Fajar Budi Lestari
Departement Of Bioresources Technology And Veterinary, Vocational College, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Faktor Risiko Kejadian Mastitis pada Kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelompok Ternak Tirto, Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta: The Risk Factor for Mastitis in Peranakan Etawah (PE) Goat at Tirto Farmer Group, Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta Artdita, Clara Ajeng; Hidayah, Nurulia; Lestari, Fajar Budi; Budiyanto, Yohanes Wawan; Hidayatullah, Muhammad Fatan; Rahmayanti, Desyah
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 4 No. 2 (2021): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.352 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v4i2.300

Abstract

Kelompok Ternak Tirto merupakan salah satu peternakan kambing Peranakan Etawah (PE) yang cukup besar dan berada di wilayah Kulonprogo, Yogyakarta. Kambing Peranakan Etawah dikembangbiakkan untuk produksi susu. Intra Mammary Infection (IMI) atau mastitis, khususnya mastitis subklinis, merupakan salah satu penyakit yang menurunkan produksi susu kambing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berkontribusi terhadap terjadinya mastitis subklinis pada kambing PE di Kelompok Ternak Tirto tersebut. Data faktor risiko dikumpulkan menggunakan kuesioner. Metode kuesioner berupa wawancara langsung kepada 19 peternak anggota kelompok ternak ini dan observasi pada saat dilakukan kegiatan pemerahan. Faktor risiko pada kambing PE ditentukan dengan menggunakan odds ratio (OR). Faktor risiko yang berhubungan positif dengan mastitis subklinis pada kambing PE kelompok tani Tirto di Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta adalah kebersihan kandang (OR = 1,2) dan pembersihan ambing (OR = 8,6), sedangkan faktor risiko lainnya adalah asosiasi negatif.
Variasi Karakter Resistensi Antibiotik Bakteri Penyebab Mastitis Subklinis pada Kambing Peranakan Ettawa di Yogyakarta Lestari, Fajar Budi; Artdita, Clara Ajeng; Wasissa, Madarina; Hidayah, Nurulia
Jurnal Sain Veteriner Vol 43, No 1 (2025): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.52529

Abstract

Salah satu penyakit yang sering dijumpai dalam budidaya kambing Peranakan Etawa (PE) adalah mastitis. Beberapa bakteri patogen dapat menyebabkan mastitis diantaranya adalah Staphylococcus sp., E. coli, Klebsiella spp., dan Streptococcus spp. Meningkatnya kejadian penyakit menyebabkan meningkatnya penggunaan antibiotik yang berakibat pada peningkatan potensi resistensi dan residu antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi karakter fenotipik resistensi bakteri penyebab mastitis yang diisolasi dari susu kambing PE yang mengalami mastitis subklinis terhadap berbagai golongan antibiotik yang umum dipakai petugas medis veteriner di wilayah Yogyakarta. Sebanyak 8 isolat diperoleh dari peternakan rakyat di wilayah kecamatan Kokap, Kulon Progo,, sedangkan 4 isolat diperoleh dari wilayah Pakem, Sleman, Yogyakarta. Dua belas isolat tersebut terdiri dari 3 jenis bakteri yang berbeda yaitu Staphylococcus sp., Escherichia coli, dan Klebsiella sp. Berdasarkan hasil uji antibiogram diketahui bahwa terdapat perbedaan pola resistensi antibiotik antara isolat bakteri penyebab mastitis dari Kulon Progo dan Sleman. Ampicillin, penicillin G, tetracyclin, dan cefoxitin efektif digunakan untuk pengobatan mastitis di daerah Sleman, sedangkan di Kulon Progo gentamicyn, tetracyclin dan erythromycin adalah pilihan antibiotik yang efektif digunakan
Literatur Review: Analisis Risiko, Peneguhan Diagnosa dan Evaluasi pada Feline Panleukopenia Virus Maharani, Ananda Peurine Syafira; Yuliawati, Priskilla Sandi; Yenni, Latifah; Lestari, Fajar Budi
Jurnal Sain Veteriner Vol 43, No 1 (2025): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.92291

Abstract

Feline Panleukopenia Virus (FPV) merupakan penyakit infeksius yang dapat menginfeksi hewanFamili Felidae khususnya kucing. Virus ini mempunyai tingkat mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi terlebih pada kucing yang belum divaksinasi. Literatur review ini membahas tentang analisis risiko berbagai metode yang umum digunakan untuk membantu peneguhan diagnosis dan evaluasi yang dapat dilakukan pada penderita FPV. Metodeyang digunakan adalah studi literatur yaitu dengan mengumpulkan dan merangkum jurnal-jurnal dengan topik relevan yang ditelusuri dari Google Scholar, NCBI, Library Genesis, PubMed, Science Direct dan Europe PMC. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil diantaranya bahwa FPV akan menunjukkan gejala klinis yang beragam mulai dari subklinis, akut, hingga perakut. Vaksinasi merupakan faktor utama yang mempengaruhi infeksi FPV. Metode yang umum dilakukan untuk membantu peneguhan diagnosis antara lain imunokromatografi; hematologi dan biokimia; Polymerase Chain Reaction (PCR); ELISA; dan histopatologi. Evaluasi yang dapat dilakukan untuk penderita FPV yaitu berupa upaya preventif dan suportif.
KAJIAN PUSTAKA: PREVALENSI HELMINTIASIS PADA SAPI POTONG DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA : Literature Review: Prevalence of Helminthiasis in Beef Cattle at Several Regions in Indonesia Lestari, Fajar Budi; Maulana, Husni; Anggraini, Mila Putri; Kustika, Estha Gusmalia
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2131

Abstract

Kejadian helmintiasis pada sapi potong di Indonesia masih cukup tinggi dan menjadi tantangan di subsektor peternakan. Prevalensi helmintiasis di beberapa wilayah Indonesia bervariasi. Kajian pustaka (literature review) ini bertujuan untuk mengkaji dan meninjau prevalensi helmintiasis pada sapi potong di beberapa daerah di Indonesia. Metode yang digunakan berupa metode deskriptif dalam mengidentifikasi dan menyajikan data hasil penelitian dari 6 jurnal dengan rentang waktu 2019-2024. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi helmintiasis tertinggi pada sapi potong sebesar 93,62% terjadi di Kampung Arsopura, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua dan termasuk kategori prevalensi tinggi. Prevalensi terendah berasal dari Desa Sepayung, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat yakni sebesar 21,62% dan termasuk kategori prevalensi sedang. Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi helmintiasis di Indonesia termasuk dalam kategori sedang hingga tinggi. Faktor yang menyebabkan perbedaan prevalensi helmintiasis ini diantaranya pola pemeliharaan, kondisi lingkungan kandang, geografis, dan pemberian pakan ternak. Hasil analisis jenis telur cacing yang ditemukan dalam kajian pustaka ini mayoritas berasal dari golongan nematoda. Kata kunci: Helmintiasis, prevalensi, sapi potong, telur cacing endoparasit
Isolasi dan Identifikasi Methicillin Resistant Staphylococcus aureus dan Methicillin Resistant Staphylococcus pseudintermedius pada Kasus Klinis Anjing dan Kucing di Yogyakarta Alhadz, Ghias Ghifari; Salasia, Siti Isrina Oktavia; Yosyana, Alyaa Rifqoh Putri; Wasissa, Madarina; Lestari, Fajar Budi; Widayanti, Rini
Jurnal Sain Veteriner Vol 43, No 2 (2025): Agustus
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.100240

Abstract

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) and methicillin-resistant Staphylococcus pseudintermedius (MRSP),  are known as bacterial  resistant to various antibiotics. MRSA transmission occurs between humans and direct human contact with dogs and cats. This study aimed to isolate, characterize, and analyze bacterial resistance to antibiotics phenotypically and genotypically from clinical case samples of pet animals in Yogyakarta. Bacterial isolates were identified through biochemical tests and molecular identification by species-specific 23S rRNA and nuc genes with polymerase chain reaction (PCR) and pta genes with PCR-restriction fragment length polymorphism (RFLP).  Bacterial resistance to several antibiotics was analyzed using disk diffusion Kierby-Bauer method. The occurrence of methicillin resistance were screened by oxacillin resistance screening agar base (ORSAB) and confirmed by detection of the mecA gene with PCR. Based on the phenotypic and genotypic identification showed that 11 samples were identified as S. aureus (6 isolates) and S. pseudintermedius (5 isolates). The resistance tests revealed that 36% were resistant to tetracycline, cefoxitin (27%), oxacillin and erythromycin (9%).  Screening of methicillin resistance with ORSAB indicated that all isolates were methicillin resistances (100%). Detecting the mecA gene encoding methicillin resistance showed that 81.81% of isolates were resistant to methicillin, with detail S. aureus (all 6 isolates) and S. pseudintermedius (4 isolates). Based on the antibiogram, ORSAB, and mecA gene detection, it could be confirmed that three isolates were MRSP, and six isolates were MRSA. The results of this study indicate the high occurrence of methicillin-resistant strains in pets that have the potential zoonotic spread to other animals and humans.
Komparasi Metode coa Polymorphism dan coa Typing pada Bakteri Staphylococcus aureus yang Diisolasi dari Sumber Berbeda Aziz, Fatkhanuddin; Fitriana, Fauziah; Setyorini, Dian Ritma; Prihanani, Nur Ika; Putri, Shafira Amalia; Maulina, Tifa Restyka; Dewi, Vira Kartika; Andityas, Morsid; Lestari, Fajar Budi; Hidayah, Nurulia; Ummami, Risa; Fauzi, Achmad
Jurnal Sain Veteriner Vol 42, No 1 (2024): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.89815

Abstract

Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan golongan bakteri koagulase positif yang menyebabkan berbagai macam penyakit klinis pada manusia dan hewan. Determinasi pola gen coa merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam lingkup studi epidemiologi S. aureus. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan metode coa polymorphism dan coa typing pada isolat S. aureus yang diisolasi dari sumber berbeda. Tujuh belas koleksi isolat S. aureus asal susu pasteurisasi, susu mastitis kambing peranakan etawa, dan daging ayam segar ditumbuhkan dari stok gliserol -80oC, kemudian dilakukan ekstraksi DNA dan amplifikasi gen penyandi koagulase (coa) dengan teknik PCR menggunakan primer untuk coa polymorphism dan coa typing. Diketahui, level diskriminasi coa typing lebih variatif dibandingkan dengan coa polymorphism pada 17 isolat yang diuji. Metode coa typing menunjukkan 7 tipe berbeda, sedangkan coa polymorphism hanya 3. Empat dari 17 isolat tidak dapat ditentukan  coa typing, menunjukkan potensi pengembangan tipe baru coa typing untuk isolat-isolat asal Indonesia, untuk kepentingan studi epidemiologi.