Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur

PENGGUNAAN FORMAT BITMAP DAN VEKTOR PADA SPANDUK WARUNG MAKAN PEDAGANG KAKI LIMA Fuad, Ahmad; Susanto, Beng
JURNAL KREATIF: DESAIN PRODUK INDUSTRI DAN ARSITEKTUR Vol 6 No 1 (2018): Volume 6, No. 1, Oktober 2018
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i1.31

Abstract

ABSTRAK Sudah puluhan tahun, bahkan sudah lebih dari seratus tahun yang lalu ada kebiasaan masyarakat dalam mencari rezeki dengan cara menjajakan dagangannya dipinggir jalan. Pedagang yang memiliki kebiasaan berdagang tersebut memilki istilah pedagang kaki lima. Istilah tersebut timbul dikarenakan peraturan pada zaman Hindia Belanda yang disalah artikan,“ Five Foot Way“ yang mengharuskan setiap bangunan besar dipinggir jalan harus menyediakan lahan sebesar Lima Kaki, untu pejalan kaki. Yang berubah pemahaman menjadi Kaki Lima. Dan lahan untuk pejalan kaki yang selebar lima kaki tersebut secara tidak sengaja menjadi tempat mangkal para pedagang keliling. Saat ini, para pedagang kaki lima pasti wajib menggunakan spanduk, sebagai tanda untuk menginformasikan tentang apa yang mereka jual. Awalnya ada hal yang menarik pada penggunaan spanduk ini. Mengapa para pedagang kaki lima, terutama pedangan Pecel Lele, Pecel Ayam dan Seafood masih bertahan menggunakan spanduk tradisional yang masih menggunakan teknik lukis manual. Selain teknik manual yang mereka gunakan, ada hal menarik lainnya yang timbul. Hal tersebut adalah mereka tetap menggunakan gambar hewan yang masih hidup, dengan gambar atau image yang tidak nyata. Dikarenakan penggunaan image yang tidak real, yang mendekati format vektor inilah yang memancing peneliti untuk meneliti penggunaan format vektor dan bitmap pada spanduk pedagang kaki lima. Kata kunci : kaki lima, vektor, bitmap ABSTRACT It's been decades, even more than a hundred years ago there was the habit of the people in seeking sustenance by peddling their wares on the side of the road. Traders who have trade habits have the term street vendors. The term arises because the rules of the Dutch East Indies era were misinterpreted, the "Five Foot Way" which requires that every large building on the side of the road must provide land of five feet, for pedestrians. And the five-foot-wide pedestrian area inadvertently becomes a hangout for mobile traders. At present, street vendors must be obliged to use banners, as a sign to inform them about what they sell. Initially there was something interesting about using this banner. Why do street vendors, especially Pecel Lele, Pecel Ayam and Seafood, still survive using traditional banners that still use manual painting techniques. In addition to the manual techniques they use, there are other interesting things that arise. This is that they still use images of animals that are still alive, with images or images that are not real. Due to the use of images that are not real, which is close to vector format, this is what provokes researchers to examine the use of vector and bitmap formats on street vendor banners. Keywords: sidewalk, vector, bitmap
Co-Authors Abi Saptadinata Adyla, M. Faris Ahmad Dani Setiawan Allison, Andy Angelina Angelina Ari Pambudi Asep Nursobah, Asep Assaf Arief, Assaf Astriko, Feni Atmojo, Heriyanto Betty Tresnawaty, Betty BUDI TJAHJONO Budy Wiryawan Christophera R Lucius Darajat Wibawa Darajat, Teddy Muhamad Darsono, Dono Disman, Disman Erry Yudhya Mulyani Febrianti, Sherly Putri Fitrah , Fitrah Hardiatna, Anang Hasrudy Tanjung, Hasrudy Hidayah, Nailla Ichwanudin, Muhammad Ikbal Rachmat Illah Sailah Ilmi, Dima Hafizul Imam Yuwono Indra Gunara Rochyat Irdanuraprida Idris Jeffri Alfa Razaq Kalisman, Joko Hartono Kamil, Kamil Kartini Kartini Lubis, Eva Susanti Lubis, Rusdi Hamka M. Yunus, Badruzzaman Malabay Malabay Manurung, Nazwa Salsabia Zahra Br Manurung, Nazwa Salsabilaahra Maria Ligouri, Eloena Ketsiya Marwan, Rudi Heri Maya, Windi Dwi Mayasari Mayasari, Mayasari Moch. Fakhruroji Muhaemin, Enjang Muhammad, Miftah Muliani, Sri Indah Mulyo Wiharto Musthafa, Izzuddin MUTIARA, DHEA FITRI Najamuddin Najamuddin, Najamuddin Nefianto, Tirton NINING WAHYUNINGSIH Nizam, Mohammad Rafel Nugraha Nugraha Nugroho, Tezar Mega Nuryadi Nuryadi Panggabean, Hadi Saputra Praja, Arief Kusuma Among Pratama, Muhammad Rizky Purnamasari, Adhellia Putra, Satria Nandha Putri Anggraeni Widyastuti Putri, Saskia Amanda Rahmatang, Putri Ramadhan, Dzul Fadli Royan Ramadhani, Mutia Ramdhani, Mutia Ratih Pratiwi Riya Widayanti Rojudin, Rojudin Sadikin, Irma Savitri SARASWATI, RIA Sembiring, Rinawati Siti Jubaidah, Siti Sophiyanto wuryan Stevanny Stevanny, Stevanny Suciani, Anggun Sulistiawati Sulistiawati Suroto Suroto Suryadi Suryadi Susanto, Beng SYAIFUL BAHRI Tarigan, Mazmur Ummanah Ummanah, Ummanah Wijaya, Rahmat Wiyono, Erina Yani, Dodi Putra Yuliati - Zalianava, Zalianava