Claim Missing Document
Check
Articles

Pengetahuan dan Stigma Masyarakat terhadap TBC Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Pencegahan dan Penularan Hidayati, Eni
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 10, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2015.10.2.602

Abstract

Tuberkulosis Paru merupakan salah satu jenis penyakit generatif yang telah dan menyerang  kelompok  usia  produktif  maupun  anak-anak,  dan  merupakan penyakit menular pembunuh nomor satu. Stigma yang berhubungan dengan penyakit ini berdampak negatif terhadap pencegahan, prosedur pelayanan, dan kebijakan yang berkaitan dengan penyakit TB. Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang penularan TBC terhadap stigma masyarakat pada klien TBC. Jenis penelitian pre eksperimen dengan rancangan one group pre dan post design. Sampel 30 orang diperoleh secara accidental sampling. Hasil penelitian menunjukan 81,25  %  responden memiliki stigma  rendah. Pendidikan kesehatan meningkatkan rerata pengetahuan dari 18,93 menjadi 26,00 (p 0,000). Disimpulkan bahwa pendidikan dan pencegahan penyakit TBC dapat meningkatkan pengetahuan dan menurunkan stigma besar. Diperlukan dukungan instansi kesehatan, institusi pendidikan, dan petugas kesehatan untuk upaya penurunan stigma dengan memberikan dukungan bagi pasien penderita tuberkulosis
PELATIHAN SIAGA SEHAT JIWA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER DI RW 06 DAN RW 07 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Eni Hidayati; Khoiriyah -; Muhammad Fatkul Mubin
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang MIPA dan Kesehatan The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.43 KB)

Abstract

Mental health programs in the area of Semarang is still less than optimal health centers in empowerment, mental health problems have the iceberg. Seeing the development of the current era, it is possible the number of people with mental disorders will increase and more diverse kind. Mental health problems have iceberg. Seeing the development of the current era, it is possible the number of people with mental disorders will increase and more diverse kind. Development of mental health in the Village District Tembalang Rowosari Semarang City has not run optimally. Health cadres in RW 06 and RW 07, said that only limited Posyandu activities posyandu in infants. This causes no detection of mental health in terms of mental disorders, psychosocial and mental health risks, the main objective the establishment of mental health cadres is to improve the quality of life of every citizen to a healthy soul in RW 06 and RW 07 Rowosari Village District Tembalang Semarang. Plan includes training activities carried prongram standby RW healthy soul, detection training healthy family life, families with mental disorders, families with psychosocial risk, families with mental health, mental health counseling, therapeutic group activities, home visit. The approach taken is with intensive discussions, simulation / demonstration skills, role play and visit the house. Evaluation is done by comparing the pre and post test results on any ongoing training. Knowledge and skills of cadres increased in eight training organized team.Keywords : Cadre , RW , alert mental health
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 3.5 TAHUN DI DESA SARIREJO KEC. GUNTUR KAB. DEMAK Eni Hidayati
FIKkeS Vol 1, No 2 (2008): Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.632 KB)

Abstract

Anak adalah individu yang unik dan bukanlah miniature orang dewasa, anak memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembang. Salah satu tahap tumbuh kembang adatah usia prasekolah yang mempunyai karakteristik sendiri sebagai masa persiapan menuju periode sekolah. Peran seorang ibu penting dalam menentukan perkembangan anak, sehingga ibu harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak. Penelitian untuk mengetahu hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan perkembangan psikomotoranak usia 3-S tahun. Subjek penetitian ini adalah pasangan ibu dan anak usia 3-5 tahun, sebayak 37 responden.Rancangan penelitian ini adalah dengan menggunakan potong lintang (cross sektional). Cara pengumpulan data dengan mengisi kuesioner dan melakukan observasi tas skrining perkembangan Denver II. Kedua variable di hubungkan dengan menggunakan uji Chi-Sguare, Pengolahan data dilakukan dengan progam SPSS 11,00.Dari uji sosialisasi antar pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan perkembangan psikomotor anak usia 3-5 tahun didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistic dengan a = 0,0 5.Disarankan ibu yang mempunyai anak usia 3-5 tahun lebih meningkatkan pengetahuan. Bagi petugas kesehatan perlu memberikan pedidikan kesehatan pada keluarga tentang hal-hal yang meipengaruhi perkembangan anak, misalnya: ststus gizi, serta mengaiarkan cara stimulasi perkembangan anak. Bagi peneliti setanjutnya diharapkan meneliti factor lain yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.Kata kunci : pengetahuan tentang perkembangan anak, perkembangan psikomotor anak
Efektifitas Terapi Thought Stopping Terhadap Ansietas Klien Dengan Hiv / Aids Di Wilayah Kota Semarang Eni Hidayati; Riwayati Riwayati
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 3, No 1 (2015): Mei 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.645 KB) | DOI: 10.26714/jkj.3.1.2015.51-56

Abstract

Sebagaimana kita sadari bersama bahwa epidemi HIV dan AIDS mengancam kesejahteraan serta ketentraman masyarakat dunia, karena hingga saat ini belum ditemukan vaksin penyembuhnya sehingga senantiasa menjadi masalah pembangunan kesehatan yang sangat serius bagi seluruh bangsa dan negara tidak terkecuali Indonesia. Menyadari cara penularan penyakit HIV dan AIDS yang lebih berpangkal dari faktor perilaku, khususnya perilaku seksual yang tidak sewajarnya ataupun melalui wahana alat suntik, maka upaya pencegahan dan penanggulangan menjadi masalah sosial yang sangat pelik serta kompleks, termasuk upaya identifikasi terhadap pengidapnya yang cenderung menunjukkan fenomena gunung es. Senantiasa diperlukan kebersamaan dan kesinergian yang komprehensif dalam upaya pencegahan serta penanggulangan, sebab HIV dan AIDS merupakan ancaman besar terhadap pembangunan nasional, bagi dunia usaha, kesetaraan gender dan ancaman bagi peningkatan tenaga kerja. Epidemi ini dapat mengakibatkan dampak negatif yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi angkatan kerja, bisnis, serta pekerja dan keluarganya. Perawat sebagai komponen yang paling banyak dari tim pelayanan kesehatan merupakan penolong penting klien untuk menurunkan ansietas. Sebagai intervensi keperawatan yang profesional dalam menurunkan ansietas adalah terapi individu, terapi keluarga, terapi kelompok dan terapi psikofarmaka. Thought stopping (penghentian pikiran) merupakan salah satu contoh dari teknik psikoterapi kognitif behavior yang dapat digunakan untuk membantu klien mengubah proses berpikir (Tang & DeRubeis, 1999). Dalam pelaksanaannya, terapi ini menggunakan berbagai variasi dalam membantu seseorang yang sedang mencoba dan menghentikan pikiran yang tidak menyenangkan dengan penuh pertimbangan. Terapi Thought Stopping dilakukan dengan memutuskan pikiran atau obsesi yang mengancam. Klien diinstruksikan mengatakan “stop” ketika pikiran dan perasaan yang “mengancam” muncul dan memberi isyarat pada klien untuk menggantikan pikiran tersebut dengan memilih alternatif pikiran yang positif. Terapi penghentian pikiran ini dapat dilakukan ketika pikiran yang mengancam atau maladaptif.
PERBEDAAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG CARA MERAWAT PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH KEGIATAN FAMILY GATHERING PADA HALUSINASI DENGAN KLIEN SKIZOFRENIA DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Puri Lukitasari; Eni Hidayati
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 1, No 1 (2013): Mei 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.931 KB) | DOI: 10.26714/jkj.1.1.2013.%p

Abstract

Skizofrenia merupakan suatu sindrom dengan variasi penyebab (banyak yang belum diketahui), dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya, sedangkan angka kekambuhan pada klien tanpa terapi keluarga sebesar 25 – 50% sedangkan angka kekambuhan pada klien yang diberikan terapi keluarga 5-10%. Keluarga sebagai ”perawat utama” dari klien memerlukan treatment untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam merawat klien, sehingga diperlukannya kegiatan Family Gathering. Tujuan penelitian perbedaan pengetahuan tentang cara merawat penderita sebelum dan sesudah kegiatan Family Gathering halusinasi pada klien skizofrenia. Jenis Penelitian Quasi eksprimental dengan rancangan randomized controlled groups pretest-posttestdesign denganintervensi Family Gathering. Variabel bebas adalah Family Gathering dan variabel terikat Pengetahuan tentang cara merawat halusinasi dengan klien skizofrenia. Populasi adalah seluruh keluarga klien halusinasi padaskizofrenia di Unit Rawat Inap. Jumlah sampel 42 (21 responden kelompok perlakuan dan 21 responden kelompok kontrol ) dengan metode purposive sampling dan uji yang digunakan pada penelitian ini ujiindependent t test dan uji paired t Test . Hasil uji dengan independent t test menunjukkan bahwa pengetahuan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesudah kegiatan Family Gathering ada perbedaan yang bermakna dengan nilai signifikasi 0,000 yang lebih kecil dari α (5%) dan uji paired t Test menunjukkan ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah kegiatan Family Gathering dapat diketahui nilai p = 0,022 <0,05. Diharapkan perlu diadakan kegiatan Family Gathering secara rutin dan terprogram di Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Semarang.Kata Kunci : Pengetahuan, Halusinasi , Skizofrenia, Family Gathering
TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA PENDERITAN HIV-AIDS TERHADAP PENULARAN PENYAKIT HIV-AIDS DI WILAYAH KOTA SEMARANG Eni Hidayati; Riwayati -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.032 KB)

Abstract

HIV yang merupakan singkatan dari   Human Immunodefiency Virus adalah Virus PenyebabAIDS. Virus ini menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga kita tidak bisabertahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang tubuh kita. Kesehatan keluarga adalahtingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang di pusatkan pada keluarga sebagai unit satukesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan. Keluarga adalahsekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untukmenciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional, serta social dari anggota keluarga. Keluarga adalah unit pelayanan kesehatan danmerupakan kumpulan dua orang atau lebih yang ada dan tidak ada hubungan darah atauhubungan secara hukum akan tetapi berperan sebagai keluarga atau siapapun yang di katakanklien sebagai keluarganya (Friedman, 1998). Tujuan penelitian ini untuk mengetahuipengetahuan keluarga penderitan HIV-AIDS terhadap penularan penyakit  HIV-AIDS diwilayah Kota Semarang. Desain penelitian Penelit ian ini dilakukan untuk menilai tingkatpengetahuan,  keluarga  penderita  HIV/AIDS  terhadap  penderita HIV-AIDS di wilayah KotaSemarang. Jenis penelitian ini adalah penelit ian deskriptif yang menggunakan desain crosssectionalstudy dimana dilakukan pengumpulan data berdasarkan kuesioner dan pengambilansampel secara Total Sampling. Kuesioner dibagikan ke responden. Sampel yang diambiladalah sebanyak 30 orang yang terdiri dari keluarga, family dan teman akrab yang mewakilisatu penderita HIV/AIDS di wilayah Kota Semarang. Hasil uji statistic dapat  dilihat  pada bagian tingkat  pengetahuan, sebagian besar dari responden yang menjawab kuesionermempunyai t ingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 20 orang (66.67%), pengetahuanyang sedang sebanyak 7 orang (23.33%) dan tingkat pengetahuan yang rendah sebanyak 3orang (10%).  Diharapkan  pengetahuan keluarga dapat diberikan pada keluarga penderita HIVAIDSdapat dilakukan di pelayanan kesehatan manapun sehingga pada akhirnya dapat tercapaiIndonesia bebas HIV-AIDS.  Kata Kunci : HIV-AIDS, Pengetahuan, Keluarga
PENGARUH TERAPI KELOMPOK SUPORTIF TERHADAP KEMAMPUAN MENGATASI PERILAKU KEKERASAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO KOTA SEMARANG Eni Hidayati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2012: SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.157 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui terapi kelompok suportif terhadap kemampuanmengatasi perilaku kekerasan pada klien skizoprenia. Desain penelitian quasi exsperimental,pre-post test without control group. Sampel penelitian adalah 42 klien perilaku kekerasanyang sesuai dengan criteria inklusi, klien yang mengalami tingkat kemarahan sedangberdasarkan hasil screening emosi marah dank lien yang sudah mendapatkan TAK stimulasipersepsi perilaku kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikankemampuan klien mengatasi perilaku kekerasan sebelum dan sesudah diberikan terapikelompok suportif. Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya dilakukan terapi kelompoksuportif yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa dengan spesialis keperawatan jiwa.
EFEKTIFITAS TERAPI THOUGHT STOPPING TERHADAP ANSIETAS KLIEN DENGAN HIV / AIDS DI WILAYAH KOTA SEMARANG Eni Hidayati; Riwayati -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang MIPA dan Kesehatan The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.415 KB)

Abstract

As we realize that the HIV and AIDS epidemic threatens the welfare and peace of the world community, because until now has not found a cure so that vaccine development has always been aproblem of health is very serious for the whole nation including Indonesia. Aware of the modes of transmission of HIV disease and AIDS are more stems from behavioral factors, particularly sexual behavior that are not reasonable or through a vehicle syringe, the prevention and control becomes very complicated social problems as well as complex, including identification of infected efforts are likely to show the phenomenon of mountain ice. Always needs to come together and comprehensive kesinergian in prevention and mitigation, because HIV and AIDS is a major threat to national development, for the business world, gender equality and a threat to the increase in the workforce.This epidemic can result in enormous negative impact on the economic growth of the labor force, businesses, and workers and their families. The nurse as a component of most of the health care team is an important helper clients to reduce anxiety. As a professional nursing interventions in reducing anxiety is individual therapy, family therapy, group therapy and therapy psikofarmaka.Thought stopping (cessation of mind) is one example of cognitive behavioral psychotherapy techniques that can be used to help the client to change thought processes (Tang & DeRubeis, 1999). In practice, this therapy uses various variations in helping someone who is trying and stop the unpleasant thought with full consideration. Thought Stopping therapy performed by deciding thoughts or obsessions that threaten. Clients are instructed to say "stop" when thoughts andfeelings are "threatened" appeared and motioned to the client to replace the mind by choosing alternative positive thoughts. This mind discontinuation of therapy can be done when the mind isthreatening or maladaptive. Keywords : Anxiety , HIV / AIDS , Therapy Thought Stopping
TINGKAT KECEMASAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PENGURUS IKATAN MAHASISWA MUHAMMDIYAH Eni Hidayati; Nunik Nurwanah
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 3, No 1 (2019): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.746 KB) | DOI: 10.24269/ijhs.v3i1.1598

Abstract

Kecemasan merupakan keadaan seseorang merasa khawatir, gugup, kurangnya konsentrasi serta ditandai dengan jantung berdebar-debar saat adanya tekanan atau ancaman pada dirinya. Contohnya saat mahasiswa akan menghadapi ujian, mahasiswa harus memiliki persiapan yang baik serta konsentrasi yang penuh agar tidak mendapatkan dampak negatif pada prestasi belajarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap prestasi akademik Pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Di Universitas Muhammadiyah Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian ini sebesar 67 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan dalam kategori berat (47,8%), kategori sedang (34,3%) serta kategori ringan (17,9%) dan terdapat hubungan antara tingkat kecemasan terhadap prestasi akademik (p=0,000), apabila mahasiswa mengalami kecemasan biasanya mahasiswa akan mengalami kurangnya konsentrasi saat menghadapi ujian, hal ini akan mendapatkan pengaruh negatif pada hasil pembelajaran mereka. Mahasiswa dapat mengendalikan kecemasannya dengan cara mempersiapkan diri dengan baik sebelum menghadapi ujian seperti melakukan latihan-latihan soal yang kurang dimengerti.
HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP PENURUNAN CEMAS PADA PASIEN DIABETUS MELLITUS Endah Wahyuningsih; Eni Hidayati
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 4 (2019): Oktober
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.488 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.4.2019.395-400

Abstract

Anxiety is a feeling of subjectivity to a mental tension that arises as a common reaction of the inability to categorize problems or individuals feeling insecure (Hawari, 2011). Most of the Lapas residents experienced anxiety over their future when they were out of prison. Anxiety arises because of the perception of convicts that people have a poor view of the inmates so that it can affect its future (Sadock, 2010). The problems in the community are many people who oppose/have a bad view of the former convicts so that ex-convicts felt his life was unwanted in society. Negative views of the community will adversely affect the psychic condition of a former convict. These things can give a negative effect on inmates (Kartono, 2011). This research aims to be aware of the conception and anxiety of the existing youth in the prison (prison) Class 1 and Semarang. Using a descriptive correlation study, a cross sectional cut-off, the uptake with the total sampling method as much as 240 respondents. Data retrieval using questionnaires, analyses statistic using UNIVARIIC and bivariate analyses. The results of this study are the minimum age of study respondents 16 years and a maximum age of 23 years with a standard deviation of 1,802. A total of 211 respondents (87.9%) Muslim and 29 respondents (12.1%) Non-Islamic religion. Most of the respondents were 221 respondents (92.1%) Have a good self-economy, and 19 respondents (7.9) have less good self-economis. Category of respondents ' anxiety level as much as 193 respondents (80.4%) Has a low anxiety rate, and 47 respondents (19.6%) have high anxiety levels. A meaningful relationship between self-esteem against adolescent anxiety in the Class 1 prison of Kedungpane in Semarang.