Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Kabupaten Kota Layak Anak Hamid Patilima
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 13, No 1 (2017): Mei
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The CRC was transformed of the legal language to policies, programs, and activities through the Child Friendly City (KLA). KLA is regencies / cities that have a development system based on the rights of children through the integration of the commitment and resources of governments, communities, businesses and the media which is thoroughly planned and sustained in policies, programs and activities to guarantee the fulfillment of children’s rights.KLA was first inspired by Kevin Lynch’s research that was later developed by Louise Chawla. The research was encapsulated in the concept of Child Friendly City Initiative. Continuously in Indonesia, the development of KLA is organized and established by the Child Protection Act.The core of the KLA for criminology development is to be the platform for ideas trial, concepts, models, and technologies that are related to criminology, practices, concepts and theories about the protection, respect, fulfillment and promotion toward children’s rights.Kata Kunci: Anak, Kota, Kabupaten, Layak Anak, Hak Anak, Perlindungan Anak, Konvensi
PERAN PENDIDIK MEMBANGUN PERSAHABATAN SEJAK USIA DINI KUNCI RESILIENSI ANAK Hamid Patilima
JPTI (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Taman Indonesia) Vol 1 No 2 (2022): JPTI (JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI TAMAN INDONESIA)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.961 KB)

Abstract

Friendship is the main capital for every human individual, including early childhood. Friendship from an early age is largely determined by the role of educators, including fathers and mothers being the main ones. First and foremost educators as well as advanced educators provide space and opportunities for children to get to know each other and get to know fellow friends, without conditions. What about life today, does friendship get the attention of every educator? The full description of this article focuses on the study of friendship as a key to resilience. This study aims to build children's resilience from an early age through friendship.
Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Kemandirian Pada Anak Usia 5 -6 Tahun Elminah Elminah; Hamid Patilima
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 2 (2023): April-June
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i2.5140

Abstract

Orang tua merupakan cerminan yang bisa dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya dalam keluarga. Oleh karena itu, pengasuhan anak merupakan serangkaian kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua. Di sinilah peran orang tua ditantang untuk mampu membentuk kemandirian anak dalam kapasitas agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya. Sikap penting yang seharusnya dikembangkan oleh orang tua untuk pembentukan kemandirian adalah memberi kesempatan yang luas kepada anak untuk berkembang dan berproses.  Untuk mengembangkan kemandirian anak dengan cara memberikan kepercayaan pada anak, kebiasaan dengan memberikan kebiasaan yang baik kepada anak sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya, misalnya membuang sampah pada tempatnya, melayani dirinya sendiri, mencuci tangan. Di sini peran orang tua dalam pembentukan kemandirian yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak dengan secara terus-menerus, dibangun dan dikembangkan agar  proses pembentukan kemandirian akan menghasilkan generasi yang diharapkan. Pentingnya pembentukan kemandirian pada anak usia dini dapat menumbuhkan kebiasaan - kebiasaan yang dapat dikerjakan sendiri pada anak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan serta mengungkap fakta sebenarnya yang terjadi di tempat penelitian dan studi kasus pada anak usia 5-6 tahun dan subyek penelitian hanya 5 anak yang terdiri 4 anak perempuan dan 1 anak laki – laki. yang berada di TK Islam Mutia 4 yang berlokasi di Jalan Fajar Baru III Rt 002 Rw 008, Cengkareng Timur Jakarta Barat. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2023.  Cara mengumpulkan datanya diproses melalui penggunaan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Workshop Manajemen Pengelolaan PAUD di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku Hamid Patilima; Maya Nurfadhillah; Supiyani S; Rohana Rohana; Nurhidayati Udjir; Susiana Susiana; Kurniati Kurniati; Sunarti Sulistyowati; Susy Humayrah; Ariyani Ariyani; Deni Agus Panca Susanti
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 10 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54371/jiip.v6i10.2970

Abstract

Dalam pengelolaan lembaga pendidikan anak usia dini secara professional. Perlu penerapan 8 Standar Nasional Pendidikan untuk penilaian kelayakan program satuan pendidikan yang di tetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (22). Workshop manajemen pengelolaan menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) dengan pendampingan dan observasi dipandang efektif untuk meningkatkan kemampuan pengelola lembaga pendidikan anak usia dini di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Dengan diadakannya workshop oleh mahasiswa PKM, diharapkan dapat memberikan peningkatan pemahaman terhadap pengelolaan PAUD. Dan dari perolehan data didapatkan bahwa 36 orang guru RA dan TK yang berasal dari 8 lembaga RA dan 5 lembaga TK yang ada di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu melalui pre test dan post test didapatkan peningkatan terhadap pemahaman peserta mengenai Pengelolaan PAUD, di buktikan dengan adanya Implementasi dari beberapa RA dan TK yang mulai melengkapi data lembaganya terkait dengan 8 Standar.
STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN DISIPLIN POSITIF PADA ANAK TK Cucum Sumiati; Hamid Patilima
Journal of Early Childhood Education (JECE) Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jece.v5i1.34415

Abstract

Teachers have a central role in shaping and developing positive discipline in kindergarten children. Positive discipline has been recognized as an effective approach in managing children’s behavior by emphasizing principles such as open communication, active teaching and positive reinforcement. This study aims to explore various strategies and tactics used by teachers in developing positive discipline in kindergarten children, especially in Assuryaniyah Islamic Kindergarten in Bekasi City. The research method used is qualitative research with a case study approach. The informants in this study were 2 classroom teachers. Data collection techniques used observation, interviews and documentation. From the analysis, the researchers found that in developing positive discipline in children, the teacher’s strategy was not only to act as a model (example) who showed appreciation, patience and empathy in interacting with children, but also as a motivator who supported the process of developing positive discipline in children, becoming a facilitator in designing clear rules and fair consequences so that children understand the consequences of their actions, becoming a mediator (intermediary) who helped children solve problems wisely and becoming an evaluator by collaborating with parents in developing positive discipline in children.
THE ROLE OF EDUCATORS IN PREVENTING PSYCHOLOGICAL VIOLENCE IN GRADE 1 CHILDREN Mulyati Mulyati; Hamid Patilima
Journal of Early Childhood Education (JECE) Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jece.v4i2.32156

Abstract

The problem that occurs at this time is that the role of education is still not realized as its function optimally in overcoming violence prevention in the learning environment for elementary school children. The purpose of this study was to determine the role of educators in preventing psychological violence in elementary school children. The research methodology uses qualitative data collection methods using observation and relevant documentation. The research subjects were conducted on 25 elementary school teachers by providing debriefing and training and assisted by two master's students. Data analysis techniques use the approach from Miles and Huberman. The results show that the role of educators should be optimal in facilitating learning assistance for children. Schools as educational institutions can submit procedural SOPs made in the form of written rules as a solution to minimize the occurrence of ongoing child psychological distress. The role of the teacher during the learning process can provide direction through positive instructions to children. As well as collaboration between school principals, teachers and parents it is important to do that can be used as an internal monitoring system, so that children can feel that they are being watched, protected and given attention.
Peran Pendidik Dalam Pengembangan Nilai Agama dan Moral Pada Pembelajaran Berbasis Al Qur’an Nunuk Marlina; Hamid Patilima
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 3 (2023): July-September
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i3.5348

Abstract

Pentingnya pengembangan nilai agama dan moral anak ditanamkan sejak dini. Pembelajaran berbasis Al Qur’an di TK Islam Al Aqsha bertujuan untuk menghasilkan anak yang memiliki nilai agama dan moral yang baik sebagai Sumber Daya Manusia berdasarkan Al qur’an. Peran guru sangat dibutuhkan dalam pengembangan nilai agama dan moral di sekolah. Guru harus memiliki kemampuan serta wawasan yang baik dalam mendidik peserta didiknya. Penelitian ini mendeskripsikan Peran Guru Dalam Pengembangan Nilai Agama dan Moral Pembelajaran Berbasis Al Qur’an pada anak usia dini. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus. Data penelitian diambil melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran pendidik sangat dibutuhkan dalam mengembangkan nilai agama dan moral anak sesuai dengan pembelajaran berbasis Al Qur’an sehingga anak memiliki nilai agama dan moral yang baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur'an pada perkembangan NAM anak usia dini menunjukan bahwa anak dapat mengetahui do’a pendek sehari-hari, anak mengetahui surat-surat yang biasa dibaca ketika shalat dan anak menunjukan perilaku sopan, hormat, peduli dan toleransi.
Implementasi Aspek Sarana Prasarana Sekolah Ramah Anak di Taman Kanak-kanak Leny Madhani; Hamid Patilima
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v10i1.6568

Abstract

Taman Kanak-Kanak menjadi tempat yang aman, nyaman, bersih, sehat, ramah dan menyenangkan tentu menjadi dambaan bagi semua lembaga pendidikan terutama bagi jenjang PAUD. Sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta melindungi berbagai hak dasar pada anak maka pemerintah melaksanakan suatu program yang di sebut Sekolah Ramah Anak. Perwujudan dari Sekolah Ramah Anak sesungguhnya telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satunya lembaga TK Islam Al-Azhar BSD yang telah ikut mendeklarasikan diri Sebagai Sekolah Ramah Anak pada. Dalam pelaksanaannya tentu tidak mudah karena diperlukan berbagai upaya dalam mengimplementasikannya terutama dalam memenuhi aspek sarana prasarana yang ramah anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi sarana prasarana melalui program sekolah ramah anak yang dilaksanakan oleh sekolah TK Islam Al-Azhar BSD. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di TK Islam Al-Azhar BSD. Adapaun yang menjadi sumber informan adalah kepala sekolah, guru, orang tua murid/ komite sekolah dan peserta didik dari kelompok B. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa TK Islam Al-Azhar telah mengimplementasikan aspek sarana prasarana berdasarkan panduan pelaksanaan SRA dari pemerintah. Namun dalam prakteknya masih memerlukan peningkatan kualitas ataupun kuantitas dalam beberapa fasilitas diantaranya: lantai toilet dan ketersediaan hygiene kit, toilet bagi penyandang disabilitas, ketersediaan ruang konseling, ketersediaan ruang kreativitasdan ketersediaan kotak komunikasi.
Peran Penilik dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru PAUD: Evaluasi Dampak Program dan Pengendalian Mutu Endah Rohyani; Hamid Patilima
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v10i1.6747

Abstract

Jabatan fungsional penilik adalah tenaga kependidikan sebagai pelaksana teknis fungsional dengan tugas utama melaksanakan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program Pendidikan anak usia dini (PAUD), Pendidikan kesetaraan dan keaksaraan serta kursus pada jalur Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) berkedudukan di Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.  Keberadaan penilik sangat penting untuk peningkatan kualitas Pendidikan anak usia dini (PAUD), Pendidikan kesetaraan dan keaksaraan serta kursus pada jalur Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI).  Penilik dapat membantu guru dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja guru.  Selain mebantu kepala sekolah dalam menjalankan peran sebagai guru, pemimpin, administrator, supervisor, motivator, pembaharu dan manajer dengan melaksanakan pembimbingan dan memberikan masukan kepada kepala sekolah.  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap data sejauh mana peranan penilik dalam meningkatkan motivasi kerja guru PAUD di Kecamatan Kotabaru, Karawang.  Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif.  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya peranan penilik yang langsung turun memberikan motivasi, terbukti mengalami peningkatan yang signifikan.
Pedagogic Competence for Early Childhood Educators as A Requirement for Merdeka Belajar: A Case Study in Banten Province Tjut Dwi Anggraini Damcha; Hamid Patilima; Nuris Azizah; Satia Imelda Yuanita; Helmi; Ria Andriyani
International Conferences on Early Childhood Education Proceedings Vol 1 No 1 (2023): International Conference on Early Childhood Proceeding
Publisher : Universitas Panca Sakti Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51714/icec.v1i1.107

Abstract

Teachers face challenges in teaching and learning in the industrial revolution era 4.0 and Society 5.0. Ensuring students have communication, collaboration, creation, and critical thinking competencies. This article aims to analyze the educational competence of early childhood educators in realizing Merdeka Belajar in Banten Province, Indonesia. Pedagogic competence is the ability needed by educators to carry out the program Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, and Implementation of the Kurikulum Merdeka in their schools. These three programs are the pillars for achieving Merdeka Belajar. The research method used was to collect information through written interviews using the Google Form, which was distributed to representatives of the education and culture offices in 8 districts and cities in Banten Province, including the heads of the PNF and Kasi PAUD, in addition to PAUD supervisors and inspectors in 8 communities and towns. as well as representatives from various schools and early childhood education teachers throughout Banten Province. The results of this study indicate that the 106 informants who are educators and related education stakeholders already understand the Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, and Merdeka Curriculum programs and have pedagogic competencies that can support the realization of Merdeka Belajar, but further observations are still needed regarding the implementation of these programs in schools.