Claim Missing Document
Check
Articles

Pola Pertumbuhan Dimensi Panjang Tubuh Itik Bali Betina Marcy Lapik, Siereh Eugene; Sampurna, I Putu; Suatha, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (5) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.418 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada umur berapa masing-masing dimensi panjang itik bali betina mencapai titik infleksi dan ukuran dewasa. Itik yang digunakan dalam objek penelitian ini adalah itik bali betina berumur 0 sampai 12 minggu sebanyak 35 ekor dan umur 14 sampai 26 minggu sebanyak 35 ekor yang dipelihara peternak secara semi intensif di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Data yang diperoleh dianalis dengan analisis regresi non linier, dengan persamaan tersebut dapat ditentukan umur mencapai titik infleksi dan umur dewasa. Hasil regresi model sigmoid menunjukkan bahwa dimensi panjang tubuh mencapai titik infleksi pada umur kurang dari satu minggu dan dimensi panjang yang paling cepat mencapai ukuran dewasa adalah panjang paruh pada umur 24,176 minggu, disusul panjang kepala pada umur 24,444 minggu, kemudian panjang leher pada umur 28,977 minggu dan terakhir adalah panjang badan pada umur 29,961 minggu.
Identifikasi Kelainan dan Kerusakan Gigi Sapi Bali Sukaratha, Elpira; Suatha, I Ketut; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (5) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.126 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kelainan dan kerusakan gigi sapi bali, karena tidak banyak penelitian tentang kelainan dan kerusakan gigi. Penelitian dilaksanakan di Rumah Potong Hewan Pesanggaran, Denpasar, Bali. Diamati 100 pasang tulang mandibula sapi bali, 92 pasang dari sapi betina dan delapan pasang dari sapi jantan. Sampel diambil secara acak, dengan umur dari 1,5-2,0 tahun (I1), 2,0–2,5 tahun (I2), 3 tahun (I3), 3,5-4,0 tahun (I4) dan lebih dari empat tahun (lebih dari I4).Kelainan gigi adalah keadaan yang menyimpang dari kebiasaan dan kerusakan adalah gigi yang sudah tidak baik atau utuh lagi. Hasil penelitian menemukan adanya 12 kelainan dan kerusakan gigi. Kelainan tersebut antara lain gigi gergaji (92%), gigi landai (10%), gigi susu tersisa (15%), gigi susu tersisa (13%), gigi aus (44%), gigi gunting (91%), gigi bergelombang (6%), gigi tangga (18%), gigi jumlah berlebih (1%), gigi tanggal (4%), gigi patah (31%) dan karang gigi (81%). Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah pada sapi bali terjadi kelainan dan kerusakan pada gigi, dengan kelainan dan kerusakan yang menonjol adalah kejadian gigi gergaji dan gigi gunting.
Kelengkungan (Kurvatura) Tanduk (Silak) yang Menyimpang pada Sapi Bali Nealma, Minda; Batan, I Wayan; Suatha, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (2) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2012.105 KB)

Abstract

Masyarakat Bali mengenali kelengkungan tanduk sapi bali dengan nama silak bajeg, silak cono, silak pendang, silak congklok, dan silak manggulgangsa. Tidak semua kelengkungan tanduk sapi bali bisa dikelompokkan kedalam silak tanduk tersebut.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap silak tanduk  menyimpang pada sapi bali yang ditemukan pada sapi bali. Penelitian ini menggunakan sampel 1000 ekor sapi bali dewasa, yang terdiri dari 500 pasang tanduk sapi bali jantan dan 500 pasang tanduk sapi bali betina. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati langsung tanduk sapi bali. Pengamatan dilakukan selama bulan Oktober-November 2012 dikota Denpasar (Desa Serangan, Desa Pemongan, Desa Padang Galak Sanur, Desa Panjer, Desa Meregaya) dan Kabupaten Badung (Desa Kuta,dan Desa Mengwi Tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sapi bali jantan silak tanduk yang menyimpang (0,3%) dan silak tanduk yang menyimpang pada sapi betina (7,4%). Sapi bali dengan silak tanduk normal ditemukan berupa tanduk silak bajeg pada sapi jantan  (26,5%), dan sapi betina (8,1%), tanduk silak cono pada sapi jantan (11,7%), dan pada sapi betina (2,8%), tanduk silak congklok pada jantan (1%), tanduk silak pendang pada jantan (10,2%), dan pada sapi betina (0,9%), tanduk silak manggulgangsa pada betina (27,2%), tanduk silak anoa pada sapi jantan (0,3%), dan pada sapi betina (3,6%). Silak menyimpang pada sapi bali ditemukan keberadaannya, dan penyimpangan tersebut lebih banyak ditemukan pada sapi bali betina. 
Keragaman Morfometri Kuda Pacu Sandalwood (Equus Caballus) di Pulau Sumba Praing, Umbu Yabu Anggung; Suatha, I Ketut; Sampurna, I Putu
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (1) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.846 KB) | DOI: 10.19087/imv.2019.8.1.106

Abstract

Kuda Sandalwood merupakan bagian dari alat aktivitas adat istiadat di pulau Sumba yang memiliki fungsi sosial, ekonomi dan budaya. Pemilihan kuda pacu seringkali dilakukan secara subyektif, dengan melihat warna rambut, pusaran pada tubuh kuda, garis keturunan, dan garis pada bibir kuda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman morfometri dan ukuran dari 40 ekor kuda yang mengikuti lomba pacuan kuda. Pengambilan data dilakukan dengan mengikuti cara yang dilakukan Wibisono (2017). Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Faktor. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada keragaman morfometri kuda pacu Sandalwood di pulau Sumba. Hasil penelitian menunjukkan keragaman terbesar terdapat pada panjang mandibula (0,919), tinggi badan (0,832), tebal badan (0,952), lebar badan (0,876), panjang badan (0,919), dan panjang ekor (0,868).
VARIASI PANJANG KAKI KERBAU LUMPUR (BUBALUS BUBALIS) DI KABUPATEN JEMBRANA BALI: PANJANG HUMERUS - METACARPUS DAN FEMUR – METATARSUS Primanditha, Gde Angga Caka; Suatha, I Ketut; Wandia, I Nengah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (4) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.774 KB)

Abstract

Kerbau rawa atau kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan hewan ternak yang cukup potensial dikembangkan di daerah pertanian. Penelitian ditujukan untuk mengkaji variasi panjang kaki kerbau lumpur (panjang dari humerus sampai dengan metacarpus dan dari femur sampai metatarsus)  dari dua blok di Kabupaten Jembrana, Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Blok Barat, panjang kaki depan atas merupakan ukuran kaki yang paling seragam dan panjang kaki depan bawah  merupakan ukuran kaki yang paling beragam. Pada Blok timur,  panjang kaki belakang bawah merupakan ukuran kaki yang paling seragam dan panjang kaki depan bawah  merupakan ukuran yang paling beragam. 
Persebaran Spasial Rabies Sapi Bali dan Kerugian Ekonomi yang Ditimbulkannya di Ungasan, Kutuh, dan Peminge yanah, Rasdi; Batan, I Wayan; Suatha, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (5) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1061.008 KB)

Abstract

Di Desa Ungasan, Badung merupakan tempat awal terjadinya rabies pada manusia, empat warga dilaporankan meninggal, dua di antaranya positif rabies. Berdasarkan informasi dari masyarakat Desa Kutuh tentang sapi milik warga, banyak yang mati dengan tanda gejala rabies bersamaan dengan kejadian rabies pada anjing dan manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa banyak kerugian yang dialami peternak yang sapinya mati terkena penyakit yang diduga rabies, dan untuk mengetahui sebaran rabies di daerah Ungasan, kutuh, dan peminge. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung ke tempat kejadian yaitu di Desa Ungasan, Desa Kutuh, dan Desa Peminge dengan menggunakan metode studi retrospektif. Data yang diambil dari para peternak sapi yang sapinya mati dengan gejala rabies periode 2008-2011. Data hasil questionaires open ended kemudian dicatat, ditabulasikan, dianalisis, dan didokumentasikan. Bersamaan dengan itu ditentukan 12 titik lokasi daerah tertular rabies di tiga Desa yakni Desa Ungasan, Desa Kutuh, dan Desa Peminge. Dengan menggunakan “Global Position System”. Wilayah tertular rabies di Semenanjung Badung, berdasarkan lokasi ditemukan sapi tertular rabies seluas 9,6 km². kemudian disesuaikan dengan skala peta. Simpulan yang dapat ditarik adalah sapi bali di daerah Ungasan, Kutuh, dan Peminge telah tertular rabies, serta kerugian yang di alami oleh peternak dari tiga desa tersebut cukup besar, dengan total kerugian (Rp 82.800.000) dari 36 ekor sapi bali yang mati diduga rabies
Pola Pertumbuhan Panjang Bagian-Bagian Kaki Depan dan Kaki Belakang Babi Bali Sembiring, Ade Vindha Mebrina br; Suatha, I Ketut; Sampurna, I Putu
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (1) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.134 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.1.59

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan dan ukuran panjang bagian-bagian kaki depan dan kaki belakang saat mencapai titik infleksi dan ukuran dewasa. 56 ekor babi bali (umur 0 sampai 26 minggu) digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan model analisis regresi sigmoid, dengan menentukan ukuran maksimum panjang bagian-bagian kaki depan dan kaki belakang saat lahir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang bagian-bagian kaki depan dan kaki belakang babi bali mengikuti pola sigmoid. Anak babi pada saat lahir memiliki ukuran panjang kaki yang sama, sedangkan untuk ukuran maksimum, panjang bagian-bagian kaki depan dan belakang terdapat perbedaan antara jantan dan betina. Titik infleksi yang paling cepat dicapai oleh panjang kaki belakang bawah babi jantan pada umur 5 minggu, sedangkan ukuran dewasa tercepat dicapai oleh panjang kaki depan atas babi betina pada umur 58 minggu.
Variasi Panjang Kaki Kerbau Lumpur (Bubalus Bubalis) di Kabupaten Jembrana Bali: Panjang Humerus - Metacarpus dan Femur - Metatarsus Primanditha, Gde Angga Caka; Suatha, I Ketut; Wandia, I Nengah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (2) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.682 KB)

Abstract

Kerbau rawa atau kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan hewan ternak yang cukup potensial dikembangkan di daerah pertanian. Penelitian ditujukan untuk mengkaji variasi panjang kaki kerbau lumpur (panjang dari humerus sampai dengan metacarpus dan dari femur sampai metatarsus) dari dua blok di Kabupaten Jembrana, Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Blok Barat, panjang kaki depan atas merupakan ukuran kaki yang paling seragam dan panjang kaki depan bawah merupakan ukuran kaki yang paling beragam. Pada Blok timur, panjang kaki belakang bawah merupakan ukuran kaki yang paling seragam dan panjang kaki depan bawah merupakan ukuran yang paling beragam.
Pertumbuhan Dimensi Panjang Tubuh Pedet Sapi Bali Surya Dharma, I Gusti Ngurah Bagus; Sampurna, I Putu; Suatha, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (5) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.672 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dimensi panjang pedet sapi bali umur 0 – 6 bulan. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola split-time. Sebagai faktor utama terdiri dari dua taraf jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Tiap jenis kelamin terdiri dari 6 ekor pedet jantan dan 6 ekor pedet betina sehingga pedet yang digunakan sebanyak 12 ekor. Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan mengukur dimensi panjang tubuh pedet sapi bali di kandang meliputi dimensi panjang kepala, panjang leher, panjang tubuh dan panjang ekor. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan pedet sapi bali jantan umur 0 – 6 bulan tidak nyata (p>0,05) lebih cepat dari pada pedet sapi bali betina. Laju pertumbuhan panjang kepala, panjang leher, panjang tubuh, dan panjang ekor pedet sapi bali tidak terdapat perbedaan nyata (p>0,05) baik pada sapi bali jantan maupun sapi bali betina. Laju pertumbuhan dimensi panjang pada sapi jantan umur 0-6 bulan tercepat adalah panjang ekor 0,103, disusul panjang leher 0,098, tubuh 0,090 dan paling lambat adalah panjang kepala 0,086 sedangkan laju pertumbuhan dimensi panjang pada sapi betina umur 0-6 bulan tercepat adalah panjang ekor 0,094, disusul panjang tubuh 0,088, leher 0,083 dan paling lambat adalah panjang kepala 0,081. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Laju pertumbuhan pedet sapi bali jantan umur 0-6 bulan lebih cepat dari pedet sapi bali betina. Laju pertumbuhan dimensi panjang kepala, leher, badan dan ekor pedet sapi bali jantan dan betina umur 0-6 bulan sama. Laju pertumbuhan dimensi panjang pada sapi jantan umur 0-6 bulan tercepat adalah panjang ekor, disusul panjang leher, tubuh dan paling lambat adalah panjang kepala.
Perbedaan Morfometri Anjing Kintamani Bali yang Dipelihara di Kabupaten Bangli dan Kota Denpasar Amalia, Ainun Rizki; Suatha, I Ketut; Suartini, I Gusti Ayu Agung
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (1) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.544 KB) | DOI: 10.19087/imv.2019.8.1.119

Abstract

Anjing kintamani bali merupakan anjing asli Indonesia dengan ciri khas uniknya yaitu gumba, badong, dan ekor yang seperti sabit serta tubuh yang tegap dan seimbang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan morfometri anjing kintamani bali jantan dan betina umur 6 - 18 bulan yang dipelihara di Kabupaten Bangli dan Kota Denpasar. Anjing kintamani bali yang digunakan sebanyak 32 ekor dan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin (jantan dan betina), tempat asal (Kabupaten Bangli dan Kota Denpasar), dan umur (6 - 12 bulan dan 12 - 18 bulan). Variasi morfometri dari panjang tubuh, tinggi kaki belakang, tinggi kaki depan, panjang kepala, panjang nasale, jarak panggul, jarak sudut mata, dan lingkar dada diukur menggunakan pita ukur. Data dianalisis menggunakan uji ANOVA dengan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfometri anjing kintamani bali yang dipelihara di Kabupaten Bangli dan Kota Denpasar tidak berbeda nyata (P>0,05) dan anjing kintamani bali antara jantan dan betina berbeda nyata (P<0,05) pada panjang kepala dan panjang tubuh tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) pada variabel yang lain.
Co-Authors Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Adinda Adinda Adryani Ris Agung, Mochamad Bale Aida Lousie Tenden Rompis Alda dasril lumban gaol Amalia, Ainun Rizki Arief Boediono BASYOFI DWIWANDANA Betharia Criselda Fanggidae Bibiana W Lay Calvin Iffandi Calvin Iffandi Debora Selfia Br Manurung Dewi, Ni Made Anindya Kumala Elpira Sukaratha, Elpira Febio Tomasini Marciano Meus Gde Angga Caka Primanditha, Gde Angga Caka Gunawan, I Wayan Nico Fajar Harry Yoga Nugraha HARTANINGSIH - Hartaningsih . Herbert . Herbert . I Gede Bim Shiddi Prama Putra I Gede Soma I Gusti Agung Arta Putra I Gusti Agung Ayu Suartini I Gusti Ngurah Bagus Surya Dharma, I Gusti Ngurah Bagus I Gusti Ngurah Bagus Trilaksana I Ketut Puja I Made Edi Suryawan I Made Edy Susanta I Made Kardena I Made Sukada I Made Yoga Windu Pradana i Nengah Wandia I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Nyoman Suarsana I Putu Gede Yudhi Arjentinia I Putu Sampurna I Wayan Batan I Wayan Suardana I. H. U Utama imam sobari Imam Sobari INNA RAKHMAWATI Ita Djuwita IW. Piraksa Ketut Adnyane Mudite Kusumaning Arumsari Wimbavitrati Lestari, Ayu Paramita Luh Gde Sri Surya Heryani Marcy Lapik, Siereh Eugene Meilendry Angelina Sigiro Minda Nealma Muh Imam Subiarsyah Natalia, Grace Kristin Ni Ketut Suwiti Ni Luh Eka Setiasih Ni Made Devityasih Perayadhista Ni Nyoman Janipa Saptayanti Ni Nyoman Werdi Susari Ni Putu Dewi Setia Sari Ni Wayan Listyawati Palgunadi Ni Wayan Listyawati Palgunadi Nining Handayani Nining Handhayani NURUL FAIZAH Nurul Faiziah Nurul Faiziah P. Sampurna P. Suastika Praing, Umbu Yabu Anggung Putu Sampura Rasdi yanah Rasdiyanah . Rasdiyanah . Santi, Elysabeth Vanessa Tirta Sembiring, Ade Vindha Mebrina br Sri Kayati Widyastuti Sri Milfa Sri Milfa Supar - Umi Reston Wahono Esti Prasetyaningtyas Wahono Esti PrasetyoningtyaserB Wibisono, Hanif Wahyu Winardi, Rian Yudeska, Citra Yulia Khalifatun Nissa Yunita Lestyorini Yunita Lestyorini