Claim Missing Document
Check
Articles

KEBIJAKAN INTERNASIONALMENGENAI KESELAMATAN NELAYAN Fis Purwangka; Sugeng Hari Wisudo; Budhi Hascaryo Iskandar; John Haluan
Buletin PSP Vol. 21 No. 1 (2013): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapal ikan, alat tangkap ikan dan nelayan merupakan tiga faktor yang mendukung keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan. Aktivitas menangkap ikan, terutama di laut merupakan kegiatan yang beresiko tinggi. Faktor keselamatan kapal maupun nelayan merupakan hal yang utama untuk menunjang kesuksesan suatu operasi penangkapan. Menurut IMO, 80% dari kecelakaan, disebabkan oleh kesalahan manusia (human error) dan sebagian besar kesalahan ini dapat dihubungkan dengan kekurangan manajemen yang menciptakan pra-kondisi untuk terjadinya kecelakaan. Kebijakan internasional dibuat berdasarkan persetujuan dan kesepakatan bersama negara-negara anggota yang tergabung didalamnya, sehingga menjadi kewajiban untuk setiap negara anggota melaksanakannya. Telaah yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengidentifiksi kebijakan internasional yang berhubungan dengan keselamatan nelayan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Data tersebut diperoleh dengan cara studi pustaka, yaitu melakukan pengumpulan data pustaka atau telaah dokumen berupa aturan yang terkait dengan materi penelitian. Dokumen tersebut didapatkan dari lembaga internasional yang terkait, antara lain IMO, ILO dan FAO yang mempunyai kepentingan pada keselamatan nelayan, serta penelusuran melalui situs-situs internet yang terkait. Saat ini, pada tingkat internasional, telah ada lembaga atau organisasi internasional yang mengatur tentang keselamatan pelayaran. Keselamatan pelayaran yang dimaksud oleh lembaga tersebut mencakup keselamatan nelayan dan kapal ikan yang digunakan. Lembaga yang dimaksud adalah IMO, ILO dan FAO.  Setiap lembaga yang terlibat, mempunyai batasan-batasan sesuai dengan cakupan organisasi masing-masing.Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan, secara jelas telah mengatur tentang keselamatan nelayan dan kapal ikan, sedangkan implementasi yang dilakukan pada negara-negara anggotanya tersebut masih kurang. Kebijakan internasional yang ada belum dapat diimplementasikan sebelum dilakukan kesepakatan pada regional tersebut.Kata kunci: kebijakan keselamatan, keselamatan nelayan
Kinerja Pembiayaan Perikanan Skala Kecil di Kota Tegal, Provinsi Jawa Tengah (Performance of Small Scale Fisheries Financing in Tegal City, Central Java Province) Prabowo Prabowo; Eko Sri Wiyono; John Haluan; Budhi Hascaryo Iskandar
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 4 No. 1 (2013): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.445 KB) | DOI: 10.29244/jmf.4.1.1-9

Abstract

Usaha perikanan skala kecil yang dikelola oleh masyarakat pesisir termasuk yang paling kecil mengakses kredit atau pembiayaan perbankan, padahal jumlah usaha skala kecil pada bidang perikanan ini cukup besar, yaitu mencapai 26,2 juta unit.  Kondisi ini tidak lepas dari belum efektifnya interaksi stakeholders dan komponen terkait dalam mendukung kinerja pembiayaan perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi komponen pembiayaan yang signifikan mempengaruhi kinerja pembiayaan perikanan skala kecil di Kota Tegal.  Penelitian ini menggunakan metode structural equation modeling (SEM). Hasil analisis menunjukkan peran lembaga perbankan signifikan mempengaruhi naik-turunnya kinerja pembiayaan, sedangkan kebijakan politik, performance usaha perikanan skala kecil, dan peran lembaga pemerintah tidak signifikan. Pada tataran teknis, penyaluran kredit/pembiayaan oleh bank umum (BRI dan BPD) secara signifikan mendukung peran lembaga perbankan dan dapat meningkatkan kinerja pembiayaan, sedangkan BPR belum. Terkait jenis kredit/pembiayaan, yang siginfikan dirasakan manfaatnya oleh nelayan kecil adalah kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE), sedangkan kredit usaha kecil (KUR) dan bantuan pinjaman langsung masyarakat (BPLM) belum signifikan dirasakan manfaatnya meningkatkan pembiayaan perikanan skala kecil Kota Tegal. Program penyuluhan, bimbingan teknis, dan pendampingan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI)signifikan membantu peningkatan kinerja pembiayaan perikanan skala kecil di Kota Tegal. Nilai Net B/C, IRR, dan ROI yang baik signifikan dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja pembiayaan perikanan skala kecil, sedangkan nilai NPV tidak.Kata kunci:pembiayaan, kinerja, signifikan, perikananan skala kecil
Potensi Lestari Perikanan Tangkap di Kabupaten Kepulauan Sitaro (Sustainable Potential of Fisheries Capture in Sitaro Island Regency) Joyce Kumaat; John Haluan; Sugeng Hari Wisudo; Daniel R. Monintja
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 4 No. 1 (2013): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.812 KB) | DOI: 10.29244/jmf.4.1.41-50

Abstract

Analisis potensi lestari perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Sitaro dilatarbelakangi oleh besarnya potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki yaitu 78,18% dari seluruh jumlah produksi ikan di Kabupaten Kepulauan Sitaro atau 11.743,20 ton/tahun pada tahun2010.Penelitian ini bertujuan melihat karakteristik pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap dan berapa besar potensi lestari perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Sitaro sebagai dasar penilaian pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan. Hasil perhitungan dengan mengguna-kan model Schaefer didapatkan potensi lestari (MSY) ikan pelagis kecil sebesar 7.904,85 ton/tahun dan upaya optimumnya adalah 18.291,60 unit/tahun.Kemudian diikuti oleh kelompok ikan pelagis besar sebesar 2.689,32 ton/tahun dan upaya optimumnya adalah 99.173,20 unit/tahun. Sedangkan kelompok ikan damersal potensi lestari sebesar 702,74 ton/tahun dan upaya optimumnya adalah 16.151,97 unit/tahun, selanjutnya kelompok ikan karang potensi lestari sebesar 446,30 ton/tahun dan upaya optimum adalah 34.129,00 unit/tahun. Keberlangsungan perikanan tangkap di Kabupa-ten Kepulauan Sitaro dilakukandengan membuat kebijakan, strategi, program dan rencana aksi pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan yang mengatur secara tegas zona penang-kapan; jumlah, ukuran dan jenis ikan yang boleh dan tidak boleh ditangkap; zona perlindungan daerah pemijahan dan tempat asuhan ikan kecil maka dapat menjaga keberadaan sumberdaya perikanan untuk masa yang akan datang.Kata kunci: perikanan, kepulauan, MSY, Sitaro
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DALAM RANGKA PENGEMBANGAN INDUSTRIALISASI PERIKANAN LAUT (The Development of Capture Fisheries Management Information System in Relation to the Development of Marine Fisheries Industrialization) John Haluan; Eko Sri Wiyono; Rikhie Supriyadi
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 3 No. 2 (2012): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.141 KB) | DOI: 10.29244/jmf.3.2.123-128

Abstract

ABSTRACTDeveloping capture fisheries management information system needs a Management Information System (MIS) which could support various aspects within an integrated and holistic system to gain better access of information on Marine Fisheries Industrialization in Indonesia. The objectives of the research are to investigate the management information system in lobster fisheries and develop management infomation system to support marine fisheries industrialization. This research implemented integrated approach information system for holistic system application. Applies a systems approach that takes into account the system as a whole integrated information for each activity or application. The system limits on the development of the lobster fishery in PPN Palabuhanratu. The technology used for processing the data and information on the lobster fishery is a computerized information technology. Analysis of system requirements derived from the fishing company, fishermen and stakeholders. Establishing the design of information systems in the lobster fisheries at PPN Palabuhanratu by identifying the real system, preparation of the scheme, providing menus, preparation of the logical flow of programs and computer applications. With the establishment of fisheries information management system will facilitate information services more quickly and accurately.Key words: capture fisheries, industrialization, management information system (MIS),-------ABSTRAKPengembangan sistem informasi manajemen perikanan tangkap dalam rangka pengembangan industrialisasi perikanan laut sudah mempunyai dasar hukum Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, tertera pada Bab VI: Sistem Informasi dan Statistik Perikanan, pasal 46: (1) “Pemerintah menyusun dan mengembangkan sistem informasi dan data statistik perikanan serta menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan, analisis, penyimpanan, penyajian, dan penyebaran data potensi, sarana dan prasarana, produksi, penanganan, pengolahan dan pemasaran ikan, serta data social ekonomi yang terkait dengan pelaksanaan pengelolaan sumberdaya ikan dan pengembangan sistem bisnis perikanan.” (2)”Pemerintah mengadakan pusat data dan informasi perikanan untuk menyelenggarakan system informasi dan data statistic perikanan.”; pasal 47: (1) “Pemerintah membangun jaringan informasi perikanan dengan lembaga lain, baik di dalam maupun di luar negeri.”, (2) “Sistem informasi dan data statistic perikanan harus dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh pengguna data statistic dan informasi perikanan.” Pengembangan sistem informasi manajemen perikanan tangkap perlu suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang dapat menunjang berbagai aspek dan elemen dalam suatu sistem yang holistik dan terintegrasi untuk mencapai tujuan meningkatkan akses informasi IPTEKS-Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Industrialisasi Perikanan Laut di Indonesia.Kata kunci: Perikanan tangkap, industrialisasi, sistem manajemen informasi
POLA MUSIM DAN DAERAH PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKEP (Season And Patterns of Catching Swimming Crab (Portunus pelagicus) in Pangkep Waters Regency) . Ihsan; Eko Sri Wiyono; Sugeng Hari Wisudo; John Haluan
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 2 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.822 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.2.193-200

Abstract

ABSTRACTThe season patern of swimming crab is influenced by rekruitman amount generated by each individual crab in the fishing ground. This study aims to assess the pattern of fishing crab season and the fishing ground as a participatory method in Pangkep water Regency. The data collected consisted of primary and secondary data. Data analysis was performed using the technique of time series analysis on the catch per unit of fishing effort crab monthly during the last six years. The peak season is catching crabs at IMP> 1% which took place in June and September. The highest percentage of catches in the fishing ground is in September which is 11.71% and lowest in April which amounted to 5.77%. The results of the analysis of index fishing season of crabs is throughout the year at the fishing area in Pangkep waters.Keywords: Analysis, Season Patern, Fishing Ground, Swimming Crabs-------ABSTRAKPola musim rajungan dipengaruhi oleh jumlah rekruitman yang dihasilkan oleh setiap individu rajungan di daerah penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola musim penangkapan rajungan dan daerah penangkapan rajungan secara partisipatif di perairan Kabupaten Pangkep. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Analisis data yang dilakukan adalah menggunakan teknik analisis deret waktu (time series) terhadap hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan bulanan rajungan selama enam tahun terakhir. Musim puncak penangkapan rajungan berada pada IMP > 1 % yakni berlangsung pada bulan Juni dan September. Persentase tangkapan tertinggi di daerah penangkapan adalah pada bulan September yakni 11,71 % dan terendah pada bulan April yakni sebesar 5,77 %. Hasil analisis indeks musim penangkapan (IMP) rajungan dilakukan sepanjang tahun di daerah penangkapan di perairan Kabupaten Pangkep.Kata kunci: Analisis; Pola Musim; Daerah Penangkapan; Rajungan
ASPEK LINGKUNGAN SIGNIFIKAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA (Significant Environmental Aspects at Jakarta Nizam Zachman Fishing Port) Retno Muninggar; Ernani Lubis; Budhi H Iskandar; John Haluan
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 7 No. 2 (2016): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.507 KB) | DOI: 10.29244/jmf.7.2.203-210

Abstract

ABSTRACTIdentification  of  significant  environmental  aspects  in  port  is  to  assist  the  Port  Authority  in prioritizing  environmental  management  activities.  The  objectives  of  this  study  are  to  dentify  the significant environment aspects and to analize environmental controlling at PPSNZJ. In this study, the  identification  of  environmental  aspects  in  Jakarta  Nizam  Zachman  Fishing  Port  (PPSNZJ) conducted  by  Strategic  Overview  of  Significant  Environmental  Aspects  procedur   and  were modified according  to  the characteristics  of the fishing harbor.. The results showed the significant environmental aspects in PPSNZJ were: 1) waste production (IF value =4.96), 2) water pollution (IF value  =  4.83)  and  Energy  Consumption  (IF  Value  =  4.16).  PPSNZJ  has  been  controlling  the environmental management aspects of waste production and social interaction. It was implemented under the Security and Sanitation Programme. The water pollution controlling was limitted to waste treatment and sea water reverse osmosis facility.Keywords:  environmental,  port,  Nizam  Zachman  Fishingport,  Strategic  Overview  of  Significant Environmental Aspects (SOSEA)ABSTRAKKegiatan  identifikasi  aspek  lingkungan  signifikan  di  pelabuhan  dilakukan  untuk mempermudah  pengelola  pelabuhan  dalam  memprioritaskan  kegiatan  pengelolaan  lingkungan. Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  mendapatkan  aspek  lingkungan  yang  signifikan  dan menganalisis  pengelolaan  lingkungan  yang  telah  dilakukan  PPSNZJ.  Dalam  penelitian  ini, identifikasi  aspek  lingkungan  di  Pelabuhan  Perikanan  Nusantara  Ni zam  Zachman  (PPSNZJ) dilakukan  dengan  pendekatan  Strategic  Overview  of  Significant  Environmental  Aspects  yang dimodifikasi  sesuai  karakteristik  pelabuhan  perikanan.  Hasil  kajian  menunjukkan  bahwa  aspek lingkungan  signifikan  di  PPSNZJ  adalah:  1)  produksi  sa mpah  (Nilai  IF=4.96);  2)  interaksi  sosial (Nilai  IF=4.83) dan 3) pencemaran air (Nilai  IF=4.16). Pengelolaan lingkungan di PPSNZJ terkait aspek  penanganan  sampah  dan  aspek  pengendalian  interaksi  sosial  telah  dilakukan  melalui serangkaian  kegiatan  di  bawah  program  Kebersihan  Keamanan  dan  Ketertiban  (K3).  Upaya pengelolaan  terkait  aspek  pengendalian  pencemaran  air  baru  dilakukan  pada  fasilitas  Instalasi Pengolahan Limbah dan Sea Water Reverse Osmosis.Kata kunci: lingkungan, pelabuhan, PPS Nizam Zachman, SOSEA
SISTEM PEMANFAATAN IKAN TUNA DI NUSA TENGGARA (Tuna Utilization System in Nusa Tenggara) Soraya Gigentika; Tri Wiji Nurani; Sugeng Hari Wisudo; John Haluan
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 1 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.243 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.1.24-37

Abstract

ABSTRACTCompetition of tuna utilization in Nusa Tenggara has resulted in the inclining toward irresponsible utilization, which causes various issuess of tuna utilization system in Nusa Tenggara. The objectives of this research are to identify the issues of tuna utilization system in Nusa Tenggara and the root of  issues. Analysis data used three steps of Soft System Methodology (SSM), there were understanding of the issues situation, established issues situation, and establish the issues definition. The results showed the issues in tuna utilization system  in Nusa Tenggara are illegal installation of FADs; the depleted productivity of tuna fishing unit; inefficient fishing capacity utilization and over-input production input on tuna fishing units, fishermen catch baby tuna (undersized tuna), in optimal quality of landed tuna and conflicts related to FADs utilization.  The solution that can be performed for these problems are: 1) Strict and effective law enforcement for illegal FADs and ideal allocated number of FAD's; 2) determining of optimum allocation number for tuna fishing unit (effort) and the right time for close session; 3) determining the size of the ship which is efficient and determining the optimum amount of effort; 4) Establishing the regulations related to baby tuna fishing, developing the fishing technology which minimizes the catch of baby tuna and controlling the season and the location of the tuna fishing activities; 5) facilitating and training the fishermen and tuna fishing companies or trader for cold-chain handling; and 6) strict and effective law enforcement for fishermen trespassing the fishing area.Keywords: Nusa Tenggara, root definition, tuna utilization system, Soft System MethodologyABSTRAKPersaingan dalam pemanfaatan ikan tuna di Nusa Tenggara mengakibatkan kegiatan pemanfaatan tersebut menjadi cenderung ke arah yang tidak bertanggungjawab, sehingga muncul berbagai permasalahan pada sistem pemanfaatan ikan tuna. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan  sistem pemanfaatan ikan tuna di Nusa Tenggara dan upaya yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Analisis data pada penelitian ini menggunakan tiga tahapan Soft System Methodology (SSM), yaitu memahami situasi permasalahan, menyusun situasi permasalahan, dan menyusun definisi permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan pada sistem pemanfaatan ikan tuna di Nusa Tenggara adalah pemasangan rumpon tanpa ijin, penurunan produktivitas unit penangkapan ikan tuna, belum efisiennya pemanfaatan kapasitas dan berlebihnya input produksi pada unit penangkapan ikan tuna, penangkapan baby tuna, belum optimalnya mutu ikan tuna yang didaratkan, serta adanya konflik penggunaan rumpon. Upaya penyelesaian yang dapat dilakukan untuk permasalahan-permasalahan tersebut adalah: 1) penegakkan hukum yang tegas dan efektif untuk rumpon yang tidak berijin serta penentuan alokasi jumlah rumpon yang ideal; 2) penentuan alokasi jumlah effort optimum untuk unit penangkapan ikan tuna dan waktu yang tepat untuk close session; 3) penentuan ukuran kapal yang efisien dan jumlah effort yang optimal; 4) pembuatan regulasi terkait penangkapan baby tuna, pengembangan teknologi penangkapan yang meminimalkan hasil tangkapan baby tuna, serta pengaturan musim dan lokasi penangkapan ikan tuna; 5) penyediaan fasilitas serta pelatihan kepada nelayan dan perusahaan perikanan tuna atau pengumpul ikan tuna untuk penanganan rantai dingin; serta 6) penegakkan hukum yang tegas dan efektif untuk nelayan yang melanggar jalur penangkapan ikan.Kata kunci:  Nusa Tenggara, root definition, sistem pemanfaatan ikan  tuna, Soft System Methodology
POLA MUSIM PENANGKAPAN CUMI-CUMI DI PERAIRAN LUAR DAN DALAM DAERAH PENAMBANGAN TIMAH KABUPATEN BANGKA SELATAN (Squid Fishing Seasons Pattern Inside and Outside Waters of Tin Mining Area in South Bangka District) Arif Febrianto; Domu Simbolon; John Haluan; . Mustaruddin
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 1 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.823 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.1.63-71

Abstract

ABSTRACTSquid fishing inside and outside waters of tin mining area in South Bangka District is carried out by using boat lift nets, stationary lift nets, and hand lines. Squid fishing activities need effective information to achieve maximum results. Good information related to fishing areas and seasonsfor squid fishing can optimize the cost of fishing operations, time and energy. An alternative solution is understanding the patterns of the squid fishing seasons. The objective of this research is to analyze the patterns of the squid fishing seasons outside and inside waters of tin mining area in South Bangka District. Collecting data was done from January to December 2013. This research applied a descriptive survey method using a case study. The results indicatedsquid fishing season outside waters of tin mining area is in September, October, and November (Musim Peralihan II). Whereas in the inside waters of tin mining area, the best season for squid fishing is December, January, and February (Musim Barat), with the highest is in December.Keywords: fishing, patterns of the season, South Bangka, squidABSTRAKPenangkapan cumi-cumi di wilayah perairan luar dan dalam daerah penambangan timah di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan dengan menggunakan bagan perahu, bagan tancap, dan pancing. Kegiatan penangkapan cumi-cumi diperlukan informasi yang efektif agar hasil tangkapan bisa mencapai hasil yang maksimal. Informasi yang berkaitan dengan area dan musim dimana cumi-cumi bisa tertangkap dalam jumlah yang besardapat menghemat biaya operasi penangkapan, waktu dan tenaga.Salah satu alternatif yang menawarkan solusi terbaik adalah mengetahui pola musim penangkapan cumi-cumi.Tujuan penelitian adalah menganalisis pola musim penangkapan cumi-cumi di wilayah perairan luar dan dalam daerah penambangan timah Kabupaten Bangka Selatan. Penelitian telah dilaksanakan di wilayah perairan Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pengambilan data di lapangan dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Desember 2013. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif survei yang bersifat studi kasus (case study). Hasil penelitian menunjukkan bahwa musim cumi-cumi di wilayah perairan luar daerah penambangan timah laut Kabupaten Bangka Selatan, terjadi pada Musim Peralihan II (September, Oktober, dan November) dan puncak musimnya pada bulan November. Sedangkan di wilayah perairan daerah penambangan timah laut, yaitu pada Musim Barat (Desember, Januari, dan Februari) dan puncak musimnya pada bulan Desember.Kata kunci:  penangkapan, pola musim, Bangka Selatan, cumi-cumi
KINERJA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) NELAYAN GILLNET DI BARSELA ACEH Muhammad Rizal; Budy Wiryawan; Sugeng Hari Wisudo; Iin Solihin; John Haluan
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 1 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.809 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.1.73-86

Abstract

ABSTRACTNowadays, the development of fisheries strategic issues is related to poverty and welfare of fishermen. In 2010 - 2014, Ministry of Marine and Fisheries implemented Business Development Program of Rural Area by creating a Joint Business Group (JBG) to help traditional and small scale fishermen who categorized as poor. This study aimed to determine the performance of JBG of gillnet fishermen and to identify the attributes of performance (aspects of institutional, socio-cultural, economic, environmental and policy) in Barsela Aceh. Data was collected by purposive sampling method from 13 JBG of gillnet fishermen. IPA analysis and gap analysis were performed to measure each attribute and attribute's performance. The results showed that the value of the gap in the aspect of the institution of 1.87, and socio-cultural aspect of 1.91, which are categorized as good enough. Furthermore, the value of the economic aspect (2,12), environmental aspect (2,43) and policy aspect (2.21) are categorized as less good. The attributes which categorized as a top priority (in quadrant A) are the aspect of institution, namely; human resources quality of JBG, the level of utilization of information technology and marketing, participation in training event, frequency of training held by related agencies and traditional institutions and the effectiveness of PPTK. Socio-cultural aspects are the desire to be independent culture, work ethic culture, group cohesiveness, and JBG assets are jointly managed. In economic aspect are active savings and loan activities, the level of turnover development of JBG and the level of market opportunities for JBG fishermen's business. Environmental aspects are the effectiveness of target fish species catch, high economic value of fish and environment-friendly technologies. Policy aspects are sanctioned policies for fictitious JBG, policies about who can become a member of JBG, policy management in preparing a joint business plan and sanctions for members who violate the rules.Keywords: Barsela Aceh, JBG, gillnet fishermenABSTRAKPerkembangan isu strategis perikanan saat ini adalah kemiskinan dan kesejahteraan nelayan. Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014 melaksanakan Program Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) dengan membuat Kelompok Usaha Bersama (KUB) untuk membantu nelayan tradisional dan kecil yang masih tergolong miskin. Penelitian ini bertujuan yaitu mengetahui kinerja KUB nelayan gillnet dan mengidentifikasi atribut kinerjanya (aspek lembaga, sosial budaya, ekonomi, lingkungan dan kebijakan) di Barsela Aceh. Metode pengambilan data purposive sampling, dimana data diambil secara sengaja pada 13 KUB nelayan gillnet. Analisis data yang digunakan yaitu analisis IPA untuk menilai setiap atribut dan analisis kesenjangan (gap) untuk menilai kinerja setiap atribut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kesenjangan pada aspek lembaga (1,87) dan aspek sosial budaya (1,91) yaitu katagori cukup baik. Selanjutnya nilai pada aspek ekonomi (2,12), aspek lingkungan (2,43) dan aspek kebijakan (2,21) yaitu katagori kurang baik. Serta atribut yang prioritas yaitu posisi atribut kuadran A (diprioritaskan) pada aspek lembaga adalah kualitas SDM KUB, tingkat pemanfaatan akses informasi teknologi dan pemasaran, keikutsertaan kegiatan pelatihan, intensitas pembinaan dari instansi terkait dan lembaga adat dan keefektifan PPTK. Aspek sosial budaya adalah budaya ingin mandiri, budaya etos kerja, kekompakan kelompok, dan aset KUB dikelola secara bersama. Aspek ekonomi adalah aktifnya kegiatan simpan pinjam, tingkat perkembangan omset KUB dan tingkat peluang pasar untuk usaha KUB nelayan. Aspek lingkungan adalah efektivitas jenis ikan target yang tertangkap, ikan ekonomis tinggi dan teknologi ramah lingkungan. Aspek kebijakan adalah aturan sanksi bagi KUB fiktif, kebijakan tentang yang bisa menjadi anggota KUB, kebijakan manajemen dalam menyusun rencana usaha bersama dan aturan sanksi bagi anggota yang melanggar.Kata kunci:  Barsela Aceh, KUB, nelayan gillnet
STRATEGI PERENCANAAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGOLAHAN DATA PENANGKAPAN IKAN DI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Pandu Saptoriantoro; . Mustaruddin; John Haluan
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 2 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.919 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.2.149-162

Abstract

ABSTRACTMinistry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia has a management information system on data processing of fishing surveillance. The information system can be useful if the system is works successfully. This research aim to formulate a strategic plan for the successful implementation of management information systems of data processing fisheries resources surveillance. Elements of the system on strategy was condected by using interpretative structural modeling (ISM), which is a strategic planning technique. The results show for the implementation of the model, there are seven elements of the system that need to be considered. Seven elements of the system with each sub element key, namely Directorat General PSDKP as affected sectors, support policies / regulations, conflict of interest between units echelon 1, up date data licensing continuity and fixed information technology (IT) expert. The implementation of fisheries resources surveillance program by IT based, mostly regional operators started to use information systems surveillance of fishery resources, increased access to data and information across echelons in MMAF and involvement MMAF as agencies involved in the success of the program.Keywords: Directorate of fisheries resources surveillance and management, information system,        implementing strategy, ISMABSTRAKKementerian Kelautan dan Perikanan  memiliki sistem informasi manajemen pengolahan data pengawasan penangkapan ikan. Sistem informasi tersebut berguna jika dalam implementasi sistem berhasil dengan baik. Penelitian  ini  bertujuan merumuskan rencana strategis untuk keberhasilan implementasi sistem informasi manajemen pengolahan data pengawasan perikanan tersebut. Strategi penerapan implementasi sistem informasi dilakukan dengan teknik interpretative structural modelling (ISM). Elemen sistem pada strategi perencanaan implementasi sistem informasi, yaitu Direktorat jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Prikanan (PSDKP) sebagai sektor yang terpengaruh, dukungan kebijakan/peraturan, up datedata perizinan yang kontinuitas dan tenaga ahli Teknologi Informasi (IT), terlaksananya program pengawasan sumber daya perikanan berbasis IT, sebagian besar operator daerah mulai menggunakan sistem informasipengawasan sumber daya perikanan, peningkatan akses data dan informasi lintas eselon lingkup Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) dan  keterlibatan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai lembaga yang terlibat dalam keberhasilan program.Kata kunci:  Dit. PPSDP, Sistem Informasi, Strategi implementasi, ISM