. The four most common species of butterflies found in the study area are Jamides pura, Ypthima Philomela, Leptosia nina, and Eurema hecabe.
KEANEKARAGAMAN SPESIES DAN KARAKTERISTIK HABITAT KERANG KIMA (Cardiidae: Tridacninae) DI EKOSISTEM INTERTIDAL TANJUNG BILIK TAMAN NASIONAL BALURAN Rendy Setiawan; Retno Wimbaningrum; Arif Mohammad Siddiq; Iqbal Setiawan Saputra
Jurnal Kelautan Vol 14, No 3: Desember (2021)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v14i3.9042

Abstract

ABSTRAKKima (Giant clam) merupakan kelompok kerang laut yang termasuk dalam anggota Famili Cardiidae dan Kelas Bivalvia. Kima merupakan salah satu komoditas perdagangan internasional yang bernilai ekonomis tinggi. Kondisi habitat Kima yang heterogen sangat menarik untuk diteliti, terutama dalam rangka memahami karakteristik habitat dan keanekaragaman spesies kerang kima di zona intertidal Pantai Bilik Taman Nasional Baluran. Untuk menentukan karakteristik habitat  yang dipilih populasi kerang kima dan keanekaramanan spesies, dilakukan metode road sampling dengan cara ‘tracking’ pada tipe-tipe habitat dan analisis karakteristik habitat mengggunakan klasifikasi analisis substrat karang laut. Karakteristik habitat yang paling disukai kerang kima adalah RCK (rocks) dengan prosentase 64.28% dan yang terendah S (sand) dengan prosentase 3.57 %. Keanekaragaman spesies kerang kima di zona intertidal pantai Bilik TNB tergolong rendah, sejumlah 4 spesies yang ditemukan yaitu Tridacna crocea, T. maxima, T. squamosa dan Hippopus hippopus. Nilai kemerataan menunjukkan hasil yang mendekati nol yang berarti ada spesies yang mendominasi dalam komunitas kerang kima yaitu spesies T. crocea yang jumlahnya mencapai 38 individu.Kata Kunci: Kima, Tanjung Bilik, Taman Nasional BaluranABSTRACTKima (Giant clam) is a group of sea shells that belongs to the cardiidae family and the Bivalvia class. Kima is one of the international trade commodities with high economic value. This heterogeneous habitat condition is interesting to study, especially in order to understand the habitat characteristics and species diversity of clams in the intertidal zone of the Baluran National Park chambers. To determine the characteristics of the habitat selected by the clam shell population and species diversity, a road sampling method was carried out by 'tracking' the habitat types and the Habitat characteristics analysis using coral reef classification. The most preferred habitat characteristics for clams are RCK (rocks) with a percentage of 64.28% and the lowest is S (sand) with a percentage of 3.57%. The diversity of species of clams in the intertidal zone of Bilik TNB beach is low, numbers 4 species were found, namely Tridacna crocea, T. maxima, T. squamosa and Hippopus hippopus. The evenness value shows a result that is close to zero, which means that there are species that dominate in the clam shell community, namely T. crocea, which number reaches 38 individuals.Keywords: Kima, Bilik Capet, Baluran National Park
PREFERENSI HABITAT SPESIES OPHIUROIDEA DI ZONA INTERTIDAL PANTAI PANCUR TAMAN NASIONAL ALAS PURWO Rendy Setiawan; Tri Atmowidi; Kanthi A. Widayati; Pradina Purwati
Jurnal Kelautan Vol 11, No 2 (2018)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v11i2.4741

Abstract

Karakteristik zona intertidal Pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo berupa paparan karang mati, bebatuan, area lamun, dan area makroalga. Kondisi habitat yang heterogen ini menarik untuk diteliti, terutama dalam rangka memahami preferensi habitat populasi spesies Ophiuroidea yang ada, dengan posisi pantai yang menghadap laut lepas Samudera Hindia yang dikenal bergelombang tinggi dan berarus deras. Untuk menentukan relung yang dipilih tiap populasi Ophiuroidea, dilakukan metode road sampling dengan cara ‘tracking’ tipe-tipe habitat dengan GPS sehingga bisa dipetakan dalam peta tematik. Di atas peta ini, kemudian di gambarkan posisi (dengan GPS) tiap individu Ophiuroidea yang ditemukan. Penggambaran peta sebaran tersebut menggunakan program ArcGIS 9.3. Persebaran Ophiuroidea di wilayah Pantai Pancur tidak merata dan cenderung mengelompok pada wilayah yang terdapat substrat batu berpasir, area alga, dan area lamun. Ophiocoma scolopendrina merupakan spesies yang dominan ditemukan di Pantai Pancur dan menempati area yang paling luas dibandingkan spesies yang lain. Macrophiothrix longipeda adalah spesies yang menempati area paling sempit. Berdasarkan hasil overlay peta persebaran alga dan lamun di Pantai Pancur, Ophiuroidea menempati wilayah bersama pada substrat batu berpasir dengan area lamun dan alga Area. O. brevipes, O. annulosa, dan M. longipeda ditemukan tidak bersinggungan saat penelitian. Ini menunjukkan salah satu strategi berbagi ruang.Kata Kunci: Ophiuroidea, Pantai Pancur, Taman Nasional Alas PurwoABSTRACTCharacteristics of Intertidal zone Pancur Coastal Alas Purwo National Park has dead coral, bed rock, seagrass, and seaweed. This heterogeneous habitat condition is interesting to study, especially in order to understand the habitat preferences of the existing Ophiuroidea species population, with the position of the beach facing the sea off the Indian Ocean which is known to be high wave and swift flow. For determine the niche chosen by each Ophiuroidea population, the road sampling method is carried out by means of 'tracking' habitat types with GPS so that they can be mapped on thematic maps. On this map, then describe the position (with GPS) of each Ophiuroidea individual found. The depiction of the distribution map uses the ArcGIS 9.3 program. The distribution of Ophiuroidea in the Pancur Beach area is uneven and tends to cluster in areas with sandy stone substrates, algae areas, and seagrass areas. Ophiocoma scolopendrina is the dominant species found on Pancur Beach and occupies the most extensive area compared to other species. Macrophiothrix longipeda is a species that occupies the narrowest area. Based on the results of overlaying maps of algae and seagrass distribution in Pancur Beach, Ophiuroidea occupied a shared area on sandy rock substrate with seagrass areas and seaweed Area Ophiocoma brevipes, Ophiomastix annulosa, and M. longipeda found not intersecting during the study. This shows one of the space sharing strategies. Keywords: Ophiuroidea, Pancur Coast, Alas Purwo National Park
INVENTARISASI SPESIES BINTANG MENGULAR (Ophiuroidea) DI PANTAI BILIK, TAMAN NASIONAL BALURAN, JAWA TIMUR Rendy Setiawan; Fresha Aflahul Ula; Santi Feronika Sijabat
Jurnal Kelautan Vol 12, No 2 (2019)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v12i2.5838

Abstract

ABSTRACT The Brittle stars is a member of the Phylum Echinodermata that lives in habitats in the intertidal, subtidal, and deep sea zones. Brittle stars can be found in areas of coral reefs, sand, seagrass, macroalgae (seaweed), and dead coral fragments. One of the many intertidal areas of the habitat is in the Baluran National Park Bilik Beach. Ophiuroidea is important to be studied in the conservation area, Baluran National Park, because it is a natural conservation area that has native ecosystems and is managed with a zoning system and utilized for natural tourism, research, science and education purposes. This study aims to determine the type of brittle stars found on the Baluran National Park. The method used in this research is descriptive method with road sampling technique in the Bilik Beach area. The brittle stars species found and described are 8 species, namely Ophiomastix annulosa, Ophiocoma scolopendrina, Ophiocoma brevipes, Ophioplocus imbricatus, Ophiolepis cardioplax, Ophiolepis superba, Ophiarachna parvispina, and Macrophiothrix longipeda. Keywords: Baluran National Park, Brittle stars.ABSTRAKBintang mengular merupakan anggota dari filum Echinodermata yang hidup pada habitat di zona intertidal, subtidal, dan laut dalam. Bintang mengular dapat ditemukan di area terumbu karang, pasir, lamun (seagrass), makroalga (seaweed), dan pecahan karang mati. Salah satu wilayah intertidal yang banyak terdapat habitat tersebut adalah di Pantai Bilik Taman Nasional Baluran. Ophiuroidea menjadi penting untuk dikaji di area konservasi yaitu Taman Nasional Baluran, karena merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan sistem zonasi serta dimanfaatkan untuk tujuan pariwisata alam, penelitian, ilmu pengetahuan, dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bintang mengular yang terdapat di Pantai TN Baluran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik road sampling di area Pantai Bilik. Spesies bintang mengular yang ditemukan dan dideskripsikan sebanyak 8 spesies, yaitu Ophiomastix annulosa, Ophiocoma scolopendrina, Ophiocoma brevipes, Ophioplocus imbricatus, Ophiolepis cardioplax, Ophiolepis superba, Ophiarachna parvispina, dan Macrophiothrix longipeda.Kata Kunci: Bintang mengular, Taman Nasional Baluran
Keanekaragaman Jenis Nyamuk yang Berpotensi Sebagai Vektor Penyakit (Diptera: Culicidae) di Taman Nasional Baluran, Indonesia Purwatiningsih Purwatiningsih; Rike Oktarianti; Rendy Setiawan; Wahyu Tri Agustin; Aida Mursyidah
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 14, No 2 (2021): AL-KAUNIYAH JURNAL BIOLOGI
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v14i1.12918

Abstract

AbstrakNyamuk famili Culicidae berperan sebagai vektor penyakit malaria, demam berdarah, dan demam chikungunya. Resort Labuhan Merak memiliki potensi besar sebagai tempat perindukan berbagai jenis nyamuk, baik sebagai vektor penyakit atau bukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit di Resort Labuhan Merak Kawasan Taman Nasional Baluran berdasarkan karakteristik morfologi. Pengambilan koleksi nyamuk dewasa dilakukan dengan metode landing collection. Nyamuk ditangkap dengan cara koleksi aktif menggunakan aspirator. Lokasi koleksi pada beberapa titik yaitu di dalam dan luar rumah, di sekitar kandang, serta di rawa. Hasil identifikasi terdapat tujuh jenis nyamuk, yaitu Aedes aegypti, Ae. Albopictus, Ae. indonesiae, Culex quinquefasciatus, Cx. vishnui, Cx. mammilifer, dan Cx. sitiens. Nyamuk Ae. indonesiae paling banyak ditemukan (69,4 %). Sementara itu, jenis nyamuk Cx. vishnui, Cx. mammilifer, dan Cx. sitiens ditemukan sangat sedikit (2,92 %). Ae aegypti dan Ae. albopictus telah diketahui berperan sebagai vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya, sedangkan Cx. quinquefasciatus sebagai vektor penyakit filariasis limfatik, dan Cx. vishnui maupun Cx. sitiens sebagai vektor penyakit japanese encephalitis. Hal yang menarik pada penelitian ini adalah belum diketahuinya peran Ae. indonesiae dan Cx. mammilifer sebagai vektor penyakit. Indeks keanekaragaman nyamuk termasuk dalam kategori sedang.Abstract The Culicidae family is one of the mosquito disease vectors such as malaria, dengue fever, and chikungunya fever. Labuhan Merak resort Baluran National Park has great potency for mosquito breeding sites. The research aimed to determine the species of mosquitoes based on morphological characteristics as a disease vector. Mosquitoes were collected by landing collection method and active collection with an aspirator. The collection has been done at several points at the house both inside and outside; around the cage, and at the swamp. The results obtained 7 species of mosquitoes, there were Aedes aegypti, Ae. albopictus, Ae. indonesiae, Culex quinquefasciatus, Cx vishnui, Cx. mammilifer, and Cx. sitiens. Mosquito of A. indonesiae was the most common (69.4 %), while Cx. vishnui, Cx. mammilifer, and Cx. Sitiens were found very few (2.92 %). Ae. aegypti and Ae. albopictus has been known as a vector of dengue hemorrhagic fever and chikungunya, while Cx. quinquefasciatus as a vector of lymphatic filariasis, and Cx. vishnui and Cx. sitiens as a vector of japanese encephalitis disease. The interesting finding from this study is that Ae. indonesiae and Cx. mammilifer are not yet known for their role as disease vectors. The diversity index of the mosquitos’ species showed moderate category.
KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG ANGGOTA ORDO ODONATA DI AREA PERSAWAHAN KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBE Talitha Azza Meidyna Putri; Retno Wimbaningrum; Rendy Setiawan
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 8, No 1 (2019): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v8i1.4697

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi dan keanekaragaman jenis capung di area persawahan Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Penangkapan capung menggunakan jaring serangga pada sawah seluas 10.000 m2. Capung yang telah dikoleksi disimpan di dalam kertas papilop. Di lokasi penelitian juga diukur kondisi faktor lingkungan abiotik yang meliputi suhu, kelembaban udara serta intensitas cahaya. Di laboratorium, capung dipinning, dioven pada suhu 37°C selama 3 hari, dan diidentifikasi. Hasil identifikasi capung divalidasi di Laboratorium Entomologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh jenis capung yang terbagi dalam lima jenis merupakan anggota Anisoptera dan dua jenis anggota Zygoptera yaitu Orthetrum sabina, Potamarcha congener, Pantala flavescents,; Trithemis festiva, Orthetrum chrysis, Ichnura senegalensis, Agriocnemis femina. Capung subordo yang anggota spesiesnya paling banyak adalah Anisoptera. Hasil pengukuran faktor lingkungan abiotik menunjukkan kondisi lingkungan lokasi penelitian mendukung keberdaan capung. Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman Shannon - Wiener (H’), keanekaragaman capung di area persawahan Kecamatan Sumbersari tergolong sedang. Key words: keanekaragaman jenis, capung, odonata, persawahan
Species Inventory of Brittel Stars (Ophiuroidea) at Bilik Beach, Baluran National Park, East Java Rendy Setiawan; Fresha Aflahul Ula; Santi Feronika Sijabat
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v8i2.6662

Abstract

The Brittle stars is a member of the Phylum Echinodermata that lives in habitats in the intertidal, subtidal, and deep sea zones. Brittle stars can be found in areas of coral reefs, sand, seagrass, macroalgae (seaweed), and dead coral fragments. One of the many intertidal areas of the brittle stars habitat is in the Bilik Beach, Baluran National Park. Ophiuroidea is important to be studied in the conservation area, Baluran National Park, because it is a natural conservation area that has native ecosystems and is managed with a zonation system and utilized for natural tourism, research, science and education purposes. This study aims to determine the type of brittle stars found on the Baluran National Park. The method used in this research is descriptive method with road sampling technique in the Bilik Beach area. The brittle stars species found and described are 8 species, namely Ophiomastix annulosa, Ophiocoma scolopendrina, O. brevipes, Ophioplocus imbricatus, Ophiolepis cardioplax, O. superba, Ophiarachna parvispina, and Macrophiothrix longipeda.
POLA DISTRIBUSI POPULASI POHON Rhizophora stylosa Griff. DI PANTAI BILIK TAMAN NASIONAL BALURAN Sara Fati Indra; Sudarmadji Sudarmadji; Rendy Setiawan
Jurnal Hutan Tropis Vol 7, No 3 (2019): Jurnal Hutan Tropis Volume 7 No 3 Edisi November 2019
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.142 KB) | DOI: 10.20527/jht.v7i3.7512

Abstract

Pantai Bilik adalah salah satu pantai yang terletak di wilayah Taman Nasional Baluran yang terdapat hutan mangrove. Salah satu jenis mangrove yang ada di Pantai Bilik yaitu Rhizophora stylosa Griff.Rhizophora stylosa Griff.merupakan salah satu jenis mangrove sejati yang memiliki fungsi ekologis sebagai penahan gelombang. Berdasarkan fungsinya tersebut, distribusi R. stylosaGriff. terletak di bagian depan dibandingkan dengan jenis magrove lainnya. Pola distribusi suatu tumbuhan dapat digunakan untuk memberi informasi tentang karakteristik lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pola distribusi populasi pohon Rhizophora stylosa Griff. di Pantai Bilik Taman Nasional Baluran. Metode transek ploting digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan plot ukuran 10x10 m2dan dilakukan digitasi titik-titik koordinatmenggunakan GPS (Global Positioning System). Digitasi hanya dilakukan pada jenis R. stylosaGriff. dengan diameter pohon >10 cm yang ada di dalam plot. Jumlah plot yang digunakan yaitu 106 plot, sehingga luas lokasi pengambilan data adalah 10600 m2. Selanjutnya data dianalisis menggunakan ArcGIS dan indeks Morisita terstandar. Berdasarkan hasil peta pola distribusi menggunakan ArcGIS dan indeks Morisita terstandar, pola distribusi R. stylosaGriff. di Pantai Bilik Taman Nasional Baluran adalah mengelompok
Co-Authors Abed Nego, Abed Agustina, Rizka Aida Mursyidah Akas Pinaringan Sujalu Alfian, Ridho Amalia, Rizqy Ambarwati, Dwita Ananda, Mia Bella Dwy Ananda, Rizky Putra Anggara, Argy Anggreini, Widyantari Anik Suwandari Anjani, Rifkah Ajeng Ardyansyah, Mochammad Aditya Ardyansyah Ari Irawan Arif Mohammad Siddiq Arif Pratiwi Arif Pratiwi Audyna, Sayyidha Rahma Bambang Supriadi Baraas, Abdillah Cahyono, Haris Cloudya, Cindy Dwi Setyati Dwi Susanto, Miftha Amilia Eva Tyas Utami Fandani, Septian Theo Febrianti, Silvia Dwi Firmansyah, Puji Fresha Aflahul Ula Fresha Aflahul Ula Fuad Bahrul Ulum GALIH WICAKSONO Galih Wicaksono Hanif Roudhatul Firdausiyah Haris Cahyono Hidayat Teguh Hidayatullah, Alhabsy Iqbal Setiawan Saputra Joanita Jalianery Kanthi A. Widayati Kevin Cahya A.U Krisnamurti Krisnamurti Kristiana kristiana Kurniawan, Joko Kusuma, Emy Rizta Lailiyah, Refi Umairotul Lia Sandra Parwatiningsih Luh Putu Indah Budyawati Lukman Hakim Melinda Melinda Mita Yuni Aditiya Mufidatul Khoironiyah Muhammad Kurniawan Mujahiddin, Dwi Ery Mukhamad Su'udi Nabella, Putri Rama Nasyua, Shavira Destia Nila Mutia Dewi Nindy Agusti Wulansari Nindy Agusti Wulansari Ningrum, Asyifa Yasmin Octavianus, Jaeson Peronika, Agustina Pradana, Yuan Zulia Pradina Purwati Pratiwi, Arif Purwatiningsih Purwatiningsih Purwatiningsih, P. Qisti, Nissaul Rajagukguk, Katarina Rani Rani, Cynthia Ravitamala, El Shania Rifiqa Indrie Wahyudi Rika, Rika Rike Oktarianti Rina Maryanti Rosida, Waki’atil Roziqoh, Wasiatur Sabila, Firman Syauqi Nur Sabrina, Ifa Annisa Santi Feronika Sijabat Santi Feronika Sijabat Sara Fati Indra Sari, Intan Suci Novita Setianto, Erwan Sihombing, Dea Elisa Silaban, Pangeran O. J Simanjorang, Rican Siti Rofiah, Siti Suci Rahayu, Dwi Sudarmadji Sudarmadji Sudarmadji, S. Sulistiyowati, Hari Supriadi, Dudun Susantin Fajariyah Syafira Lailatul Ulfa Marfuah Syahputra, Daniel Syamsul Arifin Talitha Azza Meidyna Putri Tri Atmowidi Tsaniyah Indah, Zainatuts Umi Khabibah Wahyu Tri Agustin Wardiani, Fefi Eka Wati, Dewi Erna Wimbaningrum, Retno Yudesman, Fatriani Margareta Yusana, Erli Viyan Zuhdi Yahya, Zuhdi