Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Human Reliability Assessment dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique pada Operator Stasiun Shroud PT. X Safitri, Dian Mardi; Astriaty, Ayu Rachma; Rizani, Nataya C.
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Rekayasa Sistem Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.904 KB)

Abstract

Human realibility is a big tricky problem. Human failure rates depend on three main factors, namelyintrinsic, work environment, and stress. PT. X is a supplier for PT. LG Indonesia manufacturing productsmade from plastics. Human Realibility Assesment is conducted using HEART methods (Human ErrorAssessment and Reduction Technique). In the first phase, task analysis on operators’ activities is done usingHierarchical Task Analysis (HTA). The largest Human Error Probability was found when Operator No. 1did not insert the flash side carefully. The value of this probability is 0.53424. This factor is concluded as themain cause to shroud defectives, which results in customer penalyzing the company.
Human Reliability Assessment dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique pada Operator Stasiun Shroud PT. X Safitri, Dian Mardi; Astriaty, Ayu Rachma; Rizani, Nataya C.
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem Industri
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.904 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v4i1.1388.1-7

Abstract

Human realibility is a big tricky problem. Human failure rates depend on three main factors, namelyintrinsic, work environment, and stress. PT. X is a supplier for PT. LG Indonesia manufacturing productsmade from plastics. Human Realibility Assesment is conducted using HEART methods (Human ErrorAssessment and Reduction Technique). In the first phase, task analysis on operators’ activities is done usingHierarchical Task Analysis (HTA). The largest Human Error Probability was found when Operator No. 1did not insert the flash side carefully. The value of this probability is 0.53424. This factor is concluded as themain cause to shroud defectives, which results in customer penalyzing the company.
PERANCANGAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS STASIUN PERAKITAN DI PT X UNTUK MENGURANGI RISIKO WORK-RELATED MUSCULOSKELETAL DISORDERS Safitri, Dian Mardi; Rizani, Nataya Charoonsri; Alexander, Fransiskus
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 3, No.3, September 2008
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.464 KB) | DOI: 10.12777/jati.3.3.184-190

Abstract

Penelitian pendahuluan untuk mengidentifikasi risiko ergonomi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa operator perakitan daun sirip diffuser di PT X menghadapi risiko ketidaknyamanan dan cedera pada tubuh bagian pinggang, bahu kiri dan pegelangan tangan kiri. Intervensi ergonomi dilakukan dengan memperbaiki metode kerja dan perancangan meja perakitan yang ergonomis. Dalam perancangan fasilitas kerja, Fuzzy AHP digunakan untuk memilih konsep terbaik dari rancangan meja perakitan. Hasil perhitungan dengan Fuzzy AHP didapatkan bahwa konsep 11 memiliki bobot terbesar (44.5%). Maka, konsep 11 akan dijadikan dasar untuk merancang meja perakitan. Konsep 11 memiliki spesifikasi : rangka terbuat dari alumunium, alas permukaan terbuat dari kayu, fixture terbuat dari alumunium, pijakan kaki terbuat dari kayu dan posisi peralatan terletak di posisi atas. Usulan perbaikan ini kemudian diimplementasikan pada stasiun perakitan daun sirip. Hasil dari implementasi dan evaluasi dengan skor REBA menunjukkan penurunan tingkat risiko menjadi  2 (Low). Selain itu keluhan pekerja terhadap tubuh bagian pinggang, bahu kiri dan pegelangan tangan kiri dapat tereliminasi dan terjadi penurunan presentase keluhan. Perbaikan metode kerja menghasilkan keseimbangan aktivitas tangan kiri dan tangan kanan dan penurunan waktu siklus setiap unitnya.  Kata Kunci : Fasilitas kerja, REBA, Intervensi ergonomi   Preliminary reaserch to identify ergonomic risk that have been done show that the leaves fin diffuser operator assembly in PT X facing risk injury on the body belt, left shoulder, and left wrist. Ergonomic Interventions undertaken to improve the working methode and design of the ergonomic table assembly. In the design of working facilities, fuzzy AHP is used to select the best concept of the draft table assembly. Result of calculations with fuzzy AHP was found that the oncept of 11 have the largest weight (44.5%). Then, the concept of 11 will be the basis for designing a table assembly. The concept of 11 has a specification: frames made of aluminum, the surface layer made of wood , fixture made of aluminum, stirrup made of wood and the position of the equipment located in the top position. Proposed improvement are then implemented on the leave fin assembly station. Results from the implementation and evaluation with REBA score Indicates a decrease in risk level become 2(low). Addition, complaints of workers against the body length, left shoulder, and left wrist can be eliminated and decreasing percentage of complaints. Improvement methods offer the best balance of activity of the left hand and right hand and a decrease in cycle time per unit.Keywords :work  facility, REBA, Ergonomic Intervension
Penilaian Keselamatan Divisi Fuel Tank terhadap Perilaku Tidak Aman pada Pekerja Faradilla, Arnes; Awod, Usamah Makky; Safitri, Dian Mardi
Semesta Teknika Vol 23, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Semesta Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT Batarasura merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi Fuel Tank. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yaitu terjadi penurunan produktivitas kerja dan meningkatnya jumlah kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keselamatan di perusahaan dan mengetahui dimensi keselamatan yang paling berpengaruh terhadap tingginya angka kecelakaan kerja. Penelitian ini menggunakan kuisioner NOSACQ-50 untuk menilai iklim keselamatan dan metode Correspondence Analysis untuk menentukan dimensi iklim keselamatan yang berpengaruh terhadap kecelakaan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi iklim keselamatan yang paling berpengaruh yaitu tidak adanya pelatihan tentang bahaya kecelakaan kerja dan kurangnya komunikasi antar pekerja. Pekerja sering mengabaikan keselamatan kerja disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menerapkan disiplin keselamatan kerja. Selain itu, perusahaan seharusnya memiliki komunikasi yang baik terhadap pekerja dan training yang tepat untuk meningkatkan motivasi pekerja dalam membangun sikap keselamatan kerja yang baik PT Batarasura is one of the factories that produce the Fuel tank. The problems of this factory are decreasing of productivity and increasing of the accident. The purpose of this research is to assess of safety in the factory and knowing of safety dimension which may influencing of high accident. This research uses the NOSACQ-50 questionnaire to assess the safety climate and Correspondence Analysis to determine which dimension that influencing the factory's accident. The result stated that the safety climate dimension, which acts as high as the factory's accident, is there is no learning and lousy communication. The worker often ignores safety because worker doesn't know about the importance of safety. On the other hand, the factory doesn't have any regulations when the worker is ignoring safety. So, the factory must have good communication and proper training, especially in security, to increase worker motivation to do the safety act.
Penilaian Keselamatan Divisi Fuel Tank terhadap Perilaku Tidak Aman pada Pekerja Faradilla, Arnes; Awod, Usamah Makky; Safitri, Dian Mardi
Semesta Teknika Vol 23, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v23i2.9196

Abstract

PT Batarasura merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi Fuel Tank. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yaitu terjadi penurunan produktivitas kerja dan meningkatnya jumlah kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keselamatan di perusahaan dan mengetahui dimensi keselamatan yang paling berpengaruh terhadap tingginya angka kecelakaan kerja. Penelitian ini menggunakan kuisioner NOSACQ-50 untuk menilai iklim keselamatan dan metode Correspondence Analysis untuk menentukan dimensi iklim keselamatan yang berpengaruh terhadap kecelakaan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi iklim keselamatan yang paling berpengaruh yaitu tidak adanya pelatihan tentang bahaya kecelakaan kerja dan kurangnya komunikasi antar pekerja. Pekerja sering mengabaikan keselamatan kerja disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menerapkan disiplin keselamatan kerja. Selain itu, perusahaan seharusnya memiliki komunikasi yang baik terhadap pekerja dan training yang tepat untuk meningkatkan motivasi pekerja dalam membangun sikap keselamatan kerja yang baik PT Batarasura is one of the factories that produce the Fuel tank. The problems of this factory are decreasing of productivity and increasing of the accident. The purpose of this research is to assess of safety in the factory and knowing of safety dimension which may influencing of high accident. This research uses the NOSACQ-50 questionnaire to assess the safety climate and Correspondence Analysis to determine which dimension that influencing the factory's accident. The result stated that the safety climate dimension, which acts as high as the factory's accident, is there is no learning and lousy communication. The worker often ignores safety because worker doesn't know about the importance of safety. On the other hand, the factory doesn't have any regulations when the worker is ignoring safety. So, the factory must have good communication and proper training, especially in security, to increase worker motivation to do the safety act.
Human Reliability Assessment dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique pada Operator Stasiun Shroud PT. X Dian Mardi Safitri; Ayu Rachma Astriaty; Nataya C. Rizani
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 4 No. 1 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem Industri
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.904 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v4i1.1388.1-7

Abstract

Human realibility is a big tricky problem. Human failure rates depend on three main factors, namelyintrinsic, work environment, and stress. PT. X is a supplier for PT. LG Indonesia manufacturing productsmade from plastics. Human Realibility Assesment is conducted using HEART methods (Human ErrorAssessment and Reduction Technique). In the first phase, task analysis on operators’ activities is done usingHierarchical Task Analysis (HTA). The largest Human Error Probability was found when Operator No. 1did not insert the flash side carefully. The value of this probability is 0.53424. This factor is concluded as themain cause to shroud defectives, which results in customer penalyzing the company.
Pemilihan Intervensi Ergonomi untuk Mengurangi Beban Kerja Mental pada Operator Arnes Faradilla; Janes Rivai; Dian Mardi Safitri
Teknoin Vol. 25 No. 2 (2019)
Publisher : Faculty of Industrial Technology Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/teknoin.vol25.iss2.art4

Abstract

Beban kerja mental adalah proporsi keterbatasan operator untuk memperoleh informasi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan. PT Batasasura merupakan salah satu manufaktur yang memproduksi filter, fuel tank dan radiator. Perusahaan ini memiliki permintaan yang tinggi setiap harinya dengan deadline yang sempit. Oleh karena itu, operator menjadi stres dan mengalami penurunan produktivitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi beban kerja mental pada operator di filter manufacturing dan mengidentifikasi intervensi ergonomi yang sesuai untuk menurunkan beban kerja mental. Metode yang digunakan adalah NASA-TLX untuk mengukur beban kerja mental dan metode AHP untuk menentukan intervensi ergonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan 75% operator mengalami beban mental yang tinggi. Hasil intervensi ergonomi yang terpilih untuk menurunkan beban kerja mental adalah aromaterapi. 
Perbaikan Ergonomi untuk Menurunkan Risiko akibat Pekerjaan yang Berulang di Grease Plant Workstation Dian Mardi Safitri; Aston Benedict Wartono
Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri 2016: SNTIKI 8
Publisher : UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.968 KB)

Abstract

Manual and repetitive activity in a grease filling production brings an ergonomics risk to theoperator. OCRA Index, Strain Index, Quick Exposure Checklist and Nordic Body Map were used in thepreliminary study to identify and measure the risk. There were medium and high risk and the improvementwas needed immediately due to the repetitiveness work. The aim of this study is to identify the risk due tothe repetitiveness and to improve the workstation to minimize the risk. Analytical Hierarchy Process wasused to decide what kind of improvement would be taken. Workstation redesign and product redesign wasselected to be implemented. Improvement on conveyor and grease drum was proposed to minimize therepetitiveness risk. The result of the study show that the repetitiveness risks were categorized asacceptable based on the OCRA Index score.Keywords: ergonomics risk, redesign, repetitiveness, workstation
PELATIHAN PENCEGAHAN HUMAN ERROR UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA Winnie Septiani; Sucipto Adisuwiryo; Dian Mardi Safitri; Bambang Cholis Suudi; Ika Wahyu Ika Wahyu Utami
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 7: Juli 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.873 KB)

Abstract

Human error didefinisikan sebagai kegagalan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan spesifik yang sulit untuk dihindarkan, akan tetapi dapat diminimasi dampaknya melalui upaya pencegahan. Salah satu dampak dari human error yang terjadi di industri yaitu terjadinya kecelakaan kerja. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai human error, jenis-jenis human error, metode human error dan intervensi ergonomi untuk meminimasi terjadinya human error. Metode atau pendekatan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ceramah dan diskusi. Pelatihan ini diberikan kepada karyawan di PT Ganding. Metode-metode terkait human error yang dipaparkan dalam pelatihan ini yaitu fault tree analysis, Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART)dan SHERPA. Intervensi ergonomi untuk minimasi risiko human error dapat berupa penempatan display peringatan di area kerja, pengaturan jam kerja sesuai dengan beban kerja dan lainnya. Pada akhir pelatihan, peserta diminta untuk mengisi kueioner evaluasi, hasilnya menunjukan respon yang positif dari peserta untuk materi, penyampaian materi, diskusi dan pengalokasian waktu.
USULAN PENGURANGAN WAKTU SETUP MENGGUNAKAN METODE SMED SERTA PENGURANGAN WAKTU PROSES PRODUKSI DAN PERAKITAN MENGGUNAKAN METODE MOST DI PT. PANASONIC MANUFACTURING INDONESIA Rizki Nurul Fathia; Sumiharni Batubara; Dian Mardi Safitri
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol. 6 No. 2 (2016): Volume 6 No 2 Juli 2016
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Indusri Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.403 KB) | DOI: 10.25105/jti.v6i2.1543

Abstract

PT Panasonic Manufacturing Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidangmanufaktur yang melakukan proses produksi dan perakitan produk. Sebagai perusahaan yangmelakukan proses produksi dan perakitan produk Air Conditioner, Air Conditioner Business Unit PTPanasonic Manufacturing Indonesia seringkali terjadi permasalahan terkait pencapaian target harianproduksi untuk produk Air Conditioner Model CS-YN9RKJ. Identifikasi masalah dengan diagramishikawa menunjukkan bahwa waktu setup mesin yang lama dipengaruhi oleh lamanya waktu setupmesin Fin Press FIX 18. Sedangkan, lamanya waktu pembuatan evaporator dan perakitan produkdipengaruhi oleh metode gerakan operator yang tidak sesuai standar. Lamanya waktu pembuatanevaporator juga disebabkan oleh tata letak (layout) yang tidak berdekatan antar stasiun kerja. SMED(Single Minute Exchange of Dies) adalah salah satu metode improvement dari Lean Manufacturingyang digunakan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setup pergantian darimemproduksi satu jenis produk ke model produk lainnya. Metode ini digunakan untuk mengurangilamanya waktu setup mesin Fin Press FIX 18. Dari usulan perbaikan menggunakan metode SMEDdiperoleh waktu setup mesin Fin Press Fix 18 selama 931.15 detik yaitu adanya pengurangan waktusetup sebanyak 54.27%. Metode MOST (Maynard Operation Sequence Tecnique) adalah salah satuteknik predetermined time system untuk pengukuran waktu yang disusun berdasarkan urutan sub-subaktivitas atau gerakan. Metode ini digunakan untuk mengurangi waktu proses pembuatan evaporatordan perakitan Air Conditioner Model CS-YN9RKJ. Usulan perbaikan yaitu melakukan perubahangerakan dan postur tubuh operator. Selain itu, usulan perbaikan untuk proses pembuatan evaporatoradalah melakukan perubahan tata letak (layout) stasiun kerja, sedangkan untuk proses perakitanadalah mengurangi elemen kerja operator. Dari usulan perbaikan menggunakan metode MOSTdiperoleh waktu proses pembuatan evaporator selama 1082.42 detik yaitu adanya pengurangan waktusebanyak 19.47%. Sedangkan, waktu proses perakitan selama 393.27 detik yaitu adanya penguranganwaktu sebanyak 29%. Hasil usulan perbaikan menggunakan metode SMED dan MOST adalahpengurangan Manufacturing Lead Time selama 423415 detik atau adanya penguranganManufacturing Lead Time sebanyak 23 %.