Claim Missing Document
Check
Articles

Media Sosial sebagai Instrumen Advokasi Politik Hukum: Studi Kasus Gerakan Penolakan RUU Kontroversial di Indonesia Dwiyanti, Sri; Habeaha, Binner; Alamsyah, Prayudi; Maulana, Ihsan; Ali Fikri, Romadlon Adi; Haspada, Denny; Rosidawati Wiradirja, Imas
JURNAL ILMU BUDAYA Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Ilmu Budaya
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34050/jib.v13i1.46372

Abstract

Transformasi partisipasi publik dalam era digital telah membawa media sosial menjadi instrumen advokasi hukum yang signifikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana media sosial digunakan sebagai sarana advokasi dalam konteks politik hukum di Indonesia, khususnya dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan yang kontroversial. Dengan pendekatan deskriptif-normatif, penelitian ini menelaah norma hukum positif dan prinsip politik hukum yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun media sosial berperan besar dalam mobilisasi aspirasi masyarakat, kerangka hukum nasional belum secara eksplisit mengakui dan mengakomodasi bentuk partisipasi digital sebagai bagian sah dari proses legislasi. Oleh karena itu, dibutuhkan reorientasi politik hukum dan pembentukan regulasi turunan yang mampu mengintegrasikan media sosial dalam sistem legislasi demokratis di Indonesia.
PENGARUH SUMBER AHA BERBAHAN DASAR ALAMI DAN PERSENTASE TERHADAP HASIL KOSMETIK LULUR Marliati, Nolis; Dwiyanti, Sri
Jurnal Tata Rias Vol. 2 No. 02 (2013): Vol. 02 No. 02, edisi Yudisium periode Mei 2013
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jtr.v2n02.2486

Abstract

Abstrak Kulit kotor, kusam dan kering akibat pengaruh cuaca bisa diatasi dengan perawatan kulit menggunakan kosmetik lulur. Fungsi kosmetik lulur adalah mengangkat sel-sel kulit mati. AHA merupakan asam karboksilat yang terdapat pada buah dan susu. AHA bekerja melunakkan sel kulit mati dan merangsang pertumbuhan sel kulit baru. Maka kosmetik lulur lebih maksimal jika diberi bahan alami yang mengandung AHA(asam glikolat dan asam tartarat) dari ekstrak tebu dan ekstrak buah anggur. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh sumber AHA berbahan dasar alami terhadap sifat organoleptik dan kesukaan. 2) untuk mengetahui pengaruh persentase sumber AHA berbahan dasar alami terhadap sifat organoleptik dan kesukaan 3) untuk mengetahui pengaruh sumber AHA dan persentase sumber AHA berbahan dasar alami terhadap sifat organoleptik dan kesukaan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan sumber AHA asam glikolat dari ekstrak tebu dan asam tartarat dari ekstrak buah anggur dan persentase, variabel terikatnya adalah sifat organoleptik dan kesukaan lulur, variabel kontrolnya adalah bahan dasar kosmetik, alat, teknik pengolahan bahan,kemasan dan waktu pembuatan. Metode pengumpulan data berupa observasi. Analisis data yang digunakan adalah SPSS 16 anava dengan taraf signifikan p < 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada setiap aspek dapat disimpulkan bahwa 1) Sumber AHA dari ekstrak buah anggur berpengaruh terhadap warna kosmetik lulur dengan p=0,000 (p < 0,05). 2) Persentase 7% berpengaruh terhadap aroma kosmetik lulur dengan p=0,000 (p < 0,05); warna kosmetik lulur dengan p=0,000 (p < 0,05); kesukaan aroma kosmetik lulur dengan p=0,006 (p < 0,05); kesukaan keseluruhan sifat organoleptik kosmetik lulur dengan p=0,003 (p < 0,05). 3) Interaksi sumber AHA dan persentase sumber AHA tidak berpengaruh terhadap sifat organoleptik dan kesukaan kosmetik lulur. Hasil penelitian diperoleh bahwa kosmetik lulur yang terbaik lulur dengan nilai mean tertinggi uji kesukaan keseluruhan uji organoleptik yaitu 2,9000, diperoleh pada sampel produk dengan sumber AHA dari ekstrak buah anggur dengan persentase 7%. Semakin besar persentase yang ditambahkan maka semakin baik lulur yang dihasilkan, selama dibawah persentase 10%. Kata Kunci: AHA, uji organoleptik, uji kesukaan Abstract Dirty skin, dull and dry due to the influence of weather can be resolved by using a skin care herbal cosmetics. Function is cosmetic scrubs exfoliate dead skin. AHA is a carboxylic acid which is found in fruit and milk. AHA works to soften the dead skin cells and stimulate new skin cell growth. Then cosmetic scrubs if given more leverage natural ingredients containing AHA (glycolic acid and tartaric acid) from sugar cane extract and grape extract. The purpose of this study was 1) to determine the effect of the AHA source on organoleptic properties and passions. 2) to determine the effect of the percentage of the organoleptic properties and passions. 3) to determine the effect of the AHA source and the percentage of the organoleptic properties and passions. This study is an experimental study. The independent variable in this study is the use of glycolic acid from sugar cane extract source and tartaric acid from grape extract and percentage, the dependent variable is the organoleptic properties and passions scrubs, control variables are the basic ingredients of cosmetics, tools, materials processing techniques, packaging and time. Data collection methods such as observation. Analysis of the data used was SPSS 16 ANOVA with significance level p <0.05. Based on the results obtained in every aspect can be concluded that 1) AHA source of the grape extracts affect the color cosmetic scrubs with p = 0.000 (p <0,05). 2) Percentage of 7% effect on smell cosmetic scrubs with p = 0.000 (p <0.05); color cosmetic scrubs with p = 0.000 (p <0.05); passions smell of herbal cosmetics with p = 0.006 (p <0, 05); passions herbal cosmetics overall organoleptic properties with p = 0.003 (p <0,05). 3) Interaction sources and percentage AHA source does not affect the organoleptic properties of herbal cosmetics and passions. The result showed that the best cosmetic scrub with the highest mean value of the overall passions organoleptic test is 2.9000, obtained on samples of products with AHA source of grape extract with percentage of 7%. The greater the percentage, the better the scrubs added generated, for under the percentage of 10%. Keywords: AHA source, percentages, organoleptic properties, passions.
PENGARUH PROPORSI KULIT SEMANGKA DAN TOMAT TERHADAP HASIL JADI MASKER WAJAH BERBAHAN DASAR TEPUNG BERAS Anjani, Shelma; Dwiyanti, Sri
Jurnal Tata Rias Vol. 2 No. 3 (2013): e-journal vol.2 No. 03, Edisi Yudisium Oktober 2013
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jtr.v2n3.3921

Abstract

Masker wajah merupakan kosmetik yang dipergunakan pada tahapan terakhir dalam perawatan kulit wajah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh jumlah penambahan kulit semangka dan tomat terhadap sifat fisik, serta pengaruh interaksi terhadap pembuatan masker wajah meliputi kelembutan, warna, daya lekat dan kesukaan panelis. Bahan yang digunakan yaitu kulit semangka, tomat dan tepung beras. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tahap I adalah penelitian pra eksperimen dan tahap II adalah penelitian utama. Variabel bebas dari penelitian ini adalah jumlah kulit semangka dan buah tomat (20%:80%, 40%:60%, 60%:40% dan 80%:20%) sedangkan variabel terikatnya yaitu sifat fisik organoleptik masker yang meliputi kelembutan, warna, daya lekat dan kesukaan panelis. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi melalui uji sifat fisik organoleptik yang dilakukan oleh panelis terlatih dan semi terlatih 30 orang. Analisis data dengan menggunakan uji Anova satu arah(one way) dengan program SPSS. Uji lanjutan dengan menggunakan uji lanjut Duncan. Berdasarkan hasil analisis anava tunggal terdapat pengaruh penambahan jumlah kuit semangka dan tomat berbahan dasar tepung beras terhadap sifat fisik masker meliputi kelembutan, warna, daya lekat dan kesukaan panelis. Hasil produk terbaik pada produk masker dengan proporsi kulit semangka 20% dan tomat 80% menghasilkan masker yang lembut, lekat, berwarna putih merah muda dan disukai panelis. Kata Kunci : Masker Wajah, Kulit Semangka dan Tomat ABSTRACT Face mask is cosmetic used on the last step of skin face treatment. The purpose of this research was to know the effect of watermelon peel and tomato addition toward physical properties and interaction effect toward face mask production involving smoothness, color, adhesiveness, and panelists favorite. Ingredients used were watermelon peel, tomato, and rice flour. Type of this research was experimental research, with step I was pre-experimental research and step II was main research. Independent variables of this research were amount of watermelon peel and tomato (20% : 80%, 40% : 60%, 60%, 40%, and 80% : 20%), while dependents variables were physical properties of mask organoleptic involving smoothness, color, adhesiveness, and panelists favorite. Data collecting technique used was observation method through the test of physical organoleptic properties performed by skilled panelist and semi-skilled panelist as 30 persons. Data analyzed using oneway Anava by SPSS program. The advanced test conducted with Duncan test. Based on oneway Anava analysis, there were effects in addition of watermelon peel and tomato on rice flour-based mask toward physical properties involving smoothness, color, adhesiveness, and panelists favorite. The best product was masker with proportion 20% water melon peel and 80% tomato, it resulted smooth masker, adhesive, pinky-white color, and favored by panelists. Keyword: face mask, watermelon peel, and tomato.
PEMANFAATAN AMPAS KEDELAI PUTIH DAN AMPAS KOPI DENGAN PERBANDINGAN BERBEDA DALAM PEMBUATAN LULUR TRADISIONAL UNTUK PERAWATAN TUBUH Hertina, Tiur nur; Dwiyanti, Sri
Jurnal Tata Rias Vol. 2 No. 3 (2013): e-journal vol.2 No. 03, Edisi Yudisium Oktober 2013
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jtr.v2n3.4064

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui; 1) hasil jadi lulur tradisional denga perbandingan ampas kedelai 30 g dan ampas kopi 10 g, 2) hasil jadi lulur tradisional denga perbandingan ampas kedelai 20 g dan ampas kopi 20 g, 3) hasil jadi lulur tradisional denga perbandingan ampas kedelai 10 g dan ampas kopi 30 g, 4) pengaruh perbandingan ampas kedelai dan ampas kopi terhadap sifat organoleptik (aroma, tekstur, kekentalan) dan kesukaan panelis) pada lulur tradisional. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode eksperimen ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara memberikan suatu atau lebih perlakuan atau satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Metode pengumpulan mengggunakan metode observasi. Untuk analisis data penelitian menggunakan SPSS anova tunggal dan duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) hasil jadi lulur tradisional dengan perbandingan ampas kedelai 30 g dan ampas kopi 10 g dilihat dari sifat organoleptik nilainya paling rendah, memiliki kandungan isoflavon 0,18%, 2) hasil jadi lulur tradisional dengan perbandingan ampas kedelai 20 g dan ampas kopi 20 g dilihat dari sifat organoleptik nilainya paling tinggi, memiliki kandungan isoflavon 0,11%, 3) hasil jadi lulur tradisional dengan perbandingan ampas kedelai 10 g dan ampas kopi 30 g dilihat dari sifat organoleptik nilainya ditengah-tengah, memiliki kandungan isoflavon 0,07%, 4) ada pengaruh penambahan ampas kopi dan ampas kedelai putih terhadap sifat organoleptik (aroma, tekstur, kekentalan) dan tingkat kesukaan panelis pada lulur tradisional. Kata Kunci : Eksperimen Lulur Tradisional Ampas Kedelai dan Ampas Kopi Abstract The research aims to determine: 1) the results of the comparison premises so traditional herbal of soybean dregs and coffee grounds 30 g 10 g, 2) the results of the comparison premises so traditional herbal of soybean dregs and coffee grounds 20 g 20 g, 3) the results so traditional herbal premises comparison of the of soybean dregs and 10 g 30 g coffee grounds, 4) the effect of the ratio of soybean dregs and the dregs of coffee on the organoleptic properties (aroma, texture, consistency) and favorite panelist) on traditional scrubs. This type of research is experimental research. This experimental method is done by holding the manipulation of objects of research as well as the controls. This study aims to determine the possibility of a causal relationship by giving a better treatment or or one or more groups of untreated controls. Collection methods use traditional methods of observation. For the analysis of research data using SPSS ANOVA and Duncan single. The results showed that: 1) the results so traditional herbal of soybean dregs and 30 g 10 g coffee grounds seen from the organoleptic properties of the lowest value, has a 0.18% isoflavone content, 2) the results so traditional scrub with 20 g of soybean dregs 20 g coffee grounds and views of the organoleptic properties of the highest value, has a 0.11% isoflavone content, 3) the results so traditional scrub with soybean dregs 10 g 30 g coffee grounds and views of the organoleptic properties of the value in the middle, contains isoflavones 0.07%, 4) no effect of the addition of coffee grounds and white soybean dregs of the organoleptic properties (aroma, texture, consistency) and level of preference panelists on traditional scrubs. Keywords: Experimental Traditional Body Scrub and Dregs Dregs Soy Coffee
PENGARUH PERBANDINGAN GULA DAN MADU TERHADAP HASIL JADI KOSMETIK EPILASI Ewamaharani, Dzulfi; DWIYANTI, SRI
Jurnal Tata Rias Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jtr.v7n2.24154

Abstract

Abstrak: Epilasi umumnya berbahan lilin yang menyebabkan kulit rentan iritasi. Maka, digunakan bahan alami untuk kosmetik epilasi yaitu gula dan madu. Gula mengandung glycolic acid untuk pengembangan kolagen dan alpha hydroxyl acid (AHA) untuk menstimulasi sel-sel baru sedangkan, madu mengandung vitamin C sebagai anti oksidan dan anti bakteri. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh perbandingan gula dan madu terhadap hasil jadi kosmetik epilasi yang meliputi aroma, teksur, kekentalan, dan daya angkat maksimal rambut pada kaki; 2) mengetahui hasil perbandingan gula dan madu terbaik sebagai kosmetik epilasi untuk menghilangkan rambut kaki. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan variabel bebas perbandingan gula dan madu sebanyak (50gr:50ml), (40gr:60ml), dan (30gr:70ml). Variabel terikat yaitu hasil jadi kosmetik epilasi dengan kriteria aroma, tekstur, kekentalan, dan daya angkat rambut kaki. Variabel kontrol antara lain 1) peneliti yang mengerjakan dalam pembuatan kosmetik epilasi sama; 2) penambahan lemon sebanyak 10ml tiap perbandingan; 3) madu yang digunakan madu hutan; 4) gula yang digunakan gula pasir; 5) proses pembuatan sama; 6)jenis dan jumlah bahan; 7) alat yang digunakan harus sama,bersih,dan sesuai fungsi; dan 8) ketebalan, area, serta kerapatan rambut kaki sama. Metode pengumpulan data menggunakan observasi yang dilakukan oleh 25 panelis. Teknik analisis data menggunakan uji anova tunggal dengan bantuan program SPSS 16 untuk menunjukkan hasil dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perbandingan gula dan madu terhadap hasil jadi kosmetik epilasi. Berdasarkan hasil uji anova tunggal yang dilakukan terhadap hasil jadi kosmetik epilasi dilihat dari aroma memiliki nilai signifikan 0,001 (?<0,05), nilai signifikan tekstur 0,000 (?<0,05), kekentalan memiliki nilai signifikan 0,000 (?<0,05), dan nilai signifikan daya angkat 0,000 (?<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh nyata perbandingan gula dan madu terhadap hasil jadi kosmetik epilasi dilihat dari aroma dan daya angkat tetapi, kurang berpengaruh terhadap tekstur dan kekentalan. Kosmetik epilasi terbaik dihasilkan dari perbandingan gula dan madu X2 (40gr gula dan 60ml madu) dengan kosmetik epilasi beraroma khas gula dan khas madu, tekstur sangat halus, cukup kental dan mudah diaplikasikan pada kulit, serta daya angkat sangat baik sehingga rambut kaki terangkat seluruhnya. Kata Kunci : Rambut kaki, epilasi, gula, madu, sugaring Abstract: Epilation is removing hair from its root. In most cases, epilation employs candle as the material causing an irritation on skin. Hence, it is better to use natural materials like sugar and honey. Sugar consists glycolic acid to collagen development and alpha hydroxyl acid (AHA) to stimulate new cells, and honey possesses vitamin C in it as anti-oxidants and anti-bacteria. The research aims to 1) reveal the influence of the ration of natural epilation cosmetic involving scent, texture, consistency, and maximum lift on legs hair; 2) reveal the result of best ratio of sugar and honey in legs hair removal. The research is experimental with independent variable for sugar and honey ratio comprising (50gr:50ml), (40gr:60ml), and (30gr:70ml). The dependent variable is the result of epilation cosmetic with scent, texture, consistency, and legs hair maximum lift as the criteria. The control variables are 1) the researcher must be same in conducting making epilation cosmetic; 2) lemon addition is as much as 10ml; 3) the research must use forest honey; 4) the research must use granulated sugar; 5) the making process has to be same; 6) material type and amount; 7) the tools have to be same, clean, and functionally appropriate; and 8) the thickness, area, and density of legs hair have to be same. Method of collecting data employs observation method conducted by 25 panelists. The test result data is analyzed by using SPSS 16 program, particularly single anova test followed by Duncan test. The result inclines that there is a real influence of the ratio of sugar and honey to the final result of epilation cosmetic. According to the anova test result of cosmetic epilation seen from aroma has significant value 0,001 (?<0,05), significant value of texture 0,000 (?<0,05), viscosity has significant value 0,000 (?<0,05), and a
PENGARUH PROPORSI BAYAM HIJAU (Amaranthus tricolor L) DAN TEPUNG BERAS (Oryza sativa L) TERHADAP HASIL JADI MASKER TRADISIONAL DIANA RAHMAWATI, IRMA; DWIYANTI, SRI
Jurnal Tata Rias Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jtr.v7n2.24186

Abstract

Abstrak: Proporsi bayam hijau dan tepung beras pada masker tradisional dapat digunakan sebagai perawatan kulit wajah. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh proporsi bayam hijau dengan 3 produk yaitu (a) X1 (20%: 80%), (b) X2 (30%: 70%), dan (c) X3 (40%: 60%) pada hasil jadi masker tradisional. Jenis penelitian ini adalah True Eksperimental Design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Berdasarkan Uji statistik dengan menggunakan anava tunggal, terdapat pengaruh proporsi bayam hijau dan tepung beras terhadap hasil jadi masker tradisional dari warna, tekstur, aroma, daya lekat dan tingkat kesukaan panelis yang signifikan dengan nilai kurang dari 0.05. Sedangkan dari lima aspek dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3.96 ada pada aspek tingkat kesukaan panelis, dan hasil penelitian berdasarkan nilai dari seluruh aspek penilaian (a) X1 memiliki rata-rata 5.21, (b) X2 memiliki rata-rata 3.41, (c) X3 memiliki rata-rata 2.75 dan dari ketiga proporsi yang paling disukai panelis yaitu dengan rata-rata 3.96 pada proporsi X2 (30% bayam hijau dan 70% tepung beras) ditinjau pada seluruh aspek. Kata kunci : Bayam hijau, anti aging, masker tradisional, kulit wajah Abstract: The proportion of green spinach and rice flour on a traditional mask can be used as a facial skin care. The aim of this research was to determine the effect of green spinach proportion with 3 products, namely (a) X1 (20%: 80%), (b) X2 (30%: 70%), and (c) X3 (40%: 60%) on traditional mask result. This type of research is True Experimental Design. Data collection method used is observation. Based on statistical tests using a single anava, there is an effect of the proportion of green spinach and rice flour on the results so the traditional mask of color, texture, aroma, adhesion and panelist favorability are significant with values less than 0.05. While the five aspects with the highest average score of 3.96 are in the panelist favorites aspect, and the research results based on the value of all aspects of the assessment (a) X1 has an average of 5.21, (b) X2 has an average of 3.41, (c ) X3 has an average of 2.75 and of the three most preferred proportions of panelists with an average of 3.96 in the proportion of X2 (30% green spinach and 70% rice flour) reviewed in all aspects. Keywords : Green spinach, anti aging, traditional mask, facial skin
PERBANDINGAN PEWARNA BUATAN DAN PEWARNA ALAMI SARI BUAH MURBEI TERHADAP KEALAMIAN LUKA (LUKA SAYAT TIGA DIMENSI PADA TANGAN) NIDYA AUDRY N, DARA; DWIYANTI, SRI
Jurnal Tata Rias Vol. 7 No. 3 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jtr.v7n3.25165

Abstract

ABSTRAK PERBANDINGAN PEWARNA BUATAN DAN PEWARNA ALAMI SARI BUAH MURBEI TERHADAP KEALAMIAN LUKA (LUKA SAYAT TIGA DIMENSI PADA TANGAN) Nama : Dara Nidya Audry Neyza NIM : 13050634035 Program studi : S1 Pendidikan Tata Rias Jurusan : Pendidikan Kesejateraan Keluarga Fakultas : Teknik Nama Lembaga: Universitas Negeri Surabaya Pembimbing : Sri Dwi Yanti S.Pd., MPDS Makeup luka sayat tiga dimensi pada tangan umumnya diterapkan untuk menciptakan karakter dalam pengambaran film action dan thriller. Dalam penelitian ini, pewarna dari buah murbei yang diambil sarinya sebagai alternatif untuk menghasilkan makeup luka sayat, yang bertujuan untuk (1) membandingkan pewarna buatan dan pewarna alami sari buah murbei dalam menciptakan realistis makeup, aman bagi kulit dan untuk (2) menentukan pewarna mana yang paling disukai observer. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental, data yang dikumpulkan mengunakan lembar observasi dan kuesioner dengan melibatkan 30 observer. Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa warna yang paling menguntungkan dari pewarna merah tua dengan rata-rata skor (4 dari 4), adalah pewarna sari buah murbei. Tekstur kulit luka (4 dari 4) dan tetes darah (3,86 dari 4) dihasilkan dari makeup luka sayat menggunakan pewarna alami sari buah murbei juga lebih baik dibandingkan dengan pewarna buatan. Tidak hanya pembengkakan di kulit (3,86 dari 4) dari makeup luka sayat yang dilakukan oleh pewarna alami sari buah murbei tetapi juga kulit pucat (3,93 dari 4) tampak lebih diinginkan daripada pewarna buatan. Sebagian besar observer (81-100%) setuju bahwa penggunaan sari buah murbei adalah memuaskan, (0-40%) tidak menyukai penerapan pewarna buatan untuk menghasilkan luka sayat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pewarna sari buah murbei berlaku untuk digunakan sebagai pewarna alami alternatif dalam menciptakan efek luka sayat. Kata kunci: Makeup efek luka sayat, Pewarna buatan, Pewarna alami /organik, murbei. ABSTRACT COMPARING SYNTHETIC SKIN DYE AND MULBERRY NATURAL SKIN DYE TO CREATE REALISTIC SCAR MAKEUP (THREE DIMENSION CUTS ON HANDS) Name : Dara Nidya Audry Neyza Registration number : 13050634035 Program of Study : Graduate of Cosmetology Education Department : Home Economics Faculty : Faculty of Engineering Name of Institution : Universitas Negeri Surabaya Advisor : Sri DwiYantiS.Pd., MPDS Cuts or scrapes makeup three dimention is commonly applied for creating characters in action and thriller movies. In this study, an alternative skin dye extracted from mulberries was proposed to generate scar makeup. The purpose of this study were to (1) compare synthetic dye and mulberry natural skin dye in creating a safe, realistic scar makeup and to 2) tdetermine which skin dye mostly liked by the observers. This study used experimental approach. Data was collected using observation sheet and questionnaire involving 30 observers, and subsequently analyzed descriptively. Result showed that the most favorable color of the skin dye dark red, with the average score 4 (out of 4), was mulberry natural skin dye. Wound texture (4 out of 4) and blood drops (3.86 out of 4) resulted from scar makeup using mulberry skin dye were also better compared to synthetic skin dye. Not only wound swelling (3.86 out of 4) from the scar makeup performed by mulberry skin dye but also skin paleness (3.93 out of 4) looked were more desirable rather than the synthetic one. Most of the observers (81-100%) agreed that the use of mulberry natural skin dye was satisfying, (0-40%) disliked the application of synthetic dye to generate scar makeup. Taken together, this study concluded that mulberry skin dye was promising and applicable to be used as alternative skin dye in creating scar makeups. Keywords: scar makeup, synthetic dye, natural/organic dye, mulberry.
Pengaruh Prporsi Tepung Beras dan Bubuk Kunyit Putih (Curcuma zedoaria Rosc.) Terhadap Hasil Lulur Bubuk Tradisional SEPTA ERLINAWATI, WULAN; DWIYANTI, SRI
Jurnal Tata Rias Vol. 7 No. 3 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jtr.v7n3.25216

Abstract

AbstrakPengaruh Prporsi Tepung Beras dan Bubuk Kunyit Putih (Curcuma zedoaria Rosc.) Terhadap Hasil Lulur Bubuk TradisionalNama : Wulan Septa ErlinawatiNim : 13050634006Program studi/angkatan : S1 Pendidikan Tata Rias/2013Fakultas : TeknikNama lembaga : Universitas Negeri Surabaya Pembimbing : Sri Dwiyanti, S.Pd., M.PSDM Lulur merupakan salah satu jenis kosmetika tradisonal yang dapat digunakan sebagai perawatan kulit tubuh untuk mempertahankan kesehatan, mencerahkan dan mengangkat sel kulit mati.Tepung beras dan kunyit putih dapat di manfaatkan sebagai bahan dasar dan bahan aktif lulur tradisional karena kunyit putih mengandung zat antioksidan yang sangat tinggi berfungsi untuk mencerahkan, melembabkan kulit dan dapat memudarkan bekas luka pada kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proporsi tepung beras dan kunyit putih (Curcuma zedoaria Rosc.) terhadap 1) Sifat fisik lulur tradisional yang meliputi aroma, warna, terkstur, dan daya lekat. 2) kesukaan panelis. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah proporsi tepung beras dan kunyit putih yaitu X1 (3:2), X2 (2:3), X3 (1:4). Variabel terikat adalah sifat fisik yang meliputi aroma, warna, tekstur, daya lekat, dan kesukaan panelis. Pengumpulan data dengan metode observasi yang dilakukan oleh 30 panelis. Data dianalisis dengan menggunakan anova tunggal dan dilanjutkan dengan uji Duncan menggunakan program spss versi 16. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh proporsi tepung beras dan kunyit putih terhadap hasil lulur bubuk tradisional. Proporsi X2(2:3) menghasilkan aroma, warna, tekstur, daya lekat paling baik dibandingkan proporsi lainnya, yaitu beraroma khas kunyit putih, berwarna krem, tekstur kasar dan lekat. Proporsi X2 (2:3) paling disukai panelis dibandingkan dengan proporsi lainnya .Kata kunci: Lulur tradisional, kunyit putih, tepung beras AbstractThe Influence Proportion of Rice Flour and White Turmeric (Curcuma zedoaria Rosc.) On the Results of Traditional Powder Scrubs Name : Wulan Septa ErlinawatiRegistration number : 13050634006Study program/year : Graduate of Cosmetology Education /2013Faculty : EngineeringInstitution : Universitas Negeri Surabaya Advisor : Sri Dwiyanti, S.Pd., M.PSDM Scrubs is one of the traditional types of cosmetics which can be used as a skin care body to maintain health, brighten and lift the dead skin cells. Rice flour and white turmeric flour can take advantage of as the basic ingredients and active ingredients of traditional body scrub because white turmeric contain a very high antioxidant substances serve to brighten, moisturize the skin and can fades scars on the skine. The purpose of this study was to determine the effect of the proportion of rice flour and white turmeric (Curcuma zedoaria Rosc.) On 1) the physical properties of traditional scrubs which include aroma, color, texture, and stickiness. 2) panelist preferences. This research type is experiment. The independent variables in this research are the proportion of rice flour and white turmeric that is X1 (3: 2), X2 (2: 3), X3 (1: 4). Bonded variables are physical properties which include aroma, color, texture, stickiness, and panelist preference. Data collection with observation methods conducted by 30 panelists. Data were analyzed using single anova and continued with Duncans test using the SPSS version 16 program. The results of this study are that there is an effect of the proportion of rice flour and white turmeric on the results of traditional powder scrubs. The proportion of X2 (2: 3) produces the best aroma, color, texture, adhesion compared to other proportions, namely the distinctive scent of white turmeric, cream color, rough and sticky texture. The proportion of X2 (2: 3) is most preferred by panelists compared to other proportions. Key words: traditional powder scrub, white tumeric, rice flour
PERBANDINGAN PROPORSI LIDAH BUAYA DAN BUNGA MAWAR TERHADAP HASIL JADI MASKER KERTAS (SHEET MASK) FIRDAUSI, ZAHRINA; DWIYANTI, SRI
Jurnal Tata Rias Vol. 7 No. 3 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jtr.v7n3.26381

Abstract

Abstrak Masker Kertas (Sheet Mask) merupakan lembaran kain berbentuk wajah yang direndam dalam larutan nutrisi, masker ini dianggap mudah dalam pemakaiannya. Lidah buaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar cairan masker kertas karena mengandung senyawa kimia diantaranya adalah lignin dan selulosa, saponin, dan zat alomicin yang bermanfaat untuk kecantikan. Bunga mawar memiliki aroma yang khas yang dapat dimanfaatkan sebagai aromatherapy pada cairan masker kertas. Tujuan dari penelitian ini : 1) Untuk mengetahui pengaruh perbandingan proporsi lidah buaya dan bunga mawar terhadap hasil jadi masker kertas yang meliputi aroma, memberikan rasa segar, kenyamanan dikulit wajah, pengaplikasian dikulit wajah dan tingkat kesukaan panelis. 2) Untuk mengetahui hasil jadi masker kertas yang paling baik ditinjau dari aroma, memberikan rasa segar, kenyamanan dikulit wajah, pengaplikasian dikulit wajah dan tingkat kesukaan panelis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi yang dilakukan oleh 15 orang responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Anava tunggal dan dilanjutkan dengan uji Duncan menggunakan program SPSS 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terdapat pengaruh perbandingan lidah buaya dan bunga mawar terhadap hasil jadi cairan masker kertas. Masker kertas yang terbaik dilihat dari uji organoleptik memberikan rasa segar, kenyamanan dikulit wajah dan tingkat kesukaan panelis adalah perbandingan X2 (8ml lidah buaya dan 4ml bunga mawar), sedangkan masker kertas yang terbaik dilihat dari uji organoleptik aroma dan pengaplikasian dikulit wajah (rasa lengket setelah penggunaan masker kertas) adalah perbandingan X3 (4ml lidah buaya dan 8ml bunga mawar). Kata Kunci: Masker Kertas, Lidah Buaya, Bunga Mawar. Abstract Sheet Mask is a sheet of cotton shaped like a face soaked in a nutrient solution. Aloe vera can be used as base for liquid on sheet masks because it contains chemical compounds including lignin and cellulose, saponins, and allomicin substances that are beneficial for beauty. Roses have a distinctive scent that can be used as an aromatherapy for liquid on sheet mask. The objectives of this study include: 1) To determine the effect of the comparison of the proportions of aloe vera and roses to the results of sheet mask which include scent, freshness, comfort for the face skin, application of the face skin and the level of preference of panelists. 2) To find out the results of the sheet masks that are the best in terms of scent, provide fresh taste, comfort for the face skin, application of the face skin and the level of preference of the panelists. This research is an experimental research. Data collection is done by the method of observation carried out by 15 respondents. Data analysis was performed using a single Anava and continued with the Duncan test using the SPSS 24 program. The results showed: There was an effect of the ratio of aloe vera and roses to the results of becoming sheet masks. The best paper masks seen from the organoleptic test provide fresh taste, comfort in the skin and the panelists favorite level is the comparison of X2 (8ml aloe vera and 4ml roses), while paper masks are best seen from organoleptic scent and application to facial skin (sticky taste after use of sheet masks) is a comparison of X3 (4ml aloe vera and 8ml rose). Keywords: Sheet Mask, Aloe Vera, Rose Flower.
PELATIHAN TATA RIAS WAJAH KOREKTIF PADA TIM PADUAN SUARA GITA JALA CENDEKIA DI UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA UNTUK MEMBERIKAN KESAN WAJAH SERUPA SAAT PENAMPILAN SEPTIKA ARIANI, JIHAN; DWIYANTI, SRI
Jurnal Tata Rias Vol. 7 No. 3 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jtr.v7n3.26393

Abstract

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Mengetahui bagaimana aktivitas peserta terhadap pelatihan make up korektif pada tim paduan suara Gita Jala Cendekia Universitas Hang Tuah Surabaya, 2) Mengetahui bagaimana hasil keterampilan peserta pada pelatihan make up korektif pada tim paduan suara Gita Jala Cendekia Universitas Hang Tuah Surabaya, 3) Mengetahui respon respon peserta selama pelatihan make up korektif pada tim paduan suara Gita Jala Cendekia Universitas Hang Tuah Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan rancangan penelitian pretest posttest design. Subjek penelitian 25 orang anggota Tim Paduan Suara Gita Jala Cendekia Universitas Hang Tuah Surabaya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes kinerja, dan angket. Metode analisis menggunakan rata-rata untuk respon peserta, hasil pelatihan menggunakan uji-t dan aktivitas peserta dengan menggunakan presentase. Data hasil tata rias wajah korektif dari nilai pretest dan posttest menunjukkan perbedaan yang signifikan dan peningkatan setelah dilakukannya pelatihan tata rias wajah korektif dengan metode demonstrasi dengan panduan handout dan PPT. Hasil akhir yang diterima menunjukkan terdapat peningkatan keterampilan merias wajah korektif sesudah dilakukan pelatihan pada Tim Paduan Suara Gita Jala Cendekia di Universitas Hang Tuah Surabaya. Aktivitas peserta pelatihan memperoleh penilaian dengan presentase keseluruhan 96% dalam kategori sangat baik. Respon peserta pelatihan tata rias wajah korektif memperoleh penilaian dengan hasil rata-rata keseluruhan 3,50 dalam kategori sangat baik.Kata Kunci: Pelatihan, Tata Rias Wajah KorektifAbstract: The purpose of this study was to find out: 1) Knowing how the participants responded to corrective make-up training at the Gita Jala Cendekia Choir team at Hang Tuah University, 2) Knowing the result of participants skills in corrective make-up training at the Gita Jala Cendekia choir team at Hang Tuah University, 3) Knowing respons of participants responses during corrective makeup training. This research is a pre-experimental study with pretest posttest design. The research subjects were 25 members of the Gita Jala Cendekia Choir Team, Hang Tuah University, Surabaya. Data collection methods, performance test, and questionnaires. The method of analysis uses the average response of the participants, the results of the training use the t-test and the activities of participants using percentages.Corrective makeup data from the pretest and posttest values showed significant and increasing differences after corrective makeup training with the demonstration method with manual handouts and Power Point. The final result received showed that there was an increase in corrective makeup skills after training at the Gita Jala Cendekia Choir Team at Hang Tuah University Surabaya. The activity of the training participants was assessed with an overall percentage of 96% in the excellent category. The response of corrective makeup participants received an assessment with an overall average yield of 3.50 in the very good category.Keywords: Training, Corrective Make up
Co-Authors Afkarina, Risqa Alamsyah, Prayudi Alfin Afifi, Astrida Ali Fikri, Romadlon Adi Ampouw, Debby ANDINI SUYONO, RISTA Anggraeni, Amelia Arita Puspitorini Atmaka, Srinirmala Nindya Bidari, Citra Laksmi Chasanah, Siti Cinthiya, Miranda dewayana, Agatha Dewi Gita Nurfaidah Dewi Lutfiati DIANA RAHMAWATI, IRMA Dindy Sinta Megasari DWI ANGGRAINI, NURA Egita, Zerina ERLY SANDI, BERLINDA Evanggelista, Delaya Ewamaharani, Dzulfi Fatin, Anisah Fauziah, Syaviera Alifia Febriana, Aulia Rizqiika Firdaus, Belladona Marviana FIRDAUSI, ZAHRINA Firdausy, Salsabilla Putri Graha, Alsya Putri Nuh Habeaha, Binner Hariono, Amelia Anjani Haspada, Denny Ikbar, Idel Eg Nidia Issaura, Yollanda Istighfarin, Tsalatsa Baroqi Salsabil Kartinasari, Naruzi KECVARA PRITASARI, OCTAVERINA Kiryadona, Chatarina Dias Kumala, Aisah Dian Kusstanti, nia Lailia, Sinta MACHDANIA PUTRI I, CANTIKA Maspiyah Maspiyah Maulana, Ihsan Mayola, Cindy Arinda Mayzura, Elida Cahya Megasari, Dindy Munawaroh, Maulidatul Mustika, Pitaloka Nanda Mutimmatul Faidah Nadiawan, Sonya Putri Nazua, Balqis Fara Nia Kusstianti NIDYA AUDRY N, DARA Ningrum, Fatichatul Ilma Wahyu ningrum, Yuliana Nolis Marliati Novia Restu Windayani, Novia Restu NUR HAKIKI, RAHMA NUR HALIZAH, MELINDA Nurdiana Nurdiana Nurmaylanda, Widya Nurwulandari, Laily Dewi Octabella, dea denada Oktavia, Rhelen Bunga Panggabean, Sri Lynda Deciana Permatasari, Lindya pramudia, ersa villania ayu Pritasari, Octaverina Pritasari, Octaverina Kecvara Putri, Adisty Witama Putri, Salsabila Qonita, Anggi Mara Ramadhanti, Rizqullah Rasika, Annisa Dewi Rekhananda , Karin Riha, Iflachah Lailatul Rosida, Kamilatur Rosida, Rozana Dwita Rosidawati Wiradirja, Imas Sabila, Safira Sal Safira, Aninda nur Saputra, Pratama Yudha Aldi Sari, Dyla Sari, Ineke Kartika SEPTA ERLINAWATI, WULAN Septiawardani, Dea SEPTIKA ARIANI, JIHAN Setyowati, Yeni Shelma Anjani SHOLIHAH, ILMIATUS Siti Zulaikhah Tiur nur Hertina Usodoningtyas, Sri VEGA ARUMSARI, DHINI VITA SAPNA SARI, AL Widiyantari, Dwika Ramadhani WIJANARKO, SETIAWAN Wijaya, Nieke Andina Wilujeng, Biyan Wilujeng, Biyan Yesi Windarti, Sri Wulandari, Novi Amelia Yohana, Erwanda Febri Yolpremzcky, Steffi Olga Desiree Yulianto, Natasya Zulkifli, Rizka