Claim Missing Document
Check
Articles

PERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS) PADA MESIN KOMURI 2 LITHRONE S40 DAN HEIDELBERG 4WE DALAM RANGKA PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Amru Khaifa Wafa; Bambang Purwanggono
Industrial Engineering Online Journal Vol 6, No 2 (2017): wisuda periode april 2017
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.203 KB)

Abstract

Pada industri moderen saat ini, kulaitas sangat menjadi prioritas bagi hampir seluruh perusahaan di dunia. PT. Solo Murni adalah salah satu perusahaan percetakan terbesar di indonesia yang memiliki pasar hampir di seluruh dunia. Kesuksesan yang selama ini telah dicapai tidak akan tepisah dengan quality control yang baik. Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian dilakukan karena produktitas mesin Komuri 2 Lithrone S40 dan Heidelberg 4WE dirasa sudah mulai menurun, sehingga sangat penting untuk menganalisis faktor apa yang paling dominan serta benkontribusi dalam rangka untuk memperbaiki dan sebagai input dalam penerapan Total Productive Maintenance (TPM). Setelah penelitian dilakukan, rata –rata nilai perhitungan OEE pada Komuri 2 Lithrone S40 adalah 49.52% dan Heidelberg 4WE adalah 42.65%. Dapat disimpulkan bahwasanya efektivitas dari kedua mesin tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan worldclass standard yaitu sebesar 85%. Faktor six big losses yang paling berkontribusi pada Komuri 2 Lithrone S40 dan Heidelberg 4WE preparation equipment dengan persentase sebesar 25.55% dan 32.13% serta gangguan mesin dan menganggur sebesar 31.62% and 37.38%.                                      Abstract [OEE (Overall Equipment Effectiveness) Calculations on Komuri 2 Lithrone S40 Engine and Heidelberg 4WE Engine In Order to Total Productive Maintenance (TPM) Aplications] Today in the modern industry, quality be a top priority for almost all companies in the world. PT. Solo Murni is one of the largest printing company in Indonesia that has market share was almost cover the whole world. The success that has been achieved so far would not be separated from good quality control. Based on the problem background, the research do because the productivity of the machine Komuri 2 Lithrone S40 and Heidelberg 4WE felt has begun to decline, so it is necessary to identify and analyze the factors that most dominant and contributed in order to immediately be repaired and as inputs in the implementation of Total Productive Maintenance (TPM ). After the research is done, the averages of OEE calculation for Komuri 2 Lithrone S40 is equal to 49.52% and Heidelberg 4WE is equal to 42.65%. It can be concluded that the effectiveness of the two machines are still far from worldclass standard that is equal to 85%. Six big losses of factors that contribute most to Komuri 2 Lithrone S40 and Heidelberg 4WE is preparation equipment with a percentage of 25.55% and 32.13% and impaired engine and idle at 31.62% and 37.38%.
ANALISIS PERFORMANSI AKTIVITAS PROYEK MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE MANAGEMENT ( Studi Kasus Proyek Paket Pembangunan Jalan Boyolali – Kartosuro, Jawa Tengah, DPU Bina Marga ) Rheza Arista; Bambang Purwanggono; Nia Budi Puspitasari
Industrial Engineering Online Journal Volume 1, Nomer 2, Tahun 2012
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Departemen Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga Jawa Tengah merupakan suatu instansi pemerintah yang bergerak untuk melakukan perencanaan, pengawasan, serta pengendalian proyek pembangunan sarana dan prasarana negara yang berada dalam provinsi Jawa Tengah. Namun dalam paparan Pengendalian Operasional Kegiatan (POK) dana APBD dan APBN 2011 Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah ditemukan banyak keterlambatan penyelesaian akhir proyek. Hal ini disebabkan oleh penerapan manajemen proyek yang tidak tepat dalam segi biaya dan waktu karena perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu masih dipisahkan. Dalam hal ini perlu diambil tindakan yang bertujuan dalam penyusunan aktifitas-aktifitas sehingga diperoleh Planned Value proyek, pengalokasikan sumber daya yang optimum, dilanjutkan bagaimana membuat perencanaan biaya mendatang. Pengendalian proyek dengan menggunakan metoda EVM dibutuhkan karena berguna sebagai early warning disaat terjadi deviasi dari Planned Value sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dalam proyek tersebut. Metode ini dipilih karena memudahkan dalam pengendalian tiga unsur kritis dalam manajemen proyek yaitu lingkup pekerjaan, waktu, dan biaya. Proyek yang dipilih dalam penerapan metode ini adalah Proyek Paket Pembangunan Jalan Boyolali – Kartosuro Jawa Tengah. Hasil dari perhitungan EVM menunjukkan adanya pembengkakan dari rencana biaya dan perkiraan keterlambatan dalam waktu penyelesaian. EVM juga menunjukkan adanya perkiraan pembengkakan biaya akhir proyek yang besar. Salah satu pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi kemungkinan keterlambatan proyek adalah dengan melakukan crashing karena dapat mereduksi waktu akhir penyelesaian proyek dan mengurangi besarnya pembengkakan biaya akhir proyek.
USULAN PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) II UNTUK MENENTUKAN KEBIJAKAN PERAWATAN MILLING LINE (MESIN MILL 1) (Studi Kasus PT Kebon Agung Pabrik Gula Trangkil, Pati) Hery Setyanto; Bambang Purwanggono
Industrial Engineering Online Journal Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada Pabrik Gula Trangkil yang beroperasi pada musim tertentu, adanya jam henti giling sangat merugikan perusahaan karena membuat jadwal produksi mundur sehingga menambah biaya produksi. Perusahaan telah menerapkan maintenance yaitu dalam masa giling dengan preventive maintenance dan corrective maintenance, sedangkan luar masa giling berupa overhaul. Namun hingga saat ini masih mengalami kesulitan meminimalkan jam henti giling yang tinggi. Mesin yang berkontribusi terbesar terhadap jam henti giling pabrik adalah Mesin Mill 1 yang berada di dalam Sistem Milling Line. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance (RCM) II karena memberikan usulan kebijakan perawatan berdasarkan modus-modus kegagalan dan konsekuensinya terhadap sistem. Dari analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) didapatkan 14 modus kegagalan, diantaranya dua modus memiliki resiko terbesar yaitu pinion shaft patah dan bearing top rol pecah. Hasil penelitian ini adalah usulan kebijakan perawatan untuk modus-modus kegagalan yang terdiri dari on-condition task (13 modus) dan no-scheduled maintenance (1 modus).   ABSTRACT            At  the Trangkil Sugar Cane Factory when operating in a particular season, the downtime is very detrimental to the company because it delays the production schedule and increases the production costs. The company has implemented a maintenance policy that is in on-production season with preventive maintenance and corrective maintenance, whereas the off-production season with overhaul. But until now still have difficulty in minimizing the high downtime. The machine that contribute the biggest downtime is Mill 1, located in Milling System Line. In this research, Reliability Centered Maintenance (RCM) II methodology is used to provide maintenance task based on the failure modes and their consequences for the system. From Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) analysis obtained 14 failure modes, two of them those have the highest risk are the pinion shaft fractures and broken top roll bearing. The results of this research are maintenance task proposed for failure modes which consisting of on-condition task (13 modes) and no-scheduled maintenance (1 mode). 
PENGAMATAN KESESUAIAN PENERAPAN KALIBRASI DENGAN STANDART OPERATIONAL PROCEDURE PADA PT. DAYA MANUNGGAL BERDASARKAN ISO 9001:2008 Li Idi’il Fitri; Bambang Purwanggono K
Industrial Engineering Online Journal Vol 8, No 1 (2019): WISUDA PERIODE JANUARI TAHUN 2019
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.624 KB)

Abstract

Keakuratan pengukuran merupakan hal penting dalam penjaminan mutu produksi. Pengukuran yang tidak akurat dapat menyebabkan pengorbanan biaya dan waktu berlebih yang tidak diinginkan. Akurasi suatu peralatan tidak sendirinya timbul dari suatu rancangan yang baik, tetapi dipengaruhi oleh kinerjanya (performance), stabilitas keandalan dan pemeliharaan. Akurasi hanya timbul dari kalibrasi yang benar, artinya hasil pengukurannya dapat ditelusuri melalui pengujian dan kalibrasi terhadap instrumen dengan teratur. Kalibrasi merupakan kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Untuk menjaga kekontinuitasan kegiatan kalibrasi yang benar, dilakukan pengamatan kesesuaian penerapan kalibrasi berdasarkan SOP perusahaan yang telah memenuhi persyaratan sertifikasi yang sudah didapatkan perusahaan yaitu ISO 9001:2008. Pengamatan dilakukan menggunakan checksheet terhadap 35 sampel peralatan produksi. Berdasarkan pengamatan, penerapan kalibrasi telah sesuai sebesar 98,92%. Untuk terus meningkatkan penjaminan kualitas perusahaan sebaiknya perusahaan memperbarui sertifikasi ISO 9001 terbaru yaitu tahun 2015 dan melakukan evaluasi penerapan kalibrasi perusahaan kembali. ABSTRACTThe accuracy of measurement is important in production quality assurance. Inaccurate measurements can cause unwanted costs and excess time. The accuracy of equipment does not necessarily arise from a good design but is influenced by its performance (performance), reliability and maintenance stability. Accuracy only arises from correct calibration, meaning that the measurement results can be traced through regular testing and calibration of instruments. Calibration is an activity to determine the conventional truths of the value of measuring and measuring instruments by comparing traceable standards to national and international standards for measurement and/or international units and certified reference materials. To maintain the continuity of the correct calibration activities, it was observed the suitability of calibration applications based on the company's SOP that had met the certification requirements that had been obtained by the company, namely ISO 9001: 2008. Observations were made using checksheets on 35 samples of production equipment. Based on observations, the application of calibration is equal to 98.92%. To continue to improve the company's quality assurance, the company should renew the latest ISO 9001 certification, namely in 2015 and evaluate the company's calibration implementation again.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI ISO 9001:2015 PADA INDUSTRI MANUFAKTUR Arjuna Josua Bungaran Sihombing; Bambang Purwanggono; Naniek Utami Handayani
Industrial Engineering Online Journal Vol 7, No 1 (2018): WISUDA PERIODE JANUARI 2018
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.479 KB)

Abstract

Penerapan ISO 9001 khususnya versi terbaru tahun 2015 sangat diperlukan oleh industri manufaktur karena ISO ini mampu menjadi jaminan kepercayaan terhadap kualitas produk yang dihasilkan dan juga dinilai mampu menjadi salah satu faktor peningkatan produktivitas, serta peningkatan efisiensi proses dan biaya dengan pendekatan pemikiran berbasis risiko yang diharapkan lebih membuat perusahaan menjadi lebih proaktif dalam mencegah dan mengurangi efek yang tidak dikehendaki dan selalu memperbaiki sistem secara berkelanjutan. Keberhasilan dalam mengimplementasikan ISO 9001:2015 di Industri Manufaktur sendiri tidak terlepas dari banyak faktor pendukung maupun penghambat yang mempengaruhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi ISO 9001 pada industri manufaktur yang. Terdapat 8 kategori faktor yang dikembangkan dari jurnal dan sumber literatur lainnya. Indikator tersebut digolongkan berdasarkan persamaan yang terdapat dari beberapa faktor yang diidentifikasi antara lain : Motivasi Perusahaan, Komitmen Perusahaan, Peranan Personal, Komunikasi Efektif, Interpretasi Persyaratan, Strategi Perusahaan, Perbaikan Berkelanjutan dan Lingkungan Eksternal Perusahaan. Hasil dari pembobotan menggunakan perbandingan berpasangan, didapatkan nilai pembobotan masing-masing faktor secara berurutan masing-masing yaitu 0.165; 0.215; 0.049; 0.058; 0.131; 0.164; 0.132; dan 0.086. Berdasarkan perangkingan setiap faktor didapatkan bahwa faktor Komitmen Perusahaan yang paling tinggi nilai bobotnya dan faktor Peranan Personel yang paling rendah. Abstract[Analysis Of Factors Affecting The Success Of Implementation Of ISO 9001: 2015 In Manufacturing Industry]. Implementation of ISO 9001 in particular the latest version 2015 is required by the manufacturing industry because ISO is able to be a guarantee of confidence in the quality of products and also considered to be one factor of increased productivity, and increased process efficiency and cost with a risk-based approach thinking expected to further make the company become more proactive in preventing and reducing the unwanted effect and constantly improve the system. Success in implementing the ISO 9001: 2015 in the Manufacturing Industry itself is inseparable from many factors supporting or inhibiting influence. This study aims to identify the factors that affect the successful implementation of ISO 9001 in manufacturing industries. There are eight categories of factors that developed from journals and other literature sources. The indicators are classified based on the equation that there are several factors that were identified include: Company’s Motivation, Corporate Commitment, Role of Personal, Effective Communication, Interpretation of Terms, Corporate Strategy, Continuous improvement and Company’s External Environment. Results of weighting using pairwise comparison obtain a score weighting of each factor in a sequence those are  0.165; 0.215; 0.049; 0.058; 0.131; 0.164; 0.132; and 0.086. Based on the ranking of each factor obtained that Corporate Commitment is the highest weight value factor and Role of Personal is the lowest.
Evaluasi Penerapan Total Productive Maintenance dengan Menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) (Studi Kasus PT. Indotirta Jaya Abadi) Intan Arthantia; Bambang Purwanggono; Dyah Ika Rinawati
Industrial Engineering Online Journal Volume 1, Nomer 4, Tahun 2012
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perusahaan yang bergerak di bidang industri membutuhkan perawatan yang berkesinambungan terhadap mesin-mesin produksinya. Perawatan merupakan kegiatan untuk menjamin mesin produksi agar dapat bekerja sebagaimana mestinya. Perawatan menyeluruh untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dikenal dengan Total Productive Maintenance (TPM). TPM menggabungkan praktek perawatan preventive maintenance dan predictive maintenance dengan keterlibatan operator mesin melalui kegiatan autonomous maintenance. PT. Indotirta Jaya Abadi merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).  Penerapan TPM yang sudah dilaksanakan PT. Indotirta Jaya Abadi adalah 5S, Perawatan Terencana dan Training. Penelitian ini menganalisis tentang efektivitas mesin BC yaitu mesin amdk yang memproduksi air minum dalam kemasan botol.  Tahapan pertama dalam usaha peningkatan efektivitas mesin produksi pada perusahaan ini adalah dengan melakukan pengukuran efektivitas mesin BC dengan menggunakan perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang kemudian dilanjutkan dengan pengukuran OEE six big losses untuk mengetahui besarnya efektifitas yang hilang pada keenam faktor six big losses. Dari keenam faktor tersebut selanjutnya dicari faktor yang apa yang paling memberikan kontribusi terbesar yang mengakibatkan besarnya efektivitas pada mesin BC. Dengan diagram sebab akibat dapat dianalisa maslah sebenarnya yang menjadi penyebab rendahnya efektivitas mesin BC Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan dari perhitungan OEE mesin BC selama tahun 2011 diperoleh nilai rata – rata OEE sebesar 84,92% dan ternyata tidak semua bulan sudah mempunyai nilai OEE ideal yaitu >85%. Hal ini disebabkan lamanya  downtime dan  reject produk masih banyak, dikarenakan operator masih memakai paradigma lama. Oleh  karena itu diusulkan penerapan metode  autonomous maintenance pada operator mesin BC yang bertujuan untuk yang dirancang untuk melibatkan operator dalam merawat mesin, sehingga nantinya diharapkan bahwa operator tidak hanya mahir dalam mengoperasikan mesin saja tetapi juga bisa ikut dalam perawatan sederhana
PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ Debby Anastasya; Bambang Purwanggono
Industrial Engineering Online Journal Vol 4, No 4 (2015): Wisuda Oktober Tahun 2015
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.218 KB)

Abstract

Indonesia merupakan Negara Agraris yang memiliki potensi besar pada sektor industri peternakan sebagai pilar penting dalam sistem perekonomian. Salah satu komoditi utama pada industri peternakan adalah susu sapi. Pengembangan industri susu sapi secara profesional diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi susu sapi di Indonesia. Melihat adanya peluang tersebut, PT. XYZ mulai memproduksi susu UHT pada tahun 2002 dan melakukan modernisasi instalasi struktur dan peralatan untuk produksi susu segar. Namun pada kondisi lapangan yang ada, PT. XYZ mengalami kerugian yang diakibatkan oleh proses produksi pada salah satu lini produksi , yaitu Line Pouch. Dengan kondisi  tersebut, sangat penting untuk mengetahui efektifitas operasi produksi yang dijalankan oleh PT. XYZ Line Pouch dengan menggunakan salah satu metode Total Productive Mantainance (TPM) yaitu OEE (Overall Equipment Effectiveness). Data yang digunakan adalah data total downtime, scrap, waktu maintainance, dan output produksi dari Line Pouch PT. XYZ. Dari hasil pengolahan data , nilai OEE Line Pouch PT XYZ adalah sebesar 87%. Nilai tersebut telah melampaui nilai standard OEE Internasional sebesar 85%. Nilai OEE ini dapat dikatakan sangat baik, walaupun masih ada faktor yang perlu ditingkatkan lagi efisiensi nya untuk menyempurnakan nilai OEE pada Line Pouch.     ABSTRACT Indonesia is an agriculture country that has a great potential in the cattle industry sectors as an important pillar in the economic system. One of the main commodities in the cattle industry is dairy. The professional development of the dairy industry is required to meet the needs of cattle’s milk consumption in Indonesia. Seeing this opportunity, PT. XYZ began producing UHT milk in 2002 and modernize the structure and installation of equipment to produce fresh milk. However, the existing field conditions, PT. XYZ suffered losses caused by the production process at one of the production lines, ie Line Pouch. Under these conditions, it is important to determine the effectiveness of the production operation run by PT. XYZ Line Pouch, using one of the Total Productive Mantainance (TPM) methods, specifically OEE (Overall Equipment Effectiveness). The data used is the total of downtime, scrap, maintainance period, and the production output of the Line Pouch. From the results of data calculation, the value of OEE Line Pouch PT XYZ is  87%. This value has exceeded the international OEE standard value of 85%. This OEE value can be said to be very good, although there are some factors that needs to be improved its efficiency to enhance OEE value on Line Pouch. 
PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PROSES PERAKITAN DI DEPARTEMEN ASSEMBLING PT. BERKAT MANUNGGAL JAYA Paskarina Samosir; Bambang Purwanggono
Industrial Engineering Online Journal Vol 4, No 4 (2015): Wisuda Oktober Tahun 2015
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.069 KB)

Abstract

PT. BMJ merupakan perusahaan yang memproduksi (merakit) genset dengan merk sendiri BMGS dan juga sebagai distribusi genset dengan merk MGS. PT. BMJ.  Dalam mencapai dan mempertahankan kinerja perusahaan telah menerapkan sertifikat kualitas yaitu sertifikat ISO 9001. Namun yang terjadi saat ini bahwa pada Assembling Department masih terdapat inefisiensi kerja yang mengakibatkan pemborosan waktu proses perakitan. Selain itu pada tahun 2014 terjadi repair (perbaikan) produk sebesar 12%. Hal tersebut disebabkan oleh pembagian tugas yang kurang tepat, prosedur kerja yang tidak jelas, kurangnya pengawasan dan tanggung jawab oleh seluruh bagian yang terlibat dalam proses perakitan genset di Assembling Department. Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut maka akan dilakukan penyusunan SOP untuk peningkatan efisiensi kerja.Hasil penelitian yang dilakukan  maka SOP yang disusun sebanyak 7 SOP yakni, SOP Persiapan Tenaga Kerja dan Peralatan, Permintaan Material, Permintaan Panel Listrik, Assembling Silent Genset 20 KVA, dan Assembling Open Genset 1740 KVA, Inspeksi Open Genset1740 KVA, Finishing Product Open Genset 1740 KVA. Sedangkan dari yang ketujuh SOP terdapat 5 usulan perbaikan SOP yaitu, perubahan prosedur persiapan tenaga kerja dan peralatan dengan menghilangkan proses peminjaman peralatan, perubahan prosedur permintaan material dengan melakukan pemeriksaan material di gudang, perbaikan prosedur permintaan panel melalui departemen electrical, melibatkan departemen fabrikasi dalam proses assembling open genset dan assembling silent genset. 
PENILAIAN DAN MITIGASI RISIKO BERUPA TINDAKAN PREVENTIF DAN RECOVERY PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL. Reza Ardiyawan; Bambang Purwanggono K; Naniek Utami Handayani
Industrial Engineering Online Journal Vol 7, No 4 (2018): WISUDA PERIODE OKTOBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.302 KB)

Abstract

Industri konstruksi pada umumnya memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan bisnis lainnya karena rumitnya koordinasi berbagai kegiatan. Unsur inti dari keberhasilan proyek adalah untuk memenuhi waktu, biaya, dan kualitas sesuai target. Manajemen risiko merupakan salah satu bagian penting dalam manajemen proyek. Salah satu proyek konstruksi yang sedang berjalan adalah pembangunan jalan tol Semarang – Batang.  Selama pelaksanaan proyek pembangunan tersebut, terdapat beberapa risiko kritis yang mengganggu kelancaran proyek seperti cuaca buruk, force majeure, lahan yang belum bebas dan perubahan desain. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis risiko menggunakan metode Relative Importance Index (RII) yang menilai risiko dengan mempertimbangakan bobot probabilitas  dan dampak risiko. Penilaian dilakukan oleh para ahli yang ahli proyek yakni owner, kontraktor, dan konsultan. Selanjutnya mengidentifikasi risiko berdasarkan sebab akibat terjadinya risiko tersebut dengan menggunakan metode bow tie analysis lalu digambarkan ke dalam bow tie diagram terhadap risiko yang tergolong  significant dan high.Selain itu penelitian ini menggunakan Risk Allocation untuk mengetahui pembebanan risiko yang paling tepat tantara owner, kontraktor atau shared. Indikator penilaian risiko menggunakan indikator dari jurnal dan modifikasi  proyek pembangunan jalan tol   dengan 26 risiko dari jurnal serta 2 risiko penambahan dari stakeholder proyek. Dari 28 indikator risiko didapatkan 3 risiko high dan 5 risiko significant untuk dampak terhadap waktu,biaya dan kualitas.  ABSTRACT[RISK ASSESSMENT AND MITIGATION IN THE FORM OF PREVENTIVE AND RECOVERY MEASURES IN TOLL ROAD DEVELOPMENT PROJECTS]. Industrial construction has higher risk than others business in general cause of its difficult coordination. The main point of a success project is coordination about time, cost and quality appropriately.  The risk management is one of main part in project management. One of construction project held is construction of Semarang-Batang Highways.  In the practical its construction, there are some problems that can be some obstacles, such as: the bad weather, force majeure, the deliverance area and the concept changing. Because of those reasons, it is needed to use Relative Importance Index (RII) method that has concept about risk which consider between probability and effect of risk itself in risk analysis activity. The assessment is held by the owner, the contractor, and the consultant by using bow tie analysis which is described by bow tie diagram that shows either the significant and high risk. Hence, the research that using Risk Allocation has a purpose to know the right risk imposition for the owner, the contractor and the consultant. The indicators used are from some journals and modification the highways project which has the 26 risks that form its journals and the 2 risks that are from added by the project stakeholders.  From that assessment, there are 28 indicators that are divided to the 3 high risks and 5 significant risks for time, cost and quality effects
PENGARUH AKTIVITAS R&D INTERNAL TERHADAP AKUMULASI ORGANIZATIONAL TECHNICAL KNOWLEDGE DENGAN PERAN MEDIASI ABSORPTIVE CAPACITY UNTUK MEMBANGUN KAPABILITAS INOVASI INDUSTRI ELEKTRONIK Yohana Aeria Damyana; Bambang Purwanggono
Industrial Engineering Online Journal Vol 4, No.1 Tahun 2015
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.024 KB)

Abstract

Inovasi adalah sarana bagi industri elektronik untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, di tengah lingkungan yang cepat berubah dengan segala kompleksitasnya. Program 7AT sebagai usaha agar PT. Hartono Istana Teknologi (Polytron) menjadi knowledge enterprise, akan mempercepat proses inovasi, dengan pengelolaan organizational technical knowledge yang baik. Organizational technical knowledge akan berperan dalam kapabilitas inovasi dengan baik apabila terdapat aktivitas R&D internal yang mendukung dan absorptive capacity sebagai mediator. Penelitian ini meninjau pengaruh organizational technical knowledge terhadap kapabilitas inovasi, pengaruh aktivitas R&D terhadap organizational technical knowledge, serta peran absorptive capacity sebagai mediator. Penelitian dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap 130 karyawan PT. Hartono Istana Teknologi. Pengolahan data dilakukan dengan metode SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa absorptive capacity memediasi hubungan antara aktivitas R&D dan organizational technical knowledge sebesar 51%, dan organizational technical knowledge mempengaruhi kapabilitas inovasi sebesar 64%.  AbstractInnovation is a way for the electronics industry to create a sustainable competitive advantage, in the midst of a rapidly changing environment with all its complexity. 7AT program as an effort for PT. Hartono Istana Teknologi (Polytron) into enterprise knowledge, will accelerate the innovation process, with good organizational technical knowledge management. Organizational technical knowledge will be instrumental in innovation capabilities properly if there is an internal R & D activities that support and absorptive capacity as a mediator. This study reviewed the organizational technical knowledge influence to innovation capability, the influence of R & D activities to organizational technical knowledge, as well as the role of absorptive capacity as a mediator. The study was conducted by distributing questionnaires to 130 employees of PT. Hartono Istana Teknologi. Data processing was conducted using SEM. The results showed that the absorptive capacity mediate the relationship between R & D activities and organizational technical knowledge by 51%, and organizational technical knowledge affect innovation capabilities by 64%.
Co-Authors Adam Hertanto Adhitya Setyo Pamungkas Afdi, Zihramna Agil Saputro Agus Syaiful Anwar Almira Rahma Yanuar Amayta Rahma Nuriza, Amayta Rahma Amru Khaifa Wafa Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Anastasia S, Irene Sarah Andre Sugiyono Andre Tanuwijaya, Andre Andrew Lukas Silaen Anindhita Nadia Lukitaningrum Arfan Bachtiar Arfan Bakhtiar Ari Suhandono Aries Susanty Arina Shafa Fauziyyah Arjuna Josua Bungaran Sihombing Ary Arvianto Ayuningtyas Woro Hapsari Azzahra, Faradhina Bagus Hario Setiadji Budiman Nurhidayat Catur Dina Purnama Sari Chotimah, Rizqi Rahmawati Christian Hendriawan Danica Virlianda Marsha Darminto Pujotomo Debby Anastasya Dessy Tri Astuti Diana Puspita Sari Diana Puspitasari Dimas, Robertus Dina Aulia Dina Tauhida Dyah Ika Rinawati Edwin Sandagie Eko Lisysantaka Evy Inryani Febrina Agusti Fernando, Jonathan Michael Ferry Hermawan Ginanjar Abdunnafi Hera, Silvia Helvi Heriyanto, Junaidi Heru Prastawa Hery Setyanto Hery Suliantoro hilda prabandini IBNU SALEH HABIBI Ilham Sudrajat Ramadhon Intan Arthantia Intan Pertiw, Auni Wahyu jumiarsih jumiarsih Kamal, Rafi Dzakwan Kumara Pinasthika Dharaka Kusdianingrum, Norma Triana Li Idi’il Fitri Loekas Soesanto Luh Putu Ratna Sundari Lutfan Edison Abdullah Lutfi Maulana Syamsidi Lutfia Zahra M Agung Wibowo M. Agung Wibowo M. Mujiya Ulkhaq Meriska Damayanti Murni Elfrida Sipayung Murti Wisnu Ragil SASTYAWAN Nababan, Jesica Disriena Naniek Utami Handayani Nia Budi Puspitasari Ningsih Marpaung Nita Trisnawati Novie Susanto Nurjana Sigiro Paskarina Samosir Pramudityo Imam Nugroho Pratiwi, Anik Nurul Pratiwi, Dienda Arum Purnawan Adi W Purnawan Adi Wicaksono Purwaningsih, Mutiara Adhilia Rachmania, Bedietra Adriz Rachmansyah Rizal Hidayat Radhit Pamungkas Oetomo Rahadi Ferri Putranto Rahayu Ningtyas Windaryanti Rani Ruminta Rani Ruminta Rani Rumita Ranintia Adhi Citra Pramesti Ratna Purwaningsih Ratna Purwaningsih Raudina Huduni Reza Ardiyawan Rheza Arista Rizalt Valentinus Rizalt Valentinus, Rizalt Rizki Ananda Ropenti Sirait S.Pd. M Kes I Ketut Sudiana . Septiana, Bayu Simanullang, Jakop Trima Sinta Irawati Sinta Irawati Siti Umiyatun Sri Hartini Stefani prima Dias Kristina Stefi Anindyawati Susatyo Nugroho W.P. Susatyo Nugroho W.P. Susila Winata Tarigan, Timotius Gratia Riwa Tirsa Roza Triyanni Tri Susanto Utomo, Ade Cahyo Priyo Welly Mahardhika Wira Agus Prastyo Wiwik Budiawan Wiwik Budiawan Yohana Aeria Damyana Yohanna Ayu Wulan