Claim Missing Document
Check
Articles

PERENCANAAN KEGIATAN MAINTENANCE PADA SISTEM PIPE MAKING LINE DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (STUDI KASUS PT INDONESIA STEEL TUBE WORKS SEMARANG) Dyah Ika Rinawati; Bambang Purwanggono; Eko Lisysantaka
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada perusahaan mass production, terjadinya breakdown mesin dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan  karena adanya kehilangan kapasitas. Oleh karena itu perlu dilakukan maintenance guna menurunkan frekuensi breakdown maupun tingkat keparahannya.  PT Indonesia Steel Tube Works (PT ISTW) telah menerapkan  maintenance baik secara preventive maupun corrective. Namun hingga saat ini PT ISTW belum bisa mencapai target breakdown sebesar 0,5%. Lini yang memiliki tingkat breakdown yang tertinggi di PT ISTW adalah Pipe Making Line. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rencana kegiatan maintenance guna menjamin keandalan sistem pada Pipe Making Line berdasarkan modus-modus kegagalan mesin dan konsekuensinya.  Metode yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance (RCM) II, dimana penilaian dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif  .  Data yang dikumpulkan antara lain  modus dan efek kegagalan yang diperoleh dari hasil wawancara serta  manual vendor mesin,  maintenance activity report  dan  machine history record  yang merupakan data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah perencanaan kegiatan maintenance untuk modus-modus kegagalan yang terdiri dari scheduled discard task, on condition task, no-scheduled maintenance dan usulan redesign. Kata kunci: Maintenance, Reliability Centered Maintenance (RCM)
USULAN SISTEM PERAWATAN PADA MESIN BARTACK LK3-B40 DENGAN PENERAPAN AUTONOMOUS MAINTENANCE DI PT. SANDANG ASIA MAJU ABADI Dina Aulia; Bambang Purwanggono
Industrial Engineering Online Journal Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Sandang Asia Maju Abadi merupakan perusahaan di bidang industri garmen yang memproduksi pakaian jadi. Perusahaan tidak membuat perencanaan perawatan terjadwal sehingga tak jarang mesin-mesin yang sedang beroperasi mengalami kerusakan tak terduga. Mesin Bartack yang digunakan untuk proses menjahit penguat pada akhir jahitan sering mengalami downtime selama bulan Januari sampai Juni 2013 sebesar 137,83 jam yang mengakibatkan kerugian kehilangan kualitas memproduksi pakaian secara tepat sesuai order sebesar 8270 pcs senilai Rp 1.426.575.000,00. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Productive Maintenance yang menggabungkan perawatan produktif dengan keterlibatan karyawan melalui Autonomous Maintenance. Pengukuran OEE dilakukan untuk mengetahui efektifitas mesin bartack. Nilai OEE didapat dari perhitungan tingkat availability, performance efficiency dan quality product. Nilai OEE yang didapat memiliki rata-rata 30,46% sehingga memiliki nilai OEE yang masih dibawah standar world class yaitu >85%.Rendahnya nilai OEE dikarenakan rendahnya nilai performance efficiency yang disebabkan oleh banyaknya downtime yang dialami mesin. Hal ini disebabkan tidak adanya bekal keterampilan operator untuk merawat mesin yang dioperasikannya. Oleh karena itu, autonomous maintenance perlu diterapkan untuk meningkatkan nilai OEE melalui tujuh tahapan autonomous maintenance untuk menghasilkan standar prosedur perawatan, pelatihan operator dan meningkatkan motivasi operator serta teknisi maintenance untuk saling bekerjasama dalam menjaga mesin agar tetap pada performa yang baik.   AbstractPT. Sandang Asia Maju Abadi is a company in the garment industry which produces apparel . The Company did not make a scheduled maintenance plan, so often the machines are operating unexpected damage. Bartack machine used to sew the seam reinforcement at the end often have downtime during the month of January to June 2013 amounted to 137.83 hours which resulted in the loss of quality of garments produced exactly to the order of 8270 pcs Rp 1,426,575,000.00. The method used in this study is Total Productive Maintenance treatments that combine productive employee engagement through Autonomous Maintenance . OEE measurement is performed to determine the effectiveness of bartack machine. OEE values obtained from the calculation of availability level, performance efficiency and quality product. OEE values obtained have an average of 30.46% that have OEE value is still below the world class standard of> 85%.The low value of OEE performance due to the low efficiency value caused by the amount of downtime experienced by the engine. This is due to the lack of provision of operator skill to take care of the machine operation. Therefore, autonomous maintenance needs to be implemented to increase the value of OEE through seven steps of autonomous maintenance to generate standard maintenance procedures, operator training and increase the motivation of operators and maintenance technicians to work together in keeping the engine in order to remain in good performance. 
ANALISIS KASUS OVERSTOCK DAN OUTSTANDING MATERIAL MENGGUNAKAN ROOT CAUSES ANALYSIS (STUDI KASUS: PT SHOWA INDONESIA MANUFACTURING) Arina Shafa Fauziyyah; Bambang Purwanggono
Industrial Engineering Online Journal Vol 6, No 4 (2017): wisuda periode oktober 2017
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.946 KB)

Abstract

Arina Shafa Fauziyyah, Analisis Kasus Overstock dan Outstanding Material Menggunakan Root Causes Analysis (Studi Kasus: PT Showa Indonesia Manufacturing). PT. Showa Indonesia Manufacturing merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi shock absorber untuk roda dua dan roda empat. Materialnya sendiri didatangkan dari supplier, baik lokal maupun luar negeri. Material yang didatangkan dari luar negeri membutuhkan perencanaan dan kalkulasi yang matang mengingat lead time yang lama untuk material sampai tiba ke perusahaan. Dalam merespon demand customernya, PT. Showa Indonesia Manufacturing menggunakan mix system, yaitu make to order dan make to stock. Sistem kanban didasarkan dari Purchase Order customer dan forecasting digunakan untuk mengkalkulasi material yang didatangkan dari supplier luar negeri. Melalui studi lapangan diketahui bahwa perusahaan masih sering mengalami overstock dan outstanding material. Dengan menggunakan metode Root Causes Analysis, diketahui penyebab dari outstanding material adalah keterlambatan supplier dan planning yang tidak sesuai realitas. Sedangkan penyebab dari overstock material adalah Purchase Order yang kurang dari 5% forecast. Berdasarkan hasil analisis, kasus outstanding material dapat diminimasi dengan penggunaan level stock sedangkan kasus overstock material dapat diminimasi dengan pendekatan Dynamic Inventory untuk mengurangi nilai Days on Hand pada material CKD. Abstract Arina Shafa Fauziyyah, Analysing the Case of Overstock and Outstanding Material Using Root Causes Analysis (Case Study: PT Showa Indonesia Manufacturing). PT Showa Indonesia Manufacturing is a company that produces shock absorber for two wheels and four wheels. The material is imported from suppliers both local and abroad. Material imported from abroad require careful planning and calculation considering the long lead time for materials to arrive at the company. In responding to customer demand, PT Showa Indonesia Manufacturing uses mix system, those are make to order and make to stock. The kanban system is based on the purchase order of the customer and the forecasting is used to calculate material imported from overseas suppliers. Through field study, it is known that the company still often experience overstock and outstanding material. By using Root Causes Analysis method, it is known that the cause of the outstanding material is the delay of suppliers and the planning that does not match with reality. While the cause of overstock material is purchase order that is less than 5% of forecasting result. Based on the analysis. The case of the outstanding material can be minimized by using stock level while overstock material case can be minimized by using dynamis inventory approach to reduce days on hand value on CKD material.
PERHITUNGAN COST OF QUALITY DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENJAGA KUALITAS ANTAR PROSES PRODUKSI (STUDI KASUS PT. BERKAT MANUNGGAL JAYA) Rizalt Valentinus; Bambang Purwanggono
Industrial Engineering Online Journal Vol 4, No.1 Tahun 2015
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.185 KB)

Abstract

Kualitas merupakan sebuah citra dari suatu perusahaan. PT Berkat Manunggal Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang perakitan generator set. Perusahaan ini ingin melakukan pembenahan kualitas pada proses produksinya. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui jumlah dari biaya kualitas pada perusahaan. Permasalahan utama pada perusahaan ini adalah belum terukurnya biaya kualitas pada proses produksi, karena pada biaya kualitas terdapat beberapa kategori biaya yang dimiliki oleh perusahaan tetapi perusahaan belum bisa mengukurnya, antara lain berupa biaya jumlah solar yang terbawa kepada konsumen dan solar yang terpakai untuk pengulangan inspeksi. Bentuk pengukuran biaya kualitas ini menggunakan model Cost of Quality (COQ) yang perincian kategori biayanya menggunakan metode Activity Based Costing (ABC). Metode ini cocok untuk digunakan karena memperhitungkan biaya langsung yang berupa penggunaan material maupun biaya tak langsung, berupa biaya overhead perusahaan. Disamping itu juga akan dilakukan pembuatan rincian instruksi kerja untuk inspeksi proses produksi antar departemen berdasarkan prosedur yang sudah ada pada perusahaan, hal ini dilakukan untuk mengurangi produk tidak sesuai ketika proses produksi sedang berlangsung. Setelah melakukan perhitungan dan memasukkan seluruh aktivitas kedalam empat kategori biaya kualitas didapatkan total biaya kualitas dibandingkan dengan nilai penjualan untuk setiap unit generator set adalah sebagai berikut, untuk tipe 680 KVA sebesar 1,77%, tipe 1300 KVA silent pertama sebesar 1,74%, tipe 1300 KVA silent kedua sebesar 1,74%, tipe 680 KVA silent sebesar 2,86%, tipe 1300 KVA open pertama sebesar 1,28%, tipe 1300 KVA open kedua sebesar 1,27%, tipe 1740 KVA open pertama sebesar 1,13%, tipe 1740 KVA open kedua sebesar1,13%. Rekomendasi untuk pengurangan biaya kualitas tersebut adalah dengan perbaikan alur inspeksi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi kegagalan yang terjadi khususnya pada biaya inspeksi akhir (pengulangan proses test load).  ABSTRACT Quality is an image of a company. PT Berkat Manunggal Jaya is a company that have primary job is to assembling the generator sets. This company wants to reform the quality of the production process in it, this. The other way to determine the amount of the cost of quality in the company. The main problem in this company is the cost of quality that haven’t measurable yet, especially in the production process, because in the cost of quality, there are several categories that are owned by the company but the company still has not been able to measure them, which include the cost of amount diesel fuel for repeating inspection and amount of diesel fuel that were carried when delivered to the customer. The measure way of this quality cost is using the Cost of Quality (COQ) model which details of the cost categories based on Activity Based Costing (ABC) method. This method is suitable because it uses direct costs account for example the use of materials as well as indirect costs, such as corporate overhead costs. Besides that, it will be also making the details work instructions for the inspection of the production process between departments based on existing procedures at the company, this is done to reduce the unacceptable product when the production process is running. After calculating and put in all the activities into the four categories of Cost of Quality, the total Cost of Quality compared with the prices of sold unit from every generator set are 1,77% for 680 KVA type open, 1,74% for 1300 KVA first type silent, 1,74% for 1300 KVA second type silent, 2,86% for 680 KVA type silent, 1,28% for 1300 KVA first type open, 1,27% for 1300 KVA second type open, 1,13% for 1740 KVA first type open, 1,13% for 1740 KVA second type open. Recommended solution for the reduce of Cost of Quality is modify the procedure inspection flow in the company to reduce failure cost, especially in the final inspection cost (repeated test load process).
USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA SISTEM P1 FILLING POINT II FILLING SHED I (STUDI KASUS TBBM SEMARANG GROUP PT. PERTAMINA (PERSERO) SUPPLY & DISTRIBUTION REGION IV AREA JAWA BAGIAN TENG Almira Rahma Yanuar; Bambang Purwanggono
Industrial Engineering Online Journal Vol 4, No.1 Tahun 2015
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.667 KB)

Abstract

Pada TBBM Semarang Group, perusahaan dengan kegiatan utama penerimaan, penimbunan, dan pendistribusian BBM ke 217 unit SPBU di area Jawa Bagian Tengah, mengalami kerugian yang disebabkan tingkat breakdown yang tinggi pada salah satu sistem penyaluran BBM. Penelitian ini membahas mengenai program perawatan sistem P1 yang ada pada Filling Point II, Filling Shed I. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan modus-modus kegagalan dari sistem P1 Filling Point II Filling Shed I dan menilai konsekuensi kegagalan dari masing-masing modus tersebut, menentukan jenis kegiatan perawatan (maintenance tasks) yang tepat untuk setiap modus kegagalan yang telah ditentukan, serta menentukan nilai interval perawatan optimum dengan pertimbangan biaya dan waktu guna mencegah terjadinya kegagalan. Metode yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance II (RCM II) karena mampu menentukan maintenance task yang optimal berdasarkan konsekuensi modus kegagalan dan konteks operasi pada sistem tersebut. Hasil penilaian resiko dengan Risk Priority Number (RPN) terhadap 23 modus kegagalan menunjukkan bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan prioritas utama perhatian adalah seal bottom swivel yang mendapatkan nilai RPN 168, kemudian gotri aus dengan nilai RPN 126. Untuk modus seal bottom swivel rusak dan gotri aus tersebut diberikan kebijakan scheduled discard task dengan waktu maintenance optimal (TM) untuk seal bottom swivel pada perhitungan untuk premium non-subsidi adalah 1525,210 jam dan untuk premium bersubsidi adalah 1543,560 jam. Sedangkan untuk komponen gotri memiliki waktu maintenance optimal (TM) yang sama untuk premium non-subsidi maupun bersubsidi yaitu 2861,200 jam. Nilai TM yang diperoleh untuk mencegah kerusakan pada kedua komponen tersebut lebih kecil dari dari nilai Mean Time to Failure (MTTF)-nya, yang menunjukkan bahwa waktu maintenance optimal akan berusaha untuk menghindari terjadinya kerusakan fungsi komponen sebelum kerusakan terjadi.   
USULAN PROGRAM PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) II PADA MESIN MANUGRAPH CITY-LINE Radhit Pamungkas Oetomo; Bambang Purwanggono; Diana Puspitasari
Industrial Engineering Online Journal Volume 1, Nomer 2, Tahun 2012
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada PT. Masscom Graphy, perusahaan percetakan tertua dan terbesar di Kota Semarang, mengalami kerugian yang disebabkan tingkat breakdown yang tinggi. Penelitian ini membahas mengenai program perawatan mesin Manugraph City-line dengan tujuan meningkatkan nilai reliability sehingga mampu mengurangi kerugian-kerugian yang terjadi pada perusahaan. Metode yang digunakan adalah Reliability Centered Maitenance (RCM II) karena berfungsi menentukan maintenance task yang optimal berdasarkan konsekuensi modus kegagalan dan konteks operasi pada sistem tersebut. Hasil penilaian risiko dengan Risk Priority Number (RPN) terhadap 32 modus kegagalan menunjukkan bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan prioritas utama perhatian adalah bearing pada unit auto paster rusak yang mendapatkan nilai RPN 32, kemudian brush pada unit auto paster dan packing blanket yang sudah aus/rusak dengan nilai RPN 24. Untuk modus bearing dan cutting knife yang rusak pada unit auto paster memiliki konsekuensi operasional diberikan kegiatan scheduled discard task dengan waktu maintenance optimal (TM) masing-masing 648 dan 2108 jam, agar tindakan tersebut menjadi technically feasible untuk menurunkan konsekuensi kerusakan. Nilai waktu TM yang diperoleh untuk mencegah kerusakan pada komponen bearing 4906 dan cutting knife lebih kecil dari nilai mean time to failure (MTTF), yang menunjukkan bahwa waktu maintenance optimal akan berusaha untuk menghindari terjadinya kerusakan fungsi komponen sebelum kerusakan terjadi.
PERENCANAAN KEGIATAN MAINTENANCE DENGAN METODE RCM II STUDI KASUS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG hilda prabandini; Bambang Purwanggono; Dyah Ika Rinawati
Industrial Engineering Online Journal Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi mi instan. Permasalahan yang dihadapi adalah terganggunya proses produksi yang disebabkan oleh komponen mesin yang tidak menjalankan fungsinya dengan baik sehingga tingkat downtime perusahaan kian meningkat selama tiga tahun terakhir. Untuk menangani hal tersebut, peneliti mengusulkan perencanaan kegiatan maintenance pada PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang menggunakan metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II). Melalui metode ini diperoleh identifikasi kegagalan, prioritas resiko kegagalan, menentukan kegiatan perawatan yang sesuai dengan memperhatikan konsekuensi kegagalan serta interval perawatan optimal berdasarkan kriteria nilai reliability. Proses penentuan interval perawatan dalam penelitian ini memanfaatkan software Weibull++9. Berdasarkan hasil penelitian, kebijakan  scheduled discard task digunakan untuk menghadapi modus timing belt 510 putus dengan interval penggantian komponen 1002 jam dan oil filter kotor dengan interval penggantian komponen 2289 jam, sedangkan kebijakan on condition task digunakan pada modus tutup fryer patah dan mangkok fryer patah dengan interval pemeriksaan kondisi komponen masing-masing 1 minggu.  Abstract:PT Indofood CBP Sukses Makmur , Tbk Noodle Division Semarang Branch is  a company which is engaged in the production of instant noodles . The problem faced by this company is the disruption of the production process which caused by engine components that do not function properly, so that the company is increasing the level of downtime during the last three years . To handle this, the researchers propose a planning of maintenance activities on PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Noodle Division Semarang Branch using method Reliability Centered Maintenance II (RCM II). By this method, we can obtained identification of failure , the risk priority of failure , determine the appropriate treatment activities with due regard to the consequences of failure and the optimal maintenance interval based on the criteria of reliability values . The process of determining maintenance intervals in this study is obtained by using the Weibull + +9 software . Based on the results of this research , policy scheduled discard task is used to deal with the failure mode timing belt 510 broken with component replacement intervals 1002 hours and oil filter dirty with component replacement intervals 2289 hours. While the policy on condition task  is used to deal with the failure mode broken fryer lid and broken fryer bowl, the interval for checking the condition of each component is 1 week . 
Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) untuk Menentukan Nilai Jabatan dan Kelas Jabatan Fungsional Umum Universitas Diponegoro jumiarsih jumiarsih; Bambang Purwanggono; Susatyo Nugroho W.P.
Industrial Engineering Online Journal volume 3,nomor 4,tahun 2014
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.505 KB)

Abstract

Universitas Diponegoro merupakan perguruan tinggi yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional, dan secara fungsional dibina oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sumber daya manusia (SDM) di UNDIP dituntut untuk memiliki kompetensi manajerial dan teknis. Untuk mengetahui tingkat kinerja para pemangku jabatan dibutuhkan evaluasi jabatan. Evaluasi jabatan digunakan untuk menentukan nilai jabatan dan kelas jabatan. Hasil evaluasi jabatan dengan menggunakan metode Factor Evaluation System (FES) tahun 2012 terjadi adanya ketidaktepatan di antara jabatan-jabatan fungsional umum. Ketidakpuasan dirasakan oleh para pemangku jabatan. Ketidaktepatan tersebut  terjadi pada pengisian kuesioner yang dilakukan oleh Tim Evaluator. Solusi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan merancang Standard Operating Procedure (SOP) dengan tujuan untuk mengurangi ketidaktepatan yang terjadi dan menjadikan ISO 9001 :2008 sebagai acuan dalam pembuatan SOP tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dirancang 2 (dua) Standard Operating Procedure (SOP). Di antara 2 SOP tersebut terdapat perbaikan dalam proses yang dilakukan yaitu mereview hasil wawancara dengan uraian jabatan.     ABSTRACTDiponegoro University is a university that is organized by Ministry of National Education which under and directly responsible to the Minister of National Education, and functionally supervised by the General Director of Higher Education Ministry of National Education. Human resources (HR) at UNDIP is required to have managerial and technical competence. To determine the level performance of job holders is required  job evaluation. Job evaluation is used to determine the value position and class position. The results of job evaluation which were using Factor Evaluation System (FES) in 2012 occurred any inaccuracies among positions of public functional. Dissatisfaction was felt by the job holders. Inaccuracies occur in filling out the questionnaire from the Evaluator Team. The solution chosen to solve the problem is to design a Standard Operating Procedure (SOP) with the aim of reducing the inaccuracies that occur and make the ISO 9001: 2008 as a reference in making the SOP. Based on the research, is designed two (2) Standard Operating Procedure (SOP). Between 2 of the SOP that have improvements on the review process are reviewing the results of interviews with job descriptions.
PERENCANAAN VOLUME KEBUTUHAN BAHAN BAKU PREFORM, CAP, DAN LABEL PRODUK MINUTE MAID PULPY ORANGE PADA PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA DENGAN METODE MRP Danica Virlianda Marsha; Bambang Purwanggono K
Industrial Engineering Online Journal Vol 8, No 3 (2019): WISUDA PERIODE JULI TAHUN 2019
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.258 KB)

Abstract

PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri minuman ringan. Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Plant adalah Minute Maid Pulpy Orange, dimana produk tersebut merupakan yang paling diminati berdasarkan data demand tahun 2017. Untuk menunjang pengadaan material yang baik, perlu dilakukan perencanaan kebutuhan material untuk produk tersebut yang meliputi material packaging seperti preform, cap, dan label. Data kebutuhan material didapatkan dari forecasting demand tahun 2017 dengan metode terpilih 3DMA. Material Requirement Planning (MRP) dilakukan terhadap ketiga material tersebut dengan lotting LFL, EOQ, FOQ, FPR3, dan FPR4. Dari teknik lotting tersebut, kemudian dilakukan perhitungan biaya pengadaan total, dengan hasil biaya terendah didapatkan dengan teknik lotting LFL yaitu Rp6.864.681 untuk material preform, Rp6.864.649 untuk material cap, dan Rp6.464.838 untuk material label. Abstract [Material requirement planning for preform, cap, and label material of minute maid pulpy orange product at PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java] PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java is a beverage industry company. One of their products is Minute Maid Pulpy Orange, which is the had the largest demand in 2017. To support material procurement, material requirement planning is needed to each packaging material of the product, like preform, cap, and label. Material requirement data is obtained from forecasting based on previous demand, with 3DMA as its best method. Material Requirement Planning (MRP) is done to all of those materials mentioned, with  LFL, EOQ, FOQ, FPR3, and FPR4 lotting techniques. From those techiques, calculation of total procurement cost is done with the result of LFL as its best lotting technique which delivers Rp6.864.681 for preform material, Rp6.864.649 for cap material, and Rp6.464.838 for label material.
Analisis Tingkat Keandalan PPKA NX (Pengatur Perjalanan Kereta Api) Menggunakan Metode SPAR-H (Standardized Plant Analysis Risk- Human Reliability Analysis) (Studi Kasus : Ruang Pengatur Perjalanan Kereta Api Stasiun Besar Tawang Semarang) Lutfi Maulana Syamsidi; Bambang Purwanggono
Industrial Engineering Online Journal Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PPKA NX (Pengatur Perjalanan Kereta Api) memiliki peran yang sangat vital karena mengatur bagaimana menghindari kecelakaan dalam perjalanan kereta api dengan menekan sejumlah tombol di meja pelayanan. Akan tetapi, dalam melakukan pengaturan perjalanan sering terjadi adanya kondisi darurat sehingga dapat menyebabkan kesalahan pelayanan dan kesalahan komunikasi dalam pengaturan perjalanan kereta api. PPKA NX memiliki tanggung jawab yang besar karena berkaitan dengan nyawa penumpang kereta api apabila terjadi kecelakaan, sehingga dalam melaksanakan pekerjaannya memerlukan keandalan tinggi. Untuk mengetahui seberapa besar probabilitas kesalahan dan keandalan PPKA NX dalam menjalankan tugasnya, maka diperlukan perhitungan keandalan manusia dengan metode SPAR-H (Standardized Plant Analysis Risk Human Reliability Analysis) untuk meminimasi kesalahan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keandalan PPKA NX dalam kondisi darurat. Hasil penelitian ini berupa nominal reliability (R) yang didapat dari perhitungan 1-HEP, dan rekomendasi perbaikan untuk meminimasi kesalahan yang terjadi. Dari hasil perhitungan, nilai HEP (Human Error Probability) PPKA NX antara 0,0524 hingga 0,5013,dan  nilai keandalan operator antara 0,4988 dan 0,9476. Nilai tersebut menunjukkan keandalan PPKA NX memiliki keandalan kerja yang tinggi, karena hanya ada satu tugas yaitu tertib perjalanan KA sesuai gapeka yang nilai keandalan kerja rendah 0,4988. Abstract PPKA NX (Train Travel Controller) has a very vital role because it controls how to avoid accidents in rail travel by pressing the number of buttons on the desk services. However, in arranging the train travel, emergency conditionsoften occured which can cause service and communication errors when setting train travel. PPKA NX has a big responsibility as it relates to the lives of rail passengers if an accident occured, so when performing its job it requires high reliability. To find out how much the error probability and reliability of PPKA NX in performing their duties, requires the calculations of human reliability using SPAR-H (Standardized Plant Analysis Risk Human Reliability Analysis) method to minimize human error. This study aims to analyze the reliability of PPKA NX in emergency conditions. The results of this study are nominal reliability (R) obtained from the calculation of 1 - HEP, and recommendations for improvements to minimize errors occured. From the calculation, the value of HEPs (Human Error Probabilities) of PPKA NX are between 0.0524 to 0.5013, and the value of the reliability of the operators are between 0.4988 and 0.9476. Those values indicates that the PPKA NX has high working reliability, because there is only one task, is to keep the train travel in order according to gapeka which has low working reliability of 0.4988.
Co-Authors Adam Hertanto Adhitya Setyo Pamungkas Afdi, Zihramna Agil Saputro Agus Syaiful Anwar Almira Rahma Yanuar Amayta Rahma Nuriza, Amayta Rahma Amru Khaifa Wafa Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Anastasia S, Irene Sarah Andre Sugiyono Andre Tanuwijaya, Andre Andrew Lukas Silaen Anindhita Nadia Lukitaningrum Arfan Bachtiar Arfan Bakhtiar Ari Suhandono Aries Susanty Arina Shafa Fauziyyah Arjuna Josua Bungaran Sihombing Ary Arvianto Ayuningtyas Woro Hapsari Azzahra, Faradhina Bagus Hario Setiadji Budiman Nurhidayat Catur Dina Purnama Sari Chotimah, Rizqi Rahmawati Christian Hendriawan Danica Virlianda Marsha Darminto Pujotomo Debby Anastasya Dessy Tri Astuti Diana Puspita Sari Diana Puspitasari Dimas, Robertus Dina Aulia Dina Tauhida Dyah Ika Rinawati Edwin Sandagie Eko Lisysantaka Evy Inryani Febrina Agusti Fernando, Jonathan Michael Ferry Hermawan Ginanjar Abdunnafi Hera, Silvia Helvi Heriyanto, Junaidi Heru Prastawa Hery Setyanto Hery Suliantoro hilda prabandini IBNU SALEH HABIBI Ilham Sudrajat Ramadhon Intan Arthantia Intan Pertiw, Auni Wahyu jumiarsih jumiarsih Kamal, Rafi Dzakwan Kumara Pinasthika Dharaka Kusdianingrum, Norma Triana Li Idi’il Fitri Loekas Soesanto Luh Putu Ratna Sundari Lutfan Edison Abdullah Lutfi Maulana Syamsidi Lutfia Zahra M Agung Wibowo M. Agung Wibowo M. Mujiya Ulkhaq Meriska Damayanti Murni Elfrida Sipayung Murti Wisnu Ragil SASTYAWAN Nababan, Jesica Disriena Naniek Utami Handayani Nia Budi Puspitasari Ningsih Marpaung Nita Trisnawati Novie Susanto Nurjana Sigiro Paskarina Samosir Pramudityo Imam Nugroho Pratiwi, Anik Nurul Pratiwi, Dienda Arum Purnawan Adi W Purnawan Adi Wicaksono Purwaningsih, Mutiara Adhilia Rachmania, Bedietra Adriz Rachmansyah Rizal Hidayat Radhit Pamungkas Oetomo Rahadi Ferri Putranto Rahayu Ningtyas Windaryanti Rani Ruminta Rani Ruminta Rani Rumita Ranintia Adhi Citra Pramesti Ratna Purwaningsih Ratna Purwaningsih Raudina Huduni Reza Ardiyawan Rheza Arista Rizalt Valentinus Rizalt Valentinus, Rizalt Rizki Ananda Ropenti Sirait S.Pd. M Kes I Ketut Sudiana . Septiana, Bayu Simanullang, Jakop Trima Sinta Irawati Sinta Irawati Siti Umiyatun Sri Hartini Stefani prima Dias Kristina Stefi Anindyawati Susatyo Nugroho W.P. Susatyo Nugroho W.P. Susila Winata Tarigan, Timotius Gratia Riwa Tirsa Roza Triyanni Tri Susanto Utomo, Ade Cahyo Priyo Welly Mahardhika Wira Agus Prastyo Wiwik Budiawan Wiwik Budiawan Yohana Aeria Damyana Yohanna Ayu Wulan