a. totok priyadi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Published : 49 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

CITRA WANITA DALAM NOVEL PEREMPUAN JOGJA KARYA ACHMAD MUNIF (F11408038), Niman; Priyadi, A. Totok; Syam, Christanto
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 2, No 4 (2013): April 2013
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang Citra Wanita dalam Novel Perempuan Jogja Karya Achmad Munif bertujuan untuk mendeskripsikan citra wanita dalam novel Perempuan Jogja karya Achmad Munif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Dari hasil analalis diperoleh citra fisik wanita dalam novel Perempuan Jogja Karya Achmad Munif yaitu: 1) Indri; wanita yang cantik, berusia matang. 2) Rumanti; wanita yang sangat cantik, seorang ibu dari dua anak. 3) Popi; wanita yang cantik, berusia remaja, sedangkan citra nonfisik wanita dalam novel Perempuan Jogja Karya Achmad Munif yaitu: 1) Indri; cinta kasih kepada keluarga, cerdas, berwatak keras. 2) Rumanti; cinta kasih pandai kepada suami, wanita yang sabar dan tidak egois. 3) Popi; cerdas dan enerjik, sopan dan baik hati. Kata Kunci: Citra wanita, citra fisik, citra nonfisik, novel. Abstract: Research on Women's Image of Women in Novels Jogja Achmad Munif work aims to describe the image of women in the novel work of Achmad Munif Women Jogja. The method used is descriptive method with qualitative forms of research. Analalis results obtained from the physical image of women in the novel Women Jogja work Achmad Munif namely: 1) Indri; beautiful woman, aged mature. 2) Rumanti; very beautiful woman, a mother of two children. 3) Popi; beautiful woman, aged adolescents, whereas the image of women in the novel Women nonphysical Jogja Achmad Munif work are: 1) Indri; love for family, smart, tough character. 2) Rumanti; clever love to their husbands, women who are patient and unselfish. 3) Popi; intelligent and energetic, polite and kind. Keywords: women images, physical image, nonphysical images, novel.
KAJIAN INTERTEKSTUAL PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA Oktaviany, Hariya; Priyadi, A. Totok; Seli, Sesilia
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 7 (2014): Juli 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This research was aimed to describe intertextual in the novel of Sang Pemimpi by Andrea Hirata and Sepatu Dahlan by Khrisna Pabichara.This research used descriptive qualitative approach in the form of structural. The results of the data analysis is that theme has similarity theme in addition of education, family, and friendship. Figure and characterization in the novels has less different, the figures describe work hard figure to reach out they dream. Whereas, the plot of the novels has different, that is novel Sang Pemimpi has a flash-back plot and Sepatu Dahlan has progressive plot. The background of the story is different, too. Andrea Hirata takes Belitong Island as the background of his novel, whereas Khrisna Pabichara takes Java Island. The conclusion is novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata as hypogram and Sepatu Dahlanby Khrisna Pabichara as transformation text.   Key word: intertekstual research, hypogram, and transformation text.   Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan intertekstual pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berbentuk kualitatif dengan pendekatan struktural. Hasil analisis data adalah bahwa tema yang diangkat memiliki kesamaan yaitu tema mimpi ditambah tema pendidikan, keluarga, dan persahabatan. Tokoh dan penokohan kedua cerita ini memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh, masing-masing menggambarkan tokoh yang bekerja keras untuk mencapai mimpi mereka masing-masing.Sedangkan alur kedua cerita ini memiliki perbedaan, yaitu novel Sang Pemimpi memiliki alur maju mundur dan novel Sepatu Dahlan alur maju.Latar pada kedua cerita juga berbeda, Andrea Hirata mengambil latar Pulau Belitong sedangkan Khrisna Pabichara Pulau Jawa.kesimpulannya novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sebagai hipogram dan Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara sebagai teks transformasinya.   Kata kunci: kajian intertekstual, hipogram, teks transformasi
MANTRA BETUNGKAL: SIMBOLISME MASYARAKAT MELAYU NGABANG Melda, Dede; Priyadi, A. Totok; Amir, Amriani
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 4 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian memiliki tujuan mendeskripsikan simbol mantra Betungkal Masyarakat Melayu Ngabang. Penelitian ini difokuskan pada puisi lama yaitu mantra Betungkal yang ada pada masyarakat Melayu Ngabang. Mantra Betungkal adalah mantra yang digunakan sebagai tolak bala terhadap seseorang baik sebelum terkena musibah, maupun sestelah terkena musibah pada seseorang. Penelitian ini dilakukan di tiga dusun Desa Hilir Kantor Kecamatan Ngabang, yaitu Dusun Tebing Tinggi, Dusun Tungkul, Dusun Tanjung karena desa ini mayoritas penduduk Melayu yang masih mengggunakan tradisi Betungkal. Penggunaan metode kualitatif dan pendekatan semiotik untuk memaparkan unsur simbol terhadap mantra Betungkal. Penganalisisan tentang simbol pada mantra Betungkal masyarakat Melayu Ngabang dilihat dari data empat penutur mantra. Keseluruhan data simbol yang terdapat pada mantra Batungkal adalah 33 simbol. Simbol ini terbagi di dalam 8 simbol pada data informan A, 7 simbol data pada informan B, 12 simbol pada data mantra Betungkal informan C, dan 6 simbol pada data informan D. Kata Kunci: Mantra Betungkal, Simbol, Melayu Ngabang Abstract: This research aims to describe symbol elements in Betungkal spell of Ngabang Malay society. This research focuses on old poetry, i.e. Betungkal spell in Ngabang Malay society. Betungkal spell is a spell used to get rid of bad luck or to avoid it. This research was done in three villages, i.e. Tebing Tinggi Village, Tungkul Village, and Tanjung Village. Those villages are chosen because majority of people there are Malay that still perform Betungkal spell. This research use qualitative method and semiotic approach to describe symbol elements in Betungkal spell. Analysis on symbol in Betungkal spell of Ngabang Malay society was done with help of four native speakers that still perform the spell. The whole data of symbol in Betungkal spell is as many as 33 symbols. Eight symbols are obtained from source A, seven from source B, twelve from source C, and six from source D. Key Word: Betungkal spell, symbol, Ngabang Malay
KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS X MAS RAUDHATUL ULUM (F11408019), Haninah; Priyadi, A. Totok; Heryana, Nanang
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 2, No 3 (2013): Maret 2013
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

judul penelitian ini adalah kemampuan memahami unsur intrinsik cerpen siswa kelas X MAS Raudhatul Ulum. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif dan berbentuk kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAS Raudhatul Ulum. Dalam pengambilan data, penelitian ini menggunakan teknik komunikasi tidak langsung. Berdasarkan hasil analisis data kemampuan siswa memahami unsur intrinsik cerpen Robohnya Surau Kami pada siswa kelas X MAS Raudhatul Ulum disimpulkan sebagai berikut. Pertama, kemampua siswa dalam memahami aspek tema mecapai rata-rata 73,12%. Kedua, kemampuan siswa dalam memahami aspek alur mecapai rata-rata 64,34%. Ketiga, kemampuan siswa dalam memahami aspek tokok mecapai rata-rata 72,40%. Keempat, kemampua siswa dalam memahami aspek latar mecapai rata-rata 75,00%. Kelima, kemampuan siswa dalam memahami aspek amanat mencapai rata-rata 80,15%. Berdasarka hasil analisis keseluruhan maka nilai rata-rata siswa dalam memahami usur intrinsik cerpan mencapai 77,09% hal ini tergolong dalam katagori cukup. Kata kunci : kemampuan, unsur intrinsik cerpen Abstrak : students ability to understand the intrinsic elements of class X MAS Raudhatul Ulum. The study uses descriptive and quantiteve from, the population in this study were students of class X MAS Raudhatul Ulum in gathering data, this study uses indirect communication techniques. Based on the results of data analysis on the students ability to understand the intrinsic elements of story entirled Robohnya Surau Kami in clssa X MAS Raudhatul Ulum district summarized as follows. First, the abilit of students to understand the aspects of the theme reached an average of 73.12%, second the ability of students to understand, aspects of the plot reached an averege of 64.34%. third the ability of students to understand, aspects of the characters reached an averege of 72.40%. fourth the ability of students to understand of setting reached an average of 75.00%. fifth students ability to understand, aspects of the message reached an average of 80.15%. based on the overall analysis, the value of the average student in understanding the intrinsic elements of the story reached 77.09%. it is classified to the adequate category. Keywords : ability, understand the intrinsic, of the short story
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CUPLIKAN NOVEL REMAJA MELALUI MEDIA FILM PENDEK Muryati, .; ., Martono; Priyadi, A. Totok
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 4, No 2 (2015): Pebruari 2015
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan pemahaman siswa terhadap unsur intrinsik cuplikan novel remaja yang dibaca dengan menggunakan media film pendek pada siswa kelas VIIIA MTs. Al-Ihsan Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, bentuk penelitian adalah kualitatif , dan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media film pendek dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap unsur-unsur intrinsik cuplikan novel remaja siswa kelas VIIIA MTs. Al-Ihsan Pontianak. Ditemukan: a. hasil belajar siswa meningkat, hal ini terlihat pada nilai rata-rata tiap siklusnya. Siklus I nilai rata-rata kelas 64,82 dengan persentase ketuntasan 24,99%, pada siklus II meningkat menjadi 80,10 dengan persentase ketuntasan 89,28%. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 15,28 dan persentase ketuntasan 64,29%. Kata kunci: unsur  intrinsik, cuplikan novel remaja. Abstract: The purpose of this action research is to improve students understanding of the intrinsic elements of teen novels by using short film media VIIIA grade students of MTs. Al-Ihsan Pontianak. The method used is descriptive, qualitative forms of research is and what kind of research is a classroom action research (PTK) with reference to the model Kemmis and Mc. Taggart. The results showed that learning by using short film media can enhance students understanding of the intrinsic novel element teen novel excerpts VIIIA grade students of MTs. Al Ihsan Pontianak. It was found that: a. Increased student learning outcomes, it is seen in the average value of each cycle. The first cycle of the average value of the percentage of completeness class 64,82. In the second cycle increased to 80,10 with the percentage of 89,28% completeness. An increase in the average value of 15, 28 and 64,29% percentage of completeness. Keywords: intrinsic element, footage of teen novels.
MAKNA PRIYAYI DALAM NOVEL PARA PRIYAYI DAN JALAN MENIKUNG ANALISIS STRUKTURAL SEMIOTIK Aeni, Sri Nur; Effendy, Chairil; Priyadi, A. Totok
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 4, No 2 (2015): Pebruari 2015
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur dan makna priyayi dalam Novel Para Priyayi(PP) dan Jalan Menikung (JM) karya Umar Kayam. Metode yang digunakan deskriptif,  bentuk penelitian kualitatif, dan pendekatan struktural semiotik. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi melalui pembacaan model semiotik, yaitu pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik atau retroaktif. Data penelitian dicek keabsahannya dengan pembacaan novel secara teliti dan berulang-ulang, hingga dapat ditentukan fungsi dan keterkaitannya dalam membentuk kesatuan  makna  teks secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur novel PP dan JM terdiri dari dua bagian, yaitu  struktur  formal dan struktur naratif. Struktur naratif kedua novel tersusun tidak secara linier. Makna priyayi mengalami pergeseran, yaitu: di dalam novel PP, istilah priyayi mula-mula dimaknai sebagai berubahnya kedudukan sosial secara vertikal yang diakibatkan berhasil menyelesaikan sekolah dan menjadi pegawai pemerintah kolonial Belanda pada masa itu, yang disebut dengan gupermen. Para priyayi menjalankan nilai-nilai kepriyayian secara teguh sebagai  pedoman hidup sehari-hari. Di dalam novel JM, makna priyayi menjadi tidak jelas. Terjadi penerimaan unsur modern seiring dengan pertumbuhan kebudayaan. Nilai-nilai kepriyayian sebagian masih dipertahankan, namun mulai kehilangan ”jiwa”. Kata kunci: struktur formal, struktur naratif, semiotik, makna priyayi   Abstract: This study aims to describe the structure and meaning of priyayi in the Novel Para Priyayi (PP) and Jalan Menikung (JM) by Umar Kayam. The method used descriptive, qualitative research forms, and structural semiotic approach. Data were collected by using the method of documentation through a semiotic reading of the model, namely the reading of heuristic and hermeneutic readings or retroactive. The research data validity is checked by reading novels carefully and repeatedly, until the determined function and its relevance in shaping the overall unity of the text's meaning. The results showed that the PP and JM novel structure consists of two parts, namely the formal structure and narrative structure. The second narrative structure of the novel is not arranged in a linear manner. Meaning priyayi shifting, namely: in the novel PP, the term priyayi initially interpreted as a change in social standing vertically caused successfully complete school and become employees of the Dutch colonial government at that time, which is called the gupermen. The priyayi running the values priyayi firmly as a guideline daily life. In the novel JM, meaning priyayi became unclear. Occurs acceptance of modern elements along with the growth of culture. The values of priyayi in part is retained, but began to lose "soul". Keywords: formal structure, narrative structure, semiotic, meaning priyayi
ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SIE PO GIOK KARYA TIO IE SOEI Sinaga, Tio Novaria; Effendy, Chairil; Priyadi, A. Totok
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 7, No 12 (2018): Desember 2018
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe analysis research of the character education values in novel Si Po Giok by Tio Ie Soei was a research that showed the values of character of the character in the novel. The character education on this research focused on the eighteen character values that were mentioned by Kemdikbud. This research also used the descriptive method and qualitative method. The resource in this research was novel Si Po Giok by Tio Ie Soei. The data from this research were a quotation of words, phrases, sentences, statements, and expressions in the novel that was related by the values of character. The analysis data were started by reading the data that have been tested for the validity, analyze descriptively to find the values of character in the novel, and made the implementations plan to the literary learning in High School. The results of the analysis showed that there were 15 values of character education in novel Sie Po Giok by Tio Ie Soei. The values of character education consist of religious, honest, tolerant, disciplined, hardworking, independent, democratic, curiosity, national spirit, respect for achievement, communicative, peace-loving, likes to read, carrying socially, and responsibility. The lesson plan of the novels learning in High School can be carried out in grade XI odd semester.Keyword: The character education, Novel
MANTRA DAYUNG DALAM UPACARA DANGE MASYARAKAT DAYAK KAYAN KECAMATAN PUTUSSIBAU UTARA Sevidra, Ongtiana; Priyadi, A. Totok; Hanye, Paternus
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 2, No 10 (2013): Oktober 2013
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research wasaimed to describe the environmentalstorytelling(mantra), rhyme, meaning, andfunction in dayung mantra. This researchused descriptivequalitativeapproachin the formof structuralismsemioticstoanalyzeeveryresearch problem.The resultsof thedata analysis dayungmantra is environmentalstorytelling(mantra) indayungmantrawhich is spokenby Dayung incertainoccasion, that is Dangeceremony, rhymeindayung mantraisbasedon the rhymeof the appropriate soundof the words or syllablesandits locationin the sentence, the meaning ofthe dayungmantra includereligiousandsocialmeaning, andits functiondayungmantra includeprojectionsystems, educationtools, forcingandcontrollingsocialnorms, andentertainment/recreation. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan lingkungan penceritaan (mantra), rima, makna, dan fungsi dalam mantra dayung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berbentuk kualitatif dengan pendekatan strukturalisme semiotik untuk menganalisis setiap masalah penelitian. Hasil analisis data terhadap mantra dayung yaitu lingkungan penceritaan (mantra) dalam mantra dayung dituturkan oleh Dayung pada situasi tertentu yaitu saat upacara dange, rima dalam mantra dayung adalah rima berdasarkan persesuaian bunyi dalam kata atau suku kata dan rima berdasarkan letaknya kata dalam baris kalimat, makna dalam mantra dayung meliputi makna religius dan makna sosial, dan fungsi dalam mantra dayung meliputi sistem proyeksi, alat pendidikan anak, pemaksa dan pengendali norma sosial, dan hiburan/rekreatif. Kata kunci: mantra dayung dange
STRUKTUR DAN FUNGSI CERITA RAKYAT PAK ALUI SASTRA LISAN MASYARAKAT MELAYU SANGGAU KABUPATEN SANGGAU F11109053, Suhaimi; Priyadi, A. Totok; Sanulita, Henny
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan fungsi cerita pada cerita rakyat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu pertama: jenis alur dalam cerita berjudul Akal Pak Alui adalah alur maju. Alur dalam cerita berjudul Pak Alui Kehilangan Perahu adalah alur campuran. Kedua: tokoh cerita berjudul Akal Pak Alui meliputi tokoh utama yaitu Pak Alui; tokoh pembantu ada sembilan. Tokoh cerita berjudul Pak Alui Kehilangan Perahu meliputi tokoh utama yaitu Pak Alui; tokoh tambahan ada dua. Ketiga: latar cerita berjudul Akal Pak Alui yaitu latar tempat terbagi menjadi sebelas, latar waktu terbagi menjadi sembilan, dan latar sosial terbagi menjadi enam. Latar cerita berjudul Pak Alui Kehilangan Perahu yaitu latar tempat terbagi menjadi tiga belas, latar waktu terbagi menjadi empat, dan latar sosial terbagi menjadi dua. Keempat: tema cerita berjudul Akal Pak Alui yaitu menolong sesama tanpa pamrih. Tema cerita berjudul Pak Alui Kehilangan Perahu yaitu malas tak ada gunanya. Kelima: fungsi cerita berjudul Akal Pak Alui dan Pak Alui Kehilangan Perahu yaitu fungsi hiburan dan fungsi alat pendidikan anak. Kata kunci: struktur, fungsi, sastra lisan Abstract: This study aims to determine the structure and function of the folklore stories.This study used descriptive method. The results of this research are, the first is the type of groove in folklore of Akal Pak Alui is advanced groove. Meanwhile, the groove of story Pak Alui Kehilangan Perahu is mixed groove. The second is, in Akal Pak Alui folklore includes the main character is Pak Alui. Supporting characters is devided into nine. Meanwhile, in folklore of Pak ALui Kehilangan Perahu includes the main character is Mr. Alui, additional figures devided into two. The third is the background entitled Akal Pak Alui is devided into eleven are time setting is devided into nine, and the social background is devided into six. The background of folklore entitled Pak Alui Kehilangan Perahu is background place is devided into thirteen background, the background of time is devided into four background and the social background is devided into two background . the fourth is the theme of the story entitled Akal Pak Alui is helping others selflessly. The theme of the story entitled Pak Alui Kehilangan Perahu is lazy usless. The fifth is the function of stories entitled Akal Pak Alui and Pak Alui Kehilangan Perahu are as entertainment and as the education tool for children. Keywords: structure, function, oral literature
NILAI BUDAYA DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO Fitriani, Novia; Effendy, Chairil; Priyadi, A. Totok
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 2, No 12 (2013): Desember 2013
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pandangan dan sikap hidup dalam 5 CM. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, berbentuk kualitatif, dengan pendekatan struktural. Sumber data adalah novel 5 CM, sedangkan data berbentuk kata, ungkapan, kalimat, ataupun paragraf. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumenter dan alat pengumpulan data adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama. Pandangan hidup dalam 5 CM berupa kasih sayang, tanggung jawab, dan keadilan. Kasih sayang meliputi kasih sayang sesama manusia. Tanggung jawab meliputi terhadap diri sendiri dan sesama manusia. Terdapat ketidakadilan pada hubungan warga negara dengan pemerintah. Sikap hidup dalam 5 CM berupa kasih sayang, tanggung jawab, dan keadilan. Kasih sayang meliputi antara pria dengan wanita, orang tua dengan anak, juga sesama manusia. Tanggung jawab meliputi terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, dan sesama manusia. Terdapat keadilan pada hubungan manusia dengan manusia, namun terdapat juga manusia yang tidak memperoleh keadilan. Kata kunci: nilai budaya, pendekatan struktural Abstract: This research has purpose to describe the point of view and life attitude in 5 CM. The method which is used is descriptive method, in qualitative form, with structural approach. Source of data is 5 CM novel, and the data are in form of word, expression, sentence, or paragraph. Technique of collecting data used documentar technique and tool of collecting data is the researcher herself as the main instrument. Life view point in 5 CM are love, responsibility, and judgement. Love includes love between humans. Responsibility includes responsibility to ourselves and between humans. There is disjudgement to relationship between humans and government. Life attitude is 5 CM includes loves, responsibility, and judgement. Love includes love between man and woman, parent and children, and also humans. Responsibility includes responsibility to ourselves, family, and humans. There is judgement in relationship between human with human, but there is human who does not get the judgement. Key words: culture value, structural approach