Ida Bagus Kade Suardana
Laboratorium Virologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. JL. Sudirman, Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia 80234.

Published : 34 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Titer Antibodi Pada Anjing Ras dan Persilangan 6 Bulan Pasca Vaksinasi Rabies Dewi, Desak Made Wiga Puspita; Suardana, Ida Bagus Kade; Suartha, I Nyoman
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (2) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.659 KB)

Abstract

Cakupan vaksinasi terus ditingkatkan untuk memberantas penyakit rabies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui titer antibodi 20 ekor anjing ras dan persilangan, 6 bulan pasca vaksinasi Rabisin Merial Prancis yang dilakukan di Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Darah diambil dari vena cephalica kemudian dibiarkan agar terjadi pemisahan serum dan darah. Serum dipindahkan ke dalam eppendorf dan disentrifugasi kemudian diuji ELISA dengan metode Pusvetma, Surabaya. Hasil penelitian didapatkan bahwa 19/20 sampel (95%) memiliki antibodi protektif dengan rata-rata nilai OD 0,9 IU (nilai OD > 0,5 IU), sedangkan sisanya tidak memiliki antibodi protektif dengan nilai OD 0,4 IU. Tingginya persentase antibodi protektif, menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi telah memberikan respon imun yang baik.
Respons Imun Humoral Anjing Lokal Betina Umur Lebih dari Satu Tahun Pasca Vaksinasi Rabies Norawigaswari, Nengah Desy; Suardana, Ida Bagus Kade; Suartha, I Nyoman
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (1) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.284 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.1.1

Abstract

Pencegahan penyebaran rabies dilakukan dengan cara vaksinasi pada hewan pembawa rabies (HPR) antara lain anjing, kucing, dan kera dalam rangka pemberantasan penyakit rabies. Vaksinasi anjing di lapangan dilakukan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Kota setiap tahun, di setiap banjar-banjar dan bahkan mendatangi rumah penduduk dari pintu ke pintu. Untuk mengetahui apakah HPR yang telah divaksinasi rabies memiliki titer antibodi yang protektif, telah dilakukan penelitian respons imun humoral anjing lokal betina pasca vaksinasi rabies. Penelitian dilakukan di Desa Gulingan, Kabupaten Badung dengan sampel darah dari 10 ekor anjing. Darah diambil dari vena cephalica antibrachii anterior menggunakan spuit 3 ml, kemudian dibiarkan agar terjadi pemisahan antara serum dengan darah. Serum dipindahkan ke eppendorf dan disentrifuse. Dari hasil pengujian menggunakan uji ELISA, 50% memiliki titer antibodi protektif (nilai OD > 0,5 IU) dan 50% titer antibodinya tidak protektif (nilai OD < 50%). Simpulannya adalah perlu dilakukan vaksinasi ulangan pada anjing yang tidak memiliki titer antibodi protektif dengan peningkatam metode vaksinasi untuk menghasilkan antobodi yang protektif.
Kapsul Temulawak Meningkatkan Titer Antibodi pada Anak Anjing Kintamani Pascavaksinasi Rabies Sudira, I Wayan; Dewi, Putu Ayu Purbani Novia; Suardana, Ida Bagus Kade
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (4) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.997 KB)

Abstract

Rabies merupakan penyakit zoonosis yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Diperlukan pemberian bahan yang bersifat imunostimulator agar menghasilkan titer antibodi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemberian kapsul temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) untuk meningkatkan titer antibodi pada anak anjing kintamani pascavaksinasi rabies. Penelitian ini menggunakan serum darah 25 anak anjing kintamani berumur 2-6 bulan, yang dibagi ke dalam lima perlakuan yang terdiri dari: P0 (kontrol), P1 (100 mg/kgBB/hari), P2 (200 mg/kgBB/hari), P3 (300 mg/kgBB/hari), dan P4 (400 mg/kgBB/hari). Pemberian kapsul temulawak satu kali sehari selama dua minggu. Pada hari ke-15 dilakukan vaksinasi dengan vaksin rabies Rabisin. Minggu ke-1 dan ke-2 pascavaksinasi dilakukan pengambilan darah. Pemeriksaan titer antibodi rabies dilakukan dengan Uji Enzim Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata titer antibodi yaitu 1,1 IU, 1,3 IU, dan 2,4 IU yang artinya pemberian kapsul temulawak dapat meningkatkan titer antibodi, tetapi tidak signifikan (P>0,05). Sedangkan waktu pengambilan darah berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap peningkatan titer antibodi pada dua minggu pascavaksinasi rabies.
Respons Imun Primer Itik Bali Terhadap Avian Influenza Pascavaksinasi Polivalen ND-AI Inaktif Pawestri, Mega Mijil; Suardana, Ida Bagus Kade; Sampurna, I Putu
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (5) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.664 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon imun itik bali terhadap penyakit Avian Influenza (AI) yang terbentuk pascavaksinasi menggunakan vaksin polivalen ND-AI inaktif. Pemeriksaan titer antibodi Avian Influenza (AI) dilakukan dengan uji serologi Haemaglutination Inhibition (HI). Titer antibodi AI diperiksa sebanyak lima kali yaitu sekali pravaksinasi untuk mengonfirmasi keberadaan antibodi maternal dan setiap minggu selama empat minggu pascavaksinasi untuk melihat respon imun yang terbentuk. Titer antibodi yang diperoleh dinyatakan dalam Geometric Mean Titer (GMT). Nilai titer antibodi selanjutnya dianalisis menggunakan uji sidik ragam univariat, dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT), serta analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan rataan titer antibodi pravaksinasi adalah HI unit, rataan titer antibodi terhadap AI minggu ke-1, 2, 3, dan 4 pasca vaksinasi adalah HI unit, HI unit, HI unit, dan HI unit. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa rataan titer antibodi terhadap Avian Influenza pascavaksinasi setiap minggunya berpengaruh sangat nyata dibandingkan rataan titer antibodi pravaksinasi.
Dinamika Bisnis Veteriner Peternakan Kambing Perah di Desa Sepang Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng Tahun 2014 Jantiko, Hanesty; Suardana, Ida Bagus Kade; Gelgel, Ketut Tono Pasek
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (2) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.07 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari peternakan kambing perah di Desa Sepang Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng. Variabel yang digunakan adalah input (biaya produksi) dan output (hasil produksi). Variabel operasional dari penelitian ini mencakup analisis produksi, ekonomi veteriner, dan peternakan kambing perah. Data dikumpulkan dengan cara wawancara yang dilakukan kepada setiap responden dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan sebagai panduan. Jumlah responden yang diwawancarai adalah sebanyak 21 peternak yang merupakan anggota dari kelompok tani ternak Sumber Rejeki di Desa Sepang Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng. Metode yang digunakan adalah metode analisa deskriptif melalui survei dan observasi. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuesioner dengan responden. Disimpulkan bahwa peternakan kambing perah di Desa Sepang Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng pada tahun menghasilkan pendapatan pengelola per ekor per bulan rata-rata Rp 277.500.
Respon Imun Anak Babi Pasca Vaksinasi Hog Cholera Jayanata, I Made; Suardana, Ida Bagus Kade; Ardana, Ida Bagus Komang
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (5) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.57 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antibodi maternal terhadap titer antibodi anak babi yang di vaksin hog cholera umur 7 hari. Penelitian menggunakan tujuh sampel babi dari induk yang divaksin secara teratur yang diberikan perlakuan vaksinasi pada umur 7 hari. Pengambilan sampel serum dilakukan pravaksinasi (7 hari), dan satu minggu serta dua minggu pasca vaksinasi. Untuk menentukan titer antibodi virus Hog cholera pada sampel anak babi dilakukan uji ELISA. Data yang diperoleh kemudian dianalisis mengunakan paired sampel T test antara titer antibodi hog cholera. Hasil paired sample T test menunjukkan terjadinya penurunan titer antibodi maternal yang nyata (p<0,05) pada pra vaksinasi ( umur 7 hari ) dengan satu minggu pasca vaksinasi dan sangat nyata (p<0,01) dengan hari dua minggu pasca vaksinasi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa antibodi maternal yang tinggi akan mengakibatkan penurunan pada titer antibodi pasca vaksinasi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui waktu vaksinasi yang efektif
Respons Imun Itik Bali Pascavaksinasi Flu Burung Azizah, Hidayatul; Suardana, Ida Bagus Kade; Sampurna, I Putu
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (4) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.434 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons imun itik bali terhadap vaksinasi Avian Infuenza (AI) dan waktu yang diperlukan untuk terbentuknya titer antibodi yang protektif. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan waktu sebagai perlakuan. Objek penelitian menggunakan 24 serum itik bali. Pengambilan darah pravaksinasi dilakukan pada umur 3 minggu dan vaksinasi dilakukan pada umur 4 minggu secara injeksi subkutan. Pengambilan darah pascavaksinasi dilakukan empat kali dengan interval waktu satu minggu dari vena tibialis cranial dengan spuit 1 cc. Serum dipisahkan dan ditampung dalam tabung eppendorf. Titer antibodi diuji dengan uji Hemaglutination inhibition (HI) dan hasil pemeriksaan titer antibodi dinyatakan dengan satuan log 2. Hasil pemeriksaan rataan titer antibodi pravaksinasi 0 ± 0,000 log 2, minggu ke-1 pascavaksinasi 2,83 ± 0,753 log 2, minggu ke-2 4,83 ± 0,753 log 2, minggu ke-3 6,00 ± 0,632 log 2, dan minggu ke-4 4,67 ± 0,516 log 2 sehingga didapatkan titer antibodi protektif (?24) pada minggu ke-2 sampai minggu ke-4 pascavaksinasi.
Penambahan Tepung Temulawak dalam Pakan Meningkatkan Respon Imun Ayam Pedaging Pascavaksinasi Flu Burung Pratiwi, Ni Made Diah Kusuma; Ardana, Ida Bagus Komang; Suardana, Ida Bagus Kade
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (1) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.841 KB) | DOI: 10.19087/imv.2019.8.1.72

Abstract

Flu burung merupakan penyakit viral pada unggas yang bersifat zoonosis, akut, dan mematikan yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Masalah yang sering terjadi saat vaksinasi, tidak semua vaksin akan menghasilkan titer antibodi yang tinggi akibat berbagai sebab. Oleh karena itu diperlukan penggertak sistem imun (immunomodulator) tambahan. Salah satu senyawa dalam tanaman yang bersifat immunomodulator adalah kurkuminoid yang banyak terkandung pada temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.). Penelitian ini menggunakan 24 ekor ayam pedaging umur 14 hari yang dibagi menjadi 4-empat kelompok, yaitu kelompok kontrol (P0), kelompok yang diberikan penambahan tepung temulawak 10 g/kg pakan (P1), penambahan tepung temulawak 20 g/kg pakan (P2), penambahan tepung temulawak 30 g/kg pakan (P3). Pengambilan sampel darah dilakukan satu kali yaitu pada umur 25 hari. Pemeriksaan titer antibodi AI dilakukan dengan uji serologi Haemaglutination Inhibition (HI). Titer antibodi selanjutnya dianalisis menggunakan uji sidik ragam, dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian didapatkan titer antibodi 5,6 HI log 2 (penambahan tepung temulawak 10 g/kg pakan), 5,8 HI log 2 (penambahan tepung temulawak 20 g/kg pakan) dan titer antibodi tertinggi yaitu 6 HI log 2 (penambahan tepung temulawak 30 g/kg pakan), hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung temulawak pada pakan dapat meningkatkan titer antibodi pascavaksinasi (P<0,05).
Perbandingan Titer Antibodi Newcastle Disease pada Ayam Petelur Fase Layer I dan II Akbar, Saiful; Ardana, Ida Bagus Komang; Suardana, Ida Bagus Kade
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (4) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.672 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui titer antibodi terhadap penyakit Newcastle Disease (ND) pada ayam petelur fase layer I dan fase layer II pasca vaksinasi ND. Sampel penelitian ini adalah serum yang diambil dari tujuh peternakan pada lima desa di Kecamatan Penebel yaitu Desa Mangesta, Senganan, Babahan, Penebel, dan Jatiluwih. Total sampel adalah 131 sampel terdiri dari 78 sampel fase layer I dan 53 sampel fase layer II. Pengukuran titer antibodi ND dilakukan dengan uji Haemagglutination Inhibition (HI), kemudian hasilnya dianalisis secara statistik menggunakan Chi-square (X2) dan tabel kontingensi 2x2. Hasil penelitian ini menunjukkan vaksinasi ND pada ayam petelur fase layer I dan II di Kecamatan Penebel menunjukkan respon kebal yang protektif (99,24%) dengan nilai Geometric Mean Titre (GMT) 8,52. Kekebalan pada ayam petelur fase layer I (GMT 8,91) lebih besar daripada fase layer II (8,13). Namun, secara statistik kekebalan protektif pada ayam petelur fase layer I dan fase layer II tidak berbeda nyata (p>0,05). Analisis data menggunakan tabel kontingensi 2x2 menunjukkan nilai Odds Ratio (OR) adalah 0, ini berarti faktor tersebut adalah protektif.
Respons Imun Anjing Lokal Jantan Umur Diatas Satu Tahun Pasca Vaksinasi Rabies Prasatya, I Gde Made Abdi; Suardana, Ida Bagus Kade; Suartha, I Nyoman
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (1) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.625 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.1.69

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui titer antibodi anjing lokal jantan umur di atas satu tahun pasca vaksinasi rabies. Penelitian menggunakan 10 sampel darah anjing yang diambil di Desa Gulingan dan diuji dengan enzym linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil penelitian menunjukan dari 10 sampel, 7 sampel (70%) memiliki titer antibodi protektif (seropositif) dan 3 sampel (30%) belum memiliki titer antibodi protektif (seronegatif). Seropositif adalah nilai Optical Density (OD) di atas 0,5 IU, sedangkan seronegatif adalah nilai Optical Density (OD) di bawah 0,5 IU. Rataan nilai OD di atas 0,5 IU/ml ditemukan pada anjing berumur di atas 3 tahun dengan sistem pemeliharaan dilepas dalam lingkungan rumah dan beberapa dilepas liarkan. Nilai OD dibawah 0,5 IU ditemukan pada anjing berumur di bawah 3 tahun dengan sistem pemeliharaan dilepas liarkan.