Claim Missing Document
Check
Articles

Interpretasi Gaya Kepemimpinan Transformasional oleh Tokoh Genta pada Film 5cm Kinanti, Amara Bilqis; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5654

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan gaya kepemimpinan transformasional yangditunjukkan oleh tokoh Genta dalam film 5 cm. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptifkualitatif dengan pendekatan naratif, melalui observasi adegan yang merepresentasikan empatdimensi kepemimpinan transformasional: idealized influence, inspirational motivation, intellectualstimulation, dan individualized consideration. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Genta mampumenjadi teladan, memberikan motivasi, mendorong pemikiran kritis, serta memperhatikankebutuhan individu anggota kelompok. Keempat dimensi tersebut berperan penting dalam menjagakekompakan dan semangat kelompok hingga berhasil mencapai puncak Mahameru. Temuan inimembuktikan bahwa kepemimpinan transformasional tidak hanya relevan dalam organisasi formal,tetapi juga dapat diaplikasikan dalam dinamika sosial sehari-hari, termasuk dalam narasi film. This study aims to interpret the transformational leadership style demonstrated by Genta in the film5 cm. The research method used is descriptive qualitative with a narrative approach, focusing on theobservation of scenes that represent the four dimensions of transformational leadership: idealizedinfluence, inspirational motivation, intellectual stimulation, and individualized consideration. Thefindings indicate that Genta serves as a role model, provides motivation, encourages criticalthinking, and shows concern for the individual needs of group members. These four dimensions playa crucial role in maintaining group cohesion and enthusiasm, enabling them to reach the peak ofMahameru. This study highlights that transformational leadership is not only relevant in formalorganizations but can also be applied in everyday social dynamics, including within film narratives.
Representasi Kesadaran Gender dan Budaya Patriarki Jawa Melalui Analisis Naratif pada Film Kartini 2017 Rizky Hidayatullah Al Huda, Muhammad Ainur; Kinanti, Amara Bilqis; Dimisyqiyani, Erindah; Aji, Gagas Gayuh; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5656

Abstract

Film berperan sebagai media visual yang kuat yang tidak hanya menghibur tetapi juga berfungsisebagai alat edukasi dan platform untuk refleksi sosial dan budaya, khususnya terkait isu kesadarangender. Film Kartini (2017) menggambarkan perjuangan historis Raden Adjeng Kartini melawanbudaya patriarki Jawa yang mengakar yang membatasi peran, kebebasan, dan akses pendidikanperempuan. Karya sinematik ini menyoroti baik representasi simbolis maupun naratif tentang relasigender dalam masyarakat tradisional serta mengungkap kompleksitas emansipasi perempuan ditengah keterbatasan budaya. Namun, penelitian-penelitian sebelumnya cenderung lebih berfokuspada perlawanan pribadi dan sikap ideologis Kartini, sering kali mengabaikan analisis menyeluruhterhadap strategi visual dan naratif film yang merepresentasikan kesadaran gender dan budayapatriarki secara holistik. Penelitian ini bertujuan mengisi kekosongan tersebut dengan menggunakanpendekatan analisis naratif kualitatif untuk mengeksplorasi bagaimana film Kartini membangun danmenyampaikan kesadaran gender serta dinamika patriarki Jawa melalui alur cerita, pengembangankarakter, dan mise-en-scène. Dengan mengintegrasikan teori sosial-budaya dan naratologi, studi inidiharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana representasisinematik berkontribusi memperluas kesadaran masyarakat tentang kesetaraan gender serta secarakritis menantang norma patriarki dalam masyarakat Jawa. Temuan penelitian diharapkan dapatmengembangkan diskursus dalam kajian media, representasi gender, dan kritik budaya, sekaligusmenegaskan relevansi film sebagai media perubahan sosial di Indonesia. Film serves as a potent visual medium that not only entertains but also functions as an educationaltool and a platform for social and cultural reflection, especially regarding issues of genderawareness. The 2017 film Kartini portrays the historical struggle of Raden Adjeng Kartini againstthe entrenched Javanese patriarchal culture that restricts women's roles, freedoms, and access toeducation. This cinematic work highlights both the symbolic and narrative depictions of genderrelations within a traditional society and sheds light on the complexities of female emancipationamid cultural constraints. However, prior studies tend to concentrate predominantly on Kartini'spersonal resistance and ideological stance, often overlooking a comprehensive analysis of the film'svisual and narrative strategies that represent gender consciousness and patriarchal culture in aholistic manner. This research aims to fill this gap by employing a qualitative narrative analysisapproach to explore how the film Kartini constructs and conveys gender awareness and Javanesepatriarchal dynamics through its storyline, character development, and mise-en-scène. Byintegrating socio-cultural theory with narratology, this study seeks to offer a nuanced understandingof how cinematic representations contribute to broadening public awareness of gender equality andcritically challenge patriarchal norms in Javanese society. The findings are expected to advancediscourse in media studies, gender representation, and cultural critique, underscoring the relevanceof film as a medium for social change in Indonesia.
Representasi Kepemimpinan Otoriter dan Transaksional Mark Zuckerberg dalam Film The Social Network (2010) Rasyid As Syafi’i, Muhammad Fadhila; Anggraeni, Navelsa; Triwastuti, Amaliyah Ria; Dimisyqiyani, Erindah; Amalia, Rizky; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5659

Abstract

Kepemimpinan adalah faktor kunci dalam kesuksesan organisasi, terutama di dunia bisnis yang dinamis,seperti dalam organisasi teknologi. Artikel ini menganalisis gaya kepemimpinan Mark Zuckerberg dalamfilm The Social Network (2010), dengan fokus pada gaya kepemimpinan otoriter dan transaksional. Tujuanpenelitian ini adalah untuk memahami bagaimana kedua gaya kepemimpinan tersebut berkontribusi padakesuksesan Facebook, serta tantangan yang ditimbulkan terhadap keadilan dan tata kelola organisasi melaluiperspektif Sustainable Development Goals (SDGs) 16 tentang penguatan institusi dan pengambilankeputusan yang inklusif, menyoroti pentingnya kepemimpinan yang adil dan adaptif. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menganalisis adegan-adegan kunci dalam film.Hasilnya menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan otoriter dan transaksional Zuckerberg mempercepatpencapaian tujuan jangka pendek tetapi merusak hubungan tim, kreativitas, dan kepercayaan jangka panjang.Dampak dari gaya kepemimpinan ini menunjukkan bahwa meskipun efektif untuk hasil cepat, gaya ini dapatmenghambat keberlanjutan organisasi. Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi dampak gayakepemimpinan lainnya di startup teknologi dan hubungan jangka panjang dalam tim. Leadership is a key factor in the success of organizations, particularly in dynamic business environmentssuch as technology organizations. This article analyzes the leadership style of Mark Zuckerberg in the filmThe Social Network (2010), focusing on authoritarian and transactional leadership styles. The aim of thisstudy is to understand how these two leadership styles contributed to the success of Facebook, as well as thechallenges they posed to fairness and organizational governance through the lens of SustainableDevelopment Goal (SDG) 16, which emphasizes strengthening institutions and inclusive decision-making,highlighting the importance of fair and adaptive leadership. This research employs a descriptive qualitativeapproach by analyzing key scenes in the film. The findings reveal that Zuckerberg's authoritarian andtransactional leadership styles accelerate short-term goal achievement but damage team relationships,creativity, and long-term trust. The impact of these leadership styles demonstrates that, although effective forquick results, they can hinder the long-term sustainability of the organization. Further research could explorethe impact of other leadership styles in technology startups and long-term team dynamics. the margins ofyour paper to the margins of this template, namely by looking at the page setup of the template that we haveprovided without any footer or header.
Representasi Sifat Kepemimpinan (Trait of Leadership) Pada Tokoh Willy Wonka dalam Film “Wonka 2023” Fikri, Muhammad; Amaliyah, Amaliyah; Dimisyqiyani, Erindah; Sinulingga, Rizki Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5662

Abstract

Kepemimpinan merupakan faktor krusial yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dalammencapai visi dan misi yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi sifatkepemimpinan pada tokoh Willy Wonka dalam film Wonka (2023), serta mengidentifikasi karakteristikdominan yang membentuk kepribadiannya sebagai pemimpin. Selain itu, penelitian ini juga mengeksplorasipengaruh sifat-sifat kepemimpinan tersebut terhadap dinamika sosial yang berkembang dalam narasi cerita.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatifdengan metode deskriptif.Data diperoleh melalui observasifilm, dokumentasi visual, dan studi literatur, lalu dianalisis menggunakan model analisis interaktif Miles danHuberman. Hasil temuan menunjukkan bahwa tokoh Wonka menampilkan sejumlah karakteristik utamadalam teori sifat kepemimpinan, seperti kepercayaan diri, integritas, kecerdasan emosional, serta ketekunandalam merealisasikan visinya. Kepemimpinan yang diperlihatkan mencerminkan figur yang mampumenginspirasi, membangun hubungan sosial yang positif, dan mempertahankan nilai-nilai moral dalamsituasi yang penuh tantangan. Temuan ini mendukung asumsi bahwa kualitas personal dapat menjadi fondasiutama dalam membentuk efektivitas kepemimpinan. Namun demikian, pendekatan sifat dalamkepemimpinan kerap dikritik karena berpotensi menimbulkan bias individualistik dan mengabaikanpentingnya pembelajaran, pengalaman, serta adaptasi terhadap sosial dan budaya yang terus berubah.Penelitian lanjutan disarankan untuk mengintegrasikan teori kepemimpinan lainnya guna memberikanpemahaman yang lebih adaptif terhadap realitas sosial yang terus berubah. Leadership is a crucial factor that determines the success of an organization in achieving itsestablished vision and mission. This study aims to analyze the representation of leadership traits in thecharacter of Willy Wonka in the film Wonka (2023), and to identify the dominant characteristics that shapehis personality as a leader. In addition, this research explores how these leadership traits influence the socialdynamics that unfold throughout the narrative. The study employs a qualitative approach with a descriptivemethod. Data were collected through film observation, visual documentation, and literature review, andanalyzed using the interactive model of Miles and Huberman. The findings indicate that the character ofWonka demonstrates several key attributes of trait theory of leadership, such as self-confidence, integrity,emotional intelligence, and perseverance in realizing his vision. The portrayed leadership reflects a figurecapable of inspiring others, fostering positive social relationships, and upholding moral values in the face ofchallenges. These findings support the assumption that personal qualities can serve as a fundamental basisfor effective leadership. However, the trait-based approach to leadership has often been criticized for itspotential to promote individualistic bias and for overlooking the importance of learning, experience, andadaptation to evolving social and cultural contexts. Future research is recommended to integrate otherleadership theories in order to provide a more adaptive and contextually grounded understanding ofleadership in complex social realities.
Representasi Gaya Kepemimpinan Tokoh Raya Pada Film Raya And The Last Dragon Terhadap Perilaku Organisasi Di Era Modern Dwi Ariani, Novita Indah; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5667

Abstract

Dalam konteks organisasi modern, kepemimpinan dianggap sebagai faktor strategisdalam menghadapi tantangan globalisasi, digitalisasi, dan perbedaan generasi. Studi inimenganalisis representasi gaya kepemimpinan Raya dalam film Raya and The LastDragon dan relevansinya dengan praktik kepemimpinan kontemporer. Menggunakanmetode kualitatif dan analisis konten, data utama diperoleh dari film animasi Disney(2021), yang menggambarkan dinamika kepemimpinan, kolaborasi, dan perilakuorganisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Raya mewakili keberanian dalampengambilan keputusan, konsistensi dalam mencapai tujuan, motivasi kelompok,apresiasi terhadap anggota lain, dan kemampuan belajar dari kesalahan. Temuan inisejalan dengan kebutuhan organisasi modern yang menekankan kepercayaan, empati, dankolaborasi lintas generasi. Implikasi penelitian ini bersifat teoretis, memperkaya studikepemimpinan dengan perspektif media populer, dan praktis, memberikan inspirasi bagiorganisasi untuk membangun budaya kerja yang adaptif, kolaboratif, dan inovatif. Studilebih lanjut direkomendasikan untuk membandingkan representasi kepemimpinan diberbagai media budaya guna menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif. In the context of modern organizations, leadership is considered a strategic factor infacing the challenges of globalization, digitalization, and generational differences. Thisstudy analyzes the representation of Raya's leadership style in the film Raya and The LastDragon and its relevance to contemporary leadership practices. Using qualitativemethods and content analysis, the main data was obtained from the Disney animated film(2021), which depicts the dynamics of leadership, collaboration, and organizationalbehavior. The results show that Raya represents courage in decision-making, consistencyin achieving goals, group motivation, appreciation for other members, and the ability tolearn from mistakes. These findings are in line with the needs of modern organizationsthat emphasize trust, empathy, and cross-generational collaboration. The implications ofthis research are theoretical, enriching leadership studies with a popular mediaperspective, and practical, providing inspiration for organizations to build an adaptive,collaborative, and innovative work culture. Further studies are recommended to comparerepresentations of leadership in various cultural media to produce a more comprehensiveunderstanding.
Representasi Kepemimpinan Manipulatif: Studi Kasus Jordan Belfort dalam Film The Wolf of Wall Street Anwar, Hidan Razan; Dwi Ariani, Novita Indah; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5668

Abstract

Kepemimpinan merupakan faktor penting bagi keberhasilan organisasi karena tanpa kepemimpinanyang baik, tujuan bersama sulit tercapai. Fenomena kepemimpinan manipulatif dalam film The Wolfof Wall Street memberikan gambaran bagaimana kekuasaan dapat disalahgunakan untukkepentingan pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi kepemimpinanmanipulatif Jordan Belfort serta relevansinya dengan teori kepemimpinan dan kekuasaan. Metodeyang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik analisis isi, melalui pengkajian adeganadegankunci film dan literatur pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Belfortmenerapkan tiga bentuk utama manipulasi, yaitu bahasa persuasif, manipulasi emosional, daniming-iming finansial. Strategi tersebut menimbulkan dampak berbeda pada tiga level: karyawanyang termotivasi secara emosional namun tereksploitasi, investor yang mengalami kerugianfinansial, serta organisasi Stratton Oakmont yang runtuh akibat praktik ilegal. Analisis jugamenegaskan keterkaitan gaya kepemimpinan Belfort dengan teori power bases French & Raven,konsep kekuasaan Weber, dan perspektif Foucault mengenai kontrol. Temuan ini menunjukkanperlunya organisasi menghindari gaya kepemimpinan manipulatif demi menjaga reputasi dankeberlanjutan, serta mendorong penelitian lebih lanjut untuk membandingkan fenomena serupadalam film atau konteks nyata. Leadership is a crucial factor for organizational success, as without effective leadership, shared goals aredifficult to achieve. The phenomenon of manipulative leadership in The Wolf of Wall Street illustrates howpower can be misused for personal gain. This study aims to analyze the representation of Jordan Belfort’smanipulative leadership and its relevance to leadership and power theories. The research employs adescriptive qualitative method with content analysis, examining key scenes from the film alongside supportingliterature. The findings reveal that Belfort applied three main forms of manipulation: persuasive language,emotional manipulation, and financial incentives. These strategies had distinct impacts at three levels:employees who were emotionally driven yet exploited, investors who suffered financial losses, and theorganization Stratton Oakmont which collapsed due to illegal practices. The analysis further highlights theconnection between Belfort’s leadership style and French & Raven’s power bases, Weber’s concept ofauthority, and Foucault’s perspective on control. The study underscores the importance of avoidingmanipulative leadership to safeguard organizational reputation and sustainability, while suggesting furtherresearch to compare similar phenomena in other films or real contexts
Eksplorasi Strategi Manajemen Stres pada Tokoh Moko dalam Film 1 Kakak 7 Ponakan Ananda Lutfitami, Ratu Hemas Titalya; Dwi Ariani, Novita Indah; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5669

Abstract

Penelitian ini mengamati manajemen stres yang dialami oleh Moko dalam film “1 Kakak 7Ponakan”, yang merefleksikan beban peran ganda pada generasi sandwich. Tujuan penelitian adalahmengidentifikasi dan menganalisis strategi koping yang digunakan Moko untuk menghadapitanggung jawab merawat tujuh keponakan sambil menjalani peran sebagai mahasiswa dan pekerja.Metode yang dipakai adalah pendekatan kualitatif dengan observasi film berulang, dokumentasiadegan, dan analisis tematik berdasarkan teori problem focused dan emotion focused coping. Hasilmenunjukkan bahwa Moko menerapkan strategi koping, problem focused coping dan emotionfocused coping. Adegan-adegan konkret membatalkan pembelian laptop untuk biaya pengobatan,curhat kepada Maurin, dan menilai ulang keadaan mengilustrasikan adaptasi praktis dan emosionalyang mengurangi tekanan langsung dan membantu fungsi sehari-hari. Meskipun strategi koping initerlihat membantu dalam jangka pendek, beberapa situasi juga menunjukkan tanda-tanda kelelahan,gangguan, dan pengorbanan kebutuhan pribadi, yang menunjukkan bahwa efektivitasnya mungkinbersifat sementara dan berisiko menimbulkan dampak negatif jangka panjang. Temuan inimenegaskan peran dukungan sosial dan penataan prioritas dalam efektivitas koping. Implikasipenelitian menunjukkan bahwa analisis film dapat menjadi sumber pemahaman tentang manajemenstres dalam konteks keluarga besar dan relevan dengan tujuan kesehatan mental (SDGs 3). Untukpenelitian selanjutnya disarankan studi lapangan yang melibatkan responden nyata dan evaluasiintervensi jangka panjang untuk menguji efektivitas strategi koping yang teridentifikasi. This study examines the stress management experienced by Moko in the film "1 Kakak 7 Ponakan",which reflects the burden of a dual role on the sandwich generation. The research aims to identifyand analyze the coping strategies Moko uses to handle the responsibility of caring for seven niecesand nephews while juggling his roles as a student and an employee. The method used is a qualitativeapproach involving repeated film observation, scene documentation, and thematic analysis basedon the theory of problem focused and emotion focused coping. The results show that Moko appliesboth problem-focused coping and emotion focused coping strategies. Concrete scenes canceling alaptop purchase to cover medical bills, confiding in Maurin, and reassessing the situation illustratespractical and emotional adaptations that reduce immediate stress and aid daily functioning.Although these coping strategies appear helpful in the short term, some situations also show signsof burnout, distraction, and the sacrifice of personal needs, indicating that their effectiveness maybe temporary and risks causing negative long-term impacts. These findings confirm the role of socialsupport and priority setting in coping effectiveness. The research implications suggest that filmanalysis can be a source of understanding about stress management in the context of an extendedfamily and is relevant to mental health goals (SDGs 3). For further research, field studies involving real respondents and evaluations of long term interventions are recommended to test theeffectiveness of the identified coping strategies.
Interpretasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Tokoh Utama Dalam Film Jumbo Anggraeni, Novi Dwi; Dwi Ariani, Novita Indah; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5670

Abstract

Kepemimpinan transformasional dipandang mampu meningkatkan motivasi, kreativitas,dan memperkuat hubungan sosial. Film, sebagai bagian dari budaya populer, juga berperandalam merepresentasikan nilai kepemimpinan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.Namun, sebagian besar penelitian sebelumnya masih berfokus pada organisasi formal,sehingga belum banyak yang mengkaji representasi kepemimpinan dalam film lokal.Penelitian ini bertujuan menganalisis kepemimpinan transformasional yang ditampilkantokoh utama dalam film animasi Jumbo produksi Visinema. Metode yang digunakan adalahkualitatif deskriptif dengan pendekatan naratif melalui observasi film, dokumentasi dialog,dan telaah pustaka. Hasil menunjukkan tokoh Don menampilkan empat dimensikepemimpinan transformasional: pengaruh ideal, motivasi inspiratif, stimulasi intelektual,dan perhatian individual. Nilai-nilai tersebut dibentuk melalui pengalaman keluarga,konflik dengan sahabat, serta simbol budaya berupa warisan lagu. Penelitian inimemperluas literatur dengan menghubungkan teori kepemimpinan, komunikasi, danbudaya populer. Implikasinya, film dapat menjadi sarana pendidikan nilai kepemimpinansekaligus relevan dengan pencapaian SDG 16 mengenai perdamaian dan keadilan. Transformational leadership is considered capable of enhancing motivation, creativity, andstrengthening social relationships. Film, as part of popular culture, also plays a role in representingleadership values that resonate with everyday life. However, most previous studies have focused onformal organizational contexts, leaving limited exploration of leadership representation in localfilms. This study aims to analyze the transformational leadership displayed by the main characterin the animated film Jumbo produced by Visinema. The research employed a descriptive qualitativemethod with a narrative approach through film observation, dialogue documentation, and literaturereview. The findings reveal that Don, the protagonist, demonstrates four dimensions oftransformational leadership: idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation,and individualized consideration. These values are shaped by family experiences, conflicts withfriends, and cultural symbols such as a song inherited from his parents. This study expands theliterature by linking leadership theory, communication, and popular culture. The implication is thatfilms can serve as a medium for leadership education while also aligning with the achievement ofSDG 16 on peace and justice.
Fenomena Kepemimpinan Tokoh Utama Perempuan Colored People dalam Film Hidden Figures Berdasarkan Contemporary Leadership Theory Yuniati, Anggita Dwi; Dwi Ariani, Novita Indah; Aji, Gagas Gayuh; Amaliyah, Amaliyah; Dimisyqiyani, Erindah; Sinulingga, Rizky Amalia
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5690

Abstract

Kepemimpinan perempuan dalam karya sastra maupun film menjadi isu penting karena masih seringterpinggirkan oleh dominasi laki-laki, sementara representasi perempuan dalam film dapat menjadisarana untuk menegaskan kesetaraan serta membuka ruang diskusi mengenai keberanian perempuandalam menghadapi diskriminasi berbasis gender maupun ras. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis tokoh Katherine Johnson dalam film Hidden Figures sebagai perwujudankepemimpinan perempuan kulit hitam yang mampu menembus batasan sosial dan profesionaldengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kritik sastra feminis, yang menempatkanKatherine dalam kerangka feminisme gelombang ketiga, yaitu feminisme yang menonjolkanketangguhan, keberanian, dan perjuangan perempuan di ruang publik. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kepemimpinan Katherine tercermin dari tiga aspek utama, yaitu perannya dalam menghitunglintasan roket NASA secara akurat, usahanya memperoleh pengakuan di ruang rapat strategis yangsebelumnya tertutup bagi perempuan kulit hitam, serta konsistensinya dalam melawan diskriminasirasial dan gender. Temuan ini menegaskan bahwa film Hidden Figures menghadirkan representasikepemimpinan transformasional yang menekankan pada semangat kesetaraan, inspirasi, danperubahan sosial, sekaligus dapat menjadi inspirasi bagi pembahasan kepemimpinan perempuankontemporer serta memiliki relevansi dengan isu kesetaraan gender dalam kerangka SDGs.Penelitian selanjutnya dapat memperluas kajian dengan membandingkan representasikepemimpinan perempuan dalam film lain atau dalam konteks budaya yang berbeda, namunpenelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya berfokus pada satu tokoh sehingga belummenggambarkan kompleksitas kepemimpinan perempuan secara menyeluruh. Women’s leadership in literature and film remains a crucial issue, as it is often overshadowed bymale dominance, despite the fact that female representation on screen can serve as an importantmedium to affirm equality and foster discussions on women’s courage in facing gender- and racebaseddiscrimination. This study aims to analyze the character of Katherine Johnson in the filmHidden Figures as a representation of Black women’s leadership that succeeds in transcending socialand professional barriers. The research employs a descriptive method with a feminist literarycriticism approach, situating Katherine within the framework of third-wave feminism, whichemphasizes resilience, courage, and women’s struggles in the public sphere. The findings revealthree main aspects of Katherine’s leadership: her accuracy in calculating NASA’s rocket trajectories,her efforts to gain recognition in strategic meeting rooms previously closed to Black women, andher persistence in resisting racial and gender discrimination. These findings highlight that Hidden Figures portrays transformational leadership that emphasizes equality, inspiration, and socialchange, while also serving as an inspiration for contemporary discussions of women’s leadershipand showing relevance to gender equality issues within the framework of the SDGs. Future researchmay broaden the scope by comparing women’s leadership representations in other films or culturalcontexts; however, this study remains limited by its focus on a single character, which does not fullycapture the complexity of women’s.
Representasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Oleh Tokoh Ucup Pada Film Mencuri Raden Saleh Rahmadani, Putri Nia; Kinanti, Amara Bilqis; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5692

Abstract

Penelitian ini mengkaji representasi gaya kepemimpinan transformasional yang diwujudkan olehkarakter Ucup dalam film Mencuri Raden Saleh. Di era digital, film sebagai produk media populertidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga menjadi sarana efektif untuk menyampaikan nilainilaisosial dan kepemimpinan kepada generasi muda melalui platform teknologi seperti layananstreaming dan media sosial. Namun, meskipun teknologi telah memperluas akses dan jangkauanterhadap konten film, kajian akademik yang secara mendalam menyoroti bagaimana kepemimpinantransformasional direpresentasikan dalam film-film lokal Indonesia masih tergolong minim.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menganalisis beberapa adegankunci untuk mengidentifikasi empat dimensi kepemimpinan transformasional: pengaruh ideal,motivasi inspiratif, stimulasi intelektual, dan pertimbangan individual. Temuan menunjukkan bahwaUcup menunjukkan kepemimpinan karismatik, memotivasi timnya melalui visi bersama,merangsang kreativitas dalam pemecahan masalah di bawah tekanan, dan mengakui potensi uniksetiap anggota. Representasi ini menyarankan bahwa kepemimpinan transformasional tidak terbataspada organisasi formal tetapi juga dapat tumbuh dalam kelompok informal, dan melalui mediadigital, nilai-nilai ini dapat menjangkau audiens yang lebih luas serta menjadi sumber inspirasikepemimpinan dalam konteks sosial kontemporer. This study examines the representation of transformational leadership style embodied by thecharacter Ucup in the film Mencuri Raden Saleh. In the digital age, films as popular media productsnot only serve as entertainment but also become an effective means of conveying social andleadership values to the younger generation through technological platforms such as streamingservices and social media. However, even though technology has expanded access to and the reachof film content, there is still a lack of in-depth academic studies highlighting how transformationalleadership is represented in Indonesian local films. This study uses a descriptive qualitative approachby analyzing several key scenes to identify four dimensions of transformational leadership: idealinfluence, inspirational motivation, intellectual stimulation, and individual consideration. Thefindings show that Ucup exhibits charismatic leadership, motivating his team through a sharedvision, stimulating creativity in problem-solving under pressure, and recognizing the uniquepotential of each member. This representation suggests that transformational leadership is notlimited to formal organizations but can also grow in informal groups, and through digital media,these values can reach a wider audience and become a source of leadership inspiration in thecontemporary social context.
Co-Authors Afifah Hidayatul Hanifah Akbar Al Majid, Muhammad Kelvin Alifian Sukma, Alifian Aly, Muhammad Nilzam Amak Mohamad Yaqoub Amalia, Ghaitsaa Zurike Amalia, Nayla Lisda Amaliyah Amaliyah, Amaliyah Ananda Lutfitami, Ratu Hemas Titalya Anggraeni, Navelsa Anggraeni, Novi Dwi Angraeni, Navelsa Anwar, Hidan Razan Aqilah , Nawal Astri Dewayani Astriani Wahyuningati Auliya, Sinta Rahmah Bambang Suharto Calista, Ellysia Dea Chandra, Bintang Adi Dewi, Indri Mustika Dian Prawitasari Dimisqiyani, Erindah Dwi Ariani, Novita Indah Erindah Dimisyqiyani Erindah Dimisyqiyani Fardana, Valdavi Rachma Otta Ferdian, Fina Ayu Ferdinandus, Euvanggelia Dwilda Firdaus, Aji Akbar Firdaus, Faidzatul Ganjar Ndaru Aji Gilang Gusti Aji Hanifah, Afifah Hidayatul Husna, Nawra Aqila Indah Fahmiyah Kinanti, Amara Bilqis Kirana, Angkita Wasito Kristanto, Damar Kristanto, Damar Madyan, Muhammad Mauludina, Nadiya Maurisia Putri Permatasari Muhammad Fikri Muhammad, Bagus Nurchidayah Nanda Rachmad Putra Gofur Novian Abdi Firdausi Nugroho, Dewa Rizky Nurcholis, Sony Wijaya Nurul, Mochammad Prawitasari, Dian Primavera Rizka Nalarsari Rahma, Dinda Aulia Rahmadani, Putri Nia Rasyid As Syafi’i, Muhammad Fadhila Rizki Putra Prastio Rizky Amalia Rizky Hidayatullah Al Huda, Muhammad Ainur Rodik Wahyu Indrawan Sinulingga, Rizki Amalia Sinulingga, Rizky Amalia Sinulingga, Rizqy Amalia Sinulingga Siti Khaerunnisa Sofiah, Amila Soleh, Mochammad Sriani, Dewi Subagyo, Mauliza Putri Suharno, Novianto Edi Suko Widodo Syafira Devani Putri Triwastuti, Amaliyah Ria Wafiq Luthfiya Tahta Salsabila Wicaksono, Herlyanto Doni Yankel Sena Yuniati, Anggita Dwi Zahra Hasoloan, Hanifah Az Zahroh, Arina Saffanah