Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Pengaruh Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik dan Ketahanan Korosi Intergranular SA-240 TP316L Adhi Setiawan; Puguh Pribadhi; Muhamad Ari
JST (Jurnal Sains Terapan) Vol 6, No 1 (2020): JST (Jurnal Sains Terapan)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jst.v6i1.803

Abstract

Intergranular corrosion is a problem that often occurs in welding stainless steel materials. Intergranular corrosion is caused by carbide precipitation which occurs at a temperature of 850oC, causing a reduction in chromium content in the Heat Affected Zone (HAZ). The intergranular corrosion process can be controlled by the heat treatment method after the welding process. This study aims to study the effect of heat treatment on mechanical properties and intergranular corrosion resistance of SA240 TP316L material. The variation of heat treatment were divided into three solution treatment (ST), quenching treatment (QC), and non-treatment (NT). Mechanical properties testing using tensile test while corrosion resistance testing using linear polarization using H2SO4 0.1 M solution. Morphology and metal composition in the HAZ area were analyzed using SEM-EDX. Tensile test results showed that welding with solution treatment had the lowest yield strength, ultimate strength, and elongation values compared to specimens of 407.55 MPa, 599.33 MPa, and 44.53%. Corrosion test results found that welding with solution treatment has the lowest corrosion rate compared to specimens with quenching treatment (QC) and non treatment (NT). Corrosion rate in each ST, QC, and NT specimens was 0.90; 1.03; and 2.35 mmpy. The results showed that the solution treatment process can improve intergranular corrosion resistance. Keywords :stainless steel , intergranular corrosion , solution treatment. ABSTRAKKorosi intergranular merupakan permasalahan yang sering terjadi pada pengelasan material baja tahan karat.Korosi intergranular disebabkan oleh presipitasi karbida yang terjadi pada suhu sekitar 850oC sehingga menyebabkan berkurangnya kandungan krom di bagian Heat Affected Zone (HAZ). Proses korosi intergranular dapat dikendalikan dengan metode heat treatment setelah proses pengelasan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh heat treatment terhadap sifat mekanik dan ketahanan korosi intergranular material SA240 TP316L.Variasi heat treatment dibagi menjadi tiga yaitu solution treatment (ST), quenching treatment (QC), dan non treatment (NT). Pengujian sifat mekanik menggunakan tensile test sedangkan pengujian ketahanan korosi menggunakan polarisasi linear menggunakan larutan H2SO4 0,1 M. Morfologi dan komposisi logam pada daerah HAZ dianalisis menggunakan SEM-EDX. Hasil tensile test menunjukkan bahwa pengelasan dengan solution treatment memiliki nilai yield strength, ultimate strength, dan elongation terendah dibandingkan dengan spesimen  yaitu 407,55MPa, 599,33MPa, dan 44,53%. Hasil uji korosi diketahui pengelasan dengan solution treatment memiliki laju korosi terendah dibandingkan dengan spesimen dengan quenching treatment (QC) dan non treatment (NT). Laju korosi pada masing-masing spesimen ST, QC, dan NT sebesar 0,90;1,03; dan 2,35 mmpy.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses solution treatment dapat memperbaiki ketahanan korosi intergranular.Kata kunci :baja tahan karat , korosi intergranular, solution treatment
Analisis Penggunaan Quicklime Sebagai Adsorben Uap Asam pada Sum Pit Water Treatment Plant PLTGU Adhi Setiawan; Hanoni; Agung Nugroho
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no2.p81-91

Abstract

Pencemaran udara yang disebabkan oleh uap HCl dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan maupun permasalahan korosi pada peralatan. Pemanfaatan quicklime sebagai adsorben menjadi alternatif yang murah dan cukup efektif dalam menurunkan emisi uap HCl. Permasalahan muncul ketika korosi sangat sering terjadi pada peralatan-peralatan di sekitar area WTP akibat adanya kandungan HCl hasil residu reaksi saat regenerasi yang terbuang dalam sump pit. HCl memiliki sifat yang mudah menguap dan sangat korosif sehingga timbul uap asam di sekitar sump pit yang menginisiasi terjadinya korosi pada peralatan-peralatan sekitar area WTP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas adsorpsi tertinggi dengan menggunakan quicklime 22% dan quicklime 52% dengan variasi ukuran partikel 100 mesh dan 200 mesh. Hasil analisa XRD menunjukkan bahwa produk reaksi yang terbentuk pada proses adsorpsi berupa CaClOH. Produk tersebut terbentuk akibat reaksi CaO dan Ca(OH)2 di dalam quicklime dengan uap HCl. Meningkatkan kemurnian quicklime dan menurunkan ukuran partikel mengarah pada meningkatnya kapsitas adsorpsi terhadap uap HCl. Hasil analisa dengan metode TGA menunjukkan bahwa quicklime B2 dengan kemurnian 52% dan ukuran 200 mesh memiliki kapasitas adsorpsi yang tertinggi diantara sampel quicklime yang lain yaitu sebesar 12,1% dari massa quicklime.
Penyisihan Fosfat dan Amonium Pada Air Limbah Menggunakan Presipitasi Struvite Dengan Penambahan Bittern Adhi Setiawan; Falenia Firdatul Jannah; Tarikh Azis Ramadani; Tanti Utami Dewi
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol 4, No 1 (2022): JPPL, Maret 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v4i1.1185

Abstract

The fertilizer industry generally produces wastewater with relatively high ammonium and phosphate content, so processing is necessary so as not to cause eutrophication effects that harm the environment. Struvite precipitation with bittern media was an alternative method to remove struvite content in wastewater. This study aimed to analyze the effect of pH and molar ratio [Mg2+] : [NH4+] : [PO43-] on the struvite precipitation process in reducing the ammonium and phosphate content in the artificial wastewater of the fertilizer industry and to characterize the struvite obtained from the precipitation process. The precipitation process was conducted in batches with various pH and molar ratios [Mg2+]: [NH4+]: [PO43-]. The variation of pH used is 8−10. The molar ratios used are 1.5 : 1.0 : 1.0 and 3.0 : 1.0 : 1.0. Struvite characterization was conducted using SEM-EDX and XRD methods. The results showed that pH and molar ratio had an effect on the efficiency of removal ammonium and phosphate using struvite precipitation. The best pH value and molar ratio that can be used to remove content of ammonium and phosphate is at pH 9 with a molar ratio of [Mg2+] : [NH4+] : [PO43-] 3.0 : 1.0 : 1.0 which results in the removal efficiency of 86.50% and 99.96% respectively. The morphology of struvite obtained from precipitation is irregular rod-shaped with an average size of 28.53 μm. XRD results have detected peaks indicating the struvite phase.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT FIBER SABUT KELAPA SAWIT DENGAN RESIN EPOKSI Adhi Setiawan
Jurnal Teknologi Terapan Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1615.573 KB) | DOI: 10.31884/jtt.v6i1.240

Abstract

The use of natural fiber as reinforcement for epoxy polymer composites is currently a concern for researchers because it is environmentally friendly so it can replace glass fiber or carbon in engineering applications. Palm fiber is a type of natural fiber that is produced by the cooking oil industry as a component of waste. The surface modification of fiber with NaOH solution is one of the factors that determines level of adhesion to the epoxy polymer matrix. This study to analyze the effect of alkali treatment on the morphology and characteristics of fiber. In addition, the effect of palm fiber composition on the mechanical properties of composites were studied. Alkali treatment on fiber was carried out using 10% wt sodium hidroxide solution. The morphology and characteristics palm fiber before and after alkali treatment were analyzed using SEM-EDX, XRD, and FTIR. Tensile tests were carried out on composites with treated fibers and without treatment with sodium hidroxide solution. The results showed that alkali treatment caused the surface morphology of the fiber to be finer due to the loss of lignin and hemicellulose components. Alkali treatment fiber can increase the tensile strenght. Composites with fiber and resin composition of 4%: 96% wt that have undergone alkali treatment have a maximum tensile strength of 21.60 MPa.
Sintesis dan Karakterisasi Kitosan Mikropartikel dengan Modifikasi Gelasi Ionik Adhi Setiawan; Dika R. Widiana; Priyambodo N. A. Nugroho
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 17, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.10367

Abstract

Kitosan adalah polimer alam penting yang mampu mengadsorbsi kandungan logam berat pada air limbah. Sebagai bahan adsorben logam berat, kitosan memiliki beberapa keterbatasan diantaranyasifat mekanik yang relatif rendah serta kelarutannya dipengaruhi oleh pH larutan. Untuk memperbaiki sifat tersebut maka dilakukan modifikasi kitosan dengan menggunakan natrium-tripolifosfat sebagaibahan cross-linking. Pada penelitian ini bertujuan mensinthesis serta mengkarakterisasi mikropartikel kitosan yang dimodifikasi dengan gugus tripolifosfat pada konsentrasi kitosan terlarut yaitu 0,5 mg/ldan 3 mg/l. Modifikasi kitosan dilakukan dengan menggunakan metode ionic gelation dengan natrium tripolifosfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ionic gelation dapat memperkecil kitosanhingga berukuran mikrometer. Hasil SEM menunjukkan kitosan yang disintesis pada konsentrasi rendah memiliki tingkat aglomerasi yang lebih rendah. Analisis TGA pada kedua sample tersebut menunjukkanbahwa kitosan yang telah di cross-linking dengan gugus fosfat memiliki kestabilan termal yang cukup baik hingga temperature 800 oC. Analisa FT-IR pada kedua sample menunjukkan karakteristik yang hampir sama terutama pada panjang gelombang dimana peak terlihat secara signifikan.Kitosan adalah polimer alam penting yang mampu mengadsorbsi kandungan logam berat pada airlimbah. Sebagai bahan adsorben logam berat, kitosan memiliki beberapa keterbatasan diantaranyasifat mekanik yang relatif rendah serta kelarutannya dipengaruhi oleh pH larutan. Untuk memperbaikisifat tersebut maka dilakukan modifikasi kitosan dengan menggunakan natrium-tripolifosfat sebagaibahan cross-linking. Pada penelitian ini bertujuan mensinthesis serta mengkarakterisasi mikropartikelkitosan yang dimodifikasi dengan gugus tripolifosfat pada konsentrasi kitosan terlarut yaitu 0,5 mg/ldan 3 mg/l. Modifikasi kitosan dilakukan dengan menggunakan metode ionic gelation dengan natriumtripolifosfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ionic gelation dapat memperkecil kitosanhingga berukuran mikrometer. Hasil SEM menunjukkan kitosan yang disintesis pada konsentrasi rendahmemiliki tingkat aglomerasi yang lebih rendah. Analisis TGA pada kedua sample tersebut menunjukkanbahwa kitosan yang telah di cross-linking dengan gugus fosfat memiliki kestabilan termal yang cukupbaik hingga temperature 800 oC. Analisa FT-IR pada kedua sample menunjukkan karakteristik yanghampir sama terutama pada panjang gelombang dimana peak terlihat secara signifikan.
Pelatihan Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah Sebagai Sarana Peduli Lingkungan Perairan dan Implementasi Konsep Ekonomi Sirkular Warga Bumi Suko Indah Luqman Cahyono; Mirna Apriani; Agung Prasetyo Utomo; Anggara Trisna Nugraha; Adhi Setiawan; Achmad Fatoni; Vira Fadilah Qurani; Ananda Augista Firtsanti; Rizki Medy Prasetyo; Inayatul Wulandari
DHARMA RAFLESIA Vol 20, No 1 (2022): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v20i1.19271

Abstract

Minyak jelantah berpotensi menjadi bahan dasar untuk dijadikan benda yang bermanfaat dan bernilai ekonomi seperti lilin aromaterapi. Berdasarkan wawancara dengan ibu-ibu warga Bumi Suko Indah RT 56 Sidoarjo dan pengamatan di lokasi, warga membuang minyak bekas penggorengan setelah terjadi perubahan warnanya menjadi hitam. Pembuangan minyak jelantah juga dilakukan di badan air seperti selokan dan sungai di sekitar perumahan, hal ini berpotensi mengganggu ekosistem perairan. Diperlukan pemberian informasi, pemberdayaan kepada masyarakat agar dapat memberikan kesempatan berwirausaha sekaligus mengolah limbah rumah tangga melalui paradigma recovery. Upaya menumbuhkan ekonomi kreatif bagi ibu-ibu rumah tangga dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan dengan mengelola limbah menjadi produk layak jual dan bermanfaat seperti produk lilin aroma terapi berbahan dasar minyak jelantah. Kegiatan pelatihan di laksanakan di Bumi Suko RT 56 Sidoarjo. Kegiatan diawali dengan pemberian materi kepada 10 orang warga yang akan menjadi peserta pelatihan, kemudian dilanjut dengan diskusi interaktif dan praktik langsung membuat lilin aroma terapi. Hasil praktik langsung di lapangan, minyak jelantah sebanyak 600 gram dapat menghasilkan 25 lilin aromaterapi dalam gelas kaca setinggi 5 cm dan diameter 1.5 cm. Lilin yang dihasilkan telah diuji melalui pembakaran menggunakan pemantik api gas mekanik.
Adsorpsi Cu(II) Menggunakan Zeolit Sintesis Kombinasi Abu Terbang dan Abu Dasar dengan Variasi Waktu Aging Adhi Setiawan; Aisyah Nur Rahmadania; Novi Eka Mayangsari
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6889

Abstract

Kandungan Si dan Al pada abu terbang dan abu dasar dapat dimanfaatkan sebagai adsorben zeolit yang dapat menyerap Cu(II) di dalam air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan karakterisasi zeolite dari campuran abu terbang dan abu dasar serta mengaplikasikannya sebagai adsorben logam Cu(II). Sintesis zeolit menggunakan proses hidrotermal di dalam larutan NaOH pada suhu 100oC selama 5 jam. Waktu aging dilakukan selama 8 jam dan 24 jam. Proses adsorpsi Cu(II) dilakukan secara batch pada suhu 35oC dan 45oC dengan dosis adsorben 10 g/L. Konsentrasi Cu(II) yang digunakan pada adsorbsi sebesar 12,5; 25; dan 50 mg/L. Karakteristik zeolit dianalisis menggunakan SEM-EDX, XRD, FTIR, dan analisis konsentrasi Cu(II) menggunakan atomic absorption spectrophotometry (AAS). Hasil SEM menunjukkan bahwa partikel zeolit berbentuk bola teraglomerasi serta permukaan yang kasar. Peningkatan waktu aging menyebabkan peningkatan ukuran partikel dan kristalinitas zeolit. Waktu aging selama 24 jam menghasilkan partikel dengan ukuran 3,441 µm dan kristalinitas sebesar 95,98%. Semua sampel zeolite mampu menghasilkan efisiensi penyisihan Cu(II) di atas 99%. Nilai maksimum efisiensi penyisihan Cu(II) diperoleh pada kondisi konsentrasi awal 12,5 mg/L, waktu aging 8 jam, serta suhu 35oC yaitu sebesar 99,95%. Adsorpsi isotermal Cu(II) oleh zeolit sesuai dengan Model Freundlich yang dikontrol melalui pembentukan multilayer pada permukaan adsorben. Keywords: abu dasar, abu terbang, adsorpsi, hidrotermal, waktu aging, zeolit. 
Recovery Koagulan dari Sludge WWTP Pembangkit Listrik Tenaga Uap sebagai Alternatif Pengolahan Air Limbah secara Kimia Adhi Setiawan; Ahmad Erlan Afiuddin; Qurrotul Aini; Tanti Utami Dewi
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.12 No.2 Desember 2018
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.966 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v12i2.4192

Abstract

Proses koagulasi di wastewater treatment plant (WWTP) menghasilkan produk samping berupa limbah lumpur atau sludge dalam jumlah besar serta belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi terhadap sludge, menganalisis pengaruh konsentrasi asam klorida pada proses recoveri koagulan, serta menganalisis pengaruh dosis koagulan hasil recovery sludge terhadap removal TSS, Zn, dan Fe. Metode karakterisasi sludge menggunakan SEM-EDX, XRD, dan FTIR. Proses recovery koagulan menggunakan metode pengasaman dengan menggunakan HCl pada konsentrasi 1 N hingga 3 N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sludge memilki kandungan Fe sebesar 69,29% wt dalam bentuk Fe(OH)3 dan Fe2O3. Konsentrasi pengasaman dengan HCl 3N menghasilkan SRP dengan kandungan koagulan Fe yang tertinggi yakni sebesar 52,3 mg/L.  Hasil jar tes menunjukkan bahwa penambahan SRP 3 N pada dosis 10 mL/L menghasilkan konsentrasi residual TSS dan Zn paling rendah yakni sebesar 34 mg/L dan 0,01 mg/L.  Besarnya persen removal TSS dan Zn pada SRP 3N dengan dosis 10 mL/L masing-masing sebesar 79,4% dan 9,52%. Namun, removal Fe tertinggi pada SRP 1 N dengan dosis 4 mL/L. Jenis dan dosis SRP yang direkomendasikan untuk menurunkan TSS, Fe, dan Zn antara lain SRP 1 N dengan semua  dosis  yaitu  4  mL/L,  6  mL/L,  8  mL/L,  10 mL/L, serta SRP 1,5 N dan SRP 2 N dengan dosis 4 mL/L.
Penggunaan Ferri Klorida dan Kitosan Cangkang Kepiting sebagai Alternatif Koagulan pada Pengolahan Air Limbah Laundry Adhi Setiawan; Citra Eripramita Yunus; Tarikh Azis Ramadani; Novi Eka Mayangsari
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.13 No.2 Desember 2019
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.465 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v13i2.5581

Abstract

Pembuangan air Limbah laundry secara langsung di aliran sungai menjadi penyebab tingginya pencemaran sungai. Air limbah laundry mengakibatkan peningkatan perameter COD, BOD5, serta MBAS sehingga berdampak negatif pada kehidupan ekosistem. Proses koagulasi menggunakan bahan kimia FeCl3 dapat menurunkan parameter COD, BOD5 dan MBAS dalam air limbah namun menimbulkan efek negatif pada kesehatan. Kitosan dari cangkang crustacea dapat digunakan sebagai alternatif koagulan yang ramah lingkungan. Kombinasi koagulan kitosan dan FeCl3 diharapkan mampu menurunkan parameter COD, BOD5 dan MBAS air limbah laundry serta dapat mengurangi dosis penggunaan koagulan kimia.Penelitian ini bertujuan mensintesa biokoagulan kitosan dari cangkang kepiting serta menguji efektivitas kitosan cangkang kepiting, ferri klorida, dan kombinasi kedua koagulan dalam pengolahan air limbah laundry. Proses deasetilasi cangkang kepiting menjadi kitosan menggunakan larutan NaOH 60% pada suhu 125oC selama 6 jam. Koagulasi dilakukan terhadap air limbah menggunakan tiga jenis koagulan yaitu ferrri klorida, kitosan, dan ferri klorida-kitosan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum penggunaan koagulan kombinasi terjadi pada dosis 40 mg/L kitosan dan 100 mgl/L ferri klorida dengan menghasilkan efisiensi penyisihan COD, BOD5, dan MBAS masing-masing sebesar 71,67%, 81,14%, dan 66,24%. Penggunaan kombinasi koagulan pada dosis optimum dapat menghemat pemakaian ferri klorida sebesar 84%.
Pemurnian Bioetanol Menggunakan Adsorben Silika Gel dari Limbah Botol Kaca di Industri Kecap Adhi Setiawan; Achmad Fatoni; Tarikh Azis Ramadani
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol. 4 No. 2 (2022): JPPL, September 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v4i2.1435

Abstract

Waste glass bottles is an inorganic waste that amounts to 0.7 million tons per year with the main content of silica, so it can be used as the main ingredient to produce silica gel. In the soy sauce industry, glass bottle waste is generally produced from broken glass bottles during depalletizer activity, namely the activity of moving glass bottles to the glass bottle cleaning area. The glass bottle waste is generally only accommodated and has not been used optimally. This research aims to utilize waste glass bottles as a raw material for producing silica gel adsorbents using the hydrothermal method and the sol-gel approach. Silica gel becomes an adsorbent in the purification of bioethanol from wastewater washing dissolving tanks using the adsorption method. Variations in the bioethanol production are yeast weight as 0, 2, 5, and 8 g as well as fermentation time for 4, 7, and 10 days. The bioethanol purification process used variations in adsorption time for 40, 60, and 80 minutes. Characterization of silica gel using BET and SEM-EDX test. Bioethanol levels after going through the adsorption process were analyzed using the GC-MS method. The BET test results show that activated silica gel has a surface area of 231,851 m2/g. Analysis with SEM-EDX showed that activated silica gel particles were in the form of porous lumps with chemical content of Si and O elements of 40.94% and 51.92%, respectively. Based on the results of the GC-MS test, 60 minutes is the best adsorption time to increase the bioethanol content from 39,8 % to 72,0 %.
Co-Authors Achmad Fatoni Agung Nugroho Agung Nugroho Agung Nugroho Agung Nugroho Agung Nugroho Ahmad Erlan Afiuddin Aisyah Nur Rahmadania Alfinura Fajrin Amilia Kristina Dewi Ananda Augista Firtsanti Anggara Trisna Nugraha Anggraini, Febby Dwi Melanny Ari, M. Arianingtyas, Nadya Ayu Arita Rochma Nilasari Azzahro, Annisa Basyiruddin, Fariz Bawafi, Muhammad Iqbal Ali Cahyono, Luqman Catur Rini Widyastuti, Catur Rini Chelvin Sugiarto Citra Eripramita Yunus Denny Dermawan Denny Dermawan Deris Eko Saputro Devina Puspitasari Devina Puspitasari Dewi, Tanti Utami Utami Dhani, Mey Rohma Dian Nur Hanifah Dika R. Widiana Dwi Rasy Mujiyanti Dzulfikar, Muhammad Hanif Endang Pudji Purwanti Fajrin, Alfinura Falenia Firdatul Jannah Fariha, Chandra Nur Firnandi, Rahmad Fitri Hardiyanti Gunawan, Karina Larasati Hanastasia, Rizka Lutfita Hanifah, Dian Nur Hanifah, Dian Nur Hanoni Hanun, Jihan Nabillah Inayatul Wulandari Indri Santiasih Lintang Indra Liuqil Mahfudz Luqman Cahyono M. Ari M. Miftahul Munir Maulidya, Risya Dwi Mirna Apriani Mochamad Yusuf Santoso Mochammad Choirul Rizal Muhamad Ari Muhamad Ari Muhammad Asrul Nizam Muhammad Luqman Ashari Mukhlis Mukhlis Munir, M. Miftahul Nilasari, Arita Rochma Nora Amelia Novitrie Novi Eka Mayangsari Novitrie, Nora Amelia Nugroho, Agung Nurhidayati, Dyah Isna Pawitra, Tiane Prianto, Haekal Irfan Titan Prima Astuti Handayani Priyambodo N. A. Nugroho Puguh Pribadhi Puspitasari, Devina Putri, Desita Ramadona Syah Qurrotul Aini Rahmawati, Devi Ayu Rizki Medy Prasetyo Rizki Noviana Damayanti Saputro, Deris Eko Satriavi, Aulia Diva Setiani, Vivin Siti Muthi’ah Tanti Utami Dewi Tarikh Azis Ramadani Tri Bagus Setiawan Utomo, Agung Prasetyo Vira Fadilah Qurani Vivin Setiani Vivin Setiani Widiyastuti Widiyastuti Widiyastuti Widiyastuti Winardi, Sugeng Wiwik Dwi Pratiwi