Claim Missing Document
Check
Articles

Perkembangan Literasi dengan Pembelajaran Sentra Khusus TK B Kartika Rinakit Adhe; Suryanti Suryanti; Wiryanto Wiryanto; Wahyu Sukartiningsih; Hendratno Hendratno
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v7i2.4273

Abstract

Kecakapan literasi perlu ditanamkan sejak dini. Literasi pada anak mampu menstimulasi dalam tahapan ganda anak usia dini yaitu secara kognitif dan bonding. Literasi ini diintegrasikan dengan teknologi berbasis Augmented Reality sebagai salah satu Media Literasi Pendukung untuk anak usia untuk menghadirkan pengalaman visual yang baru agar pengalaman membaca pada anak lebih menyenangkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran sentra berbasis Augmented Reality untuk meningkatkan perkembangan literasi anak TK B dengan menggunakan pendekatan kuantitatif Quasy Experimental. Sampel yang digunakan adalah anak usia 5-6 tahun atau kelompok B. Pada uji hipotesis diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 untuk hasil di kelompok eksperimen. Dimana hasil menunjukkan 0,05 berdasarkan pedoman untuk melakukan uji hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran menggunakan AR terhadap kemampuan literasi anak. Sehingga dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran menggunakan AR terhadap kemampuan literasi anak.
Kesiapan Guru Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Asesmen Nasional Hardhika Wahyu Dewani; Suryanti Suryanti; Wiryanto Wiryanto
Elementary : Jurnal Iilmiah Pendidikan Dasar Vol 8 No 2 (2022): Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Publisher : Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.138 KB) | DOI: 10.32332/elementary.v8i2.5074

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yakni mendeskripsikan kesiapan guru sekolah dasar di Kecamatan Sambikerep dalam menghadapi Asesmen Nasional yang ditinjau dari ranah kesiapan sikap dan emosi (emotive attitudeinal readiness), kesiapan kognitif (cognitive readiness), dan kesiapan perilaku (behavioral readiness). Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Desain penelitian ini menggunakan studi kasus. Subjek penelitian ini adalah guru kelas 5 SDN Made I/475 dan SDN Lontar 481. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini yakni teknik triangulasi metode dan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil penelitian, kesiapan guru ditinjau dari aspek kesiapan sikap dan emosi (emotive attitudeinal readiness) dan aspek kesiapan perilaku (behavioral readiness) menyatakan bahwa guru “siap” melaksanakan Asesmen Nasional. Namun, pada aspek kesiapan kognitif (cognitive readiness) menyatakan bahwa guru “cukup siap” melaksanakan Asesmen Nasional. Kata kunci: kesiapan guru, asesmen nasional, sekolah dasar
Pengembangan Pembelajaran Berbasis STEAM Bagi Guru Sekolah Dasar Nadia Lutfi Choirunnisa; Suryanti Suryanti; Farida Istianah; Mintohari Mintohari; Julianto Julianto
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2023): Agustus
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v6i1.1860

Abstract

Changes in the independent curriculum have made many teachers unprepared with appropriate learning innovations to be applied. With the STEAM-Based Learning Development Training activity for elementary school teachers, it is expected to be a forum for teachers to be able to plan STEAM learning that can be applied in schools. The training was attended by 40 elementary school teachers in Magetan Regency, which was held offline and online. The implementation of this training uses The Training Cycle method, which includes analysis, planning, implementation, and evaluation of training. The results of the training that have been held show that participants gain new knowledge about STEAM learning and its implementation in the independent curriculum. In addition, the trainees get a new ability to create STEAM-based teaching modules.
Literature Review : Penggunaan Modul IPA Berbasis Etnosains untuk Meningkatkan Literasi Sains Pada Siswa SD Abdul Muizz Abdul Muizz; Suryanti; Binar Kurnia Prahani
Jurnal Elementaria Edukasia Vol. 6 No. 4 (2023): Desember
Publisher : Elementary Teacher Education Program, Majalengka University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jee.v6i4.7574

Abstract

The development of the 2013 curriculum into an independent curriculum is the right way to respond to globalization. Science is one of the main subjects at the elementary level, but in its implementation it can be done separately, namely science and social studies. In reality, science subjects are less desirable, students are not interested and consider science subjects difficult to learn. Thus, at least teachers offer alternative ways to improve students' abilities by emphasizing lessons related to everyday life or culture, namely with ethnoscience, which aims to attract students' interest in learning. This study aims to analyze the use of ethnoscience-based science modules to improve science literacy in elementary school students.  The method used is in the form of literature review. By looking for references to at least six articles in journals that are analyzed in inclusion and exclusion so that they are referenced in accordance with the goals to be achieved, especially with the help of Harzing's Publish or Perrish application and VOSViewer based on Google schoolar. From the results of the data collection, 200 articles were filtered and re-selected to produce 4 articles which were the results of selection according to more in-depth inclusion and exclusion criteria including titles, abstracts and discussion content. Based on the results of the analysis, no research results were found related to the use of ethnoscience-based science modules that can improve science literacy in elementary school students, and the lack of discussion words on VOSViewer that appeared and was less related to the research discussion. Thus, it can be concluded that the use of the IPA module is less of a trend in 2018-2023. Meanwhile, in terms of the feasibility of ethnoscience-based science modules, there is nothing to prove that the mod is feasible for elementary school students, because there is no suitability of scientific articles found, so further research is still needed regarding validity, practicality, and effectiveness. Thus, based on the results of this study, it can be a good opportunity for new researchers to conduct research on the topic to be a reference for researchers and teachers.
Pelatihan Penyusunan Soal Literasi dan Numerasi bagi Guru Sekolah Dasar Suryanti; Nadia Luthfi Choirunnisa; Ganes Gunansyah; Neni Mariana; Wahyu Sukartiningsih
Jurnal SOLMA Vol. 11 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v11i3.10071

Abstract

Background: Salah satu tuntutan profesionalisme guru adalah kemampuan menyusun soal-soal literasi dan numerasi berorientasi High Order Thinking Skills (HOTs) yang berkualitas. Pelatihan penyusunan soal-soal literasi dan numerasi bagi guru sekolah dasar (SD), bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam menunjang profesionalisme guru dalam menyusun soal-soal literasi dan numerasi untuk siswa sekolah dasar. Metode: Peserta pelatihan berasal dari perwakilan tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Mojokerto sebanyak 54 peserta. Pelatihan ini dilaksanakan secara luring di lingkungan Pendopo Bupati Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Pelaksanaan kegiatan pelatihan meliputi sesi pemaparan materi pelatihan, praktik mandiri penyusunan soal-soal literasi dan numerasi berorientasi HOTs, dan diakhiri dengan refleksi dan rencana tindak lanjut. Hasil: peserta sudah mampu menyusun soal-soal literasi dan numerasi pada kategori baik. Kesulitan yang dialami peserta adalah menyesuaikan antara capaian pembelajaran dengan teks stimulus yang disajikan dan menyusun soal literasi dalam kategori HOTs. Selama pelatihan, peserta menunjukan antusias yang tinggi. Berdasarkan refleksi dan tindak lanjut dari kegiatan ini, peserta akan menjadikannya sebagai aktivitas rutin untuk diterapkan di sekolah masing-masing pasca kegiatan pelatihan. Kesimpulan: secara keseluruhan kegiatan PKM ini telah dilaksanakan dengan baik.
Implementasi Model PJBL Berbasis Steam pada Kelas IV SD: Mobil Bertenaga Angin Diah Putri Anggraini; Dhenada Aprillya Saputri; Asfatul Ukhriyah; Nesya Tri Wijayanti; Luciari Budi Silvian; Suryanti Suryanti; Ika Rahmawati; Maryam Isnaini Damayanti
J-SES : Journal of Science, Education and Studies Vol 1 No 2 (2022): Jurnal J-SES Vol 1 No 2
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring perkembangan zaman, tantangan serta tuntuntan hidup semakin tinggi. Pesatnya perkembangan teknologi secara global, serta tingginya tingkat persaingan dalam berbagai bidang baik ekonomi, sosial, politik, hingga budaya, sehingga dibutuhkan pembelajaran yang dapat membekali peserta didik untuk menghadapi perkembangan zaman. Salah satu model pembelajaran yang cocok yaitu PjBL berbasis STEAM. Oleh karena itu, peneliti melakukan implementasi pembuatan mobil bertenaga angin untuk kelas IV sekolah dasar, di MI Hidayatul Mubtadiin, Sidoarjo. Penelitian ini, menggunakan metode Education Design Research (EDR) yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk serta mengetahui keefektifan dari produk tersebut. Pembuatan mobil bertenaga angin ini, dapat membuat siswa melaksanakan pembelajaran PjBL berbasis STEAM tanpa merasa jenuh. Hal tersebut dapat dilihat dari antusiasme siswa, dalam melakukan proyek tersebut bersama kelompoknya.Katakunci: Model PjBL berbasis STEAM di Sekolah Dasar; Mobil Bertenaga Angin; Pembelajaran Energi
Science Process Skills in Education: Bibliometric Analysis and Review Anis Elliyani; Suryanti Suryanti; Zainul Arifin Imam Supardi; Binar Kurnia Prahani; Hitta Alfi Muhimmah
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 12, No 2: April 2024
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/j-ps.v12i2.10294

Abstract

This research aims to view and review published research on Science Process Skills (SPS) in 2020–2023 using VOSViewer. Article data from Google Scholar database journals collected using Publish or Perish. In 2020-2021 the number of articles published experienced a significant increase, but starting from 2022-2023 it experienced a drastic decline. Topics such as science process skills, students, development, effects, models, analysis, and learning have often been discussed by researchers. In contrast to keywords such as correlation, STEM, self efficacy, case, comparison, improvement, argumentation, and POGIL, these are research topics that are rarely researched and too broad to be studied in more depth. The results of the review of the top 10 articles cited tend to examine strategies for mastering science process skills which include experimentation, minds-on, inquiry approaches, discovery learning, strategic manipulation, debate skills, ICT, STEM, student-centered teaching, use of a variety of learning tools, hands-on exercises, group activities, PhET, mobile scientific investigations, guided inquiry, PBL, PjBL, learning cycles, use of learning media, modules and worksheets. The novelty of this research is a bibliometric analysis and review of the latest research in the field of SPS. The implication of this research is contributes and support Kurikulum Merdeka’s science learning outcomes. Future researchers can use these insights to improve science education, helps focus on their studies, and pinpoint SPS research trends.
EVALUASI PROGRAM GURU GARIS DEPAN TERHADAP KUALITAS GURU SEKOLAH DASAR DI DAERAH 3T Emy Yunita Rahma Pratiwi; Suryanti; Wiryanto
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 8 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v8i3.2615

Abstract

Sekolah yang berada di daerah terpencil mempunyai masalah pendidikan yang kompleks, seperti terbatasnya tenaga guru, kondisi gedung tidak layak, akses jalan yang sulit bahkan kekurangan buku pelajaran. Riset ini dilaksanakan dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan program Guru Garis Depan (GGD) serta desentralisasi pendidikan di SDN Pojok Klitih 3, Jombang, Jawa Timur. Riset ini menerapkan pendekatan kualitatif deskriptif sehingga data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan metode daring, dokumen serta studi dokumentasi. Data dianalisis melalui teknik triangulasi data, yaitu membandingkan antara hasil kajian melalui berbagai teknik untuk mencari jawaban atas permasalahan sejenis. Penyajian data merupakan hasil wawancara, dokumentasi, serta analisis dokumen yang berkaitan dengan program GGD melalui penyajian deskriptif pada hasilnya. Melalui GGD sangat diharapkan bisa memberikan bantuan kepada SDM berkualitas agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan terutama pada daerah Jombang meskipun ternyata belum merata. Pelaksanaan desentralisasi pendidikan di SDN Pojok Klitih 3, Jombang, Jawa Timur dikatakan cukup baik, demokratisasi sekolah berjalan sesuai prosedur. Diakibatkan masih kekurangan fasiliras serta pendanaan. Profesionalitas guru SDN Pojok Klitih 3, Jombang, Jawa Timur dapat dikatakan baik, ini terlihat berdasarkan beberapa kompetensi seperti personalitas, pedagogik, keprofesionalan serta kemasyarakatan. Desentralisasi pendidikan terhadap profesionalitas SDN Pojok Klitih 3, Jombang, Jawa Timur belum maksimal. Hal ini dapat berdasarkan kebutuhan diberikan motivasi, penghargaan, serta kesejahteraan melalui fasilitas yang mencukupi.
PENERAPAN SISTEM ZONASI KEBIJAKAN BARU DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI UPAYA PEMERATAAN PENDIDIKAN Mallevi Agustin Ningrum; Suryanti; Wiryanto
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 8 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v8i3.2661

Abstract

Upaya dalam memperbaiki kualitas pendidikan dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan berkompeten, maka solusi yang ditawarkan adalah zonasi yakni kebijakan dalam penerimaan peserta didik baru dengan mempertimbangkan jarak terdekat sekolah dengan domisili tempat tinggal siswa. Kebijakan ini merupakan upaya pemerintah dalam pemerataan akses layanan pendidikan sekaligus kualitas pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang penerapan kebijakan zonasi dalam perspektif orangtua dan sekolah. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan studi deskriptif. Data primer sebagai sumber data penelitian adalah orangtua siswa, sedangkan data sekundernya adalah kepala sekolah dan guru. Pengumpulan data dilakukan melalui trianggulasi data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perspektif orangtua yang menyekolahkan di SD terkait dengan penerapan zonasi masih belum maksimal dan banyak orangtua yang belum mengetahui secara detail aturan terbaru tentang kebijakan zonasi. Berdasarkan pemahaman orangtua, sistem zonasi merupakan kebijakan pemerintah yang menganjurkan anak bersekolah didasarkan pada jarak domisili yang terdekat dengan sekolah. Penerapan zonasi ini menunjukkan dampak negatif yang dirasakan oleh orangtua karena merasa kecewa dengan sistem zonasi ini sehingga tidak bisa bersekolah yang diinginkan bagi anak mereka. Namun, ada orangtua yang menunjukkan dampak positif dari sistem zonasi ini karena anak yang domisilinya terdekat dengan sekolah lebih diprioritaskan, menghemat biaya transport, dan sekaligus menghapus sekolah favorit. Harapan ke depan dari kepala sekolah, guru, dan orangtua adalah sistem zonasi yang sudah berjalan ini tetap dilanjutkan di jenjang sekolah dasar. Penerapannya harus didukung dengan peningkatan perluasan wilayah zonasi, kualitas pendidik, kualitas mutu layanan sekolah, sarana prasarana agar terwujud sekolah yang lebih maju.
Prospective Teacher as Environmental Agent: Between Hope, Opportunities and Possibilities Toward Sustainable Environmental Ganes Gunansyah; Suryanti Suryanti; Durrotun Nafisah
Jurnal Pendidikan Progresif Vol 14, No 2 (2024): Jurnal Pendidikan Progresif
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prospective Teacher as Environmental Agent: Between Hope, Opportunities and Possibilities Toward Sustainable Environmental. Objectives: This study aims to capture how students, as prospective teachers and environmental agents, voice hopes, opportunities, and possibilities in addressing socio-ecological and ecological problems of sustainable development. Method: Data was collected through questionnaires using Google form electronic format, interviews, and student activities during lectures. Findings: The research results show that students' understanding of environmental issues as a young generation is still dominated by disaster discourse and solution discourse, which emphasizes individual solutions, technological solutions, and anthropocentric views. It is known that students still consider waste and flooding to be the main problems. Meanwhile, regarding opportunities and possibilities, students see the need for active participation and full involvement in environmental actions such as campaigns through various media platforms, deliberations, sustainable environmental movements, and collective awareness as citizens and citizens of the world for the common good. Conclusion: By placing the environment as an essential and urgent problem, various risks can be prepared, anticipated, thought through, handled, minimized, and solutions sought to avoid social-ecological disasters in the future. Even though students' views are still within a limited range of lenses and dimensions, this has implications for the need for critical environmental learning in improving the quality of sustainable environmental education. Keywords: sustainable education, social ecology, hope, opportunity, possibility, environmental agent.DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpp.v14.i2.202465