Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN CUCI PIRING YANG AMAN DIGUNAKAN A Tenriugi Daeng Pine; Yuyun Sri Wahyuni; Nurul Hidayah Base; Yusriyani; Maulana Imansyah Zulkarnain
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT YAMASI Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Yamasi
Publisher : Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.925 KB) | DOI: 10.59060/jpmy.v2i1.273

Abstract

Waste cooking oil has been a household waste that is not utilized so it can pollute the environment. The activities carried out aim to provide education and skills in making dish soap from waste cooking oil. Community service activities in Sunggumanai Village, Pattallassang District, Gowa Regency. Community service activities are carried out in the form of direct training for PKK mothers and housewives who live in the area. The soap made from used cooking oil was then tested on the foam and its cleaning ability and a debriefing and questionnaire was conducted on the participants who attended the training. Training on making dishwashing soap from used cooking oil received a positive response and provided knowledge and skills to the people of Sunggumanai Village in processing waste cooking oil into dishwashing soap that is safe to use.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus) SEBAGAI MINUMAN FERMENTASI YANG MENYEHATKAN Base, Nurul Hidayah; A. Tenriugi Daeng Pine; Yusriyani; Raymond Arief N Noena; Taufiq
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT YAMASI Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Yamasi
Publisher : Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.972 KB) | DOI: 10.59060/jpmy.v2i1.279

Abstract

Pengolahan makanan dan minuman dari buah-buahan pada umumnya hanya memanfaatkan daging buah saja dan membuang kulit buahnya begitu saja sehingga menjadi sampah yang tidak dibutuhkan lagi. Salah satu limbah kulit buah yang tidak dimanfaatkan adalah kulit buah nanas (Ananas comosus). Kulit buah nanas memiliki kandungan senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan seperti bromelin, flavonoid, tannin, oxalate, dan pitat, dimana kandungan senyawa kulit buah ini memiliki aktivitas antibakteri yang lebih kuat terhadap gram positif. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan pemanfaatkan Kulit buah nanas menjadi bentuk sediaan minuman fermentasi yang bersifat probiotik sehingga dapat menjaga kondisi usus yang sehat yang dikenal dengan nama “Tepache” dengan rasa yang enak dan segar di mulut serta aman bagi Kesehatan. Kegiatan PkM yang dilakukan dengan memberi edukasi kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan tentang pemanfaatan limbah kulit buah nanas sebagai minuman fermentasi yang menyehatkan dapat diterima oleh masyarakat di Kelurahan Kalabbirang Kecamatan Patallassang Kabupaten Takalar. Antusisme masyarakat dibuktikan dengan meningkatnya pemahaman masyarakat dan adanya keinginan masyarakat untuk memanfaatkan kulit buah nanas yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah buangan.
UJI POTENSI TABIR SURYA DAN NILAI SUN PROTECTING FACTOR (SPF) EKSTRAK JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SECARA IN VITRO Andi Tenriugi; Ilmi Khairiyah Syam
Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.037 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang penentuan potensi tabir surya ekstrak jamur tiram putih dengan parameter eritema dan pigmentasi secara spektrofotometer UV-Vis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kategori potensi tabir surya ekstrak jamur tiram putih dan menentukan nilai Sun Protecting Factor. Uji potensi tabir surya ditentukan berdasarkan metode perhitungan nilai persen transmisi eritema (%Te) dan nilai persen transmisi pigmentasi (%Tp) pada panjang gelombang 292,5-372,5 nm dan absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm pada interval 5 nm. Pada penelitian ini digunakan ekstrak Jamur Tiram putih dengan konsentrasi ekstrak 200, 400, 600, 800 dan 1000 ppm lalu diukur persen transmitan eritema dan pigmentasinya dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis, pengukuran ini dilakukan sebanyak 3 kali replikasi untuk masing-masing konsentrasi sehingga diperoleh nilai rata-rata pada hasil pengukuran eritema, pigmentasi dan nilai SPF.Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada konsentrasi 200 dan 400 ppm Ekstrak Jamur tiram putih memberikan efek Extra Protection untuk pigmentasi. Konsentrasi 600 dan 800 ppm termasuk dalam kategori Total Block untuk pigmentasi dengan range (3-40 %). Sedangkan pada konsentrasi 1000 ppm ekstrak sebesar 12,60 % termasuk dalam kategori Regular Suntan untuk %Te dan Total Block untuk %Tp. Sementara nilai SPF, ekstrak memiliki nilai yaitu 2,9 termasuk dalam kategori proteksi minimal.Kata kunci: Jamur Tiram Putih, Tabir Surya, Transmisi Eritema dan Pigmentasi
PENENTUAN ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI PADA SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON LUMUT (Musa acuminata Colla) A. Tenriugi Daeng Pine; Anita Andriani
Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.333 KB)

Abstract

Kulit pisang merupakan salah satu kulit buah yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu varietas pisang yang sering dijumpai di Indonesia adalah pisang ambon lumut (Musa acuminata Colla). Khasiat dari kulit pisang ini antara lain meredekan nyeri pada luka bakar,mengatasi gatal pada kulit, mengobati kutil, dan mempercepat penyembuhan luka yang sudah mulai kering. Tujuan dari penelitian ini adalah  untuk mengetahui nilai ALT bakteri yang terkandung dalam sediaan salep ekstrak etanol kulit buah pisang ambon lumut. Angka  lempeg total bakeri yang melebihi batas dari ketentuan BPOM RI 2014 dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat.Penelitian ini menggunakan rancangan dengan pembuatan sediaan ekstrak kulit buah pisang ambon lumut dalam basis salep. Penelitian ini diawali dengan proses ekstraksi yaitu dengan metode maserasi selama 3 hari dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak cair kulit buah pisang ambon lumut  kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 65°C selama kurang lebih 2 jam,dan dibuat sediaan salep  serta ditentukan ALT bakteri yang terkandung didalam sediaan.Hasil penelitian yang dilakukan pada salep ekstrak etanol kulit buah pisang ambon diperoleh nilai ALT 3,4 x 104. Hasil tersebut melebihi batas ketentuan yang dipersyaratkan BPOM tahun 2014.Kata kunci: Salep,  Ekstrak Etanol Kulit  Buah Pisang Ambon Lumut,  ALT
Standardisasi Mutu Fisik Ekstrak Etanol Daun Pare Hijau (Momordica carantia L.) Rusmin Rusmin; A.Tenriugi Dg. Pine
Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal Kesehatan
Publisher : Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.2 KB)

Abstract

Green bitter leaves (Momordica carantia L.) is one of the plants that can be used as medicine for worms, wounds, and ulcers. This study aims to determine the ethanol extract of green bitter leaves (Momordica carantia L.) can meet the quality requirements of nonspecific parameters and specific parameters. Green pare leaf (Momordica carantia L.) dried is extracted with 96% ethanol solvent using maceration method. The extract obtained was tested specifically and nonspecific quality. The results showed that the standardized extract of green bitter leaves (Momordica carantia L.) was 96% ethanol extract with specific and nonspecific parameter values ​​as follows: extract in the form of thick, dark green, distinctively smelling, and tasting bitter; yield is 17.3%: drying losses are 28.39%.
PRODUKSI DAN KARAKTERISASI SERBUK SELULOSA DARI BATANG PISANG (Musa paradisiaca L.) admin; A.Tenriugi Daeng Pine; Nurul Hidayah Base
Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal Kesehatan
Publisher : Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.702 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian pembuatan dan karakteristik serbuk selulosa batang pisang kepok Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah batang pohon pisang kepok sebagai alternative bahan dasar pembuatan serbuk selulosa dan bertujuan untuk mengetahui seperti apa proses pembuatan selulosa dari batang pohon pisang kepok dan karakteristiknya. Adapun pengujian yang dilakukan yaitu uji mikroskopik, uji makroskopik dan analisa kadar serbuk selulosa menurut SNI 14-0444-1989. Hasil dari karakteristik selulosa batang pisang kepok adalah memiliki ukuran serat selulosa yang halus tetapi masih ada serabut-serabut kecil, memiliki jalinan serat yang rapat tetapi tidak beraturan, dan tidak murni karena bercampur dengan lignin dan hemiselulosa. Hasil dari analisa kadar selulosa batang pisang kepok yang didapatkan sebanyak 49,66% dan 55,6%. Analisa kadar selulosa tersebut sudah memenuhi standar selulosa yang baik menurut SNI 14-0444-1989 yaitu 45-60%.
UJI PARAMETER SPESIFIK DAN NONSPESIFIK EKSTRAK ETANOL DAUN PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) A Tenriugi Daeng Pine; Basir, Hernawati; Muh. Anwar
Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1110.997 KB) | DOI: 10.59060/jurkes.v7i1.250

Abstract

Tanaman pisang kepok (Musa paradisiaca L.) telah dikenal memiliki banyak efek farmakologi dan digunakan sebagai obat tradisional. Salah satu dari tanaman yang dimanfaatkan di masyarakat adalah daunnya sebagai pembungkus makanan sebagai penambah cita rasa ternyata memiliki khasiat sebagai antioksidan dan antimikroba. Agar dapat dijadikan sebagai bahan baku obat tradisional maka perlu dilakukan uji parameter spesifik dan nonspesifik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai parameter spesifik dan nonspesifik dari ekstrak etanol daun pisang kepok diperoleh dengan cara ekstraksi dengan menggunakan etanol 96% metode maserasi dan menghasilkan nilai rendamen sebanyak 4,62%. Dilakukan pengujian parameter spesifik dan nonspesifik yaitu uji organoleptik, uji senyawa larut air dan etanol, dan uji susut pengeringan. Ekstrak daun pisang kepok yang dihasilkan merupakan ekstrak kental, berwarna coklat tua, memiliki bau khas, dan rasanya pahit. Kadar senyawa yang terlarut pada air sebesar 66,66%±6%, sedangkan kadar senyawa yang larut etanol sebesar 57,33%±2,08%. Dan kadar susut pengeringannya sebesar 3,95%±1%.
Identifikasi Mutu Fisik Sediaan Sabun Padat Kulit Buah Pisang Ambon dan Aktivitasnya terhadap Staphylococcus epidermidis Basir, Hernawati; Zulfahmi Hamka; Sunarti; Hardianti; A. Tenriugi Daeng Pine
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Farmasi Edisi Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v11i1.35358

Abstract

The processing of bananas is limited to the utilization of the fruit, so that it produces waste in the form of the skin. Basically, this banana rinds waste can be used as an ingredient for making traditional product preparations. This is because the banana rind contains several chemical compounds that have properties. Banana rinds contains glycosides, saponins, tannins, and flavonoids that can inhibit pathogenic bacteria so that it can be used as an antibacterial. To increase the use value of banana rinds waste, further processing is needed, for example in the manufacture of soap preparations.flavonoids that can inhibit pathogenic bacteria so that it can be used as an antibacterial. To increase the use value of banana rinds waste, further processing is needed, for example in the manufacture of soap preparations. This study aims to determine the physical quality of the formulation of bar soap from the ethanol extract of Ambon banana rinds (Musa paradisiaca Var. Savientum (L.) Kunt) concentrations of 5% (F1) and 10% (F2). In this study, the physical quality of soap preparations were tested in the form of organoleptic tests, namely color, odor, and shape, pH test, foaming power test, and hardness test. The ethanol extract of Ambon banana rinds was obtained by maceration method and then formulated into solid soap preparations. Based on the research, the results showed that the preparation of bar soap from the ethanolic extract of banana rinds with a concentration of 5% (F1) and 10% (F2) met the physical quality test, namely organoleptic F1 and F2 had a dark brown color, a distinctive odor and had a solid shape, pH soap preparations F1 9 and F2 8, the height of foam for soap preparations F1 and F2 is 100 mm, and the hardness test for soap F1 is 0.6 scale and F2 is 0.5 scale.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK FACIAL WASH EKSTRAK ETANOL DAUN KITOLOD (Isotoma longiflora L.) SERTA AKTIVITASNYA TERHADAP Staphylococcus epidermidis Basir, Hernawati; Istianah Purnamasari; Thalib, Muthmainna; A. Tenriugi Daeng Pine; Saldi; Nadia Pratama Nurka Sari
Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59060/jurkes.v8i2.190

Abstract

Daun kitolod merupakan tumbuhan yang jarang dilirik oleh masyarakat secara umum, tumbuhan ini tumbuh liar dan mudah ditemukan. Daun kitolod (Isotoma longiflora L.) mengandung senyawa seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan politerol. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan facial wash ekstrak etanol daun kitolod dan uji stabilitas fisik serta menguji aktivitasnya terhadap Staphylococcus epidermidis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dimana dilakukan uji stabilitas fisik sediaan facial wash ekstrak etanol daun kitolod (Isotoma longiflora L.) berupa uji organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, daya busa, viskositas, iritasi terhadap kulit, stabilitas penyimpanan, dan aktivitasnya terhadap Staphylococcus epidermidis. Ekstrak etanol daun kitolod (Isotoma longiflora L.) kemudian diformulasikan menjadi sediaan facial wash yang dibuat dalam 3 formulasi yaitu F0:0%, F1:15%, F2:20%. Berdasarkan hasil uji stabilitas fisik Hasil evaluasi uji pH F0, F1, dan F2 berurut adalah 5,3; 5,1 dan 5,1. Hasil uji homogenitas semua formulasi menunjukkan bahwa sediaan homogen. Hasil viskositas F0, F1, dan F2 berurut yaitu 1100 cPs; 553,3 cPs dan 600 Cps. Hasil uji iritasi pada kulit dengan enam sukarelawan menunjukkan tidak terjadi iritasi pada kulit,, hasil uji stabilitas penyimpanan selama 6 siklus atau 12 hari penyimpanan pada suhu bergantian 4°C dan 40°C sediaan tetap stabil, sedangkan pada pengujian aktivitasnya terhadap Staphylococcus epidermidis pada formulasi F1 dan F2 menunjukkan hasil memiliki daya hambat dalam kategori kuat.
UJI MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN METODE FERMENTASI DAN PEMANCINGAN A Tenriugi Daeng Pine; Khusnul Khatimah
Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59060/jurkes.v8i1.322

Abstract

Quality test research has been carried out with the aim of knowing the physical quality of VCO preparations made using hybrid coconut. The research method used was laboratory experimental by conducting physical quality tests on preparations carried out at the Natural Materials Technology Laboratory and Pharmaceutical Chemistry Laboratory at the Yamasi Pharmacy Academy, Makassar. Hybrid coconut is made in the form of coconut cream then the cream is made into VCO preparations using two methods, namely the fermentation method and the fishing method. The physical quality tests carried out included organoleptic tests, water content, free fatty acids and peroxide numbers. The results of this study stated that from the two methods of making VCO, the baiting method gave better results than the fermentation method, namely the fishing method produced a yield of 41.4% , organoleptic (specific smell of coconut aroma, typical taste of coconut oil and clear color) water content of 0.049%, free fatty acids 0.1% and peroxide value 10.8 mg ek/k. Whereas the fermentation method produced a yield of 29.3%, organoleptic (typical coconut aroma, distinctive coconut oil taste and clear color), 0.029% water content, 0.45% free fatty acids and 4.2 mg oak/k peroxide.