Claim Missing Document
Check
Articles

Gambaran pencarian identitas agama remaja dengan orang tua beda agama di Bali Priskila, Donna; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 7 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.643 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2020.v07.i01.p10

Abstract

Perkawinan antar individu yang berbeda agama masih dan akan terus terjadi sebagai akibat interaksi sosial antar warga negara Indonesia. Tujuan sebuah perkawinan salah satunya adalah untuk melanjutkan keturunan. Anak yang lahir dari pasangan yang berbeda agama akan menghadapi berbagai permasalahan salah satunya adalah penentuan identitas agama. Penelitian ini menggambarkan proses pencarian identitas agama pada remaja dengan orangtua beda agama untuk membantu memahami proses tersebut terlebih dalam lingkup masyarakat Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan melalui in depth interview dan observasi pada lima responden penelitian. Data kemudian dianalisis dengan theoretical coding. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa keadaan yang dialami oleh remaja dengan orangtua beda agama yang tidak dihadapi oleh remaja dengan orangtua yang memiliki agama yang sama. Keadaan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu keadaan positif yaitu perasaan bangga akan perbedaan agama dalam keluarga remaja, yang kemudian membuat remaja merasa keluarganya merupakan keluarga yang istimewa, dan keadaan negatif yaitu remaja mengalami konflik terkait dengan prioritas menjalankan kegiatan agama yang membuat keluarga remaja menjadi tidak harmonis. Hasil berikutnya adalah faktor yang memengaruhi pemilihan agama yang dilakukan oleh remaja dibagi menjadi dua yaitu faktor internal yaitu keyakinan terhadap agama dan faktor eksternal yaitu ada tidaknya pembimbing dan role model. Remaja dalam penelitian ini juga sudah melakukan eksplorasi dan komitmen namun belum maksimal.
Menggambar dan mewarnai sebagai bentuk implementasi art therapy dalam manajemen stres akademik Astuti, Sang Ayu Made Chyntia Putri; Kirana, Nabila Ardhyaswari; Linardo, Lionel Timmy; Widyawati, Putu Eka; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni; Mahendra Putri, Ni Komang Avelia
Jurnal Psikologi Udayana Vol 9 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JPU.2022.v09.i02.p07

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan Art Therapy dalam mengelola stres akademik pada Siswa Sekolah Menengah Pertama di SMPK 1 Harapan Denpasar. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah “Terapi Seni efektif untuk mengurangi dan mengelola tingkat Stres Akademik Siswa Sekolah Menengah”. Subjek penelitian ini adalah 69 siswa SMPK 1 Harapan Denpasar. Seluruh siswa kelas 9 SMPK 1 Harapan diberikan pre-test untuk mengukur tingkat stres akademik siswa. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post-test. Sebanyak 69 siswa kelas 9 di SMPK 1 Harapan terpilih untuk mengikuti pelatihan terapi seni. Post-test dilakukan setelah siswa diberikan pelatihan terapi seni. Diungkapkan bahwa tingkat stres siswa yang diberikan terapi seni mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukan bahwa 46 dari 69 peserta (66,66%) mengalami penurunan skor stres akademik. Dari peserta yang mengalami penurunan skor stres akademik tersebut, sebanyak 58.7% peserta mengalami penurunan kategori stres akademik yaitu dari kategori sedang menjadi kategori rendah dan sangat rendah.
PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA PENDENGAR MUSIK HARDCORE DENGAN PENDENGAR MUSIK KLASIK Dharmasasmitha, Virgina; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.149 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2017.v04.i01.p01

Abstract

Musik dapat menjadikan seseorang berintraksi dengan orang lain, dan juga bisa mempengaruhi suasana hati seseorang  (Schwartz & Fouts, 2003). Kecerdasan emosi dapat distimulasi oleh musik. Para ilmuwan sering membicarakan bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu korteks (kadang-kadang disebut neokorteks) sebagai bagian yang berbeda dari bagian otak yang mengurangi emosi yaitu sistem limbik, padahal keduanya mempunyai hubungan. Interaksi yang disebabkan rangsangan bunyi musik dapat menentukan kecerdasan emosi. Musik hardcore yang termasuk dalam musik keras dan musik klasik yang termasuk dalam musik lembut merupakan jenis musik yang berbeda. Irama musik yang berbeda akan menyebabkan kondisi emosi yang berbeda pula. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif komparasi. Subjek penelitian ini adalah remaja akhir yang mendengarkan musik hardcore dan musik klasik di Bali sebanyak 100 orang dengan kriteria sering mendengarkan musik, berusia antara 18-21. Metode pengambilan sampelnya dengan metode Simple Random Sampling. Metode pengambilan datanya dengan Skala Kecerdasan Emosi dengan reliabilitas 0,939. Normalitas variabel kecerdasan emosi sebesar 0,925 dan homogenitas variabel kecerdasan emosi adalah 0,204. Metode analisis datanya dengan teknik independent sample t test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kecerdasan emosi antara pendengar musik hardcore dengan pendengar musik klasik dengan nilai t -0,020 dan nilai signifikansi 0.984. Artinya tidak ada perbedaan kecerdasan emosi antara pendengar musik hardcore dengan pendengar musik klasik.   Kata kunci : Kecerdasan Emosi , Pendengar Musik, Hardcore, Klasik 
Hubungan Antara Trust dengan Konflik Interpersonal Pada Dewasa Awal yang Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh Winayanti, Ratna Devy; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.395 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2016.v03.i01.p02

Abstract

Long-distance relationship has now become a social trend among the community because of the increase in educational attainment of men and women. Trust is a prerequisite of success in a long-distance relationship, and it is important to minimize conflict. This study aims to determine the correlation between trust and interpersonal conflict among early adulthood initial long-distance relationship.Subjects in this study were 100 student of Udayana University. Measuring instruments used are the trust scale (34 items; rxx` = 0.913) and interpersonal conflict scale (33 items; rxx` = 0.878). Data were processed using Pearson Product Moment analysis and simple linear regression. Statistical analysis show, there is significant correlation between trust and interpersonal conflict, with a negative direction (r = -0.325 ; p = 0.001). The coefficient of determination obtained for 0.106 which means that 10.6% of trust variable can explaine variance that occurs in conflict interpersonal variable.Keywords: trust, interpersonal conflict, long-distance relationship, early adulthood
Proses Penerimaan Diri Pada Remaja Tunadaksa Berprestasi Yang Bersekolah Di Sekolah Umum Dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Indra, A.A.Istri Pritha Anindita; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 2 No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.498 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2015.v02.i02.p11

Abstract

Quadriplegic is a term that is used as the identification of individual who have difficulty in optimizing the function of the body. Various obstacles faced by raising various negative reactions from the quadriplegic. Types of schools chosen by the individual quadriplegic as a means to get an education can bring out difference in environmental conditions encountered, which will certainly affect the learning performance of the individual. Outside of the phenomenon, uniquely, researcher found that there were cases of quadriplegic who attended public school and extraordinary school, which are able to accept the condition of themselves to be able to achieve the achievement in adolescence. Self-acceptance is an individual consciousness to accept the conditions of self as it is, which self-acceptance is one of the individual development task that are in the age range in adolescence. Based on this thing, the researcher is interested to find out about the process of self-acceptance on meritorious quadriplegic adolescent. This study used a qualitative research method with case study research design. Respondents in this study can be divided into two categories based on gender that is male and female, which in each category used each number one respondent. The result of this study indicates that there are three phases passed by quadriplegic adolescents in the process of self-acceptance, which is the initial phase, conflict phase, and the receiving phase. There are some differences in the dynamics at each phase that passed between male and female quadriplegic adolescents.   Keywords: self-acceptance process, quadriplegic adolescent, meritorious, public school, extraordinary school.
Hubungan Konsep Diri Akademik dengan Motivasi Berprestasi pada Remaja Awal yang Tinggal di Panti Asuhan di Denpasar Prabadewi, Komang Diah Laxmy; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 1 No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.493 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2014.v01.i02.p05

Abstract

Early adolescence is a period for self-concept formation. The self concept is a set of beliefs and feelings of the individual about their own, including physical characteristics, social, emotional, aspiration and achievement (Hurlock, 1999). Concerned with the need of achievement, adolescents need to develop their self-concept specially their academic self-concept as a particular provision in order to face a competition in the work world later. The self concept is not an innate factor, but it is learned and shaped by individual experience in dealing with others. That is equal with the academic self-concept. When a person living in a different situation with the general one, such as live in an orphanage, it can affect early adolescents in shaping their self-concept, at last it can affect their desire to achieve their achievement. According to these conditions, the researchers wanted to see whether there are relationships between academic self-concept and achievement motivation in early adolescents who lives in an orphanage. This study uses quantitative research methods which is correlation analysis method using product moment that involving 120 early adolescents orphanages as subjects that obtained by using sample taking technique simple random sampling . The result found in this research, there is a positive and significant relationship between academic self-concept and achievement motivation in early adolescents who lives in orphanages in Denpasar, which is indicated by the correlation coefficient (r) between the variables of self-concept and achievement motivation is 0.588 with p value 0.000 (p< 0.05), which means that the variable of academic self-concept and achievement motivation variables correlated significantly and positively and both of those are at moderate intensity Keywords: self concept, academic self-concept, achievement motivation, orphanages, early adolescents
Peran problem focused coping dan emotional focused coping terhadap. kepuasan pernikahan pada istri yang mengalami infertilitas Prajogo, Coresy Aquindo Tedjo; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.965 KB)

Abstract

Kepuasan pernikahan merupakan hal penting yang diperlukan dalam sebuah rumah tangga terutama bagi istri yang mengalami infertilitas. Salah satu faktor yang memengaruhi kepuasan pernikahan adalah problem focused coping dan emotional focused coping. Problem focused coping adalah strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan, emotional focused coping adalah strategi untuk meredakan emosi individu yang menimbulkan pengaruh negatif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui peran koping stres terhadap kepuasan pernikahan terhadap istri yang mengalami infertilitas. Subjek penelitian ini terdiri dari 60 istri yang mengalami infertilitas dengan teknik purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala problem focused coping dengan reliabilitas 0,758, emotional focused coping dengan reliabilitas sebanyak 0,837 dan skala kepuasan pernikahan dengan reliabilitas sebesar 0,908. Hasil uji regresi berganda menunjukkan nilai R=0,485 dan adjusted R square sebesar 0,235. Hal tersebut menjelaskan bahwa problem focused coping dan emotional focused coping memiliki peran sebesar 23,5% terhadap kepuasan pernikahan sehingga disimpulkan bahwa problem focused coping dan emotional focused coping berperan terhadap kepuasan pernikahan pada istri yang mengalami infertilitas.
Peran Self-Compassion terhadap Psychological Well-Being Pengajar Muda di Indonesia Mengajar Renggani, Atikah Fairuz; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.901 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2018.v05.i02.p13

Abstract

Psychological well-being merupakan aspek penting yang perlu dimiliki pengajar muda selama bertugas di daerah pedalaman Indonesia. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi psychological well-being adalah self compassion. Self compassion merupakan kemampuan individu untuk memberikan perhatian dan kepedulian terhadap diri sendiri ketika mengalami tantangan, masalah, dan kesulitan dalam hidup serta mampu melihat hal tersebut sebagai bagian dari pengalaman hidup manusia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui peran self compassion terhadap psychological well-being pengajar muda di Indonesia Mengajar. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 60 orang pengajar muda yang sedang bertugas di daerah pedalaman dengan menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala self compassion dengan reliabilitas sebesar 0,943 dan skala psychological well-being dengan reliabilitas sebesar 0,915. Hasil uji regresi linier sederhana menunjukan R= 0,792 dan adjusted R square sebesar 0,628. Hal tersebut menjelaskan bahwa self compassion memiliki peran sebesar 62,80% terhadap psychological well-being. Koefisien beta terstandarisasi self compassion sebesar 0,792 dan signifikansi 0,000 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa self compassion berperan terhadap psychological well-being pengajar muda di Indonesia Mengajar. Kata Kunci: Self-compassion, Psychological well-being, Pengajar Muda, Indonesia Mengajar
Hubungan antara kecemasan akademik dan sleep paralysis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun pertama Permata, Karla Amanda; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 01 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.161 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i01.p01

Abstract

Sleep paralysis adalah gangguan tidur dimana individu memiliki kesadaran saat tidur tetapi tidak mampu bergerak dan berbicara dalam beberapa detik atau menit bahkan sulit bernapas serta merasakan sesak di dada. Sleep paralysis dapat dialami paling tidak satu kali dalam hidup manusia. Usia rata-rata individu pertama kali mengalami ganguan tidur ini adalah 14-18 tahun. Salah satu penyebab terjadinya sleep paralysis adalah kecemasan. Sedangkan bentuk kecemasan mahasiswa adalah kecemasan akademik. Kecemasan akademik adalah perasaan gelisah yang tidak menyenangkan yang mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis mahasiswa dalam situasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara kecemasan akademik terhadap terjadinya sleep paralysis. Subyek dalam penelitian ini adalah 80 mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2016/2017 tahun pertama. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling daerah. Instrumen penelitian ini adalah skala kecemasan akademik dan skala sleep paralysis. Hasil yang diperoleh dari analisis chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kecemasan akademik terhadap terjadinya sleep paralysis. Kata kunci: Sleep paralysis, Kecemasan Akademik, Mahasiswa FK Unud
CITRA TUBUH PADA REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA YANG MENEMPUH PENDIDIKAN DI SEKOLAH UMUM Prima Dewi, I Gusti Ayu Jayanthi; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 4 No 02 (2017)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.268 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2017.v04.i02.p09

Abstract

Pada saat remaja mengalami masa pubertas, remaja cenderung fokus pada bentuk tubuhnya dan memiliki keyakinan deskriptif dan evaluatif terkait dengan penampilan yang disebut dengan citra tubuh. Setiap remaja pasti menginginkan tubuh yang sempurna, namun terdapat remaja yang tidak mendapatkan tubuh sempurna karena memiliki keterbatasan fisik, seperti yang dialami oleh penyandang tunadaksa. Remaja penyandang tunadaksa akan menemukan permasalahan ketika bersekolah di sekolah umum yang akan berpengaruh terhadap citra tubuh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor yang memengaruhi citra tubuh pada remaja penyandang tunadaksa yang menempuh pendidikan di sekolah umum. Wawancara dan observasi dilakukan pada tiga orang remaja penyandang tunadaksa yang menempuh pendidikan di sekolah umum, serta kepada significant others dari masing-masing responden. Hasil yang diperoleh setelah menganalisis data dengan teknik theoretical coding dan Model Miles dan Huberman, antara lain terdapat remaja penyandang tunadaksa yang memiliki citra tubuh negatif dan ada yang memiliki citra tubuh yang lebih positif. Remaja penyandang tunadaksa dengan citra tubuh negatif mempersepsikan tubuhnya kurang ideal, berpikiran negatif, malu, menghindar dari situasi tertentu, tidak terlalu puas dengan bentuk tubuhnya, serta ingin bisa berjalan. Remaja penyandang tunadaksa dengan citra tubuh yang lebih positif memiliki pikiran yang lebih positif, percaya diri, senang berkegiatan di luar rumah, mau memulai pertemanan, dan bersyukur atas apa yang telah dimiliki, walaupun masih menginginkan tubuh yang berotot. Hal tersebut dipengaruhi oleh bagaimana perlakukan orang disekitar, keberadaan orang dengan kondisi yang sama, beryukur atau tidaknya atas kondisi yang dimiliki saat ini, kondisi tunadaksa yang dialami sejak atau setelah masa kanak-kanak, serta dukungan dari orangtua. Kata kunci: tunadaksa, sekolah umum, citra tubuh, remaja
Co-Authors Agustini, Ni Made Yanti Ary Ambarini, Tri Kurniati Anak Agung Istri Manik Warmadewi Ananda Aditya Hutapea Andari, Luh Gde Prisma Ariyanti, Ni Made Putri Astuti, Sang Ayu Made Chyntia Putri Cahyaningrat, Ni Kadek Dinda Pramesti Cokorda Istri Indraswari Pemayun, Cokorda Istri Indraswari Deviyanthi, Ni Made Ferra Sarah Dewi Puri Astiti Dewi, Claudia Putu Desiana Chyntia Dharmasasmitha, Virgina Divariani, Putu Dwijayani, Ni Komang Karmini Dwilestari, Ni Made Ayu Krisna Erlangga, I Gusti Made Surya Evitasari, Ida Ayu Gede Sri Gagahriyanto, Muhammad Anjar Hamidah Hamidah Haryati, Tuningsih Hutapea, Ananda Aditya I Gusti Ayu Diah Fridari I Gusti Ayu Wulandari I Komang Ari Mogi I Made Rustika Indra, A.A.Istri Pritha Anindita Ivana Gunawan Kirana, Nabila Ardhyaswari Komang Diah Laxmy Prabadewi L.M.K.S. Suarya Linardo, Lionel Timmy Linggasani, Made Anggita Wahyudi Luh Kadek Pande Ary Susilawati Luh Made Karisma Sukmayanti M.D. Lestari Made Kristiana Dewi Mahendra Putri, Ni Komang Avelia N.K. Ekawati Nareswari Diah Wijang Wardhani Ni Luh Indah Desira Suwandi Ni Made Ari Wilani Ni Made Sintya Noviana Utami Ni Made Widya Pratiwi Ni Made Yanthi Ary Agustini Ni Made Yanthi Ary Agustini Ni Made Yanti Ary Agustini Nur Alfian, Ilham Nyoman Adi Krisna Wibawa Paramitha, Heydi Pawitri, Ni Made Abi Permata, Karla Amanda Phaedra, Putra Prajogo, Coresy Aquindo Tedjo Prima Dewi, I Gusti Ayu Jayanthi Priskila, Donna Putu Yudi Suwetha Putu Yudi Suwetha Pratama Ratna Devy Winayanti Renggani, Atikah Fairuz Salsabila, Firnandha Sarasdewi, Putu Maha Putri Saraswati, Ni Made Diah Sari, Ni Luh Krishna Ratna Sawitri, Annisa Rachma Steffano Aditya Handoko Suprabhawanti, Ni Made Asti Supriyadi Supriyadi Supriyadi, , Suwetha, Putu Yudi Tobing, David Hizkia Tricahyani, Ida Ayu Ratih Tuningsih Haryati Tuningsih Haryati Wicaksana, Gde Bagus Andhika Widyawati, Putu Eka Wijaya, Anak Agung Ayu Rianika Wulandari, Putu Diana Yanthi, Putu Srie Wedha Yohanes Kartika Herdiyanto