Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search
Journal : Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia

THE PERBANDINGAN KOMBINASI ULTRASOUND DAN NEURAL MOBILIZATION DENGAN KOMBINASI ULTRASOUND DAN MYOFASCIAL RELEASE UNTUK MENGURANGI NYERI PADA SINDROM TEROWONGAN KARPAL Isa Cahya Permadi; Ni Luh Nopi Andayani; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.423 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p06

Abstract

Sindrom terowongan karpal merupakan cidera yang disebabkan oleh jebakan pada nervus medianus di terowongan karpal. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya rasa nyeri, mati rasa, atau kesemutan pada area yang dipersarafi nervus medianus. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kombinasi ultrasound dan neural mobilization dengan kombinasi ultrasound dan myofascial release untuk menurunkan nyeri pada sindrom terowongan karpal. Telah dilakukan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized pre test and post test group design. Sampel sebanyak 22 orang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 11 orang. Kelompok perlakuan I diberikan kombinasi ultrasound dan neural mobilization, sedangkan kelompok perlakuan II diberikan kombinasi ultrasound dan myofascial release. Pengukuran derajat nyeri menggunakan Boston Carpal Tunnel Questionnaire pada pemeriksaan awal dan dievaluasi setelah diberikan perlakuan pertama dan setiap dua minggu sekali. Hasil penelitian didapatkan selisih rerata sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok I yaitu 0.891±0.234 dengan hasil uji paired test didapatkan nilai p=0.000 (p<0.05). Sedangkan pada kelompok II didapatkan selisih rerata sebelum dan sesudah perlakuan yaitu 0.925±0.209 dengan hasil uji paired test didapatkan nilai p=0.000 (p<0.05). Hasil uji independent sample t-test menunjukkan nilai p=0.726 (p>0.05). Data ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kombinasi ultrasound dan neural mobilization dengan kombinasi ultrasound dan myofascial release dalam menurunkan nyeri pada sindrom terowongan karpal.
THE KOMBINASI INTERVENSI ISCHEMIC COMPRESSION TECHNIQUE DAN CRYOTHERAPY SAMA BAIK DENGAN MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE DALAM MENURUNKAN NYERI SINDROMA MYOFASCIAL OTOT UPPER TRAPEZIUS PADA MAHASISWA FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Ni Made Intansari Tri Buana; Ni Luh Nopi Andayani; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 2 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.637 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i02.p05

Abstract

The myofascial syndrome in upper trapezius muscle is an uncomfortable condition in the upper trapezius muscle area because the trigger point of junction band was activated. It can be happen because the muscle didn't fit in ergonomic position when using the gadget for long time. This study was an experimental study with pre and post control group design. Sampling metodhs used in this study was consecutive sampling. Samples of 20 people were divided into two groups; an intervention group, which were given a combination of ischemic compression technique intervention with cryotherapy and a control group which were given a myofascial release technique, where each group consisted of 10 samples. The results obtained were p=0.001 for intervention group with an average difference of 2.65 ± 1.05 and p=0.003 for control group with an average difference of 1.09 ± 0.85. This suggests that each group experienced a significant decrease in pain. The results of independent t-test showed the results of p=0.10 (p> 0.05) which means that there is no significant difference in the decrease in VAS between the two groups. In conclusions, combination of ischemic compression technique intervention and cryotherapy showed no significant result as myofascial release technique to reducing myofascial pain syndrome of upper trapezius muscle.
THE PENAMBAHAN KINESIOTAPING PADA PERLAKUAN MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE LEBIH BAIK DALAM MENURUNKAN NYERI FUNGSIONALPADA PLANTAR FASCITIS OLEH KARENA PEMAKAIAN SEPATU HAK TINGGI (HIGH HEELS) Zidni Sadati Maulana Aden; Putu Sutha Nurmawan; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 3 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.234 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i03.p10

Abstract

OBJECTIVE: To determine the influence of kinesiotaping adding for myofascial releasetechnique to decrease the plantar fasciitis functional pain due to the wearing of high hells.SUBJECT: 18 plantar fasciitis subject, devide into two group. Each group consist of 9subject. Group I gets myofascial release technique with kinesiotaping adding and group IIgets only myofascial release technique. RESEARCH PLACE: Physical therapy practice,Sidhi Medika Canggu, Badung.RESEARCH TIME: November – Desember 2014.MEASUREMENT: Pain disability scale/index plantar fasciitis. RESEARCH DESIGN:The research used an experimental method, using to design group pre-test and post-test.RESULT: Each group were tested for normality by the Shapiro wilk test, Group 1 showed pvalue >0,05 and Group II showed p value <0,05. Paired sample t-test for Group I beforeintervention got the mean value 51,88±2,619 and after intervention 27,88±1,364 with p value0,001. Group II were tested with wilcoxon match pair test, the mean value before intervention49,33±4,500 and after intervention 37,88±6,622 with p value 0,007. The result showed thatboth of group happened to decrease morning pain significantly. The next statistical test is thedifference decreased the plantar fasciitis functional pain value with mann whitney u test,mean of Group I 13,56 and Group II 5,44 with p value 0,005, which means there is asignificant difference between Group I and Group II. CONCLUTION: The addition ofkinesiotaping with the myofacial release technique is better than only myofascial releasetechnique to decreasing the plantar fasciitis functional pain due to the wearing of high heels.
THE PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAPAT MENINGKATKAN STABILITAS LUMBAL PADA KEHAMILAN TRIMESTER III Riska Damayanti Sitompul; Ni Luh Nopi Andayani; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.566 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p07

Abstract

Penelitian ditujukan untuk mengetahui pemberian core stability exercise dapat meningkatkan stabilitas lumbal pada kehamilan trimester III. Penelitian dilakukan dengan desain pre dan post test with control group , dimana didapatkan jumlah sampel untuk kelompok kontrol sebanyak sebanyak 12 orang dan pada kelompok perlakuan dengan core stability exercise sebanyak 12 orang. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda berpasangan yaitu Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok kontrol didapatkan p = 0,730 (p>0,05) menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata peningkatan stabilitas lumbal pre dan post test . Sedangkan pada kelompok perlakuan didapatkan p = 0,002 (p<0,05) menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata peningkatan stabilitas lumbal pre dan post test . Kelompok kontrol memiliki rerata selisih 8.33±8.616 sedangkan kelompok perlakuan memiliki rerata 30.83±12.401, data ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan (core stability exercise ) lebih efektif dibandingkan dengan kelompok kontrol (tanpa perlakuan ) untuk meningkatkan stabilitas lumbal pada kehamilan trimester III . Kesimpulan yang dapat diambil adalah pemberian core stability exercise dapat meningkatkan stabilitas lumbal pada kehamilan trimester III.
THE PASSIVE STRETCHING MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KOTA DENPASAR Sayu Aryantari Putri Thanaya; Agung Wiwiek Indrayani; Ni Luh Nopi Andayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 3 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.669 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i03.p06

Abstract

This study was conducted to determine whether passive stretching can lower blood glucose levels in people with type 2 Diabetes Mellitus in Denpasar City. This study was an experimental study with Pre and Post Test Control Group Design. Samples of 24 people were divided into two groups; an intervention group that was given a program of passive stretching and a control group (negative control) that was given no intervention. Each group consisted of 12 samples. Data analysis was done to compare the mean difference in blood glucose drop before and after given the intervention in both groups. The results obtained were p = 0.000 (p <0.05) for the first day of study and p = 0.000 (p <0.05) for the second day of study. There was a significantly greater drop in blood glucose in the intervention group compared to the control group on both days of study (first day 27.08 mg/dL, second day 21.33 mg/dL). In conclusion, there was a significant difference in blood glucose drop between the intervention group and the control group. Passive stretching lowers blood glucose levels in people with type 2 Diabetes Mellitus.
PERBEDAAN GAIT PARAMETER TERHADAP TIPE ARKUS PEDIS (NORMAL FOOT, FLAT FOOT DAN CAVUS FOOT) PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 10-12 TAHUN DI DENPASAR BARAT Komang Githa Pradnyamitha Dewi; Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi; Ni Komang Ayu Juni Antari; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 2 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.271 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2020.v08.i02.p11

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak penting untuk diperhatikan. Salah satunya ialah perkembangan berjalan. Beberapa orang tua kerap merasa khawatir apabila pola berjalan anak terlihat tidak normal, salah satunya dapat disebabkan oleh adanya kelainan struktur arkus pedis. Tipe arkus pedis terdiri dari normal foot, flat foot, dan cavus foot. Tipe arkus pada pedis dapat mempengaruhi berjalan yang dapat diukur dengan gait parameter. Dasar gait parameter yang paling sering digunakan ialah cadence, stride length, step length, dan speed. Tujuan penelitian ini ialah untuk dapat menganalisis adanya perbedaan gait parameter pada masing-masing tipe arkus pedis pada anak sekolah dasar usia 10-12 tahun di Denpasar Barat. Metode yang digunakan ialah cross sectional analitik yang dilakukan pada bulan Maret 2019. Penelitian ini diikuti 113 orang (58 laki-laki, 55 perempuan) usia 10-12 tahun. Variabel independen yang diamati ialah tipe arkus pedis dengan melakukan footprint, dan pengkategorian tipe arkus menggunakan Clarke’s Angle. Pengukuran variabel dependen yaitu gait parameter dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Cadence diukur dengan meminta subjek berjalan selama satu menit lalu dihitung jumlah langkah dalam satu menit. Pengukuran stride length dan step length dengan melakukan footprint pada kertas panjang sehingga akan terlihat sidik pedis. Speed dihitung menggunakan rumus dari hasil cadence dan stride length. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov Smirnov Test dan uji homogenitas menggunakan Levene’s Test. Setelah itu dilakukan uji beda dengan uji Kruskal Wallis menunjukan beda signifikan antara ketiga kelompok (p=0,001). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan gait parameter terhadap tipe arkus pedis (normal foot, flat foot, dan cavus foot) pada anak sekolah dasar usia 10-12 tahun di Denpasar Barat. Kata Kunci : gait parameter, normal foot, flat foot, cavus foot, anak-anak
INTENSITAS PENGGUNAAN GAWAI DENGAN TINGKAT DISABILITAS LEHER PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Dyan Amalina Pratiwi; Anak Agung Gede Eka Septian Utama; Ni Luh Nopi Andayani; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 11 No 1 (2023): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor and Profession of Physiotherapy Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2023.v11.i01.p05

Abstract

Pendahuluan: Pada masa pandemi Covid-19, penggunaan berbagai alat digital semakin meningkat. Hal itu berdampak pada peningkatan intensitas penggunaan gawai, contohnya pada mahasiswa yang melakukan perkuliahan daring. Intensitas yang tinggi dalam menggunakan gawai berisiko menyebabkan masalah kesehatan, salah satunya disabilitas leher. Disabilitas leher dapat disebabkan oleh posisi buruk yang monoton saat menggunakan gawai dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan intensitas penggunaan gawai dengan tingkat disabilitas leher pada mahasiswa Program Studi Sarjana Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Jumlah subjek penelitian ini adalah 75 mahasiswa berusia 18 sampai 22 tahun yang dipilih melalui proses simple random sampling. Data diperoleh dari interpretasi intensitas penggunaan gawai menggunakan kuesioner skala intensitas penggunaan gawai dan tingkat disabilitas leher menggunakan kuesioner neck disability index (NDI). Kedua variabel tersebut dianalisis menggunakan chi-square test. Hasil: Mahasiswa yang menjadi subjek mayoritas menggunakan gawai dalam intensitas tinggi dan sangat tinggi yaitu sebanyak 73 orang dengan 41 orang diantaranya mengeluhkan disabilitas ringan dan 5 orang disabilitas sedang, sedangkan sisanya tidak mengalami disabilitas leher. Hasil chi-square test yang diperoleh yaitu nilai p=0,002 sehingga p<0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas penggunaan gawai dengan tingkat disabilitas leher pada mahasiswa Program Studi Sarjana Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan preventif megenai intensitas penggunaan gawai agar dapat meminimalisir risiko terjadinya disabilitas leher. Kata Kunci: mahasiswa, intensitas penggunaan gawai, tingkat disabilitas leher
KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PEKERJAAN TERHADAP RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA PABRIK-SEBUAH STUDI POTONG LINTANG Amaze Grace Davidz Morato; Anak Agung Gede Eka Septian Utama; Agung Wiwiek Indrayani; Anak Agung Gede Angga Puspa Negara
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 11 No 1 (2023): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor and Profession of Physiotherapy Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2023.v11.i01.p02

Abstract

Pendahuluan: Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah permasalahan akibat gangguan yang dikeluhkan oleh seseorang pada bagian muskuloskeletal seperti pada bagian otot, saraf, tendon, sendi, kartilago, dan spinal discs. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi MSDs yaitu faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu (umur, jenis kelamin, masa kerja, dan indeks massa tubuh (IMT) dan karakteristik pekerjaan (postur dan durasi kerja) terhadap risiko terjadinya keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja di pabrik Cooperativa Café Timor (CCT) di Timor-Leste. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik cross sectional. Subjek penelitian ini berjumlah 100 orang pekerja dari pabrik CCT yang terpilih melalui purposive sampling technique berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Berdasarkan uji korelasi spearman dengan metode uji chi-square diperoleh hasil yaitu adanya hubungan pada variabel umur (p=0,000), jenis kelamin (p=0,012), masa kerja (p=0,000), postur kerja (p=0,000), durasi kerja (p=0,004) serta tidak ada hubungan pada variabel IMT (p=0,218) terhadap risiko terjadinya musculoskeletal disorders (MSDs). Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin, masa kerja, postur dan durasi kerja, serta tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IMT terhadap risiko terjadinya keluhan musculoskeletal disorders. Pekerja dengan umur >35 tahun (23,4%), berjenis kelamin laki-laki (22,4%) dengan masa kerja (33,3%), postur kerja (62,5%) dan durasi kerja (22%) yang tinggi akan berpengaruh mengalami keluhan MSDs dengan risiko tinggi. Kata Kunci: musculoskeletal disorders, pekerja pabrik, cooperativa café timor
SEDENTARY LIFESTYLE MEMENGARUHI TINGKAT KEJADIAN OBESITAS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Ni Putu Venaya Sidarthayani; Ni Luh Nopi Andayani; Agung Wiwiek Indrayani; Ni Wayan Tianing
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 11 No 3 (2023): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor and Profession of Physiotherapy Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2023.v11.i03.p04

Abstract

Pendahuluan: Sedentary lifestyle merupakan perilaku seseorang yang tidak banyak melakukan gerakan sehari-harinya. Saat ini banyak siswa menengah pertama dimanjakan oleh ketersediaan segala kebutuhan hidupnya yang mengakibatkan munculnya sedentary lifestyle. Sedentary lifestyle berpengaruh terjadinya penyakit tidak menular salah satunya obesitas. Obesitas dapat menyebabkan dampak buruk nantinya seperti tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, jantung, hingga gangguan pada muskuloskeletal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan sedentary lifestyle terhadap tingkat kejadian obesitas pada siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Denpasar Metode: Metode penelitian ini berupa studi cross sectional bersifat analitik dengan menggunakan Uji chi square untuk menganalisis data. Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama di Kota Denpasar pada bulan November 2021 secara offline dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian yaitu menggunakan purposive sampling dengan jumlah subjek sebanyak 69 orang Hasil: Uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik chi square untuk menganalisis adanya hubungan sedentary lifestyle terhadap tingkat kejadian obesitas pada siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Denpasar, yang didapatkan nilai p ialah 0,00 atau p < 0,05. Simpulan: Terdapat hubungan sedentary lifestyle dengan tingkat kejadian obesitas siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Denpasar Kata Kunci: lifestyle, obesitas, sedentary, siswa
SCREEN-BASED SEDENTARY LIFESTYLE MEMENGARUHI TINGKAT DISABILITAS LEHER PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Emily Devina Kartawijaya; Anak Agung Gede Eka Septian Utama; Made Hendra Satria Nugraha; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 11 No 3 (2023): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor and Profession of Physiotherapy Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2023.v11.i03.p01

Abstract

Pendahuluan: Screen-based sedentary lifestyle merupakan gaya hidup sedentari yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menggunakan teknologi berbasis layar. Gaya hidup ini terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi berbasis layar dan peningkatan yang cukup tinggi terjadi ketika pandemi COVID-19. Perubahan proses pembelajaran menjadi daring, beban tugas yang tinggi, serta penyusunan skripsi menyebabkan mahasiswa tingkat akhir tidak terlepas dari screen-based sedentary lifestyle. Tingginya durasi screen-based sedentary lifestyle dapat menyebabkan disabilitas pada leher yang membatasi gerak fungsional leher. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara screen-based sedentary lifestyle dengan disabilitas leher. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2021 secara daring. Pengambilan sampel dilakukan secara double blinding menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun ajaran 2021/2022. Variabel bebas pada penelitian ini adalah screen-based sedentary lifestyle yang diukur menggunakan Screen Time-Based Sedentary Behaviour Questionnaire. Variabel terikat pada penelitian ini adalah disabilitas leher yang diukur menggunakan Neck Disability Index. Hasil: Hasil analisis uji korelasi Spearman Rho didapatkan nilai p<0,05 dan nilai koefisien korelasi berada diantara 0,290-0,356. Simpulan: Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara screen-based sedentary lifestyle dengan disabilitas leher pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Semakin tinggi durasi screen-based sedentary lifestyle maka risiko untuk menderita disabilitas leher juga akan semakin tinggi. Kata Kunci: screen-based sedentary lifestyle, disabilitas leher, mahasiswa
Co-Authors Adhitya, I Putu Gde Surya Adrian Wiryanata Gorintha Adrian Wiryanata Gorintha Agung Nova Mahendra Agus Eka Darwinata Agus Indra Yudhistira Diva Putra Agus Indra Yudhistira Diva Putra Aloysius Ivander Wirayudha Widjaja Aman, IGM Amaze Grace Davidz Morato Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Gde Putra Wiraguna Anak Agung Gede Angga Puspa Negara Anak Agung Gede Eka Septian Utama Anak Agung Gede Eka Septian Utama Andrea Ivena Anggi Amanda Triana Devy Ari Wibawa Ari Wibawa Aria Wibawa Ath-Thahirah, Aisyah Syahidah Bagus Komang Satriyasa Bagus Naibaho Desak Ketut Ernawati Dewa Ayu Putu Sri Ista Dewanti Dewi, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi, Luh Putu Widya Amritha Dewi, Ni Wayan Sucindra Dewi, Rani Nafisa Dhumaranang, Hyangayu Dedari Dian Arisanti, Ni Kadek Dyan Amalina Pratiwi Els, Vanessa Emily Devina Kartawijaya Faradilah Destyana Fiqhi Dhamiery Haniefah Effendi Gede Parta Kinandana Hafizh Marin I Dewa Gede Alit Kamayoga I Dewa Putu Sutjana I Gede Aswin Parisya Sasmana I Gede Krisna Arim Sadeva I Gede Wikania Wira Wiguna I Gede Wikania Wira Wiguna I Gusti Ayu Artini I Gusti Ayu Bulan Sistayani I Gusti Ayu Gita Widyaswari I Gusti Ayu Sitti Sadvika I Made Jawi I Made Krisna Dinata I Made Niko Winaya I Nengah Raka Swastika I Nengah Raka Swastika I Nyoman Adi Putra I Putu Eka Widyadharma I Putu Gde Surya Adhitya I Putu Gede Adiatmika I Putu Yudi Pramana Putra I Wayan Putu Sutirta Yasa I Wayan Sumardika I Wayan Weta Indratmo, Novea Irawan, Angeline Aprilia Isa Cahya Permadi Junior, Darren Kamayoga, I Dewa Gede Alit Komang Githa Pradnyamitha Dewi L. Ade Sintia Devi Luh Putu Happy Sandha Luh Putu Ratna Sundari Luh Putu Ratna Sundari Luh Putu Sudi Wahyuni Made Edwin Sridana Made Hendra Satria Nugraha Made Indira Dianti Sanjiwani Made Indira Dianti Sanjiwani Mardaningrat, Kadek Herdana Vildan Milhanah Milhanah Nanda Putra Wiguna Natasya Pramatya Putri Negara, Anak Agung Gede Angga Puspa Ni Kadek Dian Arisanti Ni Ketut Risitani Ni Ketut Ristiani Ni Ketut Ristiani Ni Komang Ayu Juni Antari Ni Luh Guantari Ni Luh Nopi Andayani Ni Made Adi Tarini Ni Made Dwi Sandhiutami Ni Made Intansari Tri Buana Ni Made Maya Risna Ayu Ni Made Wira Tania Astarini Ni Nyoman Tri Eka Buanasari Ni Putu Sri Indrani Remitha Ni Putu Venaya Sidarthayani Ni Wayan Melyani Indahswari Ni Wayan Mutiara Warmasari Ni Wayan Sinta Devi Arini Ni Wayan Sri Wahyuni Sri Wahyuni Ni Wayan Sucindra Dewi Ni Wayan Tianing Ni Wayan Tianing Nila Wahyuni Nila Wahyuni Nugraha, Boya Nyoman Budhi Wirananda Setiawan Nyoman Budhi Wirananda Setiawan Nyoman Ririn Chandrika Sari Prasetyo, Arsya Hayyu Pratiwi, Kadek Prastiti Surya Putrawan, Ida Bagus Indra Shadnyana Putri Ayu Wulandari Putri, Gita Almira Putri, Kadek Wina Santhya Putu Aprilyanti Aristadewi Putu Ayu Bintang Anjali Putu Ayu Wulan Purnama Dewi Putu Savitri Priutami Putu Sutha Nurmawan Putu Wisnu Arya Wardana Riska Damayanti Sitompul Rizaldy Pinzon Sari, Ni Wayan Puspita Sayu Aryantari Putri Thanaya Thomas Eko Purwata Tracey Odella Jiraldi Akemah Tresnayanthi, Kadek Ayu Sri Vania Rau, Chiquita Putri Vidya Rahmayunissa Swandi Putri Vingky Winda Astiti Vittala, Govinda Widyaswari, Ni Made Arindra Wimpie I Pangkahila Winanti, Kadek Dinda Ayu Sri Witri Okta Maruli Y, Yudiyanta Yundari, Yundari Zidni Sadati Maulana Aden