Claim Missing Document
Check
Articles

MODEL PEMBELAJARAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DI SEKOLAH DASAR Syahrial Ayub; Kosim Kosim; I Wayan Gunada; Muhammad Zuhdi
ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika Vol 5, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.722 KB) | DOI: 10.31764/orbita.v5i2.1187

Abstract

ABSTRAKMengajar adalah pekerjaan guru sehari-hari. Namun demikian, mengajar bagaimana siswa belajar, ternyata tidaklah mudah. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau  yang biasa disebut  dengan RnD, yang bertujuan memberikan contoh nyata bagaimana cara mengajar dan menanamkan kesiapsiagaan bencana gempabumi pada masyarakat sekolah secara sederhana dan menyenangkan dengan model pembelajaran kesiapsiagaan bencana. Hasil penelitian berupa desain model pembelajaran kesiapsiagaan  bencana gempabumi dan struktur pembelajaran yang merupakan penerapan pendekatan saintifik pada kesiapsiagaan bencana. Penelitian ini berdasarkan pengembangan dan pengalaman tim peneliti dalam mengajar dan melakukan penelitian pada kepala sekolah, guru dan peserta didik di SD Negeri 6 Mataram. SD Negeri 6 Mataram merupakan pilot project dari penelitian ini dan akan diterapkan pada sekolah-sekolah lain di daerah kota, pesisir dan pegunungan di pulau Lombok. Respon kepala sekolah dan bapak ibu guru terhadap model pembelajaran kesiapsigaan ini sangat positif, dimana 95% menyatakan sangat tertarik dan hanya 5% yang menyatakan tertarik. Peserta didik sangat antusias dan terlibat aktif selama proses pembelajaran dan mereka merasakan manfaat yang berarti dari pembelajaran kesiapsigaan ini. Hal ini mengindikasikan bahwa model pembelajaran kesiapsigaan ini dapat menjadi acuan dalam menanamkan kesiapsigaan bencana pada masyarakat sekolah. Kata Kunci : model pembelajaran kesiapsiagaan gempabumi; sekolah dasar; pulau Lombok; bencana ABSTRACTTeaching is every teacher’s daily job. Despite this, though, teaching in the way that students learn is not an easy thing to do. This research is a Research and Development—also known as RnD—study, aimed to give a real life example of how a teacher can teach and embed the awareness about natural disaster in an uncomplicated and fun way, by using disaster mitigation model of teaching. The study results in one design of disaster mitigation model of teaching and a teaching structure implementing scientific approach on disaster mitigation. This research is based on the development and real life experience of the researcher team in teaching and doing observation and research on the headmaster, teachers, and students of SD Negeri 6 Mataram. SD Negeri 6 Mataram is the pilot project of this study, which in return will be implemented in other schools in the urban, coastal area, as well as mountanious area in Lombok Island. The result shows that the headmaster and the teachers’ response towards disaster mitigation model of teaching had been really positive, with only 5% of the teachers claims that they are interested, whilst the other 95% claims that the study is extremely interesting for them. The students were very enthusiastic and active during the learning process. In addition, the claim to have meaningful benefit from this mitigation learning. This thus indicated that this disaster model of teaching and learning can be used as a guide or reference in embedding the awareness for natural disaster among school community. Keywords: model of learning; disaster awareness; primary school; earthquake
PENGEMBANGAN KIT FLUIDA ALTERNATIF YANG BERASAL DARI SAMPAH ANORGANIK UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA Syahrial Ayub; Hikmawati Hikmawati; Ni Nyoman Sri Putu Verawati; Muhammad Zuhdi
ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika Vol 5, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.388 KB) | DOI: 10.31764/orbita.v5i2.1185

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengembangkan kit fluida alternatif pada pembelajaran fisika. Kit fluida alternatif ini dibuat dengan memanfaatkan sampah anorganik yang sudah tidak digunakan. Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam, seperti  botol plastik, tas plastik, kaleng dan lain-lain. Alat-alat yang terdapat pada kit fluida alternatif adalah alat peraga kapal selam sederhana, alat peraga aliran air, alat peraga pompa air tekanan udara, alat peraga barometer botol, alat peraga roket tekanan udara, dan alat peraga helikopter sederhana. Alat-alat peraga ini disusun dalam satu kotak dan mudah dibawa (portable). Kotak inilah yang disebut dengan kit fluida alternatif. Kit fluida ini diterapkan pada pembelajaran IPA (Fisika) di SD Negeri 6 Mataram. Respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan integrasi kit fluida alternatif adalah 78 %  menyatakan sangat setuju dan hanya 22 % yang menyatakan setuju dan tidak ada yang memilih tidak setuju. Berdasarkan data ini, disimpulkan bahwa pembelajaran IPA (fisika) di SD Negeri 6 Mataram dengan integrasi kit fluida alternatif mendapat respon baik dari peserta didik. Kata kunci: Kit Fluida Alternatif; Sampah Anorganik; Pembelajaran Fisika ABSTRACTThis research aims to develop alternative fluid kits in learning physics. This alternative fluid kit is made using inorganic waste that is not used. Inorganic waste is waste generated from non-biological materials, either in the form of synthetic products or the results of the processing technology of mining materials or natural resources and cannot be broken down by nature, such as plastic bottles, plastic bags, cans and others. The tools contained in the alternative fluid kit are simple submarine props, water flow props, air pressure water pump props, bottle barometer props, air pressure rocket props, and simple helicopter props. These props are arranged in one box and are easy and portable. This box is called the alternative fluid kit. This fluid kit is applied to learning science (physics) in SD Negeri 6 Mataram. Learners' responses to learning with the integration of alternative fluid kits is 78% stating strongly agree and only 22% who agree and no one chooses to disagree. Based on this data, it was concluded that learning science (physics) at SD Negeri 6 Mataram with the integration of alternative fluid kits received good responses from students.                                                                                                                Keywords:  Alternative Fluid Kits; Inorganic Waste; Physics Learning
ANALISIS KESIAPSIAGAAN BENCANA PADA SISWA DAN GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 6 MATARAM Syahrial Ayub; Kosim Kosim; I Wayan Gunada; I Nyoman Sri Putu Verawati
ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika Vol 6, No 1 (2020): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.019 KB) | DOI: 10.31764/orbita.v6i1.1944

Abstract

ABSTRAK                                                               Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesiapsiagaan  siswa dan guru  di sekolah dasar terhadap bencana alam. Sampel penelitiannya adalah 30 siswa kelas III, 35 siswa kelas V dan 15 orang guru SD Negeri 6 Mataram. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket yang  terdiri dari 5 aspek kebencanaan, yaitu (1) pengetahuan dan (2) tanda-tanda, dampak, (3) resiko dan upaya mengurangi, (4) kesiapsiagaan serta (5) prosedur dan alat pertolongan pertama pada korban. Tingkat kesiapsiagaan terhadap bencana alam bagi siswa di kategorikan cukup (69,32%), dengan rincian sangat baik (80,02%) aspek (1), baik (78,00%) aspek (2), baik (74,60%) aspek (3), kurang (56,00%) aspek (4), dan kurang (58,00%) aspek (5). Tingkat kesiapsiagaan terhadap bencana alam bagi guru di kategorikan cukup (61,71%), dengan rincian kurang (56,11%) aspek (1), kurang (49,33%) aspek (2), baik (73,33%) aspek (3), baik (79,05%) aspek (4), dan kurang (53,33%) aspek (5). Berdasarkan data dapat disimpulkan tingkat kesiapsiagaan terhadap bencana siswa dan guru di SD Negeri 6 Mataram dikategorikan kurang. Kata kunci : analisis; kesiapsiagaan; bencana; siswa dan guru; sekolah dasar. ABSTRACTThe purpose of this study was to determine the level of student and teacher preparedness in primary schools against natural disasters. The research sample was 30 third grade students, 35 fifth grade students and 15 teacher for SD N 6 Mataram.Data collection is done through questionnaires consisting of 5 aspects of disaster, knowledge and signs, impacts, risks and efforts to reduce, preparedness and procedures and first aid tools for victims. The level of preparedness for natural disasters for students is categorized as sufficient (69.32%), with very good details (80.02%) aspects (1), good (78.00%) aspects (2), good (74.60%) aspects (3), less (56.00%) aspects (4) , the less category (58.00%) aspects (5). The level of preparedness for natural disasters for teachers is categorized as sufficient (61.71%), with inadequate details (56.11%) aspects (1), less (49.33%) aspects (2), good (73.33%) aspects (3), good (79.05%) aspects (4), and the less category (53.33%) aspects (5). Based on the data it can be concluded that the level of preparedness for student and teacher disasters in SD Negeri 6 Mataram is the less category. Keywords : analysis; preparedness; disaster; student and teacher; elementary school.
PENERAPAN TEKNIK MODERASI TERHADAP IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA DI SEKOLAH DASAR Syahrial Ayub; Kosim Kosim; I Wayan Gunada
ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika Vol 7, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.486 KB) | DOI: 10.31764/orbita.v7i2.6362

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tanggapan dan pendapat guru tentang pelaksanaan model pembelajaran mitigasi bencana dan upaya meningkatkannya di sekolah dasar. Penelitian dilaksanakan terhadap 12 guru SD negeri 1 Sembalun Lombok Timur, NTB. Penelitian deskriptif ini dimulai dengan menampilkan sebuah model pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor oleh tim peneliti yang dilanjutkan dengan diskusi struktur pembelajaran mitigasi bencana yang diaplikasikan dari modeling sebelumnya. Hasil penelitian mendapatkan 5 pokok pikiran tentang pelaksanaan model pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor, yaitu 1) mengkondisikan peserta didik menghadapi bencana alam dalam proses pembelajaran, 2) guru harus memiliki langkah yang tepat dalam memberikan pemahaman tentang bencana alam dan melakukan demontrasi langsung sehingga peserta didik memahami dengan seksama, 3) guru harus memiliki pengetahuan kebencanaan gempabumi, tsunami, tanah longsor, banjir, angin topan dan gunungapi, 4) guru memberikan contoh pembelajaran mitigasi bencana kepada peserta didik menggunakan alat bantu seperti video, alat mitigasi bencana dan lainnya, 5) pemahaman resiko/bahaya, kerentanan (kelemahan), ancaman dan kemampuan/kekuatan bencana tanah longsor. Kata kunci: teknik moderasi; implementasi model pembelajaran mitigasi bencana; sekolah dasar. ABSTRACTThis study aims to reveal the responses and opinions of teachers about the implementation of the disaster mitigation learning model and efforts to improve it in primary schools. The study was conducted on 12 teachers of SD Negeri 1 Sembalun, East Lombok, NTB. This descriptive study begins by presenting a learning model for landslide disaster mitigation by the research team, followed by a discussion of the disaster mitigation learning structure applied from the previous modeling. The results of the study obtained 5 main ideas about the implementation of the landslide disaster mitigation learning model, namely 1) conditioning students to face natural disasters in the learning process, 2) teachers must have the right steps in providing an understanding of natural disasters and conducting direct demonstrations so that students understand carefully, 3) teachers must have knowledge of earthquakes, tsunamis, landslides, floods, hurricanes and volcanoes, 4) teachers provide examples of disaster mitigation learning to students using tools such as videos, disaster mitigation tools and others, 5) understanding risk/hazard, vulnerability (weakness), threat and capability/strength of landslide disaster. Keywords: moderation techniques; implementation of disaster mitigation learning model; primary school.
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN 3X2 DENGAN 2X3 JAM PER-MINGGU SISWA SMA NEGERI 2 MATARAM Syahrial Ayub; Wahyudi Wahyudi; Gusti Afifah
ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika Vol 6, No 2 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.835 KB) | DOI: 10.31764/orbita.v6i2.2963

Abstract

ABSTRAKBanyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, salah satunya adalah penggunaan cara belajar dan jam belajar. Kebiasaan siswa selalu memadatkan jam belajar terlebih saat akan menghadapi ujian. Jumlah jam belajar yang sama akan memberikan hasil yang berbeda tergantung pada cara penggunaannya. Permasalahannya adalah apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas yang mendapat jam pembelajaran 2x3 dengan kelas yang mendapat jam pembelajaran 3x2 jam perminggu siswa kelas XI MIPA di SMA Negeri 2 Mataram. Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang mendapat pembelajaran 3x2 jam perminggu dengan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran 2x3 jam perminggu. Penelitian dilaksanakan pada kelas XI MIPA pada semester genap tahun pembelajaran 2020/2021. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan sampel kelas XI MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan XI MIPA 4 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapat pembelajaran 3x2 jam perminggu dan kelas kontrol mendapat pembelajaran 2x3 jam perminggu. Hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah hasil belajar fisika pembelajaran 3x2 jam perminggu lebih tinggi dibandingkan hasil belajar fisika pembelajaran 2x3 jam perminggu. Pengujian hipotesis dilakukan dengan t-tes pada taraf nyata α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 54 didapatkan t(0,95,54) = 1,67, sedangkan thitung=5,29. Berarti dari hasil perhitungan thitung > ttabel,  jadi hipotesis yang diajukan dapat diterima. Berdasarkan analisis penelitian ini disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang mendapat pembelajaran 3x2 jam perminggu lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran 2x3 jam perminggu. Kata kunci: pembelajaran 3x2 dan 2x3 jam perminggu; studi perbandingan; hasil belajar. ABSTRACTMany factors affect learning outcomes, one of which is the use of learning methods and learning hours. The habit of students always tightens their study hours, especially when facing exams. The same number of hours of study will produce different results depending on how it is used. The problem is whether there is a difference in physics learning outcomes between the class that gets 2x3 learning hours and the class that gets 3x2 hours of learning per week for class XI MIPA students at SMA Negeri 2 Mataram. This study aims to see the differences in the learning outcomes of students who get 3x2 hours of learning per week with the learning outcomes of students who get 2x3 hours of learning per week. The research was conducted in class XI MIPA in the even semester of the 2020/2021 learning year. This type of research is experimental research with a sample of class XI MIPA 2 as the experimental class and XI MIPA 4 as the control class. The experimental class got 3x2 hours of learning per week and the control class got 2x3 hours of learning per week. The hypothesis put forward in this study is that the learning outcomes of learning physics learning 3x2 hours per week are better than the learning outcomes of learning physics learning 2x3 hours per week. Hypothesis testing was carried out by t-test at the real level α = 0.05 with degrees of freedom (dk) = 54, it was obtained t (0,95,54)  = 1.67, while thitung = 5.29. It means that the results of the calculation of thitung> ttabel , so the proposed hypothesis can be accepted. Based on the analysis of this research, it was concluded that the learning outcomes of students who got learning 3x2 hours per week were better than the learning outcomes of students who got learning 2x3 hours per week. Keywords: learning 3x2 and 2x3 hours per week; comparative studies; learning outcomes
MODEL PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR DI SEKOLAH DASAR LERENG GUNUNG RINJANI Syahrial Ayub; Kosim Kosim; I Wayan Gunada; Luh Putu Utari
ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika Vol 7, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.241 KB) | DOI: 10.31764/orbita.v7i2.4936

Abstract

ABSTRAKArtikel ini adalah salah satu hasil penelitian pengembangan model pembelajaran mitigasi bencana bagi guru dan peserta didik di sekolah dasar. Hasil ini diterapkan didaerah pegunungan, pesisir dan kota. Sampel daerah pegunungan adalah SD Negeri 1 Sembalun yang terletak di lereng gunung Rinjani Lombok Timur, NTB. Penerapannya diawali dengan modeling pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor, struktur pembelajaran mitigasi bencana dikaitkan dengan modeling, teknik moderasi untuk mengungkap tanggapan dan pendapat guru, peer teaching oleh guru dan terakhir monitoring, observasi, evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian merekomendasikan model pembelajaran mitigasi bencana mempunyai 3 tahapan pokok pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan pemantapan. Setiap kegiatan memiliki tujuan pembelajaran yang harus dicapai dengan berbagai alternatif kegiatan yang dapat dipilih guru. Hasilnya 100% guru memiliki keinginan untuk melaksanakan model pembelajaran mitigasi bencana yang berbasis peserta didik, 91,67 % model pembelajaran mitigasi bencana tepat untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dalam meningkatkan kesadaran bencana di sekolah dan masyarakat dan 33,33% guru mengharapkan tambahan materi untuk buku model pembelajaran mitigasi bencana untuk guru sekolah dasar. Tambahan itu berupa lagu-lagu tentang bencana dan dikemas dengan kreatif supaya peserta didik senang dan lebih cepat mengerti. Kata kunci: model pembelajaran mitigasi bencana; tanah longsor; sekolah dasar. ABSTRACTThis article is one of the results of research on the development of disaster mitigation learning models for teachers and students in primary schools. These results are applied in mountainous, coastal and urban areas. The sample of mountainous areas is SD Negeri 1 Sembalun which is located on the slopes of Mount Rinjani, East Lombok, NTB. Its application begins with modeling of landslide disaster mitigation learning, disaster mitigation learning structure associated with modeling, moderation techniques to reveal teacher responses and opinions, peer teaching by teachers and finally monitoring, observation, evaluation and reflection. The results of the study recommend that the disaster mitigation learning model has 3 main learning stages, namely initial activities, core activities and stabilization activities. Each activity has learning objectives that must be achieved with various alternative activities that the teacher can choose.  The result is that 100% of teachers have a desire to implement student-based disaster mitigation learning models, 91.67% of disaster mitigation learning models are appropriate to meet the needs of students in increasing disaster awareness in schools and communities and 33.33% of teachers expect additional material for books. disaster mitigation learning model for primary school teachers. The additions are in the form of songs about disasters and packaged creatively so that students are happy and understand more quickly.     Keywords: disaster mitigation learning model; landslide; primary school.
KESADARAN KEBENCANAAN PADA PERILAKU KESIAPSIAGAAN SISWA Syahrial Ayub; Kosim Kosim; I Wayan Gunada; Endang P Handayani
ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika Vol 6, No 2 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.492 KB) | DOI: 10.31764/orbita.v6i2.3026

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengungkapkan perilaku kesiapsiagaan siswa SD Negeri 6 Mataram dari kesadaran kebencanaan yang sudah didapatkan. Kesiapsiagaan suatu hal penting dalam mengurangi resiko bencana. Sampel penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 6 Mataram yang telah diberikan kesadaran kebencanaan seperti defenisi, tanda-tanda, dampak, resiko dan upaya mengurangi, kesiapsiagaan dan prosedur serta alat pertolongan pertama pada korban. Tujuan penelitian dicapai dengan mengungkapkan tingkat kesadaran kebencanaan dan perilaku kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana pada siswa kelas V SD Negeri 6 Mataram. Jenis penelitian adalah penelitian deskriprtif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesadaran kebencanaan siswa berada pada kategori sedang. Perilaku kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana pada kategori tinggi. Data ini memberikan indikasi bahwa kesadaran kebencanaan mempengaruhi perilaku kesiapsiagaan siswa menghadapi bencana. Kata kunci: kesadaran kebencanaan; kesiapsiagaan; perilaku . ABSTRACTThis study aims to reveal the preparedness behavior of SD Negeri 6 Mataram students from the knowledge of disasters that have been obtained. Preparedness is an important thing in reducing disaster risk. The research sample was the fifth grade students of SD Negeri 6 Mataram who had been given knowledge of disasters such as definitions, signs, impacts, risks and efforts  to reduce, preparedness and procedures and tools for first aid to victims. The research objective was achieved by revealing the level of knowledge of disasters and disaster preparedness behavior in grade V SD Negeri 6 Mataram. This type of research is quantitative descriptive research. The results showed that the students' level of disaster knowledge was in the medium category. The students' preparedness behavior in facing disasters is in the high category. This data provides an indication that knowledge of disasters affects student preparedness behavior for disasters.Keywords: knowledge of disaster; preparedness; behavior
PENENTUAN HIPOSENTER DAN EPISENTER GEMPA VOLKANIK GUNUNG MERAPI DENGAN HIPO9 Syahrial Ayub; Joni Rokhmat; Ahmad Harjono; Wahyudi Wahyudi
ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika Vol 6, No 1 (2020): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.918 KB) | DOI: 10.31764/orbita.v6i1.1957

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan penelitian terhadap gempa volkanik gunung Merapi. Penelitian ini bertujuan menentukan hiposenter dan episenter gempa volkanik gunung Merapi dengan HIPO9. Analisis dilakukan dalam dua kawasan, yaitu kawasan waktu dan kawasan frekuensi. Dalam kawasan waktu ditentukan waktu tiba gempa volkanik. Dalam kawasan frekuensi diperoleh informasi tentang frekuensi sumber dan lebar pita frekuensi yang akan diloloskan. Hasil analisis mendapatkan frekuensi sumber 6 Hz dan lebar pita frekuensi 0,1 Hz. Hasil pengeplotan dengan HIPO9, episenter gempa volkanik cenderung mengumpul di sekitar puncak gunung merapi, dengan hiposenter gempa volkanik terdistribusi pada kedalaman 1200 m sampai 1300 m. Kata kunci : hiposenter; episenter; gunung Merapi; HIPO9; gempa volkanik.                                ABSTRACTVolcanic earthquakes of mount Merapi have been investigated. The aim of the investigation to determine the hypocenter and epicenter of the volcanic earthquake of mount Merapi by HIPO9. The analysis was carried out in two domains, the time domain and the frequency domain. The analysis in the time domain was conducted by the arrival time of volcanic earthquake. The analysis in the frequency domain was done by observing spectrum to get information on frequency of source and frequency band width passed from polarization. The analysis lead to frequency of source 6 Hz and band width of 0,1 Hz. The results of plotting with HIPO9, the epicenter of volcanic earthquakes tend to gather around the top of Mount Merapi, with the hypocenter of the volcanic earthquake distributed at a depth of 1200 m to 1300 m. Keywords: hypocenter; epicenter; mount Merapi; HIPO9; volcanic earthquake.
Pengembangan Model Pembelajaran Kesadaran Bencana Di Sekolah Dasar Syahrial Ayubi; Kosim Kosim; I Wayan Gunada; Endang P Handayani
Jurnal Pijar Mipa Vol. 14 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.222 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v14i2.1278

Abstract

Mengajar adalah pekerjaan guru sehari-hari. Namun demikian, mengajar bagaimana siswa belajar, ternyata tidaklah mudah. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang bertujuan memberikan contoh nyata bagaimana cara mengajar dan menanamkan kesadaran bencana pada masyarakat sekolah secara sederhana dan menyenangkan dengan model pembelajaran kesadaran bencana. Hasil penelitian berupa desain model pembelajaran kesadaran bencana dan struktur pembelajaran yang merupakan penerapan pendekatan saintifik pada kesadaran bencana. Penelitian ini berdasarkan pengembangan dan pengalaman tim peneliti dalam mengajar dan melakukan penelitian pada kepala sekolah, guru dan peserta didik di SD Negeri 6 Mataram dan. SD Negeri 6 Mataram merupakan pilot project dari penelitian ini dan akan diterapkan pada sekolah-sekolah lain di daerah kota, pesisir dan pegunungan di pulau Lombok. Respon kepala sekolah dan bapak ibu guru terhadap model pembelajaran kesadaran ini sangat positif, dimana 95 % menyatakan sangat tertarik dan hanya 5 % yang menyatakan tertarik. Peserta didik sangat antusias dan terlibat aktif selama proses pembelajaran dan mereka merasakan manfaat yang berarti dari pembelajaran kesadaran ini. Hal ini mengindikasikan bahwa model pembelajaran kesadaran ini dapat menjadi acuan dalam menanamkan kesadaran bencana pada masyarakat sekolah.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika di SMAN 2 Mataram Melalui Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Syahrial Ayub; I Wayan Gunada; Gusti Afifah
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT) Vol 5 No 1 (2019): Januari - Juni
Publisher : Department of Physics Education, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.348 KB) | DOI: 10.29303/jpft.v5i1.1135

Abstract

This collaborative action research which was aimed to improve the quality of physics teaching through the implementation curriculum of 2004 in teaching scenario which oriented for process skill. This action research was conducted to the second year students of The State Senior High School 2 Mataram, by involving two teachers for giving the treatmen. The data needed such as observation result of teaching inthe class and the student response were collected by observation format of teaching in the class and questionnare. By using quantitative and qualitative analysis, it was found that 1) the implementation of process skill teaching can quality improvement of physic teaching in The State Senior High School 2 Mataram, 2) student's response for implementation of process skill teaching is good, 3) the student's opinion toward implementation of process skill teaching is quantitatively positive. Based on this result, it is recommended that physic teacher implement process skill teaching of teaching continuosly in order to improve student's achievement.