Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

EDUKASI CARA CUCI HIDUNG YANG BAIK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DARI PENULARAN COVID-19 Eka Arie Yuliyani; Rika Hastuti S; Eva Triani; Indana Eva Ajmala; Nurul Imaniaty A; Mochamad Fauzi Aulia Akbar; Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Jurnal Abdi Insani Vol 8 No 3 (2021): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v8i3.449

Abstract

Di era pandemi, menjaga kesehatan rongga hidung dan mulut menjadi hal yang penting karena merupakan pintu masuk utama infeksi Covid-19. Cuci hidung merupakan suatu metode sederhana, ekonomis, serta layak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai untuk membersihkan rongga hidung dari mediator inflamasi dan mikroorganisme dan juga memiliki kemampuan dalam menurunkan jumlah virus didalam rongga hidung. Strategi edukasi kepada masyarakat berupa video merupakan pilihan di masa pandemi ini, sehingga lebih mudah diakses dan memberikan pemahaman lebih baik. Video cuci hidung ini disajikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman lebih baik mengenai tindakan cuci hidung, manfaat serta teknik melakukannya dengan baik dan benar sehingga mampu dipraktekkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Video edukasi cuci hidung yang berdurasi pendek ini disosialisasikan kepada pasien dan nakes di RS UNRAM berjumlah 30 orang melalui link google drive yang diberikan oleh tim pengabdian, dengan kriteria usia minimal18 tahun, kooperatif serta bersedia menonton dan mengisi kuesioner dalam google form. Hasil survey digunakan untuk memantau umpan balik penonton, sebagai evaluasi terhadap pengembangan video edukasi selanjutnya. Berdasarkan hasil survey didapatkan data bahwa setelah menonton video, pemahaman responden terhadap isi pesan yang disampaikan di dalam video edukasi sekitar 93% dan kebermanfaatan video edukasi sekitar 93,33%. Hasil ini menggambarkan bahwa video edukasi cuci hidung ini dapat diterima oleh masyarakat dengan baik sebagai salah satu media edukasi. Melalui kegiatan pengabdian ini diketahui bahwa video edukasi cuci hidung dinilai dapat diterima oleh masyarakat dengan baik dan dapat memberikan pengetahuan, pemahaman serta manfaat cuci hidung, termasuk teknik melakukannya dengan baik dan benar untuk menjaga kesehatan rongga hidung.
Peranan program acara stasiun TVRI NTB sebagai salah satu media edukasi kesehatan pendengaran Eka Arie Yuliyani; Didit Yudhanto; Wahyu Sulistiya Affarah; Eva Triani; Faisal Libryan; Dewa Agung Istri Sintha Prajnyaswari
INDRA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/indra.v3i2.168

Abstract

Television is one of the modern mass media that has the potential to convey information to the public and can also shape and build a person's character and behavior. Not only national media, but local media also play an important role in health education activities. In commemoration of World Hearing Day, Unram Hospital cooperates with local station TVRI NTB to hold a health program through the “Sehat Bugar” program providing education about ear and hearing health as a promotive and preventive effort. The purpose of holding this activity is to raise high awareness among individuals, especially the young millennial generation, regarding their daily attitudes in order to maintain healthy ears and hearing. The activities of the millennial generation who like to listen to music with earphones at a loud volume and for a long period of time can be at risk of hearing loss. The presence of hearing loss is often not realized because they are used to ignoring ear health. Hearing loss can cause barriers to communication and have an impact on a person's quality of life. Therefore, cleanliness and ear health  are  important things that must always be considered and maintained. As an evaluation, this health education activity can be accepted by the community. In practice, the live streaming of this television program has been watched 624 times. In addition, this can also be used as an evaluation to carry out health education activities better in the future.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Angka Kejadian Kecacingan pada Murid Sekolah Dasar Dede Taruna Kreisnna Murti; Rika Hastuti Setyorini; Eva Triani
Unram Medical Journal Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v5i2.191

Abstract

Latar belakang: Infeksi kecacingan merupakan penyakit yang paling sering diderita anak sekolah dasar. Dampak infeksi kecacingan ini adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi anak. Tingkat pengetahuan ibu yang rendah merupakan penyebab utama tingginya angka infeksi kecacingan melalui pola asuh hidup bersih dan sehat yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kecacingan (infeksi Soil Transmitted Helminths) dengan angka kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths pada murid SD Negeri 3 Bajur, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah 165 murid kelas II VI SD Negeri 3 Bajur Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat tahun ajaran 2014-2015. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan mikroskopik feses. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis chi-square.Hasil: Angka kejadian kecacingan pada murid SD Negeri 3 Bajur mencapai 24,2%. Tingkat pengetahuan responden (ibu) tentang kecacingan terbagi menjadi baik (B) 16,4%, cukup baik (CB) 60,6%, dan kurang (K) 23%.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang kecacingan (infeksi Soil Transmitted Helminths) dengan angka kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths pada murid SD Negeri 3 Bajur Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat (p=0,000; p¡ 0,05).
Pendidikan Kesehatan Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah di Lingkungan Sekolah Jurnal Pepadu; Eka Arie Yuliyani; Rika Hastuti Setyorini; Eva Triani; Putu Suwita Sari; Indana Eva Ajmala
Jurnal Pepadu Vol 2 No 1 (2021): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v2i1.2165

Abstract

ABSTRAKDemam berdarah dengue adalah salah satu penyakit berbasis lingkungan yang dapat dicegah denganmelakukan pengendalian vektor. Vektor penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti merupakan spesieskosmopolitan yang banyak ditemukan di berbagai belahan dunia. Munculnya penyakit ini berkaitan dengankondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakitdengan potensi menyebabkan fatalitas cukup tinggi. Sebagian besar kasus DBD menyerang anak – anak.Tujuan: Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan berupa edukasimelalui permainan Board game kepada guru dan siswa di lingkungan sekolah. Informasi yang disampaikanpada kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan guru dan siswa tentang penyakit demamberdarah dan pencegahannya serta diharapkan terjadi peningkatan sikap dan perilaku dalam hidup bersihdan peduli lingkungan. Metode: Kegiatan ini diikuti oleh 34 orang peserta yang terdiri dari guru dan siswa.Siswa dan guru sangat antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan dalam bentuk permainanini. Hasil: Di kalangan anak usia Sekolah Dasar kegiatan ini diterima dengan sangat baik dari pihak sekolahkarena mereka mendapatkan edukasi mengenai penyakit Demam Berdarah dalam bentuk yang sangatmenyenangkan sehingga para siswa tidak merasa jenuh.
Edukasi Dan Praktik Etika Batuk Yang Benar Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Menular Pada Siswa Sekolah Dasar di Pesisir Pantai Jurnal Pepadu; Eva Triani; Indana Eva Ajmala; Eka Arie Yuliyani; Rika Hastuti Setyorini; Dody Handito
Jurnal Pepadu Vol 2 No 2 (2021): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v2i2.2185

Abstract

ABSTRAKSekolah merupakan salah satu tempat yang potensial untuk penyebaran infeksi penyakit pernapasan dandapat memfasilitasi wabah yang berkembang menjadi epidemi karena berkumpulnya banyak individupada periode yang panjang dan pada area yang terbatas. Penelitian menunjukkan bahwa interaksi jarakdekat di sekolah akan meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular, terutama influenza, danpenyakit pernapasan lainnya. Salah satu cara untuk mencegah hal ini adalah dengan menerapkan etikabatuk dan bersin serta melakukan cuci tangan yang benar. Oleh karena itu kami perlu mengadakanedukasi dan prakitk etika batuk yang benar sebagai upaya pencegahan penyakit menular pada siswasekolah dasar.Tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa Sekolah Dasar dapat memahami danmempraktikkan bagaimana etika batuk yang benar sehingga dapat diharapkan dapat sebagai cara untukmencegah penyakit menular, terutama penyakit pernapasan baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan rumahnya.Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhankesehatan mengenai etika batuk yang benar, kemudian dilanjutkan dengan praktik mengenai etika batuktersebut oleh masing-masing peserta. Dari evaluasi kegiatan ini kami dapatkan bahwa pengetahuan danketrampilan anak mengenai etika batuk lebih meningkat,sehingga nantinya diharapkan anak-anak dapatmenerapkan etika batuk dengan benar dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah,dirumahatau dimanapun berada.
Prevalence of Enterobiasis Infection Among School-Aged Children in the Kebon Kongok Landfill Area, West Lombok Adelia Riezka Rahim; Nurmi Hasbi; Rosyunita Rosyunita; Eva Triani; Wayan Sulaksmana Sandhi Parwata
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No SpecialIssue (2023): UNRAM journals and research based on science education, science applic
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9iSpecialIssue.5535

Abstract

Enterobiasis, also known as pinworm infection, is a parasitic infestation that predominantly affects children and is caused by the Enterobius vermicularis parasite. Worm infections can significantly impact an individual's productivity and immune system. This study aims to document the occurrence of enterobiasis among children aged 6 to 9 years in the Kebon Kongok landfill area of West Lombok Regency. Data collection involved the administration of the cellophane tape method and a questionnaire filled by the parents or guardians of the participating children. Among the 188 participants, 36 children (19.15%) were identified as having enterobiasis. Notably, boys exhibited a higher prevalence than girls, and the most common age for enterobiasis was 7 years. Statistical analysis revealed that the child's age, their habit of playing in the dirt, and the parents' or guardians' age are pivotal factors influencing the incidence of enterobiasis in the Kebon Kongok landfill area of West Lombok Regency.
Environmental Risk Factors that Influence Malaria Incidence: Literature Review Ayda Fitri Madani; Eva Triani; Nurmi Hasbi
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 6: JUNE 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i6.5232

Abstract

Background: Malaria is an infectious disease that continues to pose a global health threat. Malaria cases will reach 247 million in 2021, with malaria accounting for an estimated 619,000 fatalities worldwide. Indonesia is the second largest provider of malaria cases in the WHO South-East Asia Region, trailing only India. In 2020, Indonesia contributed 254,050 positive cases of malaria. In 2021, the number of cases has risen to 304,607. Objective: The goal of this research is to determine the factors of the physical condition of the house (including the use of wire mesh for ventilation, the presence of ceilings, and the density of walls) and the environment around the house (including the presence of bushes, puddles of water, and livestock pens) that influence the incidence of malaria. Method: This research is a literature review that use the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses (PRISMA) technique. The literature search was carried out on the internet using Google Scholar. Out of the search results, 11 articles were chosen for review. Results: The results of this study indicate that the use of wire mesh for ventilation, the presence of ceilings, the density of walls, the presence of bushes, the presence of standing water, and the presence of livestock pens in the environment surrounding the house are risk factors that influence the incidence of malaria. Conclusion: The physical condition of the house and the quality of the surrounding environment are both important factors to consider in malaria prevention measures.
Gangguan Hormon Tiroid: Hipotiroidisme Suryantini, Ni Kadek Mega; Putri, Lendi Leskia; Salim, Baiq Henny; Mawaddah, Alfia; Triani, Eva
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 6 (2024): Volume 11 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i6.14697

Abstract

Hipotiroidisme merupakan suatu kondisi tubuh akibat rendahnya kadar hormon tiroid dengan etiologi dan manifestasi yang bervariasi. Hipotiroidisme yang tidak diobati dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Metode penulisan tinjauan pustaka ini dengan pencarian menggunakan basis data online yaitu PubMed, Cochrane Library, Science Direct, Google Scholar, dan ProQuest. Hipotiroidisme secara umum terdiri dari dua kategori yaitu hipotiroidisme primer dan sekunder. Hipotiroidisme primer terjadi ketika kelenjar tiroid tidak dapat memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup sedangkan hipotiroidisme sekunder terjadi ketika kelenjar tiroid normal tetapi patologi terkait dengan kelenjar pituitari atau hipotalamus. Diperkirakan sekitar 5% dari populasi yang mengalami hipotiroidisme yaitu wanita dengan prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan pria sebesar 10%. Secara global kekurangan yodium dalam makanan adalah penyebab paling umum. Hashimoto Tiroiditis (HT) merupakan salah satu etiologi hipotiroidisme primer yang sering terjadi khususnya pada wanita dewasa. Berbagai metode untuk mendiagnosis hipotiroidisme dengan pemeriksaan fisik dan klinis serta menggunakan perhitungan skor berdasarkan skala Billewicz dan Zulewski. Terapi yang digunakan dalam tatalaksana hipotiroidisme terus mengalami perubahan dalam beberapa kurun waktu. Terapi levotiroksin masih menjadi terapi utama yang digunakan. Hipotiroidisme sering kali hadir tanpa memberikan gejala, oleh karena itu skrining hipotiroidisme perlu dilakukan sedini mungkin agar tidak terjadi keterlambatan dalam diagnosis.
PENYULUHAN WASPADA INFEKSI ASCARIASIS PADA SISWA DAN SISWI SDN 1 SENGGIGI Muhammad Afif Rabbani; Agung Difa; Adelya Rahma Putri; Ayda Fitri Madani; Dhea Asty Ramadhani; Eva Triani
Jurnal Pengabdian Masyarakat : BAKTI KITA Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Bakti Kita
Publisher : LPPM Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/baktikita.v5i2.7323

Abstract

Ascariasis, a disease caused by roundworms, is one of the parasites that infects the human digestive system and represents a frequently occurring health issue among children, particularly in rural areas such as SDN 1 Senggigi. The objective of this research is to provide educational outreach about Ascariasis to the students of SDN 1 Senggigi as a preventive measure to reduce the risk of worm infections. This outreach encompasses information on the definition, life cycle, risk factors, transmission methods, symptoms, prevention, and treatment of Ascariasis. The educational approach involves presentations utilizing flip charts, along with practical demonstrations of hand and environmental hygiene. Research results indicate the effectiveness of this outreach in enhancing students' knowledge about Ascariasis, accompanied by positive changes in knowing the definition, symptoms, transmission methods, prevention and treatment of ascariasis worms. With this increased awareness and knowledge, it is anticipated that the prevalence of Ascariasis infections in SDN 1 Senggigi will decrease and promote better health practices among children. Elevating awareness and education about this disease can also assist the broader community in addressing health issues, especially related to Ascariasis.
Pathophysiology and Clinical Manifestations of Hypogonadism Nurma'rifatullah; Ni Made Meta Satya Buda Duarsa; Ranti Filarma Negara Purnama; Yumna Iftinan Khalda; Eva Triani
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 1 (2023): Special Issue
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i1.6189

Abstract

Hypogonadism is a condition where the function of the gonad glands decreases, resulting in a decrease in hormone levels due to the hypothalamus-pituitary-gonad (HPG) axis. Hypogonadism occurs in approximately 2.1% – 12.8% of the middle-aged to older male population. This article was written to find out more about explaining the pathophysiology and clinical symptoms of hypogonadism. The method used is literature reflection combined with related search sources from the National Center for Biotechnology Information (NCBI), Google Scholar, and Research Gate. The results of a literature review of articles carried out can conclude that hypogonadism often causes symptoms of delayed puberty, loss of libido, erectile dysfunction, loss of muscle mass, and depression. Hypogonadism is also classified based on the reason into primary and secondary hypogonadism. Primary hypogonadism occurs due to gonadal dysfunction, while secondary hypogonadism occurs due to dysfunction of the hypothalamus and/or pituitary gland.
Co-Authors Adelia Riezka Rahim Adelya Rahma Putri Afifi, Farhani Afifi, Farhani Agung Difa Annisa, Athiyatun Arfi Syamsun Arista, Rida Dwi Artiani Tresna Imut Exhasna Ayda Fitri Madani Ayda Fitri Madani Dede Taruna Kreisnna Murti Dedianto Hidajat Dewa Agung Istri Sintha Prajnyaswari Dhea Asty Ramadhani Didit Yudhanto Dini Suryani Dita Supriantarini Dody Handito Dody Handito Dwi Astuti Wulandari Eka Arie Yuliyani Eka Arie Yuliyani Eka Arie Yuliyani Eka Arie Yuliyani Eustachius Hagni Wardoyo Fadila Olivia Faisal Libryan Fathul Djannah Fatikha Rudia Ahda Gina Aulia Azizaturrahmah Gunawan, Artika Indriani Gusti Anom Christyandi Ramarantika Halim, Amran Hasbi, Nurmi - I Gede Aditya Satrya Bhuwana Cakra Ida Lestari Harahap Ika Primayanti Indana Eva Ajmala Indana Eva Ajmala Indana Eva Ajmala Januarman, Januarman Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Jurnal Pepadu Khaula Karima Kusumadewi, Rima Cahyati Lestary, Ayundha Rizky M. Arya Rifqi Ilham M. Fardi Anugrah Mawaddah, Alfia Mochamad Fauzi Aulia Akbar Mochamad Fauzi Aulia Akbar Muhammad Afif Rabbani Muhammad Ghifari Rifansha Musanip, Musanip Muthia Cenderadewi, Muthia Ni Komang, Sanca Dara Dahnitha Ni Made Meta Satya Buda Duarsa Ni Made Sri Padma Puspita Ni Nyoman Geriputri Nurma'rifatullah Nurmi Hasbi Nurul Imaniaty A Nurul Imaniaty As-syarifiah Pahmi, Khairil Paradini Sukma Candra Puji Widyastuti Putri, Lendi Leskia Putu Cicilia Rarasati Kuta Putu Suwita Sari Putu Suwita Sari Putu Suwitasari PW, Ni Putu Ayu Dewanthi Qurrata'yuni Pratiwi Rahim, Adelia Riezka Ranti Filarma Negara Purnama Resistayani, Luh Gede Janny Rifana Cholidah Rika Hastuti S Rika Hastuti Setyorini Rika Hastuti Setyorini Rika Hastuti Setyorini Rika Hastuti Setyorini Rika Hastuti Setyorini Rika Hastuti Setyorini, Rika Hastuti Rizka Vidya Lestari Rosita Wenilia Rosyunita Rukmanggana Satya Pratiwi Saesal, Fulqy Fatmala Sahrul Hudha, Lalu Salim, Baiq Henny Sari Putu Suwita Sastrawan, I Gede Pande Devin Agastya Suryantini, Ni Kadek Mega Syari, Mayuarsih Kartika Syihabul Muttaqin Utari, Desak Made Dinda Kartika Wahyu Sulistiya Affarah Walid Rivaldi Fatahillah Wayan Sulaksmana Sandhi Parwata Wibowo, Ruth Christina Yudhi Kurniawan Yumna Iftinan Khalda