Articles
            
            
            
            
            
                            
                    
                        PERAN GANDA BURUH PEREMPUAN SEKTOR INDUSTRI DALAM KELUARGA 
                    
                    RAHMAHARYATI, ARISTYA; 
WIBHAWA, BUDHI; 
NURWATI, NUNUNG                    
                     Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat  Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat 
                    
                    Publisher : Universitas Padjadjaran 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (381.079 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14290                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Keterlibatan buruh perempuan dalam sektor industri tidak sedikitnya karena diakibatkan masalah ekonomi. Dalam hal tersebut, buruh perempuan dihadapkan dengan dua tuntutan peran yaitu sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah yang keduanya menuntut kewajiban dan tanggung jawab untuk dilakukan secara bersamaan. Seringkali buruh perempuan mengalami dilema atas dua peran tersebut, perasaan bersalah kerapkali muncul ketika dihadapkan dengan situasi yang mengharuskan keberadaannya dalam keluarga. Namun disisi lain terikat oleh jam kerja yang panjang dan tidak teratur membuat buruh perempuan sulit mengatur tugas dalam keluarga. Karna sebagian besar waktu buruh perempuan dihabiskan di tempat kerja untuk mengejar target produksi pabrik industri. Hal tersebut akan menimbulkan konfik-konflik dalam diri perempuan maupun keluarga. Tak jarang diantara buruh perempuan mengalami stres, emosi serta gangguan kesehatan. Selain itu tak jarang menimbulkannya konflik dalam keluarga, mengalami perselisihan dengan anggota keluarga serta komunikasi tidak berjalan dengan baik. Akibat dari buruh perempuan tidak dapat melaksanakan peran-perannya, maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan permasalahan. Dalam kesempatan ini pekerja sosial berperan untuk membantu buruh perempuan dalam hal meningkatkan kemampuan menjalankan perannya, memperbaiki relasi buruh perempuan dengan anggota keluarganya, memperbaiki komunikasi antar anggota keluarga serta mampu mengatasi masalah yang timbul dalam keluarga. Selain itu pekerja sosial dapat mengkaji kebijakan dari pemerintah mengenai jam kerja khususnya untuk perempuan.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Hubungan Kekerasan Emosional Yang Dilakukan Oleh Orangtua Terhadap Perilaku Remaja 
                    
                    Wulandari, Vani; 
Nurwati, Nunung                    
                     Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat  Vol 5, No 2 (2018): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat 
                    
                    Publisher : Universitas Padjadjaran 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (372.309 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24198/jppm.v5i2.18364                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat dampak kekerasan emosional yang dilakukan oleh orangtuanya apakah hal tersebut dapat menganggu perilaku remaja yang mengalami kekerasan emosional tersebut. Kekerasan emosional yang dilakukan oleh orangtua baik secara sengaja maupun tidak sengaja dapat mempengaruhi perilaku remaja salah satu dampaknya adalah dapat membuat perilaku remaja menyimpang. Karena pada masa remaja cenderung memerlukan kehangatan dan keserasian dalam keluarganya serta membutuhkan dukungan emosional orangtua bila mengalami kekecewaan dalam pergaulannya. Akan tetapi, terkadang orangtua tidak begitu memahami keadaan emosional remaja yang membuat remaja tersebut tidak mendapatkan dukungan emosional yang baik. Kekerasan emosional yang dilakukan dapat berupa kekerasan emosional secara verbal maupuun fisik. Hal ini, dapat mengakibatkan terjadinya kekerasan emosional yang dilakukan oleh orangtua terhadap remaja sehingga dapat mempengaruhi perilaku remaja tersebut.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PERAN EXTENDED FAMILY PADA ANAK TKW YANG TERLANTAR DI KABUPATEN INDRAMAYU 
                    
                    Suharto, Meiliani Puji; 
Nurwati, Nunung                    
                     Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat  Vol 5, No 2 (2018): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat 
                    
                    Publisher : Universitas Padjadjaran 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (520.559 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24198/jppm.v5i2.18368                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri terus mengalami peningkatan guna meningkatkan perekonomian. Kabupaten Indramayu merupakah kabupaten pengirim TKI terbanyak di Indonesia. Saat ini para TKI tidak hanya pria saja, namun wanita pun turut berpartisipasi menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) guna meningkatkan perekonomian keluarga. Ibu yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) membawa berbagai dampak baik positif maupun negatif, tidak terkecuali bagi keluarga yang ditinggalkan. Anak yang terlantar merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan karena ibu yang bekerja di luar negeri. Peran ibu yang seharusnya digantikan oleh ayah tidak terlaksana dengan semestinya hingga anak tidak terurus dan terlantar. Dengan demikian keluarga besar turut berperan untuk mengasuh para anak TKW yang terlantar tersebut.Penelitian ini menggunakan studi literatur sebagai data sekunder. Penggunaan studi literature ini dipilih peneliti untuk mengeksplorasi dan memahami peran keluarga besar atau extended family pada anak TKW yang terlantar. Anak yang dimaksud disini adalah anak pada usia 0-12 tahun.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        MODEL PELAYANAN SOSIAL BERBASIS SISTEM SUMBER DALAM MASYARAKAT INDUSTRI KERAJINAN BORDIR 
                    
                    Mulyana, Nandang; 
Nurwati, Nunung                    
                     Share : Social Work Journal  Vol 8, No 1 (2018): Share: Social Work Journal 
                    
                    Publisher : Universitas Padjadjaran 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (354.25 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24198/share.v8i1.16024                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Sistem sumber digali dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi. Hal ini dikarenakan sistem sumber dalam masyarakat memberikan pelayanan sosial yang dibutuhkan oleh masyarakat yang bersangkutan. Sistem sumber ini berupa daya, dana, barang, jasa, peluang, jalur, maupun informasi. Semakin banyak sistem sumber yang ada dalam masyarakat maka semakin banyak pelayanan sosial yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan mengatsi permasalahan yang ada. Penggunaan pelayanan sosial yang didasarkan sistem sumber lebih mudah diakses karena ada di dalam masyarakat yang bersangkutan termasuk dalam masyarakat industri kerajinan bordir. Pelayanan sosial pada dasarnya dapat dilakukan dengan  memanfaatkan lembaga yang ada dalam masyarakat ataupun dengan memanfaatkan hubungan yang terjadi dalam masyarakat.Metode penelitian adalah dekriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari wawancara mendalam dan observasi. Sementara data sekunder didapat dari catatan tertulis, gambar, grafik, kliping Koran, rekaman, dan informasi yang berasal dari media elektronik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan sosial dalam masyarakat industri kerajinan bordir terbagi dalam tiga kategori. Pertama pelayanan sosial berdasarkan sistem sumber formal yang mentikberatkan pada organisasi khusus tempat masyarakat menjadi anggotanya. Kedua pelayanan sosial berdasarkan sistem sumber informal yang menitikberatkan pada hubungan yang terjalin dinatara anggota masyarakat. Ketiga, pelayanan sosial berdasarkan sistem sumber kemasyarakatan yang menitikberatkan pada pelayanan yang diberikan bagi semua anggota masyarakat. Selain itu juga model pelayanan sosial juga didasarkan pada cakupan dan kesinambungan serta penyelenggara pelayanan sosial.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        ASSESSMENT  KEBERFUNGSIAN SOSIAL PADA REMAJA  DENGAN LATAR BELAKANG ORANG TUA BERCERAI 
                    
                    santoso, meilanny budiarti; 
nurwati, nunung; 
hadianti, salsabila wahyu                    
                     Share : Social Work Journal  Vol 8, No 1 (2018): Share: Social Work Journal 
                    
                    Publisher : Universitas Padjadjaran 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (123.134 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24198/share.v8i1.16027                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Topik remaja selalu menarik untuk dibahas, terlebih mengenai remaja dengan latar belakang orang tua bercerai. Bukan hanya perceraian orang tua yang menjadi permasalahan dalam keluarga, melainkan keberadaan anak usia remaja dalam keluarga bercerai seringkali menjadi bermasalah, yaitu sebagai bentuk ekspresi kekecewaan anak (terlebih pada usia remaja) terhadap keadaan orang tuanya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa terjadinya perceraian pada orang tua dapat dipandang dari sisi yang positif oleh anak, yaitu dijadikan sebagai motivasi bagi anak agar terhindar dari pengalaman buruk yang telah dialami oleh orang tuanya. Keberadaan remaja dengan latar belakang orang tua bercerai yang menjadi informan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan instrument assessment keberfungsian sosial bagi remaja dengan berfokus pada poin-poin sebagai berikut: (1). Penampilan di sekolah; (2). Hubungan dengan orang tua; (3). Seksualitas remaja; dan (4). Masalah yang bisa terjadi.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        KOMUNIKASI ORGANISASI BERBASIS KEYAKINAN DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 
                    
                    Rachim, Hadiyanto Abdul; 
Nurwati, Nunung; 
Basar, Gigin Ginanjar                    
                     Share : Social Work Journal  Vol 8, No 1 (2018): Share: Social Work Journal 
                    
                    Publisher : Universitas Padjadjaran 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (156.702 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24198/share.v8i1.15912                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Isu penelitian ini seputar komunikasi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) sebagai Faith-Based Organization (FBO). Masalah utama penelitian adalah bagaimana OPZ dapat bekerjasama meningkatkan kepercayaan masyarakat dan produktivitas lembaga. Pendekatan Interpretif melalui Teori Konstruksi Sosial menjadi acuan guna melihat proses komunikasi organisasi melalui etos komunikator OPZ. Metode penelitian adalah kualitatif dengan teknik studi kasus dan informan dari OPZ tingkat Jawa Barat . Hasil penelitian menunjukan bahwa etos komunikator  sebagai source of credibility dalam komunikasi OPZ, bersumber dari Ajaran Islam, hukum positif, dan pedoman dasar OPZ dapat menciptakan nilai-nilai organisasi sebagai dasar melaksanakan kerjasama pogram pemberdayaan masyarakat. Kerjasama OPZ dalam program pemberdayaan lebih banyak ke aspek personal power dan interpersonal power dan sedikit ke aspek political power. Diperlukan  penguatan nilai-nilai keterbukaan dan saling percaya diantara OPZ, perubahan regulasi zakat, tata kelola lebih transparan, akuntabel dan berkeadilan guna meningkatkan kepercayaan, realisasi potensi zakat, dan kesejahteraan
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        DEFORESTASI DAN MIGRASI PENDUDUK KE IBU KOTA BARU KALIMANTAN TIMUR: PERAN SINERGIS PEMERINTAH DAN MASYARAKAT 
                    
                    Salsabila, Aufa Hanum; 
Nurwati, Nunung                    
                     Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 
                    
                    Publisher : Universitas Padjadjaran 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24198/jppm.v7i1.28259                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Pada 26 Agustus 2019, Presiden Republik Indonesia telah mengumumkan rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur. Indikator pemilihan kandidat ibu kota baru berdasarkan oposisi dari permasalahan yang dihadapi DKI Jakarta, yaitu situasi terlalu padat menimbulkan permasalahan macet, polusi, rentan banjir, dan masalah geografis seperti dataran yang sudah menurun serta dekat dengan zona tumbukan lempeng.Muncul tanggapan dari berbagai pihak, meski salah satu alasan pemilihan terkait rencana ibu kota baru di Kalimantan Timur karena tidak rawan bencana alam namun terdapat isu masalah lingkungan hidup yang sering terjadi yaitu, deforestasi. Rencana ini akan meningkatkan potensi deforestasi—hutan gambut sebagai vegetasi mayoritas merupakan area rawan terbakar. Kemungkinan masifnya migrasi penduduk tanpa perencanaan proteksi lingkungan melalui masyarakat itu sendiri nantinya mengakibatkan potensi deforestasi besar-besaran karena ekspansi wilayah menurunkan kuantitas hutan dan berdampak pada satwa langka yang tinggal di dalam nya.Peningkatan deforestasi besar-besaran karena potensi migrasi penduduk yang masif akan terjadi karena adanya interaksi ekonomi dengan penduduk setempat yang akan melakukan ekspansi lahan untuk pertanian, serta kegiatan berburu dan menangkap ikan yang menggunakan api sebagai salah satu keperluannya. Aktivitas ekonomi ini berada pada atau dekat dengan area hutan gambut yang memudahkan api menjalar lebih cepat dan besar, ditambah dengan isu perubahan iklim yang terjadi membuat pemadaman kebakaran hutan ini lebih sulit dapat menghentikan aktivitas ibu kota baru dalam jangka waktu yang lama serta kabut asap yang dihasilkan dapat bertahan lebih lama dan berimbas pada masalah kesehatan dan ekonomi masyarakat.Sehingga perlu peran sinergis antara pemerintah dan masyarakat, melalui perspektif disiplin kesejahteraan sosial dengan menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat (community organizing) yakni perencanaan dan kebijakan sosial di mana pemerintah perlu membuat kebijakan penghijauan kembali bersama masyarakat (community restoration policies) serta pemberdayaan masyarakat melalui locality development.Artikel ini melalui perspektif disiplin kesejahteraan sosial dengan menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat akan membahas pengaruh potensi migrasi penduduk yang masif pada peningkatan deforestasi terkait rencana pemindahan ibu kota di Kalimantan Timur.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PENGARUH PERKAWINAN DIBAWAH UMUR TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN 
                    
                    Fahrezi, Muhammad; 
Nurwati, Nunung                    
                     Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 
                    
                    Publisher : Universitas Padjadjaran 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24198/jppm.v7i1.28142                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
ABSTRACTPerkawinan merupakan sesuatu hal yang sakral dan tidak bisa dianggap biasa saja, membina keluarga dengan baik merupakah tujuan yang ingin dicapai oleh sepasang suami-istri namun dalam kenyataannya sering kali masalah mucul dan tidak bisa mencari jalan keluar yang tepat sehingga terjadi perceraian. Perkawinan di bawah umur mempunyai banyak masalah  dari ekonomi atau finansial sampai permusuhan dari keduanya. Data dari BKKBN menyebutkan bahwa umur yang tepat untuk melakukan perkawinan  sekitar umur 20-25 karena sudah siap dari sisi mental dan psikologis untuk menghadai masalah-masalah yang ada.ABSTRAK Marriage is a sacred thing and cannot be considered ordinary, fostering a good family is a goal to be achieved by a husband and wife but in reality often problems arise and can not find the right way out so that divorce occurs. Underage marriages have many economic or financial problems to the hostility of both. Data from the BKKBN state that the right age for marriage is around the age of 20-25 because they are ready mentally and psychologically to deal with problems in the household.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Pengaruh Perkawinan Muda terhadap Ketahanan Keluarga 
                    
                    APRILIANI, FARAH TRI; 
NURWATI, NUNUNG                    
                     Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 
                    
                    Publisher : Universitas Padjadjaran 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24198/jppm.v7i1.28141                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Perkawinan usia muda menjadi salah satu permasalahan yang terus terjadi di Indonesia sampai hari ini meskipun angka atau tingkat perkawinan usia muda tidak tinggi akan tetapi terus meningkat disetiap tahunnya. Sehingga, kesiapan dalam menikah masih belum matang, kondisi emosi yang belum stabil bisa mengakibatkan kepada ketahanan serta kualitas keluarga yang akan dibangun. Tentunya, perkawinan muda akan berpengaruh terhadap ketahanan keluarga, sebab ketika mereka memutuskan untuk kawin muda sudah pasti akan berhenti sekolah yang pada akhirnya menyebabkan minimnya pengetahuan yang terbatas. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan edukasi mengenai keterkaitan antara perkawinan muda dengan ketahanan keluarga, menjelaskan seperti apa pengaruh yang akan diberikan. Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kepustakaan dan menggunakan sumber data sekunder.       
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM MENGATASI KEMISKINAN KULTURAL DI INDONESIA 
                    
                    Poluakan, Marcelino Vincentius; 
Nurwati, Nunung                    
                     Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa 
                    
                    Publisher : Puslitbangkesos 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.33007/inf.v5i3.1773                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Pekerjaan sosial sejak lahirnya memiliki kaitan yang erat dengan permasalahan kemiskinan. Masalah kemiskinan yang semakin kompleks menuntut praktik pekerjaan sosial yang terus diperkaya dengan strategi penanganan kemiskinan yang efektif dan inovatif. Kemiskinan kultural sebagai salah satu bentuk kemiskinan memiliki akar pada budaya serta mindset masyarakat yang konsumtif, tidak mau bekerja keras, berpasrah, tidak merencanakan masa depan dan sebagainya. Tulisan ini akan mengkaji bagaimana strategi yang bisa digunakan dalam mengatasi kemiskinan kultural serta bagaimana peran pekerja sosial ketika berhadapan dengan individu, keluarga atau kelompok masyarakat yang memiliki faktor pembentuk kemiskinan kultural. Metode yang digunakan adalah studi literatur yang membahas pandangan pekerjaan sosial terhadap kemiskinan kultural serta penanganannya terutama oleh profesi pekerja sosial. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa Strength Perspective, Nilai Komposit Kemajuan serta Nilai Dasar Kemajuan dapat menjadi strategi awal untuk merubah budaya dan mindset masyarakat miskin secara kultural. Implementasinya di lapangan adalah dengan memanfaatkan perangkat pekerja sosial yang telah ada untuk menanamkan nilai-nilai tersebut di masyarakat, misalnya tenaga pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).