Claim Missing Document
Check
Articles

The Effectiveness of Ultraviolet, Ozonization and Reverse Osmosis as Disinfection Method in Drinking Water Refill Stations Sri Yusnita Irda Sari; Muhamad Iqbal; Adi Imam Cahyadi; Titik Respati; Ardini Saptaningsih Raksanagara; Ridad Agoes
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.487 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v6i3.3427

Abstract

The number of drinking water refill stations (DWRS) was increased rapidly because high of mid-low urban community need to get affordable drinking water. Water treatment methods in DWRS are varying even many DWRS uses more than one disinfection method to increase the effectiveness. The quality of many DWRS productions was reported unstandardized, however not yet the study to evaluate the effects of the water treatment method used. This study aimed to compare the effectiveness of various water treatment methods in DWRS to identify which method is the most effective. The study used a cross-sectional approach conducted in 3 groups of water treatment methods, namely ultraviolet, ultraviolet + ozonization, and a combination of ultraviolet + ozonization + reverse osmosis with each group consisted of 40 DWRS. The survey was conducted in July–September 2017 in Bandung municipality by structured interview. Examination of microbiological parameters of raw and processed drinking water samples using membrane filter method. Water samples from raw water and drinking water from treatment process were taken from each DWRS to be tested for the microbiological parameter by using the membrane filter method. Comparison of the effectiveness was analyzed using the Wilcoxon rank sum test and assessment of log removal reduction. The result showed that there was significantly different in the effectiveness of coliform removal between the three groups. The improvement for controlling and training particularly for the procedure and maintenance of water treatment equipment to the owners/workers in DWRS is urgently needed as the concern of related authority. In conclusion, the water treatment method using reverse osmosis and ultraviolet is the most effective disinfection method compared to the ozonization method. The usage of more that one method of water treatment at the same time relate to the lower percentage of the effectiveness compares to the usage of only one method. EFEKTIVITAS ULTRAVIOLET, OZONISASI, DAN REVERSE OSMOSIS SEBAGAI METODE DESINFEKSI DEPOT AIR MINUM ISI ULANGPerkembangan depot air minum isi ulang (DAM) melaju dengan pesat karena masyarakat menengah ke bawah perkotaan membutuhkan air minum dengan harga yang terjangkau. Metode pengolahan air baku menjadi air minum di DAM bervariasi bahkan tidak jarang digunakan lebih dari satu metode desinfeksi untuk meningkatkan efektivitasnya. Kualitas produksi DAM banyak yang dilaporkan tidak sesuai dengan standar, namun belum terdapat penelitian yang mengevaluasi pengaruh metode pengolahan air yang digunakan. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas berbagai metode pengolahan air di DAM sehingga dapat diketahui metode apa yang paling efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada 3 kelompok metode pengolahan air, yaitu ultraviolet, ultraviolet + ozonisasi, dan kombinasi ultraviolet + ozonisasi + reverse osmosis dengan tiap-tiap kelompok terdiri atas 40 DAM. Survei dilakukan pada Juli–September 2017 di Kota Bandung dengan melakukan wawancara terstruktur. Sampel air baku dan air minum hasil olahan diambil dari setiap DAM untuk diperiksa parameter mikrobiologinya menggunakan metode filter membran. Perbandingan efektivitas dianalisis menggunakan Wilcoxon rank sum test dan penilaian log removal reduction. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan pada ketiga kelompok terutama efektivitas terhadap coliform. Perlu upaya pengawasan dan pelatihan khususnya mengenai teknis pemakaian dan pemeliharaan alat pada pemilik/pekerja DAM yang harus menjadi perhatian pemerintah dan pihak terkait. Simpulan, metode pengolahan air menggunakan reverse osmosis dan ultraviolet merupakan metode desinfeksi yang paling efektif dibanding dengan metode ozonisasi. Pemakaian lebih dari satu metode desinfeksi pada saat yang bersamaan menyebabkan persentase efektivitas menjadi lebih rendah dibanding dengan yang menggunakan hanya satu jenis metode desinfeksi.
Knowledge about Byssinosis and the Use of Face-Masks Titik Respati; Ganang Ibnusantosa; Meike Rachmawati
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1600.814 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v1i1.1510

Abstract

The development of textile industry in Indonesia can potentially increase some occupational diseases that caused by waste products. One of those waste products from textile industry is cotton dust, which can cause byssinosis. There are several ways to reduce cotton dust exposure, such as using face mask. This research aim to describe the relationship between employee’s knowledge about byssinosis with face mask utilization in spinning department of a textile factory. This research is a descriptive study with cross sectional approach. The subjects of this research are employees working on Spinning Department. Data gathered using questionnaire about byssinosis and the habit of using face mask. The result of this research shows that 52 (79%) of 66 respondents have excellent knowledge about byssinosis, meanwhile the other 14 (21%) show just enough knowledge. Almost all wear a face mask during working hour (92%). The result of chi-square method showed that the relation between employee’s knowledge about byssinosis and face mask utilization was really weak (p=0.001, contingency coefficient=0.381). The result of this research indicates that besides knowledge of byssinosis, there are other factors that can affect face mask utilization. PENGETAHUAN MENGENAI BISINOSIS DAN PEMAKAIAN MASKERPerkembangan industri tekstil di Indonesia berpotensi meningkatkan beberapa penyakit akibat kerja yang diakibatkan oleh buangan hasil industri. Salah satunya adalah debu kapas yang dapat menyebabkan bisinosis. Terdapat beberapa cara untuk mengurangi paparan terhadap debu kapas ini antara lain dengan menggunakan masker. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan antara pengetahuan pekerja mengenai bisinosis dengan penggunaan masker pada departemen spinning sebuah pabrik tekstil. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah pekerja pada sebuah pabrik tekstil di bagian spinning. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner mengenai bisinosis dan kebiasaan menggunakan masker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52 orang (79%) dari 66 responden mempunyai pengetahuan yang sangat baik mengenai bisinosis, sedangkan sisanya hanya mempunyai pengetahuan yang cukup. Hasil dari perhitungan statistik menggunakan chi-kuadrat menunjukkan kekuatan hubungan antara pengetahuan mengenai bisinosis dan penggunaan masker sangat lemah (p=0,001, contingency coefficient=0,381). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang memengaruhi penggunaan masker selain pengetahuan megnenai bisinosis. 
Kondisi Psikologi, Sosial, dan Spiritual pada Orang dengan HIV/AIDS Selama Pengobatan Antiretroviral di Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bogor Tahun 2019 Ervan Meidan Ariatama; Titik Respati; Eka Nurhayati
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5601

Abstract

Penyakit HIV/AIDS selain mengakibatkan dampak kesehatan dapat juga mengakibatkan dampak negatif terhadap psikologi, sosial, dan spiritual pada kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Antiretroviral (ARV) merupakan obat penghambat proses replikasi HIV yang merupakan solusi untuk meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup penderita. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kondisi psikologi, sosial, dan spiritual ODHA selama menjalani pengobatan ARV di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bogor periode bulan Agustus–September 2019. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diambil menggunakan kuesioner World Health Organization Quality of Life-HIV Instrument (WHOQOL-HIV Instrument) yang terdiri atas 120 pertanyaan dan terbagi menjadi 6 domain (psikologi, sosial, spiritual, fisik, lingkungan hidup, dan tingkat kebebasan). Pada penelitian ini hanya diambil 3 domain, yaitu psikologi, sosial, dan spiritual dengan jumlah pertanyaan 52 butir yang dibagikan kepada 80 responden dan dilaksanakan selama bulan Agustus sampai bulan September 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling jenis consecutive sampling berdasar atas rumus besar estimasi proporsi dengan presisi absolut. Hasil menunjukkan mayoritas kondisi psikologi, sosial, dan spiritual ODHA selama pengobatan antiretroviral di KPA Kota Bogor tahun 2019 dalam kondisi baik dengan persentase kondisi psikologi 96%, sosial 99%, dan spiritual 70%. Simpulan penelitian ini adalah kondisi psikologi, sosial, dan spiritual pada ODHA di Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bogor tahun 2019 mayoritas dalam kondisi baik, walaupun kondisi spiritual ODHA masih terdapat hasil kurang baik. PSYCHOLOGICAL, SOCIAL, AND SPIRITUAL CONDITIONS IN PEOPLE LIVING WITH HIV/AIDS DURING ANTIRETROVIRAL TREATMENT AT THE AIDS PREVENTION COMMISSION AT BOGOR CITY IN 2019Apart from having an impact on health, HIV/AIDS can also have a negative psychological, social, and spiritual impact on people living with HIV/AIDS (PLWHA). Antiretroviral (ARV) as drugs that inhibits the process of replication of HIV, which is a solution to improve the quality of life and life expectancy of patients. The purpose of this study was to describe the psychological, social, and spiritual conditions of PLWHA during ARV treatment at the AIDS Prevention Commission in Bogor City in August to September 2019. The study was a cross-sectional study. The research material consisted of primary data taken using the World Health Organization-Quality Instrument HIV questionnaire (WHOQOL-HIV Instrument) consisting of 120 questions and divided into six domains (psychological, social, spiritual, physical, environment, degree of freedom). However, in this study, only three domains studied, which are psychological, social, and spiritual, with 52 questions and then distributed to 80 respondents and carried out from August to September. The sampling technique uses non-probability sampling type consecutive sampling based on large formula of proportion estimation with absolute precision. Results showed the psychological, social, and spiritual condition of PLWHA during antiretroviral treatment at the Bogor City AIDS Commission in 2019 shows a good condition. The majority of good psychological, social, and spiritual domain experienced by 96%, 99%, and 70% of respondents, respectively. The conclusion of this research is the psychological, social, and spiritual conditions of PLWHA in the Bogor AIDS prevention commission in 2019 in the good conditions, even though there was a spiritual condition of ODHA that was still not good.
Scoping Review: Transmisi Vertikal SARS-CoV-2 pada Wanita Hamil Terkonfirmasi COVID-19 di Asia Vira Annisa Fitriyani; Djonny Djuarsa; Titik Respati
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v4i1.9424

Abstract

COVID-19 merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di seluruh dunia.  Namun demikian, pengetahuan mengenai transmisi vertikal COVID-19 belum terlalu banyak. Beberapa penelitian mengenai transmisi vertikal menghasilkan outcome yang berbeda-beda. Pemahaman mengenai transmisi vertikal sangat dibutuhkan agar peneliti dan tenaga kesehatan dapat segera menangani apabila terjadinya tingkat penyakit yang lebih parah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya transmisi vertikal dan mekanismenya. Penelitian ini merupakan scoping review dengan menggunakan enam database, yaitu Springer Link, Jama, Ovid, Proquest, Pubmed, dan Sciencedirect. Terdapat 879 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan 708 artikel yang termasuk ke dalam kriteria eksklusi. Terdapat 17 artikel dari hasil penyaringan berdasarkan PICOS. Jumlah artikel yang memenuhi kriteria kelayakan adalah tujuh artikel. Pada penelitian dengan populasi di Asia ini, transmisi vertikal dibuktikan dengan uji RT-PCR SARS-CoV-2 dari sampel neonatal, seperti cairan amnion, swab nasofaring, faring, orofaring, nasal, dan tenggorokan, serta uji serologi IgM anti SARS-CoV-2 dari darah. Simpulan penelitian ini adalah transmisi vertikal SARS-CoV-2 dapat terjadi pada wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Anak Jalanan di Tambun Selatan Kota Bekasi Atia Mansoorah; Buti Azfiani Azhali; Titik Respati; Lisa Adhia Garina; Herry Garna
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.4337

Abstract

Anak jalanan masih menjadi masalah di Indonesia khususnya Kecamatan Tambun Selatan, Kota Bekasi yang mewakili daerah kumuh dan tingkat kriminal yang tinggi. Lingkungan memengaruhi perilaku anak jalanan yang identik dengan kelalaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik anak jalanan dengan PHBS di Kecamatan Tambun Selatan, Kota Bekasi. Penelitian dilakukan dari Januari−Juli 2018. Instrumen berupa kuesioner dan wawancara tentang karakteristik, mencuci tangan, sikat gigi, buang air besar di toilet, dan merokok pada anak jalanan usia 7−18 tahun, tidak hidup nomaden, dapat membaca dan menulis, serta dapat mengikuti pendidikan dari awal hingga akhir. Metode penelitian merupakan cross sectional dengan desain penelitian analitik kategorik tidak berpasangan, uji chi square, Fisher’s Exact, Goodman dan Kruskal Tau, dan Kendall’s Tau-b. Mayoritas dari 80 orang adalah 44 perempuan, 57 orang berusia 7−12 tahun, dan 47 orang berpendidikan sekolah dasar (SD). Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik jenis kelamin dan PHBS (nilai p=0,04). Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik status pendidikan dan PHBS (nilai p=0,049). Kesimpulannya, mayoritas anak jalanan di Kecamatan Tambun Selatan tergolong tidak ber-PHBS, namun perempuan lebih ber-PHBS dibanding dengan laki-laki dan status pendidikan SD lebih ber-PHBS dibanding status pendidikan lain. CLEAN AND HEALTHY LIFE BEHAVIOR (PHBS) OF STREET CHILDREN IN TAMBUN SELATAN BEKASI CITYStreet children are still a problem in Indonesia especially Tambun Selatan Sub-district, Bekasi City that represent slum area and high criminal rate. The environment influences the behavior of street children that is identical with the neglect of clean and healthy life behavior so that this research was done to know the characteristic relationship with the clean and healthy life behavior of street children in Tambun Selatan Sub-district, Bekasi City conducted from January to July 2018. The instrument was conducted by giving questionnaires and interviews about the characteristics of street children, hand washing, toothbrush, defecate in the toilet, and smoking to street children aged 7−18 years, not living nomadic, can read and writing, and willing to take part from the beginning to the end. This study was a cross sectional research with unpaired categorical analytic analytic research design, using Chi Square, Fisher’s Exact, Goodman and Kruskal Tau, and Kendall’s Tau-b statistical test. The majority from 80 people were 44 girls, 57 people aged 7−12 years, and 47 people elementary school educated. There was a significant relationship between sex and clean and healthy life behavior (p=0.04). In addition, there was a significant relationship between the status of education and clean and healthy life behavior (p=0.049). In conclusions, the majority of street children in Tambun Selatan Sub-district are classified as not good in clean and healthy life behavior but girl is better than boy and elementary school education status is better than other education status.
Pengetahuan tentang Dampak Infeksi Gonore pada Pasien Pria dengan Gonore Nasyifa Nurul Fitriany; Raden Ganang Ibnusantosa; Titik Respati; Deis Hikmawati; Tony S. Djajakusumah
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4198

Abstract

Gonore merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Salah satu karakteristik yang memengaruhi seseorang terkena gonore antara lain  pengetahuan mengenai infeksi gonore. Gonore  memiliki komplikasi seperti epididimitis, orkitis, prostatitis, cowperitis, bahkan infertilitas. Di samping itu, gonore dapat meningkatkan angka kejadian HIV. Tujuan penelitian ini mengetahui karakteristik dan tingkat pengetahuan dampak infeksi gonore pada pasien pria dengan gonore berdasar atas karakteristik usia dan jenis pasangan di salah satu  Klinik IMS di Kota Bandung periode Maret–Mei 2018. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 60 orang dengan pengambilan sampel secara consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Pada penelitian ini didapatkan kejadian gonore terbanyak pada rentang usia 25–49 tahun (67%), wiraswasta (92%), belum menikah (77%), dan memiliki pasangan pria (53%).  Responden memiliki pengetahuan baik mengenai dampak infeksi gonore sebanyak (54%). Bila dilihat berdasar atas karakteristik usia, responden yang memiliki pengetahuan baik adalah responden pada rentang usia 25–49 tahun (74%), sedangkan karakteristik berdasar atas jenis pasangan, responden berpengetahuan baik yaitu yang memiliki pasangan pria (52%). Simpulan penelitian ini bahwa pengetahuan mengenai dampak infeksi gonore pada pasien pria dengan gonore tergolong baik.KNOWLEDGE ABOUT  THE IMPACT OF GONORRHEA INFECTION IN GONORRHEA MALE PATIENTSGonorrhea is a sexually transmitted infection caused by Neisseria gonorrhoeae. One of the characteristics that affect people is knowledge of affected by gonorrhea. Complications of gonorrhea are epididymitis, orchitis, prostatitis, cowperitis, and even infertility. Also, gonorrhea could increase the number of HIV incidence. The purpose of this study was to determine the characteristics and level of knowledge of male patients with gonorrhea based on the characteristics of age and gender of sexual partner at Klinik IMS in Kota Bandung period March–May 2018. This study used the descriptive cross-sectional method. There were 60 participants in this study, chosen using consecutive sampling technique. The data collected from questionnaires and interviews. In this study, the highest incidence found in 25 to 49 years old (67%), enterpreneur (92%), single (77%), and male partner (53%). Respondents had good knowledge about gonorrhea infection (54%). According to the results of this study, respondents who had good knowledge about the impact of gonorrhea infection were 25 to 49 years (74%), while according to gender sexual partner, well-informed respondents were men who had a male sexual partner (52%). The conclusion of this study is the patient’s knowledge about the impact of gonorrhea were good.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pilar Stop Buang Air Besar Sembarangan pada Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya Arin Nandita; Titik Respati; Fahmi Arief
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.5600

Abstract

Open defecation (OD) atau praktik buang air besar sembarangan merupakan perilaku buruk yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan sanitasi lingkungan. Faktor yang memengaruhi perilaku tersebut di antaranya faktor pengetahuan, kepemilikan jamban, dan kebiasaan masyarakat. Pemerintah membuat program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) agar tercipta perilaku hidup bersih dan sehat berbasis lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya selama Maret–September 2019. Berdasar atas monitoring data STBM 2019, Kecamatan Cikalong merupakan wilayah pertama yang berstatus ODF dengan jumlah 13 desa. Tujuan penelitian ini mengetahui hasil pencapaian program STBM pilar pertama dan mengetahui faktor yang berpengaruh pada program STBM pilar pertama di Puskemas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling, yaitu individu atau kelompok individu yang memiliki pengetahuan atau pengalaman yang berhubungan dengan program ODF. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam kepada 5 orang informan, yaitu sanitarian, 2 orang kader, kepala puskesmas, dan camat. Analisis dilakukan dengan metode tematik untuk merangkum hasil wawancara yang luas menjadi konsep dalam bentuk peta utama dan peta kecil. Hasil penelitian ini, yaitu dari 13 desa di wilayah kerja Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya, semua desa telah berstatus ODF dan faktor yang memengaruhi program STBM pilar pertama di antaranya masalah lingkungan, pelaksanaan program, dan output program. OPEN DEFECATION IN THE COMMUNITY LED TOTAL SANITATION PROGRAM AT THE CIKALONG HEALTH CENTER IN TASIKMALAYA Open defecation (OD) is a bad behavior that can cause health and environmental sanitation problems. Factors influencing this behavior include knowledge, latrine ownership, and community habits. The government created a Community-Led Total Sanitation (CTLS) program to create a clean and healthy lifestyle behavior based on the environment. This research was conducted in the working area of the Cikalong District Health Center Tasikmalaya during March–September 2019. Based on 2019 CTLS data monitoring, Cikalong District is the first area with ODF status with 13 villages. The purpose of this study was to determine the achievement of the first pillar CTLS program and determine the factors that influence the first pillar CTLS program in the Cikalong Health Center in Tasikmalaya. This study used qualitative research. Informants were selected by purposive sampling technique, namely people or groups who have knowledge or experience related to the ODF program. Data was collected using in-depth interviews with 5 informants, namely sanitarians, 2 cadres, the head of the puskesmas and the district head. Analysis was carried out with a thematic method to summarize the results of extensive interviews into concepts in the form of a main map and a small map. The results of this study are from 13 villages in the working area of Cikalong Health Center in Tasikmalaya Regency, all villages have ODF status and factors that influence the first pillar STBM program include environmental problems, program implementation and program output.
Efek Antibakteri Ekstrak Akuades Buah Kurma (Phoenix dactylifera L.) Varietas Ajwa terhadap Staphylococcus aureus Secara In Vitro Lu'lu Ulul Albab; Usep Abdullah Husin; Buti Azfiani Azhali; Titik Respati; Ratna Dewi Indi Astuti
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5769

Abstract

Penemuan antimikrob menjadi hal yang sangat penting dalam pengobatan dan kemajuan medis. Tantangan dalam pengobatan menggunakan antibiotik adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik yang digunakan. Salah satu bakteri yang mengalami resistensi adalah Staphylococcus aureus. Oleh karena itu, diteliti alternatif pengobatan dengan menggunakan tumbuhan yang berpotensi memiliki kemampuan antibakteri. Buah kurma varietas Ajwa telah diteliti memiliki beberapa senyawa aktif yang berpotensi sebagai antibakteri dan antioksidan. Kurma Ajwa juga telah disebutkan di dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek antibakteri ekstrak akuades buah kurma Ajwa dengan melihat luas zona hambat serta konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) pada Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental secara in vitro dan bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan menggunakan sumuran dan metode dilusi padat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Mikrobiologi Poltekkes Bandung. Didapatkan rerata hasil zona hambat adalah 5,87 mm yang termasuk kategori sedang, KHM pada konsentrasi 50%, dan KBM belum dapat ditemukan. Berdasar atas uji statistik, hasil penelitian uji difusi menunjukkan bahwa ekstrak akuades buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa berpengaruh menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. ANTIBACTERIAL EFFECT OF EXTRACT AQUADES AJWA DATE (PHOENIX DACTYLIFERA L.) AGAINST STAPHYLOCOCCUS AUREUS IN VITROThe discovery of antimicrobials has been significantly important for current treatments and the future developments in the medical field. One of the challenges faced in the usage of antibiotics is the resistance imposed by the bacteria towards the antibiotics itself. An example of such bacteria that experiences thisresistance is Staphylococcus aureus. As a result, studies regarding alternatives of treatments, specifically those utilizing various plants that may potentially have antibacterial properties are conducted. Previous studies have already shown that date palms of the Ajwa variety, known as Phoenix dactylifera, contains several active compounds that are potential antioxidants and exhibit antibacterial properties. The Ajwa date palm has also been mentioned in several scriptures of the Al-Quran and Al-Hadits. The objective of this study was to understand the antibacterial properties of aquadest-extracted Phoenix dactylifera through the measurement of the area of the zone of inhibition, the minimum inhibitory concentration (MIC), and the minimum bactericidal concentration (MBC) of Staphylococcus aureus. This study involves the use of an experimental method, known as in vitro, and is also a descriptive observational study with a quantitative approach. The methodology used consists of the well diffusion method and the solid dilution method. This study was conducted at Laboratorium Terpadu Mikrobiologi Poltekkes Bandung. The results of this study show an average zone of inhibition of 5.87 mm which is categorized as medium, a minimum inhibitory concentration of 50%, and a minimum bactericidal concentration that is yet to be found. Based on statistical tests, the result of the diffusion method shows that the aquadest-extracted Phoenix dactylifera is influential in inhibiting the growth of the Staphylococcus aureus bacteria.
Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Saat Menstruasi antara Siswi Pondok Pesantren dan SMP Negeri di Kabupaten Cirebon Millatul Malihah; Raden Ganang Ibnusantosa; Titik Respati; Hilmi Sulaiman Rathomi; Wawang S. Sukarya
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4328

Abstract

Sekolah berbasis agama dan boarding semakin banyak di Indonesia dan pengetahuan tentang personal hygiene terutama saat menstruasi penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan reproduksi yang dapat terjadi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi antara siswi pesantren dan sekolah negeri. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Banin Kabupaten Cirebon dan SMP Negeri 1 Talun Kabupaten Cirebon pada bulan Mei 2018. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi dari sekolah terkait yang sudah mengalami menstruasi. Responden pada penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling sebanyak 95 orang dari tiap-tiap sekolah. Analisis data dilakukan dengan software Epi Info dengan uji Fisher-exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik didapatkan pada 96% siswa SMP Negeri, sementara pada siswi Pondok pesantren sebanyak 86%. Dari hasil uji statistik didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan siswi pondok pesantren dan siswi SMP Negeri (p<0,05). Terdapat perbedaan yang bermakna mengenai tingkat pengetahuan yang baik pada siswi SMP Negeri dibanding dengan siswi pesantren. Perlu promosi/edukasi kesehatan kepada siswi pesantren agar tingkat pengetahuan mereka tentang personal hygiene saat menstruasi dapat setara dengan siswi SMP Negeri. COMPARISON OF KNOWLEDGE ABOUT MENSTRUAL HYGIENE BETWEEN  FEMALE STUDENTS IN BOARDING SCHOOL AND REGULAR JUNIOR HIGH SCHOOL IN KABUPATEN CIREBONReligious and boarding schools are becoming increasingly common in Indonesia, and knowledge of personal hygiene especially during menstruation is important to prevent reproductive health problems that may occur. The purpose of this study was to know the difference on the level of knowledge about personal hygiene during menstruation between students at private boarding school and government schools. This research is an observational analytic study with cross sectional approach. The research had been conducted at Pondok Pesantren Tarbiyatul Banin, Cirebon district and Junior High School 1 Talun, Cirebon District on May 2018. The population of this study were all female students from related schools who have had experienced of menarche. Respondents in this study were selected by purposive sampling technique 95 people from each school. Data analysis was done with Epi Info software and analyzed by Fisher-exact test. The results showed that good knowledge level was obtained in 86% of private boarding school students, while in government   school students was 96%. There was a significant difference on the level of good knowledge about personal hygiene during menstruation between government junior junior high school students compared to private boarding school students (p<0,05). It is needed to encourage  promotion of health education especially on the knowledge of personal hygiene during menstruation.
Gambaran BMI dan Tekanan Darah pada Penderita Tuberkulosis dan Non Tuberkulosis di Desa Pangalengan Maretha Puspa Nuraili; Titik Respati; Engkun Sopian Indrayana
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.6420

Abstract

Tuberkulosis masih menjadi penyakit infeksi menular yang paling berbahaya di dunia. Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia. Indonesia menempati peringkat kedua bersama Tiongkok. Tuberkulosis suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Proses terjadinya infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis biasanya terjadi secara inhalasi. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran BMI dan tekanan darah pada penderita tuberkulosis dan non tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain studi cross sectional. Data BMI dan tekanan darah pada pasien tuberkulosis dan non tuberkulosis diperoleh dari survey yang dilakukan di Desa Pangalengan sebanyak 210 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan BMI pada pasien tuberkulos yang telah menyelesaikan pengobatan serta tidak ada perubahan pada tekanan darah terhadap pasien tuberkulosis. OVERVIEW OF BMI AND BLOOD PRESSURE IN PATIENTS WITH TUBERCULOSIS AND NON TUBERCULOSIS IN PANGALENGAN VILLAGETuberculosis is still the most dangerous infectious disease in the world. Indonesia became the country with the highest number of tuberculosis cases in the world. Indonesia ranks second with China. Tuberculosis disease is a contagious disease caused by gercobacterium tuberculosis. The process of infection by Mycobacterium tuberculosis usually occurs inhaled. The transmission of this disease is largely through the inhalation of basil, which contains droplet nuclei. This research aims to determine the description of BMI and blood pressure in patients with tuberculosis and Non tuberculosis. The study uses a descriptive method with a cross sectional study design. BMI and blood pressure Data in tuberculosis and Non-tuberculosis patients was obtained from a survey conducted in Pangalengan village as many as 210 respondents with sample purposive sampling technique. The results showed that there was a BMI change in the patients who had completed the treatment and no changes in blood pressure to tuberculosis patients.
Co-Authors Abdulhadi, Abdulrazak Adi Imam Cahyadi Afrijal Muhammad Agam Mayzufli Agam Mayzufli, Agam Agly Adithya Agly Adithya, Agly Agustina Aisha Berliana Nugraha Aisyah Sufrie Aisyah Sufrie, Aisyah Alamsyah, Indra Fajar Alya Kamila Ramadhanty Ami Rachmi Andika Aulia Ramadhan Andriane, Yuke Anita Asmara Anwar Hidayat Ardini Raksanagara ardini raksanagara, ardini Ardini Raksanegara Ardini Saptaningsih Raksanagara Ariko Rahmat Putra Ariko Rahmat Putra Arin Nandita Asep Sofyan Asri Destriani Astuti, Ratna Dewi Indi Atia Mansoorah Budiman Budiman , Budiman Buti Azfiani Azhali Dartiwen Dartiwen Dede R Oktini Deis Hikmawati Dessiana Kusumahwardani Dewi Sartika Djonny Djuarsa Dwi Agustian Eka Nurhayati Enggar Hestu Enggar Hestu, Enggar Engkun Sopian Indrayana Eni Kusmiran Erika Maria Resi Ervan Meidan Ariatama Fahmi Arief Fajar A. Yulianto Fajar Awalia Yulianto Fathya Puspita Wijaya Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hani Burhanudin Heni Djuhaeni Henni Djuhaeni Henni Djuhaeni Herri S. Sastramihardja Herry Garna Hilmi Sulaiman Rathomi Ieva B. Akbar Imanuel Ruku Isnawati Isnawati Isnawati Isnawati Lelly Yuniarti Leni Yuliani Putri Lia Faridah Lina Jamilah Lisa Adhia Garina Lu&#039;lu Ulul Albab Luh Putu Ratna Sundari Mahmudah Mahmudah Maretha Puspa Nuraili Maya Tejasari Meike Rachmawati Millatul Malihah MMSI Irfan ,S. Kom Mochammad Rachmat Deriansyah Mohamad Satori Muhamad Iqbal Nada Nabila Ramadhani Nanan Sekarwana Nasyifa Nurul Fitriany Nevi Nurkomarasari Nevi Nurkomarasari, Nevi Nindrea, Ricvan Dana Nurul Romadhona Pahmi Firman Fauzi Pahmi Poernomo Prasetia, Ayu Purnomo Putri Anggraini Aswad R Kince Sakinah R. Kince Sakinah Raden Ganang Ibnusantosa Ragu Harming Kristina Ramadhani Ferrial Nugraha Ratih Tresnati Revan Muhammad Ridad Agoes Rizky Ramdhani Rizky Ramdhani, Rizky Romadhona, Nurul Rosady, Dony Septriana Roy Rillera Marzo Rudiansyah Rudiansyah Sadeli Masria Salma Nur Fauziah Setyo Dwi Widyastuti Siprianus Singga Siska Nia Irasanti Sri Yusnita Irda Sari Sunarjati Sudigdoadi Susan Fitriyana Tony S. Djajakusumah Usep Abdullah Husin Vira Annisa Fitriyani Vira Annisa Fitriyani Wanti Wanti Wanti Wanti Wawang S. Sukarya Wida Purbaningsih Widia Nurul Aidah Yani Triyani Yudi Feriandi Yuktiana Kharisma Yusrawati Yusrawati Zulfi Noor Fadia