Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Biosains Pascasarjana

Analisis Kadar IFN-γ dan IL-10 pada PBMC Penderita Tuberkulosis Aktif, Laten dan Orang Sehat, Setelah di Stimulasi dengan Antigen ESAT-6 Heru Setiawan; Jusak Nugraha
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 18 No. 1 (2016): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (898.066 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v18i1.2016.50-63

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Tuberkulosis paru disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yakni baksil tahan asam yang hidup secara intraseluler dan merupakan penyebab utama kematian penyakit menular. Oleh karenanya, perlu diagnosis dini untuk pencegahan. Sel Th1 sangat berperan pada sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi infeksi bakteri intraseluler. Pada tuberkulosis paru, terjadi ketidakseimbangan sistem imun host. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kadar IFN-γ dan IL-10 pada PBMC (peripheral blood mononuclear cell) penderita tuberkulosis aktif, laten dan orang sehat, setelah stimulasi dengan antigen ESAT-6. Metode Penelitian : Subjek penelitian adalah 10 TB aktif, 10 LTBI dan 10 orang sehat, yang diambil dari RS Paru Karang Tembok Surabaya. Dilakukan pengambilan darah vena kemudian diisolasi PBMCnya dan dikultur dengan ESAT-6. Kemudian supernatan diambil untuk dilakukan pemeriksaan kadar IFN-γ dan IL-10 dengan metode pemeriksaan Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA).Hasil : Kadar IFN-γ setelah di stimulasi antigen ESAT-6, pada orang sehat berkisar antara 95,84 – 135,47 pg/mL, pada TB laten 74,6 – 142,2 pg/mL dan TB aktif 72,67 – 154,21 pg/mL. Kadar  IL-10 setelah di stimulasi antigen ESAT-6, pada orang sehat berkisar antara 161,89 – 282,57 pg/mL, pada TB laten 145,28 – 218,64 pg/mL dan TB akti 232,05 – 294,07 pg/mL. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) kadar IL-10 pada ketiga kelompok.Simpulan : Terdapat perbedaan pola sekresi/ kadar IFN-γ dan IL-10 pada PBMC penderita TB aktif, TB laten dan orang sehat. Kata kunci : IFN-γ, IL-10 , TB aktif.
Perbedaan Antara Jumlah Sel T Subset Gamma-Delta di Darah Tepi pada Penderita Tuberkulosis dan Orang dengan Latent Tuberculosis Infection Ryzky Widi Atmaja; Jusak Nugraha
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 18 No. 2 (2016): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.228 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v18i2.2016.162-171

Abstract

Abstrak Latar Belakang. Imunitas memiliki peranan penting untuk melindungi host dari bacilli Mycobacterium tuberculosis (M.tb), bakteri Obligat  intraseluler  yang  menyebabkan  Tuberkulosis  (TB)  dan  latent  tuberculosis  infection  (LTBI).  Sel  T  subset  gamma-delta (T-γδ) adalah sel-sel potensial tersembunyi yang bermain peran di imunitas innate dan adaptive pada TB. Tetapi, hingga kini perananya   di   LTBI   masih   menjadi   misteri.   Bahan   dan   Metode.   Penelitian   dilakukan   dengan   melibatkan   10 penderita  TB serta 10 orang dengan LTBI. Mereka didapatkan dari Rumah Sakit Paru Surabaya melalui suatu persetujuan kelaikan etik   dari  Universitas  Airlangga.  Sampel-sampel  tersebut  akan  dihitung  jumlah  sel  T-γδ  menggunakan  F A C S C a l i b u r. Hasil.   Jumlah   sel   T-γδ   meningkat   pada   TB   (10,7%)   dan   LTBI   (15, 4%).   Jumlah   dari   kedua   kelompok   tersebut melebihi   rerata   normal   di   darah   tepi   (1% - 5%).   Kesimpulan.   Penigkatan   jumlah   sel   T-γδ   pada   TB   disebabkan melimpahnya kadar IL-12 yang dilepas oleh makrofag selama infeksi. Sementara, peningkatan jumlah sel T-γδ pada LTBI diasumsikan    karena    banyaknya    heat    shock    protein    (HSPs)    yang    dilepas    oleh    M.tb    di    bawah    kondisi    stres. ...Kata  kunci:  tuberkulosis,  latent  tuberculosis  infection,  Mycobacterium  tuberclosis,  sel  T  subset  gamma-d e l t a.
Deteksi IgM Anti Salmonella Enterica Serovar Typhi dengan Pemeriksaan Tubex TF dan Typhidot-M Ilham Ilham; Jusak Nugraha; Marijam Purwanta
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 No. 2 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1130.372 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v19i2.2017.127-142

Abstract

Abstrak Bakteri Salmonella enterica Serovar Typhi merupakan bakteri Gram-negatif yang bersifat patogen fakultatif intraseluler, masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan penyakit infeksi sistemik akut yang disebut demam tifoid. Deteksi dini antibodi anti Salmonella enterica Serovar Typhi masih merupakan tantangan dalam penegakan diagnosis laboratorium demam tifoid.Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perbedaan antara hasil deteksi kit TUBEX TF dan Typhidot-M pada pemeriksaan IgM anti Salmonella enterica Serovar Typhi pasien demam tifoid, menganalisis hubungan suhu tubuh dengan hasil pemeriksaan TUBEX TF, menganalisis hubungan suhu tubuh dengan hasil pemeriksaan Typhidot-M dan menganalisi tingkat kesesuaian hasil deteksi IgM dengan pemeriksaan TUBEX TF dengan Typhidot-M.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional, tiga puluh delapan sampel yang berasal dari pasien demam tifoid di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.Hasil penelitian ini bahwa kit TUBEX TF menujukkan hasil (65.8%) positif dan (34.2%) negatif. Sedangkan kit Kit Typhidot-M menunjukkan (60.5%) positif dan 15 (39.5%) sampel negatif. Analisis statistik menunjukkan hasil nilai kappa: 0.887>0.75, kedua kit terdapat kesesuaian dengan tingkat kesesuaian sangat baik.Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kit Typhidot-M dapat digunakan sebagai diagnosis cepat bila kit TUBEX TF tidak tersedia. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk membandingkan hasil TUBEX TF dan Typhodot-M dengan menggunakan kultur darah sebagai diagnosis gold standar untuk deteksi IgM anti Salmonella enterica Serovar Typhi. Kata Kunci: IgM, Salmonella enterica Serovar Typhi, TUBEX TF,  Typhidot-M
Nilai Diagnostik Rapid Test TbAg dan MPT64 dengan Kultur Sebagai Gold Standard Muhammad Nazarudin; Jusak Nugraha; Aryati Aryati
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 17 No. 3 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.873 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v17i3.2015.141-155

Abstract

AbstrakTuberkulosis (Tb) sampai kini masih dianggap sebagai salah satu penyakit berbahaya yang ada di muka bumi. Pada tahun 2012, diperkirakan 8,6 juta orang mengidap Tb dan 1,3 juta di antaranya meninggal dunia. Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakit Tb, dapat dideteksi dengan pengecatan BTA untuk mewarnai bagian sitoplasma dari bakteri ini. Standar terbaik dalam pemeriksaan Tb adalah kultur bakteri, namun dinilai terlalu lama dalam memberikan hasil. Beberapa produsen mengembangkan alat yang mempermudah prosedur pemeriksaan, memberikan hasil yang cepat namun tetap berkualitas, diantaranya yang beredar di Indonesia adalah TbAg Rapid Test dan MPT64 Rapid Test. Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Dilakukan terhadap 50 responden dengan 34 responden mengidap Tb paru. Data yang diuji nilai diagnostik, uji McNemar dan uji Kappa. Nilai sensitivitas, TbAg Rapid Test dengan sampel sputum 97.5% dan isolat 50%. Nilai sensitivitas MPT64 Rapid Test dengan sampel sputum 11.76% dan isolat 95%. Hasil BTA dan TbAg Rapid Test juga tidak menunjukkan perbedaan berarti sehingga dapat digunakan untuk pemeriksaan skrining dan MPT65 Rapid Test dapat gunakan untuk tes biokimia setelah kultur. Kata Kunci : Tuberkulosis, TbAg Rapid Test, MPT64 Rapid Test
Co-Authors Abdul Hafid B Agung Dwi Wahyu W Agustiningrum, Indah aminuddin, mohammad Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Anita Budiarti Anna Roosdiana Aryati Aryati Bastian Bastian Beatrix, Stephanie Besin, Valentinus Betty Agustina Tambunan Buana, Dwi Candra Budi Prasetyo Budi Utomo Budiutari, Ni Nyoman Budy, Theresia Indah Callixte, Cyuzuzo Caroline Caroline Cynthia Cynthia Cynthia Darmadi, Epriyanto T Dwi Aris Agung Nugrahaningsih Dwi Liliek Kusindarta Dwiyanti Puspitasari, Dwiyanti Eddy Mart Salim, Eddy Mart Edhi Rianto Elok Budi Retnani Foe, Kuncoro Handayani, Luh Putu Trys Monika Hans Kristian Nugraha, Hans Kristian Hartono Kahar, Hartono Hendy Wijaya Heru Setiawan Hevi Wihadmadyatami Huda Shalahudin Darusman I Made Andika Bara Kusuma Ilham Ilham Januarti, Catur Ifda julious, julious Kasiyati, Menik kurniati, nova Lisa Soegianto Lumempouw, Silvia Luminto, Dian Meiti Muljanti, Meiti Mohammad Hasan Machfoed Muhammad Hamdan Muhammad Irsan Saleh Muhammad Nazarudin Nico Jafet Ningrum, Emilna Mega Notopuro, Paulus Budiono Noviana, Rachmitasari Nugraha, Hans K Oetami, Fransisca Sri Oryza Chrisantia Pratama, Dyah Ayu Oktaviani A Prihantika S., Sabrina Pudji Lestari Purwanta, Marijam Putri, Indah Aprianti Rahadiyanto, Kemas Ya'Kub Rahajuningsih Dharma Rendy, Achmad Nur Rifa’I, Muh Husni Rusli, Musofa Ryzky Widi Atmaja Saleh, M Irsan Saputra, Angky Saputri, Agatha Efrad Senny Yesery Esar Setiawan, Lidwina Tri Kristanti Shoukat, Hamad Shoukat, Shahzad SILMI MARIYA Silvia F. Lumempouw Sinansari, Restry Siti Rahmawati Soedarsono Soedarsono Srikanth Karnati Süleyman Ergün Tanoehardjo, Francisca Srioetami Tanoehardjo, Francisca Srioetami Tanoerahardjo, Francisca Srioetami Tedja, I G.A. Wiradari Utariani, Arie UUS SAEPULOH Wahyu Dewi Tamayanti, Wahyu Dewi Winthoko, Eka Nora Vitaloka Aprilia Putri Wulandari, Dian Novita Wuryanto Hadinugroho Yetti Hernaningsih Yoes Prijatna Dachlan Yudy Tjahjono Yufita Ratnasari Wilianto Zen Hafy