Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Deskripsi Riwayat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Anak Balita Stunting Usia 12-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar, Kota Bengkulu krisnasary, Arie; wulandari, Gite Putri; Suryani, Desri; Yunita, Yunita; Simanjuntak, Betty Yosephin
JGK: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Gizi dan Kesehatan
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jgk.v5i1.2839

Abstract

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah tahap awal yang krusial dalam menunjang keberhasilan pemberian ASI eksklusif, yang memiliki peranan penting bagi tumbuh kembang dan kesehatan anak. WHO/UNICEF merekomendasikan agar IMD dilakukan dalam kurun waktu 30 hingga 60 menit pertama setelah bayi lahir, sebagai bagian dari Strategi Global Pemberian Makan Bayi dan Anak Usia Dini. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui riwayat pelaksanaan IMD pada balita stunting usia 12–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar, Kota Bengkulu pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, serta melibatkan 12 ibu balita sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu melakukan IMD dengan bantuan bidan atau tenaga kesehatan, namun durasinya belum sesuai dengan standar, hanya berlangsung 5–15 menit setelah persalinan. Selain itu, beberapa bayi tidak menjalani IMD karena dilahirkan melalui operasi caesar, langsung dirawat di NICU, atau segera dimandikan setelah lahir. Kurangnya pemahaman ibu mengenai pentingnya IMD juga menjadi faktor penghambat. Disimpulkan bahwa pelaksanaan IMD di wilayah ini masih belum optimal, sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan ibu dan dukungan tenaga kesehatan untuk mencapai pelaksanaan IMD yang sesuai anjuran
Hubungan Konsumsi Sumber Protein, Lemak dan Riwayat Penyakit Infeksi dengan Balita Underweight Usia 12 – 59 Bulan di Kabupaten Seluma, Bengkulu: Relationship Between Protein, Fat Consumption and History of Infectious Diseases With Underweight Toddler Age 12 – 59 Months In Seluma District, Bengkulu Karunia, Mekti; Arie Krisnasary; Desri Suryani; Kusdalinah
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol. 17 No. 2 (2025): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v17i2.573

Abstract

The Indonesian Nutritional Status Study (SSGI) in 2022 showed that the prevalence of underweight is still quite high in Indonesia at (17.1%). Underweight or low body weight can be interpreted as a condition where infants or toddlers fail to achieve their ideal body weight. Having a nutritional status with a BB/U indicator on the threshold <˗2 SD. The main factors that cause underweight are inadequate food intake and infectious diseases. The aim of this research is to determine the relationship between consumption of protein, fat and history of infectious diseases with underweight toddlers aged 12 - 59 months in the working area of Cahaya Negeri Health Center, Seluma Regency in 2024. This research method uses analytical descriptive with a cross sectional approach with a sample size of 50 underweight toddlers. The data taken were protein and fat consumption data by interview using the Semi FFQ form, history of infectious diseases by interview using a questionnaire and body weight data carried out by directly weighing the toddlers. Statistical analysis uses the Pearson correlation test. The average protein consumption was 16.8 grams, the average fat consumption was 22.5 grams, the average history of infectious disease was 2 times in the last 3 months and the average z-score result was -2.2. Protein consumption was associated with underweight (p=0.000), fat consumption was associated with underweight (p=0.003) and a history of infectious disease was associated with underweight (p=0.001). There is a relationship between the consumption of protein, fat and a history of infectious diseases in underweight toddlers aged 12 - 59 months in the working area of Cahaya Negeri Health Center, Seluma Regency in 2024. There is a need to provide a nutritious menu for additional food and monitor growth and development in underweight toddlers.   ABSTRAK Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukan bahwa prevalensi underweight masih tergolong cukup tinggi di Indonesia sebesar (17,1%.). Underweight atau berat badan kurang dapat diartikan kondisi dimana anak bayi atau balita gagal dalam mencapai berat badan idealnya. Memiliki status gizi dengan indikator BB/U diambang batas < ˗2 SD. Faktor utama yang mengakibatkan underweight adalah asupan makanan yang kurang dan penyakit infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsumsi protein, lemak dan riwayat penyakit infeksi dengan balita underweight usia 12 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cahaya Negeri Kabupaten Seluma tahun 2024. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel sebanyak 50 balita dengan underweight. Data yang diambil adalah data konsumsi protein dan lemak dengan cara wawancara menggunakan formulir Semi FFQ, riwayat penyakit infeksi dengan cara wawacara menggunakan kuesioner serta data berat badan yang dilakukan dengan penimbangan langsung kepada balita. Analisis statistik menggunakan uji korelasi pearson. Rata rata konsumsi protein yaitu 16,8 gram, rata rata konsumsi lemak yaitu 22,5 gram, rata rata riwayat penyakit infeksi yaitu 2 kali dalam 3 bulan terakhir dan rata rata hasil z-skor yaitu -2,2. Konsumsi protein berhubungan dengan underweight ( p=0.000), konsumsi lemak berhubungan dengan underweight (p=0.003) dan riwayat penyakit infeksi berhubungan dengan underweight (p=0.001). Ada hubungan antara konsumsi protein, lemak dan riwayat penyakit infeksi dengan balita underweight usia 12 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cahaya Negeri Kabupaten Seluma tahun 2024. Perlunya pemberian menu yang bergizi pada makanan tambahan dan pemantuan tumbuh kembang pada balita  underweight.
OPTIMALISASI REMAJA DALAM DETEKSI KEKURANGAN ENERGI KRONIK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CAKRAM EDUKASI DI DESA SRI KUNCORO BENGKULU TENGAH: OPTIMIZING THE ROLE OF ADOLESCENTS IN DETECTING CHRONIC ENERGY DEFICIENCY THROUGH THE USE OF AN EDUCATIONAL DISC MEDIA IN SRI KUNCORO VILLAGE CENTRAL BENGKULU Simanjuntak, Betty Yosephin; Krisnasary, Arie; Rizal, Ahmad; Kusdalinah, Kusdalinah
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i3.2743

Abstract

Pendahuluan: Kegiatan kelompok posyandu remaja di desa Sri Kuncoro terbatas hanya pembagian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja, seharusnya kegiatannya bisa beragam. Penyelenggaraan posyandu remaja juga dapat digunakan sebagai deteksi dini masalah gizi melalui pemantauan keadaan gizi setiap bulan. Namun fakta di lapangan, kegiatan posyandu remaja sebatas pembagian tablet zat besi kepada remaja putri. Padahal kegiatan dapat dioptimalisasi melalui kegiatan pengukuran status gizi baik BB, TB dan Lingkar Lengan Atas sehingga dapat diantipasi kejadian malnutrisi pada remaja baik kekurangan maupun kelebihan gizi. Metode: Kegiatan ini dilakukan pada bulan Agustus - Septermber 2025 diawali dengan mengadvokasi dan mensosialisasi  kegiatan di kantor kepala desa dengan berkoordinasi dengan kepala Puskesmas Sri Kuncoro. Tim dosen mengedukasi 10 remaja putri dan dilanjutkan menginterpretasikan hasil pengukuran menggunakan media Cakram Edukasi. Tahapan berikutnya adalah kesepuluh remaja membawa remaja putri yang ada di Desa Kuncoro sebanyak masing-masing 5 orang, sehingga mereka dapat mempraktekkan cara menggunakan pita LILA, menginterpretasikan hasil perhitungan dan memberikan edukasi seputar LILA dan KEK kepada teman sebayanya. Data peningkatan pengetahuan dianalisis dengan menggunakan Excel, sementara data keterampilan dianalisis berdasarkan kemampuan remaja melakukan pengukuran LILA dan menginterpretasikan hasil LILA menggunakan cakram edukasi. Hasil:  Peningkatan pengetahuan remaja terlihat dari rata-rata pretest pengetahuan dari 54,5 menjadi 78. Peningkatan keterampilan remaja melalui demontrasi penggunaan pita LILA dan menginterpretasikan hasil pengukuran menggunakan cakram edukasi.  Remaja putri yang diukur LILA berada di rentang usia 15-23 tahun, mayoritas memiliki status gizi baik, tidak terdapat satupun remaja yang memiliki status gizi obesitas, overweight, maupun gizi buruk. Kesimpulan: Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan remaja terkait dengan deteksi dini status gizi melalui penggunaan pita LILA dan cakram edukasi.