Claim Missing Document
Check
Articles

IDENTIFIKASI OBYEK PISAU PADA CITRA X-RAY DI BANDARA Isturom Arif; I Ketut Eddy Purnama; Moch Hariadi
Semantik Vol 2, No 1 (2012): Prosiding Semantik 2012
Publisher : Semantik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.153 KB)

Abstract

Pemindaian barang di Bandara merupakan bagian dari usaha menjaga keamanan dan keselamatan penumpang. Proses pemindaian barang-barang bawaan penumpang selama ini masih dilakukan secara manual oleh petugas security bandara dengan mengamati monitor display mesin X-ray. Salah satu tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat barang berbahaya seperti pisau didalam tas penumpang. Penelitian ini mengimplementasikan identifikasi obyek pisau pada citraX-ray menggunakan color based segmentation untuk mengurangi kelalaian petugas dalam memeriksa barang penumpang akibat kelelahan. Proses identifikasi dilakukan dengan menghitung boundary object dan round value untuk menentukan apakah objek hasil pemindaian tersebut adalah pisau atau bukan.Kata kunci : Citra X-Ray, Color based Segmentation, Boundary Object, Round Value
KALIBRASI PARAMETER KAMERA DENGAN PROYEKSI PATERN MENGGUNAKAN PROJECTOR PADA PROSES REKONSTRUKSI 3D BERBASIS STRUCTURED LIGHT R Dimas Adityo; Eko Mulyanto Yuniarno; I Ketut Eddy Purnama; Mauridhi Hery Purnomo
Semantik Vol 2, No 1 (2012): Prosiding Semantik 2012
Publisher : Semantik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1527.417 KB)

Abstract

Sebelum melakukan proses rekonstruksi 3D, Parameter kamera dan karakteristik kamera harus diketahui dengan cara melakukan Kalibrasi, proses kalibrasi biasanya menggunakan media checker board yang diletakkan pada sebuah papan.Pada percobaan kami, Patern checker board yang dijadikan acuan ditampilkan dengan cara melakukan proyeksi patern menggunakan LCD Projector. Tujuan dari Kalibrasi ialah untuk mendapatkan parameter instrinsik dan extrinsik, Parameter intrinsik meliputi geometri internal kamera dan parameter optik seperti, focal length, koefisien distorsi lensa.Parameter ekstrinsik meliputi orientasi posisi kamera terhadap sistem koordinat dunia. Teknik dalam pengiriman patern atau pola menggunakan projector disebut dengan Structured Light.Kata Kunci: Kalibrasi, Focal Length.
Pengukuran Panjang Saluran Akar Gigi pada Citra X-Ray Gigi Menggunakan Active Shape Model Ima Kurniastuti; I Ketut Eddy Purnama; Mauridhi Hery Purnomo; Margareta Rinastiti
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2015
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract— Dalam penelitian ini dilakukan pengukuranpanjang saluran akar gigi secara otomatis untuk mendapatkanpanjang saluran akar gigi yang cepat dan akurat. Metode yangdigunakan adalah contrast stretching sebagai tahappreprocessing yang bertujuan untuk mempertajam ciri atau fiturdalam citra, active shape model yang menghasilkan daerahsaluran akar gigi dan operasi morfologi berupa thinning sertaperimeter untuk mengukur panjang saluran akar gigi. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa active shape model mampumesegmentasi saluran akar gigi sehingga dapat dilakukanpengukuran panjang saluran akar gigi. Rata-rata akurasi yangdihasilkan oleh metode ini sebesar 88,24%.Keywords—panjang saluran akar gigi; active shape model;citra x-ray gigi
Penempatan Posisi Multi Kamera Berdasarkan Gaya Sutradara Berbasis Logika Fuzzy Hartarto Junaedi; Jaya Pranata; Mochamad Hariadi; I Ketut Eddy Purnama
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol 5 No 6: Desember 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4185.037 KB) | DOI: 10.25126/jtiik.2018561117

Abstract

Teknologi komputer saat ini telah banyak digunakan dalam pengembangan animasi atau permainan komputer. Salah satu teknologi itu adalah machinima yaitu suatu sistem yang menggunakan teknologi mesin grafik 3D untuk menghasilkan produk sinematik secara real time. Dalam proses pembuatan produk sinematik itu penempatan posisi kamera sangat memegang peranan penting. Penempatan posisi kamera ini tentu harus sesuai dengan kaidah-kaidah sinematografi. Penelitian ini akan mengusulkan sebuah pendekatan agen cerdas dengan multi perilaku untuk menempatkan kamera virtual dalam lingkungan virtual secara otomatis sesuai dengan gaya seorang sutradara. Setiap kamera virtual itu akan memiliki perilaku yang berbeda berdasarkan kaidah sinematografi sehingga memiliki Point of View (POV) yang berbeda. Untuk memberikan perilaku pada kamera virtual akan digunakan pendekatan berbasis logika fuzzy dengan menggunakan metode mamdani. Jumlah variabel masukan yang digunakan sejumlah tiga dan variabel keluaran sejumlah tiga dengan membership function antara tiga sampai lima. Penelitian ini akan menggunakan simulasi permainan komputer dengan tiga kamera virtual dengan perilaku yang berbeda untuk merekam adegan yang sama dan hasilnya akan divalidasi berdasarkan hasil pengamatan dengan komunitas juru foto.  Pada akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan logika fuzzy dapat digunakan untuk memberikan sebuah perilaku atau gaya sutradara pada kamera virtual.AbstractComputer technology is has been used widely in the development of animation or computer games. One of the technologies is machinima, a system that uses reak time 3D graphics engine technology to produce cinematic products. In the process of develop a cinematic product, camera positioning is a very important component. The camera positioning must be comply with cinematography’s rule. This research will propose an intelligent multi agent behavior to positining a virtual camera in a virtual environment automatically according to the director’s style. Each virtual camera will have a different behavior based on cinematographic rules so that it has a different Point of View (POV). To assign a behavior on the virtual camera will be based on  fuzzy logic using the mamdani method. The number of input variables are three and the output variables are three with the number membership functions between three to five. This research will program  a computer game simulation with three multi behavior virtual cameras to capture some scene and the results will be validated based on observations with the photographer community. Finally it can be concluded that the fuzzy logic approach can be used to assign some behavior to a virtual camera.
CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN FITUR BENTUK MENGGUNAKAN METODE GRADIENT VECTOR FLOW SNAKE Ida Hastuti; Mochammad Hariadi; I Ketut Eddy Purnama
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 1 (2009): Computatinal
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin berkembangnya sistem penyimpanan dari berbagai informasi digital maka semakin menimbulkan masalah dalam pencarian dan pengolahannya. Teknik pencarian berbasis teks yang ada saat ini belum dapat digunakan untuk mempresentasikan isinya karena nama dari sebuah file yang berupa teks harus mengetahui kata kunci yang tepat sehingga image yang kita inginkan dapat ditampilkan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan pendekatan Content Based Image Retrieval (CBIR) yang merupakan teknik pencarian image yang berbasis content dan berhubungan dengan karakteristik dari sekumpulan image. Pada penelitian ini menggunakan karakteristik image berupa informasi fitur bentuk baik pada image query maupun image database melalui proses GVF yang terlebih dahulu melalui proses convert dan blur pada image setelah itu meminimalkan energi pada image yang diblur sehingga dapat diperhitungkan GVF field yang menangkap snake sampai lekungan image. Selanjutnya filter pada tepi yang tampak menghasilkan tepi image. Berdasarkan tepi image berupa fitur bentuk dapat dilakukan teknik pencarian yang dibandingkan satu persatu melalui proses matching antara image query dan image database. CBIR dengan menggunakan GVF snake ini dapat diinisialisasi didalam atau diluar image sehingga lebih akurat ketelitian dalam mengenal fitur bentuk sesuai dengan yang diinginkan.
KLASIFIKASI DIATOM MENGGUNAKAN SIGNATURE DAN SUPPORT VECTOR MACHINE Nofiandri Setyasmara; Stevanus Hardiristanto; I Ketut Eddy Purnama
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 1 (2012): Computation And Instrumentation
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diatom merupakan jenis alga bersel tunggal yang ukurannya sangat kecil, dalam orde mikrometer, hidup di air tawar maupun air laut. Keberadaan diatom dapat dimanfaatkan untuk memonitor kualitas air, mendeteksi adanya polusi pada air, mempelajari perubahan iklim dan lingkungan di masa lalu hingga digunakan untuk menganalisis penyebab kematian pada ilmu forensik. Pemanfaatan diatom untuk berbagai keperluan tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan mengklasifikasi jenisnya. Setiap jenis diatom dibedakan dari bentuknya sehingga proses melakukan analisis bentuk diatom adalah bagian penting dalam membangun sebuah sistem identifikasi dan klasifikasi otomatis. Penelitian ini bertujuan membangun sistem klasifikasi diatom otomatis dengan menggunakan metode Signature pada proses ekstraksi fitur bentuk diatom dan metode Support Vector Machine (SVM) pada proses klasifikasinya. Data citra diatom yang digunakan diambil langsung dari perairan di Indonesia. Kinerja klasifikasi yang didapatkan dari hasil pengujian mencapai akurasi 96% hingga 100%.
EKSTRAKSI FITUR SECARA OTOMATIS UNTUK PENGENALAN POLA GERAKAN MATA Eka Dwi Nurcahya; I Ketut Eddy Purnama; Mauridhi Hery Purnomo
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 1 (2012): Computation And Instrumentation
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mata manusia menyimpan berbagai informasi, termasuk isyarat dari gerakan mata. Mata manusia digerakkan oleh otot mata (ocular muscle) yang diatur oleh syaraf motorik. Ada beberapa jenis pergerakan mata antar lain pergerakan mata cepat atau tiba-tiba yang disebut gerakan saccadic dan fixation yaitu kontrol mata yang terfokus pada objek yang diam dapat digunakan sebagai penentu pola pergerakan mata. Pola pergerakan mata didapatkan dari perubahan titik tengah mata. Video gerakan mata dengan durasi 6 detik menghasilkan 150 frame sebanyak 72,8% berhasil mengidentifikasi area pupil sebagai titik tengah mata. Pola pergerakan mata yang didapatkan untuk dijadikan fitur adalah saccadic latency, durasi saccadic, kecepatan puncak dan tingkat kecepatan atau deviasi.
ENHANCEMENT OF 3D SURFACE RECONSTRUCTION OF UNDERWATER CORAL REEF BASE ON SIFT IMAGE MATCHING USING CONTRAST LIMITED ADAPTIVE HISTOGRAM EQUALIZATION AND OUTLIER REMOVAL Pulung Nurtantio Andono; Ricardus Anggi Pramunendar; Catur Supriyanto; Guruh Fajar Shidik; I Ketut Eddy Purnama; Mochamad Hariadi
Jurnal Ilmiah Kursor Vol 7 No 1 (2013)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ENHANCEMENT OF 3D SURFACE RECONSTRUCTION OF UNDERWATER CORAL REEF BASE ON SIFT IMAGE MATCHING USING CONTRAST LIMITED ADAPTIVE HISTOGRAM EQUALIZATION AND OUTLIER REMOVAL aPulung Nurtantio Andono, bRicardus Anggi Pramunendar, cCatur Supriyanto, dGuruh Fajar Shidik,e I Ketut Eddy Purnama, fMochamad Hariadi a,b,c,dFaculty of Computer Science, Dian Nuswantoro University Jalan Imam Bonjol, No. 207, Semarang 50131, Indonesia e,fFaculty of Industrial Technology, Dept. of Electrical Engineering, ITS, Surabaya, Indonesia Email: a pulung@research.dinus.ac.id Abstrak Penelitian ini menggambarkan peningkatan kualitas rekonstruksi 3D permukaan terumbu karang bawah laut menggunakan sistem kamera stereo. Algoritma Contrast Limited Adaptive Histogram image Equalization (CLAHE) diusulkan untuk meningkatkan kualitas citra bawah laut tersebut, karena menurunnya kualitas citra bawah laut dapat disebabkan oleh penyerapan dan hamburan sinar matahari. Dalam mengembangkan rekonstruksi 3D permukaan bawah laut, pasangan citra stereo diekstrak secara manual dari rekaman video yang diperoleh, yang kemudian dilakukan proses pencocokan citra stereo menggunakan algoritma SIFT. Kelebihan algoritma SIFT tersebut adalah tahan terhadap perubahan skala, transformasi, dan rotasi dari sepasang citra tersebut. Banyaknya matching point antar 2 citra stereo dijadikan ukuran untuk mengetahui kinerja CLAHE terhadap algoritma SIFT. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan CLAHE dan outlier removal mampu meningkatkan jumlah matching point sebesar 56%. Keberhasilan CLAHE tersebut perlu diujikan ke beberapa algoritma matching point yang lain. Perbandingan beberapa algoritma matching point yang menerapkan CLAHE dapat membuktikan bahwa CLAHE sangat cocok dalam meningkatkan kinerja algoritma matching point dan rekonstruksi permukaan 3D citra bawah laut. Kata kunci: Rekonstruksi 3D, Citra Bawah Laut, SIFT, CLAHE. Abstract This research describes an enhancement of 3D Reconstruction coral reef images using stereo camera system. Contrast Limited Adaptive Histogram image Equalization (CLAHE) algorithm was proposed to enhance the image quality in preprocessing area, since the quality of underwater images degrades by the absorption and scattering of light. To develop a 3D-representation of the seafloor, image-pairs were first extracted from the video footage manually, then corresponding points are automatically extracted from the stereo-pairs by SIFT matching algorithm, which is invariant to scale, translation, and rotation. Number of matching points is used to evaluate the performance of SIFT with and without CLAHE. As a result, the promising techniques provides better 3D reconstruction details of coral reef imagesin total, the combination of CLAHE and outlier removal performs the enhancement for 56%. For further, CLAHE need to be performed to other image matching techniques. The comparison of different image matching techniques with and without CLAHE can prove that CLAHE is appropriate as image enhancement method for image matching and 3D surface reconstruction. Key words: 3D Reconstruction, Underwater Image, SIFT, CLAHE.
DETERMINING THE ABNORMALITY OF BULL SPERM TAIL MORPHOLOGY USING SUPPORT VECTOR Stevanus Hardiristanto; I Ketut Eddy Purnama,; Adhi Dharma Wibawa; Mira Candra Kirana; Budi Santoso; Munawir .; Slamet Hartono; I Nyoman Tirta Ariana; Dian Ratnawati; Lukman Affandhy
Jurnal Ilmiah Kursor Vol 7 No 2 (2013)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DETERMINING THE ABNORMALITY OF BULL SPERM TAIL MORPHOLOGY USING SUPPORT VECTOR a Stevanus Hardiristanto, b I Ketut Eddy Purnama, cAdhi Dharma Wibawa, dMira Candra Kirana, eBudi Santoso, fMunawir, g Slamet Hartono, h I Nyoman Tirta Ariana, iDian Ratnawati, jLukman Affandhy a,b,c,d,e,fDepartment of Multimedia and Network Engineering, Faculty of Industrial Technology, Institute of Technology Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia gBalai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Bali, Ministry of Agriculture, Republik of Indonesia h Faculty of Animal Science, University of Udayana, Bali, Indonesia i,jLoka Penelitian Sapi Potong Grati, Ministry of Agriculture, Republik of Indonesia E-mail: a hardi@its.ac.id Abstrak Penilaian atas ketidaknormalan spermatozoa bisa dilakukan dari sisi motilitas maupun morfologi (kepala dan ekor). Penelitian ini mengevalusi ketidaknormalan spermatozoa dari sisi morfologi bagian ekor spermatozoa sapi. Data berupa 50 citra mikroskopis spermatozoa yang diperoleh dari Loka Penelitian Sapi Potong Grati, Pasuruan digunakan dalam penelitian ini. Prosedur yang ditetapkan terdiri atas beberapa tahap. Tahap pertama adalah melakukan segmentasi spermatozoa untuk memisahkan spermatozoa dari latar belakang dan memisahkan bagian ekor spermatozoa dari bagian yang lain. Selanjutnya dari hasil segmentasi dicari garis tengah ekor (skeleton) menggunakan metode medial axis transform. Berdasarkan garis tengah yang dihasilkan, dilakukan prosedur ekstraksi fitur menggunakan metode polynomial curve fitting. Kemudian, metode Support Vector Machine (SVM) digunakan untuk menentukan ketidaknormalan bentuk ekor spermatozoa. Untuk pembelajaran digunakan 25 data spermatozoa normal dan 10 data spermatozoa tidak normal. Testing kemudian dilakukan atas 15 data spermatozoa tersisa. Ketelitian SVM dalam menentukan ketidaknormalan bentuk ekor spermatozoa mencapai 73.33%. Dengan demikian ketidaknormalan bentuk ekor spermatozoa dapat ditentukan dengan menggunakan SVM. Kata kunci: Ekor Sperma sapi, Morphology, Polynomial Curve Fitting, SVM. Abstract Determinining the abnormality of spermatozoa can be done by inspecting its motility or morphology (head or tail). This study examined 50 data of sperm microscopic images. The semen was obtained from Loka Penelitian Sapi Potong Grati, Pasuruan. A sequence of procedure consist of several steps were then carried out. The first step was to obtain sperm tails by segmenting the sperms from its background and removing the heads and the necks parts. The skeletons of the tails were then obtained using a method of medial axis transform. The features of the tails were then extracted using polynomial curve fitting. Then, Support Vector Machine (SVM) was used as a classifier. In the training phase, 25 normal sperm and 10 abnormal sperm were utilized. Afterward, the remaining 15 data were used in the testing phase. The accuracy of SVM was 73.33%. Hence, the abnormality of spermatozoa based on the shape of sperm tail can be determined using SVM. Key words: Bull Sperm Tail, Morphology, Polynomial Curve Fitting, SVM
Penerapan Sinematografi Dalam Penempatan Posisi Kamera Dengan Menggunakan Logika Fuzzy Hartarto Junaedi; Mochamad Hariadi; I Ketut Eddy Purnama
Khazanah Informatika Vol. 4 No. 2 Desember 2018
Publisher : Department of Informatics, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/khif.v4i2.7028

Abstract

Penempatan posisi kamera secara manual membutuhkan proses dan perhitungan yang berulang-ulang untuk sebuah adegan, tentu saja hal ini akan membutuhkan banyak waktu dan biaya. Oleh karena itu dibuat sebuah sistem penempatan posisi kamera secara otomatis dalam lingkungan virtual yang sesuai dengan kaidah sinematografi. Sistem akan menangani pengaturan kamera untuk mendapat sudut, jarak dan ketinggian  yang cocok untuk setiap adegan. Penelitian ini akan menggunakan simulasi permainan komputer dengan beberapa aksi dengan dua macam gaya penempatan posisi kamera yaitu kamera statis dan kamera dinamis. Metode yang digunakan adalah logika fuzzy dengan metode mamdani. Terdapat 3 tahapan yang dilakukan yaitu tahap masukan dari pengguna berupa kombinasi penekanan tombol untuk melakukan sebuah aksi. Tahap kedua adalah sistem inferensi fuzzy yang akan mengolah input menjadi output. Tahap terakhir adalah perekaman aksi berdasarkan posisi kamera yang telah ditentukan. Selain itu dalam simulasi permainan ini akan dipasang modul event selector  untuk validasi aksi dan modul state director untuk operator transisi kamera virtual. Uji coba dilakukan dengan cara merekam 7 macam aksi dan akan divalidasi berdasarkan profiling dan responden.  Dari uji coba didapatkan nilai 3.66 untuk kamera statis dan 4.08 untuk kamera dinamis. Hal ini menunjukkan bahwa sistem yang dibangun mampu melakukan penempatan posisi kamera sesuai kaidah sinematografi.
Co-Authors Abd Rahman Adhi Dharma Wibawa Adi Sutanto Ahmad Zaini Ahsan Ahsan Ait-Souar, Iliès Alamsyah Alamsyah - Alamsyah Alamsyah Andi Kurniawan Nugroho Arham Arham, Arham Arina Qona'ah Asayanda, Fikra Agha Rabbani Bernaridho Hutabarat, Bernaridho Boedinugroho, Hanny Budi Nur Iman Budi Santoso Catur Supriyanto Chastine Fatichah Dian Ratnawati Diana Purwitasari Dinar Mutiara Kusumo Nugraheni Effendy Hadi Sutanto Eka Dwi Nurcahya Eko Mulyanto Yuniarno Eko Mulyanto Yuniarno Elly Purwantini Endang Sri Rahayu Esther Irawati Setiawan Filiazsanti, Almira Firman Arifin Gijsbertus Jacob Verkerke Gijsbertus Jacob Verkerke Guruh Fajar Shidik Gusmaniarti, Gusmaniarti Handayeni, Ketut Dewi Martha Erli Hartarto Junaedi Hermawan, Norma Hernanda, Arta Kusuma Hidayat Arifin I Made Gede Sunarya Ida Hastuti Ima Kurniastuti Iman Fahruzi Ingrid Nurtanio Ismoyo Sunu Isturom Arif Jaya Pranata Joko Priambodo Juanita, Safitri Khakim Ghozali Kristian, Yosi Kurniawan, Arief Lilik Anifah Lukman Affandhy Lukman Zaman Margareta Rinastiti Masy Ari Ulinuha Mauridhi Heri Purnomo Mauridhi Heri Purnomo Mauridhi Hery Purnomo Mauridhi Hery Purnomo Mira Candra Kirana Moch Hariadi Moch Hariadi Mochamad Hariadi Mochamad Hariadi Mochamad Yusuf Alsagaff Mochammad Hariadi Muhammad Anshari Muhammad Hariadi Muhtadin Muhtadin Muhtadin Mulyanto, Eko Munawir . Munawir Munawir Munir, M Syahrul Myrtati Dyah Artaria Nazarrudin, Ahmad Ricky Nofiandri Setyasmara Nursalam . Pramunanto, Eko Priambodo, Joko Prioko, Kentani Langgalih Pulung Nurtantio Andono Putu Gde Ariastita Putu Hendra Suputra R Dimas Adityo Rachmadi, Reza Fuad Raihan, Muhammad Reza Fuad Rachmadi Ricardus Anggi Pramunendar Rifky Octavia Pradipta Rika Rokhana Rika Rokhana Rima Tri Wahyuningrum Rima Tri Wahyuningrum Robby Aldriyanto Raffly Rokhana, Rika Rumala, Dewinda Julianensi Saiful Bukhori Saiful Bukhori Sensusiati, Anggraini Dwi Setijadi, Eko Slamet Hartono Stevanus Hardiristanto Stevanus Hardiristanto Stevanus Hardiristanto, Stevanus Sugiyanto - Supeno Mardi Susiki Nugroho, Supeno Mardi Suryo, Yoedo Ageng Terawan Agus Putranto Tita Karlita Tita Karlita Tita Karlita Tomoko Hasegawa Tri Arief Sardjono Wulandari, Ariani Dwi Yosi Kristian Yulis Setiya Dewi Zaimah Permatasari Zaman, Lukman