p-Index From 2020 - 2025
6.722
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Journal of Marine and Aquatic Sciences ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Berkala Perikanan Terubuk BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology AL KAUNIYAH Jurnal Kelautan : Indonesian Journal of Marine Science and Technology Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Journal of Indonesian Coral Reefs Jurnal Kelautan Tropis Aceh Journal of Animal Science JURNAL ENGGANO Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Omni-Akuatika MAJALAH ILMIAH GLOBE Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Jurnal Laot Ilmu Kelautan Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Journal of Fisheries & Marine Journal of Marine Studies
Claim Missing Document
Check
Articles

Identifikasi Caesio cuning berdasarkan Karakterisasi Morfometrik dan DNA Barcoding yang didaratkan di Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta Muhammad Fahmi Zuhdi; Hawis Madduppa
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 2 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i2.7036

Abstract

Yellow-tailed fish (Caesio cuning) have morphologically similarities with Lutjanidae families, it causes ambiguity on species authentication process. The process of species identification using morphological characteristic does not provide a precise information related to the species.This study was aimed to identify the morphometric and molecular of Yellow-tailed fish (Caesio cuning) which landed on Muara Baru Fish Market, Jakarta using COI gene. A total 30 fishes were observed their nineteen morphometric characters, and 1 fish sample was taken from the fins for DNA extraction, amplification using PCR method, electrphoresis visualization, and sequensing. Sample was analyzed by MEGA 6 software. Based on morphological analysis showed that sampel are Yellow-tailed fish which part of Caesio genus and Caesionidae family. While, genetic analysis using COI gene showed has similarities with database of Genbank NCBI. It can be concluded that identification using morphological character and DNA barcoding methode showed the species belong to Yellow-tailed fish (Caesio cunning).  Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) memiliki kemiripan morfologi dengan anggota famili Lutjanidae lainnya, hal tersebut menyebabkan kesulitan dalam proses autentikasinya.  Proses identifikasi pada suatu spesies menggunakan karakteristik morfologinya belum mampu memberikan informasi yang akurat terkait spesies tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ikan ekor kuning (Caesio cuning) yang didaratkan di Pasar Muara Baru, Jakarta melalui kajian karakteristikmorfometrik dan DNA barcoding menggunakan marka gen COI. Total 30 ikan diamati karakter morfometriknya, dan 1 sampel ikan diambil bagian siripnya untuk dilakukan ekstraksi DNA, amplfikasi PCR, elektroforesis, sekuensing dan dianalisis menggunakan aplikasi MEGA 6. Hasil analisis morfologi menunjukkan sampel ikan berasal dari genus Caesio dan termasuk famili Caesionidae. Sedangkan berdasarkan analisis secara molekuler menggunakan marka gen COI, didapatkan hasil bahwa spesies yang diamati (Caesio cuning) memiliki kemiripan dengan database GenBank NCBI. Dapat simpulkan bahwa identifikasi secara morfologi dan DNA menunjukkan bahwa spesies yang di peroleh yaitu Ikan ekor kuning (Caesio cuning).
Variasi Temporal Kelompok Ikan Terumbu Karang di Pulau Tidung Kecil Menggunakan eDNA Metabarkoding dan Sensus Visual Muhammad Fahmi Zuhdi; Hawis Madduppa; Neviaty P. Zamani
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 3 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i3.11810

Abstract

Coral reef fish are play key role in coral reef ecosystem. The presence of reef fish affected by antrophogenic and natural factors, such seasonal changes. This study aimed to asess the temporal variation of coral reef fish group in Tidung Kecil Island using eDNA metabarcoding and Undewater Visual Census. This research was conducted at December 2019 (West season) and August 2020 (East season). Target group are dominated in west season (64.1%) and east season (59.25%) using eDNA metabarcoding. While, major group fish are the highest relative abundance in both season by using Underwater Visual Census. Family Carangidae are the highest species richness (15 species) in wet season and Serranidae (3 species) in east season, respectively.  Futhermore, famili Pomacentridae are the most richness species in west and east seasons 10 and 11 species respectively. Thus, it can be concluded these two methods are effective for monitoring structure or abundance of coral reef fish based on seasonal variation. Ikan karang menjadi indikator dalam menilai keanekaragaman hayati di ekosistem tersebut. Keberadaan ikan di ekosistem terumbu karang dapat dipengaruhi oleh faktor antropogenik dan faktor alam salah satunya perubahan musim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan kelompok ikan terumbu karang di Pulau Tidung Kecil menggunakan eDNA metabarkoding dan Sensus Visual. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2019 (musim barat) dan Agustus 2020 (musim timur). Ikan target mendominasi pada musim barat dan timur dengan persentase sebesar 64.11% dan 59.25%. Sensus visual berhasil mendeteksi ikan mayor dengan persentase tertinggi 62.5% di musim barat dan 82.8% di musim timur. Famili Carangidae merupakan famili dengan jumlah spesies tertinggi di musim barat (15 species) dan Siganidae di musim timur menggunakan eDNA metabarkoding (3 species). Hasil UVC menunjukkan famili Pomcentridae memilki jumlah spesies tertinggi di kedua musim (11 dan 10 spesies) menggundakan sensus visual. Dapat disimpulkan bahwa kedua metode tersebut dapat menjadi pendekatan dalam monitoring struktur atau kelimpahan ikan terumbu karang berdasarkan musim. 
Identifikasi Scatophagus argus yang dipasarkan di Jakarta berdasarkan Analisis Morfologi dan DNA Barcoding Sulistiowati Sulistiowati; Hawis Madduppa
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 3 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i3.7057

Abstract

Species list of economical fish landed in Muara Baru Modern Fish Market, Jakarta needs to be examined. Fish species information needs to know the species of fish being traded. However, many species are difficult to identify morphologically. The aim of this research was to identify fish based on their morphological characters and DNA barcoding. The methods of this research were morphologic, morphometric, and molecular identification with DNA barcoding using PCR. Morphological analysis results showed that fish samples have unique characteristics in the presence of spots on their bodies and fading in the abdomen. Morphometric observations were made with 19 different characters and weight measurements. The 19 fish characters observed have a standard deviation of <1, mean that the fish samples taken have a size that was not much different. A comparison ratio of 18 morphometric characters to total length (PT) showed variable results. Genetic analysis of the fish studied had the Max Score and Total Score was same, 1201, Query Coverage was 95%, and Ident was 100%. Based on morphological analysis and DNA barcoding used by fish species identified as Scatophagus argus species. Both methods were successfully carried out and the two methods complement each other to identify fish species correctly and accurately. Jumlah ikan ekonomis yang banyak diperjualbelikan di Pasar Muara Baru, Jakarta perlu dilakukan penelitian. Informasi spesies ikan perlu diketahui untuk mengetahui jenis ikan yang diperjualbelikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi morfologi ikan dengan pendekatan studi morfometrik dan DNA barcoding. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan morfologi dan pengukuran morfometri serta identifikasi molekuler dengan DNA barcoding menggunakan PCR. Hasil analisis morfologi menunjukkan bahwa sampel ikan memiliki karakteristik yang unik dengan adanya corak totol di seluruh tubuhnya dan memudar di bagian perut. Pengamatan morfometrik dilakukan dengan 19 karakter yang berbeda serta pengukuran berat. 19 karakter ikan yang diamati memiliki standar deviasi yang <1, artinya sampel ikan yang terambil memiliki ukuran yang tidak jauh berbeda. Rasio perbandingan 18 karakter morfometri terhadap panjang total (PT) menunjukkan hasil yang bervariasi. Analisis genetik dari ikan  yang diteliti memiliki Max Score dan Total Score sama yaitu 1201 dengan Query Coverage 95%, dan Ident 100%. Berdasarkan analisis morfologi dan DNA barcoding yang digunakan spesies ikan teridenfikasi spesies Scatophagus argus.  Kedua metode tersebut berhasil dilakukan dan kedua metode tersebut saling melengkapi untuk melakukan identifikasi spesies ikan secara tepat dan akurat.
Close genetic connectivity of soft coral Sarcophyton trocheliophorum in Indonesia and its implication for marine protected area Aradea Bujana Kusuma; Dietrich Geoffrey Bengen; Hawis Madduppa; Beginer Subhan; Dondy Arafat; Bertoka Fajar S.P. Negara
Aceh Journal of Animal Science Vol 1, No 2: December 2016
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.764 KB) | DOI: 10.13170/ajas.1.2.4867

Abstract

The genetic connectivity of soft coral is influenced by current and distance between islands. The complexity of islands and geographical region in Indonesia might influence the distribution of soft corals.  The information of genetic connectivity can be used to design marine protected areas and to avoid destruction and possible extinction. The objective of the present study was to analyze genetic connectivity of one species of soft coral, Sarcophyton trocheliophorum, in three populations spanning Java, Nusa Tenggara, and Sulawesi’s waters, and to describe its implication for marine protected area. The mitochondrial protein-coding gene (750 bp of ND2) was used to analyze genetic population structure and genetic connectivity. Genetic connectivity was found in all populations with Fst value of 0.227 to 0.558, indicating populations had the close genetic relationship. The local and Indonesian currents were expected to distribute the larva to islands as a stepping stone, they moved slowly to spread them self far away. Tanakeke island (Sulawesi population) might be a center connectivity of S. trocheliophorum populations. This island connected with islands in west and east Indonesia, therefore that area need to protect
Site and depth influence on coral reef structure and composition in Seribu Islands, Jakarta Karizma Fahlevy; Siti Khodijah; Idham A. Nasrullah; Ridha Fathihatunnisa; Beginer Subhan; Hawis Madduppa
Aceh Journal of Animal Science Vol 2, No 1: July 2017
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.628 KB) | DOI: 10.13170/ajas.2.1.8212

Abstract

The coral reefs structure and composition are influenced by environmental condition and depth. Therefore, this study was conducted to find and examine the influence of depth against coral reef structures in Pramuka Island regions, Seribu Islands, located in the northern of Jakarta. The study was carried out from November to December 2016.The data was taken by using Line Intercept Transect Method which is laid 20 meters x 3 replication parallels with shoreline at the depth of 3 and 10 meters. There was a dominant of higher hard coral (HC) coverage recorded at the depth of 3 m and the lowest percentage located in West of Pramuka. Coral mortality index varied and ranged from 0.39 to 0.98. West of Pramuka Island dominant have the lowest value of average number of families, genera, and life form. Percentage of hard coral cover, coral mortality index, average number of family, genera, and life form differed significantly between sites. The different of depth only influencing the percentage of coral cover and average number of life form.
Keragaman genetik mimi (Carcinoscorpius rotundicauda dan Tachypleus gigas) di perairan Demak, Madura dan Balikpapan berdasarkan penanda Random Amplified Polymorphic DNA NAILA KHURIL AINI; ALI MASHAR; Hawis H. MADDUPPA; YUSLI WARDIATNO
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 10 No. 1 (2020): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.10.1.124-137

Abstract

Horseshoe crab is an exotic and protected marine organism in Indonesia and is considered as the living fossil animal in the world. IUCN conservation status of Carcinoscorpius rotundicauda and Tachypleus gigas is still Data Deficient, and in Indonesia research on genetic population is lacking, if any. This study aims to reveal genetic diversity of C. rotundicauda and T. gigas populations in northern Java (Demak and Madura) and Balikpapan waters. This research was conducted by using molecular analysis with genetic markers Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD). The primers used in this study were OPB 06, OPG 10, and OPX 03. The results showed that the highest polymorphism of C. rotundicauda was found in Demak (74.6667%) and heterozygosity was 0.2669. Furthermore, T. gigas had the highest polymorphism in Madura (74.3590%) and heterozygosity was 0.25551. Based on pairwise comparison tests, populations of C. rotundicauda and T. gigas in Demak, Madura, and Balikpapan were significantly different (p<0.05). The difference is believed due to the limitation movement of horseshoe crabs from and into the three locations, as well as the presence of natural geographic barrier. Thus,it can be concluded that horseshoe crabs in northern Java and Balikpapan waters has different genetic diversity. Genetically, horseshoe crab in northern Java or Balikpapan had relatively moderate diversity and low adaptation capability.
Identifying blue swimming crab (Portunus pelagicus) stocks with truss network analysis approach in Indonesian Fisheries Management Area 712 Nurhaya Afifah; Zairion Zairion; Hawis H Maduppa; Agus A Hakim; Yusli Wardiatno
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 10 No. 3 (2020): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.10.3.390-401

Abstract

Tingkat pemanfaatan sumber daya rajungan tahun 2016 di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP-NRI) 712 mencapai over-optimum. Kajian mengenai stok diperlukan dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan guna mempertahankan ketersediaannya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi stok rajungan berdasarkan karakter morfometrik (truss network analysis) di WPP 712. Pengambilan contoh rajungan dilaksanakan di lima lokasi yang berbeda, yaitu Lampung Timur, Pulau Lancang, Cirebon, Rembang, dan Selatan Madura. Pengukuran karapas rajungan dengan TNA dilakukan pada 14 titik landmark dengan 29 karakter untuk menganalisis karakter morfometriknya. Analisis kluster menunjukkan bahwa terdapat dua unit stok rajungan di WPP 712. Stok pertama adalah populasi rajungan Selatan Madura, dan stok kedua merupakan rajungan dari empat populasi lainnya. Jarak Euclidean terpanjang ditemukan di Madura Selatan yang menunjukkan rendahnya tingkat kesamaan dengan populasi lain. Analisis diskriminan menunjukkan hasil yang berbeda. Ada tiga populasi kelompok, yang setiap populasi dalam satu kelompok mampu mewakili populasi lainnya, yaitu Pulau Lancang-Cirebon, Lampung Timur-Rembang, dan Madura Selatan. Berdasarkan penelitian ini, maka direkomendasikan untuk mengelola rajungan di Madura Selatan secara terpisah dengan membentuk sub manajemen area di WPP 712.
Phylogenetic of tuna fish (Thunnus spp.) in North Mollucas Sea, Indonesia Nebuchadnezzar Akbar; Muhammad Aris; Muhammad Irfan; Abdurrachman Baksir; Surahman Surahman; Hawis H. Madduppa; Raismin Kotta
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 18 No 1 (2018): February 2018
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v18i1.370

Abstract

The tuna fish (Thunnus spp.) is highly migratory and commercial tuna fishery. The fish tuna abudance supported ocea-nography and geography condition in North Mallucas Sea. The fishery targets catch increase on fish tuna provided a view of the need for assessment of phylogenetic tuna. The study was conducted to infer the phylogenetic in North Mollucas Sea. The research method was PCR-Sequensing. Moleculer analysis included extraction, Polymerase Chain Reaction (PCR), electrophoresis and DNA sequencing in control region mtDNA locus. Phylogenetic reconstructed with Neigbor joining with Kimura 2-parameter model using MEGA5. The result showed that four clade (bigeye, yellowfin, alalunga and skipjack). Genetic distance between bigeye with yellowfin was (0.084), bigeye with alalunga (0.163), ye-llowfin with alalunga (0.174), bigeye with skipjack (0.294), skipjack with alalunga (0.312) and yellowfin with skipjack (0.297). The overall result showed significant genetic different. That information explain about one populations species tuna. The tuna phylogeography unlimitedin geographic distributions. Abstrak Ikan tuna (Thunnus spp.) adalah ikan pelagis yang memiliki kemampuan ruaya dan nilai komersial. Kondisi oseanogra-fis dan letak geografis mendukung kelimpahan stok sumber daya ikan tuna di Perairan Maluku Utara. Aktifitas penang-kapan yang meningkat memberikan pandangan perlu adanya pengkajian filogenetik ikan tuna. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi filogenetik ikan tuna di perairan Maluku Utara. Metode yang digunakan adalah metode PCR-Sekuensing pada lokus mtDNA control region. Analisis molekuler meliputi ekstraksi, Polymerase Chain Reaction (PCR), elektroforesis dan sekuensing DNA. Rekonstruksi pohon filogenetik dengan metode Neighbor joining dengan model evolusi Kimura 2-parameter dilakukan menggunakan aplikasi MEGA5. Hasil penelitian menemukan empat clade spesies ikan tuna yang berbeda (tuna mata besar, sirip kuning, alalunga, dan cakalang). Jarak genetik tuna mata besar (Thunnus obesus) dengan sirip kuning (Thunnus albacares) adalah 0,084; tuna mata besar dengan tuna alalunga (Thunnus albacore) adalah 0,163; tuna sirip kuning dengan tuna alalunga sebesar 0,174; tuna mata besar dengan caka-lang (Katsuwonus pelamis) adalah 0,294; cakalang dengan tuna alalunga adalah 0,312; dan tuna sirip kuning dengan cakalang adalah 0,297. Semua hasil menunjukkan perbedaan genetik signifikan. Namun dapat dijelaskan bahwa spesies tuna berasal dari satu keturunan. Filogeografi tuna tidak memiliki batas distribusi yang nyata spesies.
KEANEKARAGAMAN GENETIK KARANG LUNAK Sarcophyton trocheliophorum PADA POPULASI LAUT JAWA. NUSA TENGGARA DAN SULAWESI Aradea Bujana Kusuma; Dietrich Geoffrey Bengen; Hawis Madduppa; Beginer Subhan; Dondy Arafat
JURNAL ENGGANO Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.577 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.1.1.89-96

Abstract

Genetik menjadi kunci konservasi karena berperan penting dalam  mempertahankan dan memulihkan populasi dari kerusakan. Kerusakan pada ekosistem terumbu karang dapat menjadi pemicu kepunahan organisme laut. Salah satu organisme yang tidak terhindar dari kerusakan tersebut ialah Sarcophyton trocheliophorum. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan menurunnya keragaman genetik S. trocheliophorum. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keanekaragaman genetik dari S. trocheliophorum yang terdapat pada tiga populasi di Perairan Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara serta mendeskripsikan implikasinya terhadap kawasan konservasi  di Indonesia. Penelitian ini menggunakan penanda genetik ND2 untuk menganalisis struktur populasi, konektivitas, dan keragaman genetik. Keragaman genetik S. trocheliophorum pada Perairan Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara masing-masing 0.600, 0.815, dan 0.972. Keragaman genetik pada populasi Perairan Jawa lebih kecil dibandingkan pada Populasi Perairan Sulawesi dan Nusa Tenggara. Hal ini dimungkinkan karena banyaknya aktivitas manusia pada pesisir utara Laut Jawa, sehingga berdampak pada menurunnya ukuran populasi S. trocheliophorum. Oleh karena itu perlu adanya perlindungan yang ketat pada populasi Jawa untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
PENGUKURAN KEPADATAN IKAN TERUMBU SECARA EX SITU DENGAN METODE AKUSTIK Deddy Bakhtiar; Indra Jaya; Henry M Manik; Hawis H Madduppa
JURNAL ENGGANO Vol 4, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.435 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.4.1.80-91

Abstract

Pendugaan kelimpahan ikan terumbu secara akustik masih jarang dilakukan karena tingginya keanekaragaman jenis dalam suatu agregasi sehingga sulit membedakan nilai hambur balik akustik tiap jenis ikan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis hubungan kepadatan ikan Abudefduf saxatilis, Scolopsis lineatus dan Chaetodon trifasciatus terhadap perubahan nilai volume backscattering strength (Sv) kemudian menganalisis tingkat kesesuaian pendugaan kepadatan ikan secara akustik dengan kepadatan ikan sebenarnya melalui pengukuran secara ex situ. Metode yang digunakan adalah metode kurungan untuk pengukuran akustik secara ex situ. Alat yang digunakan dalam pengukuran akustik adalah Echosounder Simrad EK-15 frekuensi 200 kHz. Hasil penelitian menunjukkan nilai hambur balik akustik ketiga ikan terumbu memiliki hubungan yang sangat tinggi dengan kepadatan ikan. Peningkatan kepadatan ikan ikan terumbu akan meningkatkan nilai hambur balik akustik secara linier. Pendugaan kepadatan ikan secara akustik menunjukkan bahwa ikan Abudefduf saxatilis dan ikan Scolopsis lineatus menghasilkan dugaan kepadatan ikan yang sama secara statistik dengan kepadatan ikan yang sebenarnya, sedangkan ikan Chaetodon trifasciatus menghasilkan dugaan kepadatan ikan yang berbeda dan cenderung lebih kecil dari kepadatan ikan yang sebenarnya.MEASUREMENT OF REEF FISH DENSITY USING EX SITU ACOUSTIC METHODS. Estimation of reef fish abundance using acoustic method is still rarely done. High diversity of species in an aggregation impacts on the difficult to distinguish the backscatter value for each species. Therefore, this research was proposed to analyze the relationship of fish density of Abudefduf saxatilis, Scolopsis lineatus and Chaetodon trifasciatus for the changing of volume backscattering strength value, then to analyze the conformity of estimate coral fish density comparing with actual reef fish density through ex situ acoustical measurements. Cage method was used in this research for ex situ acoustical measurement using Echosounder Simirad EK-15 200 kHz. The result showed that the acoustic backscattering value of three species had a high relationship with fish density. The density of Abudefduf saxatilis and Scolopsis Lineatus were statistically similar to the actual fish density, while the density of Chaetodon trifasciatus was different and tend smaller than the actual fish density.
Co-Authors . Zairion AA Sudharmawan, AA Abdul Kadir Yamko Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Aditya Bramandito Adriani Sunuddin Agus A Hakim Agus Atmadipoera Agus Kusnadi Agus Ramli Agus S. Atmadipoera Ahmad Eko Suprianto Ahmad Taufik Ghozali Ahmad Taufik Ghozali Alan Frendy Koropitan Ali Mashar Alief K Husna Am Azbas Taurusman Anggraini, Nurlita Putri Aradea Bujana Kusuma Aradea Bujana Kusuma Arief Pratomo, Arief Ario Damar Astini, Lita Astuti, Anggini Fuji Audina putri Ayu Ervinia Ayu, Inna Puspa Azhari Benyamin Beginer Subhan Bertoka Fajar S.P. Negara Bisman Nababan Borbee, Erin Budi Prabowo Dea Fauzia Lestari, Dea Fauzia Deddy Bakhtiar Deden Yusman Maulid Dedi Soedharma Dedi Soedharma Dedi Soedharma Denny Khaerudi Dharmawan, I Wayan Eka Dian Pertiwi Dietrich Geoffrey Bengen Dietrich Geoffrey Bengen Dietriech G Bengen Dietriech Geoffrey Bengen Dining Nika Alina Dondy Arafat Dony Kushardono Eko S Wibowo Ester Restiana Endang Gelis Fadel Muhammad Fadillah Rahmawati Fajar Nugroho Farhan Ramdhani Fauzan Dzulfannazhir Fauzan Dzulfannazhir Fildzah Z Hulwani Firdaut Ismail Firsta Kusuma Yudha Gelis, Ester R. E. Genadi Algadri Hadi, Sutanto Hanami, Cindy Claudea Hari Eko Irianto Hari Eko Irianto HEDI INDRA JANUAR Henry Munandar Manik Ichtineza H Hardono Idham A. Nasrullah Ikbal Marus Indra Jaya Indra Jaya Irianda, Nadya Jeny Irma Shita Azaraly Irmalita Tahir Ismail Ismail Iswandi Wahab Iswandi Wahab Jeddah Isnul Jhon Septin Maurisdo Siregar Jhoni Wahyu Adi Jonson Lumban Gaol Karizma Fahlevy Kustiariyah Tarman Lalu M Iqbal Sani Lalu M. Iqbal Sani Lalu M. Iqbal Sani Lane, Christopher Luky Adrianto Luzmi Malia Izza Mahardika Rizqi Himawan Majariana Krisanti Mala Nurilmala Mas Irfanto Meutia Samira Ismet Minsaris, La Ode Alam Moh Muhaemin Mohd Adip Setiawan Muhamad Darmawan Muhamad Darmawan Muhamad Gilang Arindra Putra Muhamad Gilang Arindra Putra Muhamad Iqbal Muhammad Andre Nugraha Muhammad Aris Muhammad Fahmi Zuhdi Muhammad Fahmi Zuhdi Muhammad Taufik MUJIZAT KAWAROE Mujizat Kawaroe Mujizat Kawaroe Mujizat Kawaroe Mu’min Mu’min Nadya Cakasana Nadya Jeny Irianda NAILA KHURIL AINI Namira Hadadi Nebuchad Nezzar Akbar Nebuchadnezzar Akbar Nella Tri Agustini, Nella Tri Neviaty P Zamani Neviaty P Zamani Neviaty P. Zamani Neviaty P. Zamani Neviaty P. Zamani Neviaty P. Zamani NEVIATY PUTRI ZAMANI Neviaty Putri Zamani Novian Prahandhy Kusuma Nurafni Nurafni Nurhaya Afifah Nurjanah Nurjanah Nurlisa Alias Butet Nurlita P Anggraini Nurlita Putri Anggraini Nurlita Putri Anggraini Nurlita Putri Anggraini Prakas Santoso Prakas Santoso Prakas Santoso Prakas Santoso Prehadi . Prehadi Prehadi Purwanto, Budi Rahmat Sawalman Raismin Kotta Ramadian Bachtiar Ramili, Yunita Rani Utari Ayuningtyas Raymon Rahmanov Zedta Ridha Fathihatunnisa Rifki Aldi Ramadhani Risnita Tri Utami Risti Endriani Arhatin Rizky Janatul Magwa Romanus Edy Prabowo Rommy M. Abdullah Rosmi N Pesillette Rustam E Paembonan Ruzanna, Arina Salsabila, Afviya Samsul Bahri Samsul Bahri Sani, L. Mukhsin Iqbal Sani, Lalu Mukhsin Iqbal Satya Pratama Atmaja Sayyidah Fatchiyyah Sayyiddah Fatchiyyah Sebastian C. A. Ferse Sebastian Ferse Septy Heltria Setyaningsih, Wahyu Adi Shodikin Aznardi Shodikin Aznardi Aznardi Sigid Hariyadi Sihono Sihono SITI KHODIJAH Sulistiono Sulistiowati Sulistiowati Surahman Surahman Sutanto Hadi Syamsul Arifin Syarifudin Nur Taqiyuddin, Muhammad Wijdan Teddy Triandiza Teddy Triandiza Turissa Pragunanti Ilyas Tyani Fitrian Udhi E Hernawan Ummu Salma Wedi Andika Wiwid Andriyani Lestariningsih Yusli Wardiatno Zakiyah Rahim Zedta, Raymon Rahmanov