Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Pemberian Terapi Kelompok pada Lansia di Panti Werdha Kota Salatiga Rosiana Eva Rayanti; Fiane de Fretes; Desi Desi
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023): Juli-September
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/pjpm.v4i3.2318

Abstract

The increasing number of older people in Indonesia impacts the care process. Culturally, the eldest in Indonesia are cared for by other family members. On the other hand, several older people live in nursing homes during their old age. While in the nursing home, the eldest are cared for by health workers or nursing home administrators physically, psychologically, and spiritually to maintain or improve their quality of life. However, the elderly living in three retirement homes in Salatiga City are at risk of non-communicable diseases such as hypertension (70%) and high cholesterol (23%), loneliness, and sleeplessness (41%). The purpose of the community service is to provide group activities therapy to older people living in nursing homes. The activities included cognitive exercises (drawing, writing) and psychomotor (brain gymnastics and song movements). The service results showed that the eldest expression was happy and eager to follow the activities. The involvement of students also reduces the loneliness of the eldest, who have not received visits from their families for a long time. Group therapy activities can train cognitive and psychomotor skills and reduce feelings of loneliness in the elderly.
Terapi Mindfulness Nafas Dalam pada Warga Binaan Pemasyarakatan Marsela Riska Raswandaru; Rosiana Eva Rayanti; Angreit Angel Priskila Rompas; Novilya Meydi Lalintia; Fanisa Carolin; Windika Novtavia Manggopa; Farizi Farizi
Jurnal Pengabdian Perawat Vol. 2 No. 2 (2023): November 2023
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jpp.v2i2.2402

Abstract

Terapi mindfulness merupakan terapi yang melibatkan peserta untuk mengamati pemikiran batin atau perasaan secara sadar dengan membawa pengalaman ke kondisi peserta saat ini dengan penuh rasa keterbukaan dan penerimaan terhadap pengalaman hidupnya. Terapi ini dapat memberikan pemahaman lebih pada peserta terkait pemikiran dan emosinya tanpa memberikan penghakiman. Tujuan pengabdian masyarakat yaitu mengajarkan teknik-teknik atau cara melakukan terapi mindfulness nafas dalam untuk melatih pikiran agar dapat melatih kesabaran, ketenangan batin, kejernihan dan keseimbangan pikiran, sehingga dapat menurunkan stres dan kecemasan. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan dan demonstrasi terapi mindfulness nafas dalam. Hasil pengabdian masyarakat yaitu warga binaan pemasyarakatan (WBP) merasa lebih tenang sesudah dilakukan terapi mindfulness latihan pernafasan. Peserta pengabdian masyarakat dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dan antusias. Evaluasi pengabdian masyarakat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan secara lisan. Terapi mindfulness nafas dalam penting untuk rutin dilakukan karena memberikan dampak yang positif seperti WBP menjadi lebih tenang.
HEALTH COUNSELING PROGRAM: SCABIES-FREE INTELLECTED COMMUNITIES Marsela Riska Raswandaru; Rosiana Eva Rayanti; Presty Adventri; Ren Sisca Novia; Juli Marjaya Zai; Threceya Rambu Lika Handja Analalo; Rachel Theananda Sari
Magistrorum et Scholarium: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/jms.v3i32023p461-470

Abstract

Scabies is an infectious disease caused by the mite Sarcoptes scabei var hominis. This disease develops in communities with dense, damp housing and poor environmental sanitation. The purpose of community service is to provide health education about scabies and increase the knowledge of prisoners about scabies disease and wound care. Community service is carried out by providing health education and demonstrations of wound care. The result of community service is that the knowledge of the inmates regarding scabies can increase and the inmates can take care of scabies wounds independently. Community service participants can participate in activities actively and enthusiastically. Evaluation of community service is carried out by giving questions orally, filling out pre-post test questions, and filling out activity evaluation sheets. The scabies-free outreach program for prisoners is important to carry out routinely because it has positive impacts such as increasing personal hygiene and increasing the knowledge of prisoners.
Pengaruh Usia Lanjut terhadap Kesehatan Lansia Yohanes Reynaldi Lumowa; Rosiana Eva Rayanti
Jurnal Keperawatan Vol 16 No 1 (2024): Jurnal Keperawatan: Maret 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v16i1.1474

Abstract

Permasalahan kesehatan yang umumnya terjadi pada lansia antara lain self-care, kualitas tidur, aktivitas fisik, status fungsional, kemampuan kognitif, status gizi dan status nutrisi yang yang tidak ideal. Tujuan penelitian adalah menguji pengaruh usia lanjut terhadap faktor-faktor kesehatan lansia di Panti Wreda Kota Salatiga. Metode penelitian bersifat kuantitatif menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2023 terhadap 42 orang lansia berusia 60-98 tahun yang berasal dari 3 tiga Panti Wredha di Salatiga. Pengujian menggunakan kuesioner tentang self-care, kualitas tidur, aktivitas fisik, status fungsional, kemampuan kognitif, status nutrisi dan antropometri. Hasil pembobotan jawaban dari  kuisioner dianalisis menggunakan Uji Korelasi T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia berpengaruh pada semua parameter dalam kuisioner berdasarkan perhitungan regresi dengan R2 lebih besar dari 0,85 namun berdasarkan uji signifikansi T (tunggal dan berpasangan) ditemukan bahwa pengaruh usia tidak terlalu signifikan karena taraf signifikansi lebih besar dari 0,000 sehingga pola data ini hanya bersifat sebagai “gejala kecenderungan yang tidak signifikan”. Kesimpulan : Berdasarkan penyimpulan hasil analisis secara menyeluruh dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya usia lansia di Panti Wreda Salatiga cenderung akan diikuti oleh peluang meningkatnya resiko penurunan kondisi tubuh lansia.
Playing the self-adventure board game to increase adolescents' self-esteem Desi Desi; Fiane de Fretes; Rosiana Eva Rayanti; Marsela Riska Raswandaru
Community Empowerment Vol 9 No 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.10847

Abstract

Competition in the field of education to become excellent, accredited, and favored has an impact on students. Indirectly, to maintain their ranking status, schools generally design various dense academic and non-academic programs, requiring students to give special attention and energy. On the other hand, parents nowadays also tend to have a competitive spirit burdened on their children. One age group particularly susceptible to this situation is teenagers. Exposure to pressure inversely proportional to students' abilities will result in them experiencing low self-esteem (LSE), which if left unaddressed, can lead to depressive and even suicidal conditions. To address LSE, a therapy called "self-adventure" board game therapy is established. This community service activity aims to improve the self-esteem of students at Satya Wacana Christian High School in Salatiga. Therapy is conducted on 57 students who are indicated to have LSE through scoring on the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) questionnaire. Therapy is conducted in four sessions with a group system. At the end of the sessions, all participants entered the category of high self-esteem scores. This means that playing the self-adventure game is an effective medium for resolving LSE issues.
Perawatan Diri Pada Lansia Hipertensi di Pedesaan Jayanti, Eni Dwi; Rayanti, Rosiana Eva; Puspita, Dhanang
Jurnal Kesehatan Global Vol 6, No 3 (2023): Edisi September
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jkg.v6i3.5821

Abstract

Riskesdas 2018 melaporkan sebanyak 55,2% hipertensi terjadi pada lanjut usia (lansia) di Indonesia. Kejadian hipertensi pun tinggi di Desa Ngrawan Kabupaten Semarang. Lansia memiliki kepercayaan tentang pengobatan lokal guna menurunkan hipertensi. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan praktik perawatan diri lansia terhadap hipertensi di pedesaan. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan jumlah 25 partisipan. Kriteria partisipan adalah lansia yang berusia di atas 60 tahun dengan hipertensi minimal satu tahun berdasarkan data bidan desa, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg saat dilakukan pemeriksaan, penduduk asli Desa Ngrawan, dan lansia menggunakan pengobatan tradisional. Intrument penelitian menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipatif dan studi dokumen. Hasil penelitian pun dianalisa menggunakan analisa tematik. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 76% lansia perempuan, 60% lansia tamatan SD, 50% petani, 40% lansia dirawat oleh lebih tiga orang di keluarga. Semua partisipan memiliki riwayat hipertensi. Mayoritas memiliki tekanan darah pada stage 1 (32%), memperoleh informasi hipertensi dari bidan (72%) dan terakhir diperiksa pada dua minggu lalu (68%). Selanjutnya 52% orang mengkonsumsi obat medis hipertensi. Ditemukan tema penelitian yakni pengetahuan, sumber informasi hipertensi dan perawatan diri. Pengetahuan tentang hipertensi diperoleh dari bidan desa, tetangga dan mahasiswa keperawatan yang praktek di Desa. Perawatan diri yang dilakukan berupa cek kesehatan di pusbindu lalu diberikan obat medis. Selain itu, lansia menggunakan pengobatan lokal seperti konsumsi mentimun, air rebusan seledri dan air rebusan daun alpukat. Lansia pedesaan melakukan perawatan diri sesuai kepercayaan masyarakat setempat dan berobat ke layanan kesehatan
Peran Perawat Dalam Pemberian Oral Hygiene Pada Pasien Tidak Sadar di Ruang ICU RSUD Kota Salatiga Rayanti, Rosiana Eva; Amiman, Aprilia Kinanti; Natawirarindry, Catherine
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia (JIKI): September 2023-Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jiki.v7i1.8443

Abstract

Latar Belakang: Pasien yang dirawat di ruang ICU cenderung mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan Activities of Daily Living (ADL). Salah satu pemenuhan ADL yang terganggu pada pasien yang dirawat diruang ICU adalah perawatan oral hygiene. Oleh sebab itu pasien yang dirawat di ruang ICU membutuhkan bantuan perawat dalam melakukan perawatan oral hygiene tersebut, agar kondisi mulut pasien tetap bersih dan terhindar dari infeksi maupun penyakit lain yang ditimbulkan akibat infeksi. Tujuan: menggambarkan peran perawat dalam memberikan perawatan oral hygiene serta faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan oral hygiene. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dengan menggunakan instrumen panduan wawancara, panduan observasi, alat perekam dan catatan lapangan. Partisipan pada penelitian ini diambil menggunakan purposive sampling yaitu perawat laki-laki atau perempuan yang bekerja diruang ICU, perawat yang tidak sedang dalam masa cuti dan perawat yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Data rekaman setiap partisipan akan dikelompokkan, disusun, dianalisis serta diinterpretasikan oleh peneliti dan dipaparkan dalam bentuk naratif deskriptif dan jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 12 orang.  Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa perawatan oral hygiene di ruang ICU sudah dilakukan oleh perawat, namun masih ada sebagian perawat yang belum melakukan oral hygiene dengan maksimal dan belum mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) secara keseluruhan. Faktor penyebab adalah pasien yang tidak kooperatif, berontak dan menolak saat di oral hygiene. Kedua, ketersediaan peralatan untuk tindakan oral hygiene di ruang ICU masih belum lengkap. Simpulan: perawat perlu meningkatkan kepatuhan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan oral hygiene sesuai dengan SOP rumah sakit. Rumah sakit pun dapat menyediakan sarana dan prasaran sesuai SOP.Kata Kunci: Intensive care unit, Oral hygiene, Pasien tidak sadar, Perawat
Hubungan Perawat Edukator, Manajemen Hipertensi, dan Usia pada Lansia Rebokh, Febriyanti Yestelda; Rayanti, Rosiana Eva; Natawirarindry, Catherine
Jurnal Keperawatan Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Keperawatan: Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v16i2.1637

Abstract

Penyakit tidak menular seperti hipertensi mengalami peningkatan secara signifikan. Lansia menjadi salah satu kelompok yang rentan terkena hipertensi, karena proses degeneratif (penuaan). Perawat memiliki peran dalam penanganan dan pencegahan hipertensi melalui edukasi tentang manajemen hipertensi pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hubungan antara peran perawat sebagai edukator, pelaksanaan manajemen hipertensi, dan usia lansia di puskesmas Kota Salatiga. Motede penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasi pada bulan April – Mei 2023 di lima puskesmas di Kota Salatiga. Responden adalah seluruh perawat puskesmas (27 orang) dan lansia (100 orang) dari total lima puskesmas. Kuesioner Hypertension Self-Management Behavior Questionnaire pada lansia dengan nilai content validity indeks (CVI) yaitu 1. Kedua, kuesioner tentang peran perawat dengan hasil uji validitas 0,05. Analisis menggunakan SPSS dengan uji signifikasi t antara variabel peran perawat sebagai edukator dengan manajemen hipertensi. Hasil menunjukkan peran perawat sebagai edukator dan manajemen hipertensi pada lansia masuk kategori tinggi. Uji hubungan antara usia lansia dan manajemen hipertensi menggunakan uji signifikansi t dengan taraf 0,00, artinya ada korelasi positif yang kuat antara peningkatan kesadaran manajemen hipertensi seiring bertambahnya usia pasien. Selain itu, hasil uji korelasi antara peran perawat sebagai edukator dan manajemen hipertensi menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,04 yang berarti korelasi positif namun lemah.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Pada Security Guard Universitas Kristen Satya Wacana de Fretes, Fiane; Natawirarindry, Catherine; Evarayanti, Rosiana; Desi, Desi
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 01 (2025)
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ipm.v5i01.325

Abstract

Analisis Badan Pusat Statistik Salatiga (BPS) pada dua tahun terakhir menunjukan adanya peningkatan angka kejadian kecelakaan lalu lintas sebesar 6%. Berdasarkan masalah ini, maka kompetensi Bantuan Hidup Dasar (BHD), tidak hanya perlu dikuasai oleh tenaga kesehatan saja, tapi perlu adanya keterlibatan orang awam terlatih yang sewaktu-waktu dapat menghadapi kondisi kegawatdaruratan, sehingga dapat memberikan pertolongan dan mempertahankan kehidupan korban, dalam hal ini para satpam. Tujuan kegiatan ini adalah pelatihan P3K/BHD kepada security guard UKSW. Metode pelatihan terdiri dari ceramah dan simulasi yang dilakukan terhadap 41 orang security guard UKSW. Pre dan Post Test juga diberikan dalam bentuk google form untuk mengukur peningkatan kemampuan kognitif pada responden dan dianalisis menggunakan T-Test. Kepuasan para responden juga diukur menggunakan kuesioner g-form. Hasil pengabdian masyarkat menunjukan adanya peningkatan kognitif setelah intervensi (Hasil T-Test 0,000 (p<0.0001) dan kepuasan terhadap kegiatan sebesar 76.67%. Kesiapan responden dan kebutuhan terhadap kompetensi BHD turut mendukung peningkatan kognitif dan kepuasan responden terhadap pelatihan ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan Agar para satpam dapat menjaga kualitas kompetensi, maka perlu dilakukan pelatihan yang yang sama minimal 1x/tahun dan menambahkan pelatihan lain misalnya mitigasi bencana
The Role of Nurses in Hypertension Management at Community Health Centers Yaser Arivudin Ampugo; Rosiana Eva Rayanti; Catherine Natawirarindry
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 12, No 3 (2024): EDITION NOVEMBER 2024
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jc.v12i3.5324

Abstract

Hypertension is the most prevalent disease in Salatiga City, Central Java. Nurses play a crucial role in treating and preventing hypertension. However, no studies have specifically measured the role of nurses in Community Health Centers (Puskesmas). This study aims to describe the role of nurses in hypertension management at Community Health Centers. A qualitative case study was conducted at the Cebongan Health Center in Salatiga City between May and July 2023. Data were collected through in-depth interviews and observations involving 13 nurses who met the inclusion criteria. Triangulation was conducted by gathering additional input from community health center heads and cadres. Thematic analysis was applied to analyze the data, including transcription, coding, categorization, theme development, and drawing conclusions. Nurses at the Cebongan Health Center manage hypertension through various roles, including case finding via blood pressure screenings, acting as educators and consultants, coordinating care, and serving as role models for healthy living behaviors. However, challenges such as the limited number of nurses relative to the target area's population, inadequate infrastructure, and minimal community participation hinder efforts to control hypertension effectively in community health centers. While the role of nurses in managing hypertension has been implemented, it still requires optimization—particularly in areas like case finding through screenings and serving as role models for healthy living. 
Co-Authors Agung Rimayanto Gintu Aitonam, Defeni Ester Amiman, Aprilia Kinanti Angreit Angel Priskila Rompas Apintamon, Simeon Asi, Feronika Adithia Eka Bidana, Eta Gelina T. Catherine Natawirarindry Catherine Natawirarindry Debby Helda Sentia Desi Desi Desi Desi, Desi Desi, Desi Dhanang Puspita Essing, Rriwu Raun Fanisa Carolin Farizi Farizi Fatkhul Amri Al Mubarroq Ferry Fredy Karwur Fiane de Fretes Fiane de Fretes Galih Wibisono Galuh Ambar Sasi Jayanti, Eni Dwi Juli Marjaya Zai Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho Kukuh Pambuka Putra Loupatty, Sanci Natalia Lydia Limin Marpaung, Bethania Clara Marsela Riska Raswandaru Marwa, Shendy Lusynthia Maya Santika Ubro Mayang Januarti Permatasari Meldy Enggelina Nenobanu - UKSW Salatiga Militia Christi Gloria Maindoka Mirin, Matan Naftalina , Elisa Esa Natalia Santika Wariunsora Ndapamerang, Beatriks Novilya Meydi Lalintia Nugraheni , Istananda Tirtaning Nugraheni, Istananda Tirtaning Nur Hidayah Payumka , Desi Pratama, Debora Kristina Pratama, Jonathan Sandy Presty Adventri Rachel Theananda Sari Raditya, Arya Rambu L.N.K. Retno Triandhini Raswandaru, Marsela Riska Rebokh, Febriyanti Yestelda Ren Sisca Novia Retno Triandhini Rully Toar Tumanduk Salawala, Joten Sampoerno Sari, Anis Sih Kurnia Sari, Fransiska Faberta Kencana Sasue, Megawati Christin Novitasari Setyawati, Indah Simon Pieter Soegijono SRI RAHAYU Sri Suwartiningsih Stephanie Martha Silahoy Sugiarto, Marchus Tedy Christopel Keluanan Theresia Pratiwi Elingstyo Sanubari Threceya Rambu Lika Handja Analalo Treesia Sujana Tumbal, Vini Venti Agustina Vinda Natalia Werfete, Rivaldy Alfrets Windika Novtavia Manggopa Yaser Arivudin Ampugo Yayi Suryo Prabandari Yoel, Laudri J.L. Yohana Ikka Maylani Yohanes Reynaldi Lumowa Yuandi , Devara Kevin Yulius Yusak Ranimpi Zai, Anwar Kristian