Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG GIZI DAN KESEHATAN REPRODUKSI irawan, andi muh asrul; Umami, Zakia; Rahmawati, Lusi Anindia
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v2i2.369

Abstract

AbstrakMasa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan secara dinamis dan pesat, baik fisik, psikologis, intelektual, sosial, tingkah laku, seksual yang dikaitkan dengan pubertas. Masa remaja merupakan peralihan dari masa remaja ke dewasa. Pertambahan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual. Pentingnya pengetahuan tentang status gizi serta masalah masalah kesehatan reproduksi pada remaja untuk dapat mencegah masalah yang mungkin timbul karena kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan mereka.Tujuan pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini berupa pelatihan cara mengukur status gizi remaja, pemberian materi mengenai kesehatan reproduksi remaja, pengetahuan remaja diukur menggunakan desain one group pre-post-test. Siswa diberikan pertanyaan yang mengukur pengetahuan tentang gizi dan kesehatan reproduksi.Skor Rata-rata pengetahuan siswa sebelum diintervensi dengan Pendidikan gizi sebesar 5,06±1,83, setelah dilakukan intervensi Pendidikan gizi, skor rata-rata siswa meningkat sebesar 8,22±1,22, hal ini menunjukan terjadi peningkatan pengetahun siswa tentang gizi dan kesehatan reproduksi. Kata kunci :Remaja, Pendidikan Gizi Pengetahuan, ReproduksiAbstractAdolescence is a period of dynamic and rapid growth, including physical, psychological, intellectual, social, behavioral, sexual relations with puberty. Adolescence is a transition from adolescence to adulthood. Weight gain and height follow the development of sexual maturity. The importance of knowledge about nutritional status and reproductive health issues in adolescents to be able to prevent problems that may arise due to the lack of knowledge of adolescents about their health. Community development was to increase the knowledge of adolescents. This method of implementing community development was how to measure the nutritional status of adolescents, providing material on adolescent reproductive health, adolescent knowledge was measured using a one group pre-post-test design. The mean of students' knowledge score before intervention with Nutrition Education was 5,06 ± 1,83, after nutrition education interventions, the mean of student knowledge score increased by 8,22 ± 1,22, it showed that the knowledge of students about nutrition and reproductive health was increased. Keywords: Adolescence, Nutrition Education, Knowledge, Reproduction
Analisis Pengetahuan Gizi, Status Gizi, dan Pola Konsumsi Pangan Siswa SD Islam 1 Al Azhar Zakia Umami; Andi Muh Asrul; Amalina Ratih Puspa
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v6i1.500

Abstract

School-age children are a population who are at risk of health. According to the Riskesdas 2018, data for school-age children (5-12 years), the prevalence of underweight was 6,8%, obese 9,2%, and stunting was 16,9%. The purpose of this study was to analyze nutritional knowledge, nutritional status, and consumption patterns of students in SD Islam Al Azhar 1. The design of this study was a cross-sectional study conducted at Al Azhar 1 Islamic Elementary School, Jakarta from March to September 2019. Some students who were involved as respondents in this study were 55 people purposive sampling technique. The results showed that children with obesity were 43.3%, normal was 32.7%, overweight was 20%, and underweight was 3.6%. The number of children with good nutrition knowledge was 33 people (60%), adequate nutrition knowledge was 20 people (36,4%), and poor nutrition knowledge was 2 people (3,6%). Average vegetable consumption was 34.57 grams and is classified as less. While the average fruit consumption was 91.88 grams and is classified as adequate. Chi-Square test results showed no correlation between nutritional status with nutritional knowledge and no correlation between nutritional status with consumption of vegetable and fruit.Keyword – Child, Nutritional Knowledge, Consumption Pattern, Nutritional status
Aktivitas Fisik, Durasi Tidur dan Tingkat Kecukupan Energi pada Anak Obesitas di SD Islam Al Azhar 1 Andi Muh Asrul Irawan; Zakia Umami; Andi Mukramin Yusuf; Harna Harna
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 5, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v5i4.424

Abstract

Abstrak – Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat meningkatkan prevalensi kesehatan yang buruk dimasa depan. Data riskesdas 2018 menunjukan bahwa prevalensi obesitas meningkat dari tahun 2007 sampai 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui durasi tidur aktivitas fisik, asupan energi dan status obesitas SD Islam Al Azhar 1. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah anak yang terlibat sampai akhir penelitian sebanyak 50 anak. Hasil penelitian menunjukan 60% anak memiliki status gizi gemuk/obesitas. Aktivitas fisik anak dengan kategori rendah sebanyak 55% pada anak non obesitas dan 47% pada anak obesitas. Sebagian besar anak memiliki durasi tidur yang baik yaitu kelompok non obesitas (95%) dan obesitas (83%). Tingkat kecukupan energi dengan kategori lebih pada kelompok non obesitas sebesar 35%, sedangkan kelompok obesitas sebesar 37%. Asupan energi yang berlebih beresiko terhadap status gizi anak, walaupun durasi tidur anak sudah baik, namun sebagian besar anak masih memiliki aktivitas yang rendah. Diharapkan pihak sekolah dapat meningkatkan aktivitas fisik melalui ekstrakurikuler yang menunjang aktivitas fisik, selain itu anak perlu mengurangi kebiasaan yang menghambat aktivitas anak seperti menonton TV dan bermain gadget dalam waktu lama.Abstract – Obesity is one of the public health problems that can increase the prevalence of poor health in the future. Data from Riskesdas shows that the prevalence of obesity increased from 2007 to 2018. This study aimed to determine the duration of sleep, physical activity, energy intake, and obesity status at SD Islam Al Azhar 1. This study was a descriptive quantitative observational study with a cross-sectional design. The number of children involved until the end of the study was 50 children. The results showed that 60% of children had nutritional status as being overweight/obese, the results showed that 60% of children had nutritional status as being overweight/obese. Physical activity of children in the low category was 55% in non-obese children and 47% in obese children. Most children have good sleep duration were the non-obese group (95%) and obese (83%). The level of energy sufficiency with high categories in the non-obese group was 35%, while the obese group was 37%. Excessive energy intake is at risk of children's nutritional status, even though the child's sleep duration was good, but most children still have low activity. It is expected that the school can increase physical activity through extracurricular activities that support physical activity, besides that children need to reduce habits that inhibit activities such as watching TV and playing gadgets for a long time.Keyword - Physical activity, Children, Sleep Duration, Obesity
PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG GIZI DAN KESEHATAN REPRODUKSI Andi Muh Asrul Irawan; Zakia Umami; Lusi Anindia Rahmawati
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v2i2.369

Abstract

AbstrakMasa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan secara dinamis dan pesat, baik fisik, psikologis, intelektual, sosial, tingkah laku, seksual yang dikaitkan dengan pubertas. Masa remaja merupakan peralihan dari masa remaja ke dewasa. Pertambahan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual. Pentingnya pengetahuan tentang status gizi serta masalah masalah kesehatan reproduksi pada remaja untuk dapat mencegah masalah yang mungkin timbul karena kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan mereka.Tujuan pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini berupa pelatihan cara mengukur status gizi remaja, pemberian materi mengenai kesehatan reproduksi remaja, pengetahuan remaja diukur menggunakan desain one group pre-post-test. Siswa diberikan pertanyaan yang mengukur pengetahuan tentang gizi dan kesehatan reproduksi.Skor Rata-rata pengetahuan siswa sebelum diintervensi dengan Pendidikan gizi sebesar 5,06±1,83, setelah dilakukan intervensi Pendidikan gizi, skor rata-rata siswa meningkat sebesar 8,22±1,22, hal ini menunjukan terjadi peningkatan pengetahun siswa tentang gizi dan kesehatan reproduksi. Kata kunci :Remaja, Pendidikan Gizi Pengetahuan, ReproduksiAbstractAdolescence is a period of dynamic and rapid growth, including physical, psychological, intellectual, social, behavioral, sexual relations with puberty. Adolescence is a transition from adolescence to adulthood. Weight gain and height follow the development of sexual maturity. The importance of knowledge about nutritional status and reproductive health issues in adolescents to be able to prevent problems that may arise due to the lack of knowledge of adolescents about their health. Community development was to increase the knowledge of adolescents. This method of implementing community development was how to measure the nutritional status of adolescents, providing material on adolescent reproductive health, adolescent knowledge was measured using a one group pre-post-test design. The mean of students' knowledge score before intervention with Nutrition Education was 5,06 ± 1,83, after nutrition education interventions, the mean of student knowledge score increased by 8,22 ± 1,22, it showed that the knowledge of students about nutrition and reproductive health was increased. Keywords: Adolescence, Nutrition Education, Knowledge, Reproduction
Snack bar formulation with beetroot (Beta vulgaris. L) flour as iron sources for adolescent girls Zakia Umami; Lusi Anindia Rahmawati; Amalina Ratih Puspa
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 9 ISSUE 3, 2021
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2021.9(3).111-117

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Prevalensi anemia di Indonesia pada remaja putri meningkat dari 37.1% menurut Riskesdas 2013 menjadi 48.9% pada tahun 2018. Snackbar merupakan cemilan yang digemari oleh remaja. Penambahan tepung umbi bit pada snackbar sebagai sumber zat besi diharapkan menjadi alternatif cemilan sehat bagi remaja putri.Tujuan:  Untuk mengembangkan formula snack bar.Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental. Formulasi terdiri atas dua tahap yaitu tahap pertama menentukan formula terbaik tanpa penambahan tepung umbi bit. Tahap kedua yaitu formulasi dengan penambahan tepung umbi bit dengan tiga taraf yang berbeda yang terdiri atas F1 40 gram, F2 50 gram, F3 60 gram. Analisis kandungan zat gizi dilakukan melalui uji proksimat dan spektrofotometri.Hasil: Formula terbaik adalah F1 dengan penambahan tepung umbi bit sebanyak 40 gram. F1 mengandung 11,99% protein; 10,62% lemak; 53,04% karbohidrat; 4,76 mg zat besi (32% memenuhi AKG remaja putri dan 21,6% ALG kelompok umum), dengan total energi sebesar 355,75 kkal/100g.Kesimpulan: Tepung umbi bit dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan zat gizi snack bar, dimana dapat membantu memenuhi kebutuhan zat gizi remaja putri khususnya kebutuhan zat besi. Untuk penelitian selanjutnya, dapat ditambahkan pangan sumber protein hewani agar dapat meningkatkan penyerapan zat besi.KATA KUNCI: remaja; snackbar; tepung; umbi bit; zat besi ABSTRACTBackground: In Indonesia, the prevalence of anemia in adolescent girls increased from 37.1% (Riskesdas 2013) to 48.9% (Riskesdas 2018). A snack bar is one of the snacks favored by adolescents. The addition of beetroot flour as a source of iron to snack bars is expected to be an alternative healthy snack for adolescent girls. Objectives: The objective of this study was to develop a snack bar formulationMethods:  This study used an experimental design. The snack bar was made in two stages. The first stage was to determine the best formula without adding beetroot flour, and the second stage was adding beetroot flour in the following amounts: 40 g (F1), 50 g (F2), and 60 g (F3). Analysis of nutrient content was carried out through the proximate test and spectrophotometry.Results:  The best formula was (F1), i.e., administering 40 g of beetroot flour. F1 contained 11.99% of protein, 10.62% of fat, 53.04% of carbohydrates, and 4.76 mg of iron (32% fulfilling Fe needed by adolescent girls based on the Dietary Reference Intake and 21.6% of the Reference Intake for the general category), with a total energy of 355.75 kcal/100 g.Conclusions: Beetroot flour could be used to improve nutrient profiles of snack bars, which could be used to fulfill the nutrient needs of adolescents, especially for iron. For the next research, a new formulation is needed by adding animal protein sources to increase iron absorption.KEYWORDS: adolescent; beetroot; flour; iron; snack bar
Pemanfaatan Animasi Digital sebagai Media Edukasi Gizi Seimbang sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Gizi Anak Usia Dini di TK Islam Qolbus Salim Lusi Anindia Rahmawati; Amalina Ratih Puspa; Elma Alfiah; Zakia Umami; Siti Muslimah Sulaeman; Diamarella Rizkiyah
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 5, No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v5i1.1769

Abstract

Usia prasekolah merupakan periode vital dalam perkembangan perilaku seseorang. Kebiasaan dan preferensi makan anak akan terbentuk pada usia prasekolah. Kebiasaan makan pada anak juga dapat dipengaruhi oleh pengetahuan gizi yang mereka miliki. TK Islam Qolbus Salim merupakan salah satu sekolah yang menyelenggarakan pendidikan formal untuk anak-anak usia 3-6 tahun. . TK Islam Qolbus Salim selama ini memiliki program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilaksanakan sebulan sekali. Banyak permasalahan dialami selama program ini berjalan, salah satunya anak-anak yang cenderung picky eater pada saat PMT. Kebiasaan makan pada anak, salah satunya picky eater ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan gizi yang mereka miliki. Oleh karena itu, salah satu solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalah tersebut adalah berupa edukasi gizi pada anak dengan media animasi digital untuk meningkatkan pengetahuan gizi anak. Total peserta yang bergabung dalam kegiatan edukasi gizi berjumlah 20 anak. Edukasi gizi dengan media animasi digital yang dilakukan mampu meningkatkan skor rata-rata pengetahuan gizi anak sebesar 13.2%. Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada skor pengetahuan gizi sebelum dan sesudah edukasi gizi (p<0.05). Edukasi gizi yang telah diberikan ini diharapkan tidak hanya sekedar meningkatkan pengetahuan gizi anak, namun juga dapat mengubah perilaku makan anak yang sebelumnya memiliki kebiasaan picky eater menjadi lebih baik dengan adanya dukungan dari berbagai pihak.Kata Kunci: Animasi Digital, Pendidikan Gizi, Pra-Sekolah
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bina Keluarga Bebas Stunting Di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor Jawa Barat Andi Muh Asrul Irawan; Andi Mukramin Yusuf; Zakia Umami; Harna Harna; Prita Handayani Swamilaksita
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 5, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v5i2.1106

Abstract

Permasalahan yang dialami mitra adalah kurang pengetahuan tentang stunting. Kecamatan Tanah Sareal, merupakan salah satu Kecamatan di Jawa Barat yang menjadi prioritas penanganan stunting. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, Kota Bogor merupakan daerah dengan kasus balita pendek dan sangat pendek dengan tingkat lebih tinggi dibandingkan rata-rata indonesia sebesar 34,07%. Hal ini dapat disebabkan karena minimnya pengetahuan tentang gizi bagi anak di masyarakat. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan ibu terkait stunting. Kontribusi dan manfaat yang diperoleh oleh mitra adalah penggunaan instrumen yang telah dikembangkan berupa tempelan kulkas, video dan buku saku yang berisi pesan cegah stunting. Selain itu, mitra memperoleh pendampingan selama program berlangsung. Adapun tahapan pelaksanaan program dimulai dari persiapan, pengembangan instrument, cegah stunting, penyuluhan, serta pendampingan program BKBS. Penyuluhan dilakukan pada tanggal 30 September 2021 di kantor Kecamatan Tanah Sereal Kota Bogor dan dihadiri sebanyak 55 peserta. Hasil pre post menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan signifikan (p<0.05). Hal ini diharapkan dapat memotivasi ibu balita untuk merubah sikap terkait tumbuh kembang balita dalam pencegahan stunting.Kata kunci: Edukasi Gizi, Penyuluhan, Stunting
Uji Daya Terima dan Analisis Kandungan Zat Gizi Keripik Bawang Substitusi Tepung Cangkang Telur Sebagai Alternatif Pangan Sumber Kalsium Lusi Anindia Rahmawati; Zakia Umami; Dewi Elfidasari; Annisa Sabrina Sekar Langit
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 9, No 1 (2024): January 2024
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v9i1.2698

Abstract

Eggshells are part of urban wastes. The nutrition content in eggshells is 94% calcium carbonate, 1% potassium phosphate, and 1% magnesium carbonate. One alternative to overcome this waste is to utilize it as eggshell flour. This study aims to determine the acceptability, analyse the nutritional content, and assess the contribution of nutrients to the Reference Nutrition Label (ALG) of onion chips substituted with eggshell flour as an alternative food source of calcium. This type of research is experimental with a completely randomized design. The eggshell flour used was commercial and non-commercial eggshell flour with a total of eight (8) formulas. Panelists were 30 students of University Al-Azhar Indonesia with two replicates. The results of the organoleptic test (hedonic and hedonic quality) were analyzed using the Kruskal-Wallis test, with the Mann-Whitney further test at a real level of 5%. The results showed that the A1B1 formula with the addition of eggshell flour as much as 10% and the use of commercial eggshell flour as the selected formula based on the Exponential Comparison Method (MPE). The results of the analysis of the nutritional content of the selected formula per 100 grams are energy 505 kcal, protein 9 grams, fat 31,5 grams, carbohydrates 46 grams, water content 4,3 grams, ash content 9,5 grams, and calcium 414,8 mg. Based on the nutrient contribution analysis, the product contributed 15,1% of calcium.Keywords – Eggshell, Onion Crisps, Substitution, Nutrient Content, Calcium
The effect of education on knowledge and attitude In halal and tayyib food selection among Muslim Zakia Umami; Amalina Ratih Puspa; Muhammad Asrul Irawan
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 11 ISSUE 2, 2023
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2023.11(2).55-61

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Jumlah penduduk muslim sebanyak 236.53 juta pada tahun 2021, atau sebesar 86,9% dari total populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 273,32 juta. Di Indonesia, Pemerintah mewajibkan agar semua produk pangan disertifikasi halal, akan tetapi belum semua produsen pangan mengerti kepentingan dari sertifikasi halal.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengetahuan dan sikap dalam pemilihan pangan halal dan thoyyib pada umat muslim. Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan jumlah responden sebesar 89 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Pemberian edukasi terkait pangan halal dan thoyyib diberikan secara online melalui zoom meeting. Sebelum dan sesudah edukasi dilakukan pengukuran pengetahuan dan sikap menggunakan kuesioner online melalui google form. Hasil: Responden yang mendapatkan informasi mengenai pangan halal dan thoyyib dari media social sebesar 88,76%. Terdapat perbedaan yang signifkan antara pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah pemberian edukasi (p<0.005). Nilai rata-rat pengetahuan meningkat setelah edukasi, namun tidak pada sikap yang menurun setelah edukasi.Kesimpulan: Pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan terkait pangan halal dan thoyyib (p<0,005). Pada penelitian selanjutnya edukasi dapat diberikan baik secara daring maupun luring dengan media edukasi yang lebih menarik.  KATA KUNCI: edukasi; halal; online; pangan; thoyyib ABSTRACT Background: Total Muslim population in Indonesia is 237.53 million in 2021, this number is equivalent to 86.9% of the country's population of 273.32 million people. In Indonesia, the government requires all products to be halal-certified, but still, not all producers understand the importance of halal certification. They are constrained by costs and lengthy procedures in obtaining halal certification. Objectives: The objective of this study was to analyze knowledge and attitudes in the selection of halal and tayyib food among Muslim. Methods: This was experimental research using an accidental sampling method. The samples were 89 samples. Inclusion criteria are Muslim adolescents and adults who are willing to be sampled. The research steps were: 1) compiling educating materials composed of “The Advantage of Consuming Halal and Tayyib Food for Health” and “Halal: from A to Z and Critical Points of Modern Food”, 2) developing educational-purpose Powerpoint media, 3) giving a pretest to identify respondent knowledge and attitude before education, 4) giving education and carrying out a discussion online via Zoom Meeting for three hours, and 5) giving a posttest to identify respondent knowledge and attitudes after education.Results: Samples who get information related to halal food mostly obtained from social media by 88.76%. There was a significant difference in knowledge and attitudes regarding the selection of halal and tayyib food after being given education (p<0.005). The average knowledge score increased after education, but the average attitude score decreased after education.Conclusions: Education on halal and tayyib food, as attested to this research, could elevate knowledge yet not change attitudes. Before and after education knowledge was significantly different (p <0.005). Future researchers are expected to give online or offline education for a longer duration and use more attractive media.KEYWORDS: education; food; halal; online; tayyib
Edukasi Konsumsi Pangan Halal, Thoyyib, dan Bergizi ala Rasululloh SAW melalui Buku Cerita Stiker untuk Anak Usia Dini Amalina Ratih Puspa; Zakia Umami; Anisa Aulia
Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SENDAMAS) Vol 2, No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : UniversitasAl Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/psn.v2i1.1642

Abstract

Pengetahuan tentang makanan yang halal, sehat dan bergizi perlu ditanamkan sejak dini kepada anak melalui peran orangtua/guru. Salah satu metode yang paling efektif, murah, serta mampu mendorong anak gemar membaca adalah edukasi melalui buku cerita. Buku cerita yang berjudul “Vita dan Amin Mengenal Pangan Halal dan Thoyyib” disusun dengan disertai stiker dan permainan agar menarik dan mudah dipahami. Edukasi buku cerita terkait pangan halal dan thoyyib disosialisasikan kepada mitra Kelompok Bermain dan Belajar (KBB) “Playdate Kita” yang terletak di Perumahan Tranboge Village Blok J no 20, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Sebanyak 13 siswa/i KBB “PlayDate Kita” berusia 3-5 tahun mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat ini. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menjawab benar (77%) untuk pemahaman tentang pangan halal dan thoyyib melalui kegiatan menempelkan stiker. Sementara itu, evaluasi pemahaman terkait adab makan sesuai anjuran Rosululloh SAW menunjukkan bahwa separuh siswa/i (50%) telah mengisi dengan benar permainan memberikan ceklis dan tanda silang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat menambah pengetahuan siswa/i KBB “Playdate Kita”. Pembuatan media edukasi yang lebih menarik dan besar sangat dibutuhkan saat edukasi dilaksanakan di area terbuka, selain itu dibutuhkan ruangan yang nyaman dan kondusif untuk menjaga konsentrasi anak usia dini.Kata kunci: Adab Makan, Anak Usia Dini, Buku Cerita, Halal, Thoyyib,