Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Kadar Interleukin (IL) 17 dan Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α) Serum Pasien DA Fase Akut Dibanding dengan Fase Kronik Mia Yasmina Andarini; Oki Suwarsa; Hendra Gunawan
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.5602

Abstract

Sitokin sel T helper (Th)2 lebih berperan dalam patogenesis dermatitis atopik (DA) fase akut, sedangkan sitokin sel Th1 pada fase kronik. Patogenesis DA dipengaruhi pula oleh interleukin (IL)-17 yang dihasilkan sel Th17, sel Th1, sel Th2, dan sel B. Ekspresi IL-17 meningkat pada lesi kulit DA fase akut dibanding dengan fase kronik. Tumor necrosis factor-α (TNF-α) merupakan sitokin proinflamasi yang dapat dihasilkan sel Th1 dan Th17. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kadar IL-17 dan TNF-α serum pasien DA fase akut dibanding dengan fase kronik. Penelitian dilaksanakan periode Januari–Februari 2013 di Poliklinik Alergi dan Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian klinis secara potong lintang berdasar atas studi analitik observasional. Subjek penelitian berjumlah 31 pasien, terdiri atas 15 pasien DA fase akut dan 16 fase kronik yang didapatkan melalui consecutive sampling. Terhadap subjek penelitian dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan diagnosis ditegakkan sesuai dengan kriteria Hanifin dan Rajka, kemudian dilakukan pengambilan serum untuk pemeriksaan IL-17 dan TNF-α. Hasil penelitian memperlihatkan kadar IL-17 dan TNF-α serum pasien DA fase akut secara berurutan adalah 16,50 pg/mL dan 7,70 pg/mL, sedangkan pada fase kronik secara berurutan adalah 14,84 pg/mL dan 7,69 pg/mL. Berdasar atas uji beda kadar IL-17 dan TNF-α pada fase akut dan fase kronik  (p >0,05). Simpulan, kadar IL-17 dan TNF-α serum pasien DA fase akut tidak berbeda dibanding dengan fase kronik. COMPARISON OF INTERLEUKIN (IL) AND NECROSE TUMOR FACTOR LEVEL SERUM ON CHRONIC AND ACUTE PHASE OF DA PATIENTST helper (Th)2 cytokines have an essential role in the pathogenesis of acute-phase atopic dermatitis (AD). Meanwhile, Th1 cytokines in chronic phase. Pathogenesis of AD is also affected by interleukin (IL)-17 produced by Th17, Th1, Th2, and B cells. The expression of IL-17 increased in the acute phase compared to chronic phase of skin lesion of AD. Tumor necrosis factor-α (TNF-α) is a proinflammatory cytokines that can be produced by Th1 and Th17 cells. This study aims to evaluate the IL-17 and TNF-α in serum level from acute compared to chronic phase of AD patients. This study was conducted from January-February 2013 in the Allergy and Immunology Clinic, Department of Dermatovenereology, Hasan Sadikin General Hospital Bandung. This was a clinical study with observational analytical and cross-sectional design. Subjects were 31 AD patients, consisted of 15 acute and 16 chronic phases of AD patients, and obtained through consecutive sampling. The subjects underwent history taking, physical examination, and were diagnosed based on Hanifin and Rajka criteria. The serum was taken to measure IL-17 and TNF-α levels. This study showed that the IL-17 and TNF-α serum level in the acute phase of AD were 16.50 pg/mL and 7.70 pg/mL, respectively, meanwhile in chronic phase of AD were 14.84 pg/mL and 7.69 pg/mL, respectively. The analysis of IL-17 and TNF-α serum level in acute and chronic phase of AD do not differ statistically (p >0.05). In conclusion, there is no difference of IL-17 and TNF-α serum level in the acute compared to chronic phase AD patients.
Perbedaan Metode Supervisi Klinik Dan Metode Konvensional Terhadap Keterampilan Klinis Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Metha Solihati Rayuna; Oki Suwarsa; Insi Farisa Desy Arya
Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika) Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)
Publisher : Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.445 KB) | DOI: 10.58550/jka.v3i1.76

Abstract

Sikap profesional merupakan harapan masyarakat dan stakeholders terhadap profil seorang bidan. Survey tentang kinerja bidan yang telah dilakukan oleh tim Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melalui pendekatan kualitatif menunjukkan bahwa pada dasarnya masyarakat mengharapkan bidan yang ramah, terampil dan tanggap dibidangnya. Hal tersebut tidak terlepas dari peran dunia pendidikan bidan yang mendukung dengan memberikan pembelajaran klinik yang berkualitas salah satunya dengan menetapkan metode bimbingan klinik yang relevan dengan kondisi nyata di lahan praktik. Supervisi klinik merupakan suatu metode bimbingan yang bisa digunakan oleh dosen pada saat mahasiswa melaksanakan praktik klinik. Tujuan penelitian ini mengukur perbedaan metode supervisi klinik dan konvensional terhadap keterampilan klinis mahasiswa program studi DIII Kebidanan Kebidanan Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design dengan rancangan non randomized control group pretest posttest design. Sampel pada penelitian adalah 24 orang mahasiswa pada kelompok perlakuan dan 24 orang pada kelompok kontrol. Data dianalisis dengan menggunakan uji Mann Whitney untuk mengukur perbedaan rerata antara dua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara kelompok supervisi klinik dan kelompok kontrol nilai p <0,05 untuk keseluruhan keterampilan. Penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan nilai pada kelompok supervisi klinik dibandingkan dengan kelompok kontrol.
KULTUR PRIMER FIBROBLAS: PENELITIAN PENDAHULUAN Yuli Kurniawati; Sudigdo Adi; Achadiyani Achadiyani; Oki Suwarsa; Dimas Erlangga; Tenny Putri
Majalah Kedokteran Andalas Vol 38, No 1 (2015): Published in May 2015
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.175 KB) | DOI: 10.22338/mka.v38.i1.p33-40.2015

Abstract

AbstrakKultur sel fibroblas banyak digunakan untuk penelitian proses penyembuhan luka dan penuaankulit. Metode ini digunakan untuk melihat perkembangan sel, proliferasi kinetik seluler, sertabiosintesis komponen matriks ekstraseluler. Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk optimasiteknik laboratorium serta berbagai kendala yang didapatkan saat kultur fibroblas. Kultur primerfibroblas dibagi menjadi 2 jenis sampel yaitu sampel yang berasal dari embrio mencit usia 7,5–9,5 hari, dan kulit pasien keloid. Sampel dari embrio mencit dilakukan kultur primer denganmetode dissociated fibroblast. Sampel jaringan keloid dan kulit normal dikultur dengan metodeskin explant. Fibroblas yang berasal dari kultur primer embrio mencit tumbuh baik sehinggadapat dilakukan subkultur dan disimpan di dalam nitrogen cair suhu -198°C. Fibroblas yangberasal dari sampel keloid pertama tumbuh sesuai pola pertumbuhan fibroblas, namun padasampel kedua terdapat kontaminasi Paecilomyces sp. yang merupakan salah satu jenis jamurkontaminan. Sel fibroblas mudah untuk dikultur karena memiliki kemampuan tumbuh danmelekat yang tinggi serta regenerasi cepat, namun penelitian lebih lanjut untuk optimasi teknikkultur dan pencegahan kontaminasi masih dibutuhkan sehingga sel dapat tumbuh baik.AbstractFibroblast cell culture method has been used for wound healing and skin aging studies. Thismethod was used for cell development imaging study, celullar kinetic proliferation andextracelullar matrix component biosynthesis. This preeliminary study was done for laboratoricaltechnic optimation as well as problems appeared in fibroblast culture. Fibroblasts primary culturewas divided into 2 type of samples, from 7.5-9.5-day-mice embryo and keloid-patient skin.Primary culture with dissociated fibroblast method was done for mice embryo sample. Keloidtissue sample and normal skin were cultured with skin explant method. Fibroblasts that weretaken from mice embryo primary culture grew well therefore subculture can be done and kept in -198°C liquid nitrogen storage. Fibroblasts that were taken from first keloid sample grewaccording to fibroblast growth pattern, but, there was contamination with Paecilomyces sp. whichwas one of the contaminating fungi. Fibroblast cells are easy to be cultured as they have growthability and high adhesion capability as well as rapid regeneration, but, further study for culturedtechnical optimation and contamination prevention are still neededthereforethe cells can growwell.
Pendidikan Kewirausahaan Berhubungan Dengan Intensi Berwirausaha Berdasar Theory Of Planned Behavior Mahasiswa DIII Kebidanan Eva Sri Rahayu; Oki Suwarsa; Vita Murniati Tarawan
Jurnal Kesehatan Prima Vol 13, No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : poltekkes kemenkes mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.32807/jkp.v13i2.244

Abstract

Profesi Bidan memiliki peminat yang cukup tinggi yang membuat jumlah bidan meningkat pesat, sementara lapangan pekerjaan terbatas sehingga banyak lulusan kebidanan tidak dapat terakomodir oleh lapangan pekerjaan sektor formal yang ada. Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah menciptakan lapangan kerja sendiri dimana pelakunya akan memiliki kebebasan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan sesuai peluang yang ada sebagai pelaku wirausaha, dimana hal ini dapat didorong melalui pemberian pendidikan kewirausahaan untuk mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pendidikan kewirausahaan dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa DIII Kebidanan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang, jumlah responden sebanyak 113 orang. Data didapat melalui pengisian kuesioner tentang pendidikan kewirausahaan yang terdiri dari aspek konten materi, metode pembelajaran dan narasumber dan penilaian intensi berwirausaha dikembangkan berdasarkan Theory Of Planned Behavior . Hasil analisis memperlihatkan bahwa pendidikan kewirausahaan dengan intensi berwirausaha memiliki korelasi yang positif dan signifikan dengan r=0,470 dan nilai p <0,001. Dan berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada aspek-aspek pendidikan kewirausahaan didapatkan hasil bahwa konten materi merupakan aspek yang paling dominan berhubungan dan signifikan dengan intensi berwirausaha dengan nilai Beta=0,465, dan nilai p <0,001. Penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan berhubungan dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa DIII kebidanan.
Analisis Kualitas AlatUji Objective Structure Clinical Examination(OSCE) di Pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes Rajawali Intan Karlina; Tina Dewi Judistiani; Yuni Susanti Pratiwi; Dany Hilmanto; Endang Sutedja; Oki Suwarsa
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia (Indonesian Journal of Education and Midwifery Care Vol 3, No 2 (2016): Juni
Publisher : Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.904 KB) | DOI: 10.24198/ijemc.v3i2.13

Abstract

Penilaian kemajuan pendidikan perlu dilakukan untuk mengevaluasi kinerja peserta didik dan institusi pendidikan, apakah program pendidikan menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan standar kompetensi bidan yang telah ditetapkan. OSCE merupakan salah satu alat untuk menguji kompetensi keterampilan mahasiswa secara komprehensif meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang dibentuk melalui penjabaran kurikulum institusi. Kualitas alat uji OSCE mempunyai peran penting dalam menilai keterampilan klinik. Validitas alat uji perlu dianalisis oleh para penguji hingga didapatkan kesepakatan tentang mutu alat uji tersebut.STIKes Rajawali adalah satu dari tujuh institusi kebidanan Jawa Barat yang telah melaksanakan ujian akhir program dengan OSCE sejak 2012, tetapi belum pernah dilakukan evaluasi terhadap alat uji OSCE. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Wawancara mendalam dilakukan kepada empat dosen yang sudah menerapkan OSCE di Universitas Padjadjaran selama bulan Mei−Desember 2015 untuk mengetahui kualitas alat uji OSCE yang sudah diterapkan di STIKes Rajawali. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis isi.Alat uji OSCE yang sudah ada di STIKes Rajawali mengalami beberapa perbaikan: area kompetensi dalam blueprintharus mencakup perilaku profesional, jenis kasus yang diujikan harus dituliskan dengan jelas dalam blueprint. Penentuan jumlah station dilakukan berdasarkan jumlah kasus dan kompetensi yang akan diujikan. Waktu ujian harus disesuaikan dengan keterampilan yang diujikan sehingga perlu dilakukan uji coba pada kasus yang akan diujikan. Daftar tilik yang digunakan sebelumnya diubah ke dalam bentuk rubrik penilaian, diperlukannya standar pasien saat pelaksanaan OSCE. Bahasa dalam skenario kasus masih kurang jelas.Kualitas alat uji OSCE belum sesuai standar karena kelengkapan, keluasan dan kejelasan dari segi materi dan bahasa masih kurang. Berdasarkan simpulan tersebut maka perlu diadakan workshop mengenai persiapan dan pelaksanaan OSCE.
Peran Penerapan Model Pembelajaran Asuhan Kehamilan Terintegrasi terhadap Motivasi dan Kompetensi Mahasiswa serta Kepuasan Pasien pada Praktik Klinik Kebidanan Siti Nurjanah; Oki Suwarsa; Vita Murniati Tarawan; Farid Husin; Firman Fuad Wirakusumah; Hadi Susiarno; Ishak Abdulhak
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia (Indonesian Journal of Education and Midwifery Care Vol 2, No 4 (2015): Desember
Publisher : Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.382 KB) | DOI: 10.24198/ijemc.v2i4.47

Abstract

Pelayanan bidan dalam memberikan asuhan kehamilan belum seperti yang diharapkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat dan dampaknya terjadi perubahan nilai serta kebutuhan masyarakat yang meningkat terhadap bidan. Bila kondisi tersebut tidak diatasi, maka kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap bidan akan semakin menurun dan sulit untuk ditingkatkan. Peningkatan kualitas bidan harus didukung dengan peningkatan kualitas pendidikan salah satunya melalui model pembelajaran yang baik guna membantu meningkatkan motivasi dan kompetensi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan motivasi dan kompetensi mahasiswa dengan kepuasan pasien pada praktik klinik kebidanan. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimental dengan one group pre- test post- test design. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV program studi DIII Kebidanan UNS dan pasien ibu hamil di rumah sakit dan puskesmas wilayah Surakarta yaitu RSUD Karanganyar, RSUD Banyudono, Puskesmas Pajang, Puskesmas Gajahan dan RB Barokah. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total populasi. Analisis untuk uji komparatif menggunakan uji Wilcoxon, dan untuk mengetahui peran suatu variabel menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian terdapat peningkatan motivasi 40,48% (p<0,05), peningkatan kompetensi 43,24%, yang terdiri dari pengetahuan sebesar 20,06% (p<0,05), sikap sebesar 56,76% (p<0,05), keterampilan sebesar 53,15%(p<0,05) dan kompetensi berperan 13,86 kali terhadap kepuasan pasien. Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran asuhan kehamilan terintegrasi mampu meningkatkan motivasi dan kompetensi mahasiswa D III kebidanan, serta meningkatkan kepuasan pasien pada praktik klinik kebidanan.
Peran Penerapan Model Pembelajaran Asuhan Persalinan Kala III dan IV Terintegrasi Terhadap Motivasi dan Kompetensi Mahasiswa Serta Kepuasan Pasien Pada Praktik Klinik Kebidanan Lasiyati Yuswo Yani; Gaga Irawan Nugraha; Firman Fuad Wirakusumah; Farid Husin; Ishak Abdulhak; Vita Murniati Tarawan; Oki Suwarsa
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia (Indonesian Journal of Education and Midwifery Care Vol 2, No 4 (2015): Desember
Publisher : Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.366 KB) | DOI: 10.24198/ijemc.v2i4.63

Abstract

Model pembelajaran asuhan kebidanan saat ini belum menjawab kebutuhan masyarakat, sehingga diperlukan model pembelajaran alternatif dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal komptensi bidan.  Model pembelajaran terintegrasi merupakan model pembelajaran yang sistematis dan komprehensif sehingga tujuan penerapan model ini meningkatkan motivasi dan kompetensi mahasiswa dalam praktik klinik kebidanan pada akhirnya diharapkan akan menimbulkan kepuasan pasien pada layanan yang diberikan mahasiswa pada praktik klinik kebidanan. Metode penelitian analitik dengan rancangan penelitian quasy experiment dengan pre test post test design.  Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total populasi dengan subjek penelitian mahasiswa DIII Kebidanan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta semester IV dengan jumlah 37 mahasiswa dan  ibu postpartum yang persalinan kala III dan IV nya ditolong oleh mahasiswa. Analisis uji Wilcoxon untuk menilai perbedaan motivasi dan kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) mahasiswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran.  Uji Rank Spearman untuk mengetahui korelasi antara motivasi dan kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) dengan kepuasan pasien, serta Uji regresi linier untuk menganalisis peran kompetensi (pengetehuan, sikap dan keterampilan) terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian motivasi dan kompetensi meningkat setelah penerapan (p<0,05), dengan peningkatan 45,06% motivasi dan kompetensi, 45,06% pada aspek pengetahuan, 42,06% pada aspek sikap, 53,83% pada aspek keterampilan.  Motivasi tidak berkorelasi terhadap kompetensi dengan p>0,05.  Kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) berkorelasi terhadap kepuasan p<0,05 pasien dengan variabel sikap mempunyai korelasi cukup erat terhadap kepuasan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,687 pada r² 47,2%. Simpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV meningkatkan motivasi dan kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) mahasiswa.  Motivasi tidak berkorelasi terhadap kompetensi mahasiswa, hal ini dapat disebabkan oleh faktor mahasiswa, lingkungan keluarga, dan lingkungan pembelajaran.  Kompetensi berperan terhadap kepuasan pasien pada asuhan yang diberikan mahasiswa pada praktik klinik kebidanan.  Kompetensi yang paling berperan terhadap kepuasan pasien terletak pada aspek sikap.
UPAYA DETEKSI DINI DERMATITIS ATOPIK DAN PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE PADA MURID SEKOLAH DASAR DI JATINANGOR Oki Suwarsa; Hartati Purbo Dharmadji; Endang Sutedja; Raden Mohamad Rendy Ariezal Effendi; Maryam Nissa Hazari; Yogi Faldian; Erda Avriyanti
Dharmakarya : Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat Vol 11, No 3 (2022): September, 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v11i1.27475

Abstract

ABSTRAK Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit peradangan kulit yang bersifat kronis berulang dengan gejala subjektif utama berupa rasa gatal dan disertai kulit kering. Penyakit ini sering timbul pertama kali pada masa bayi dan anak-anak. Perkembangan DA berkaitan dengan kondisi mikrobiota kulit yang dipengaruhi pola perilaku sehari-hari. Diagnosis DA dapat ditegakkan dengan berbagai kriteria diagnosis. Kriteria yang paling sering digunakan yaitu Hanifin-Rajka dengan kriteria minor yang dapat dengan mudah ditanyakan pada anak sekolah dasar. Tujuan kegiatan pengabdian dan penelitian ini adalah untuk deteksi dini DA dan pemberian penyuluhan dan pencegahan DA, serta personal hygiene. Metode penelitian adalah deskriptif, potong lintang menggunakan kuesioner di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cikeruh 1, Dusun Ciawi, Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Subjek penelitian dan penyuluhan adalah murid SDN kelas 5 dan 6. Pada hasil penelitian didapatkan bahwa pitiriasis alba terjadi pada sebagian besar murid dan merupakan salah satu gejala dalam kriteria minor DA, yang menjadi gambaran klinis DA. Kegiatan ini dapat meningkatkan penemuan kasus baru DA anak secara dini. Kebiasaan cuci tangan yang merupakan salah satu tindakan personal hygiene dilakukan oleh sebagian besar murid. Pemberian penyuluhan mengenai DA, pencegahan DA, serta personal hygiene, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup anak dengan DA.Kata kunci: anak, dermatitis atopik, penyuluhan, pencegahanABSTRACT Atopic dermatitis (AD) is a chronic, recurrent disease with an inflammatory skin lesion associated with itch as hallmark symptoms and dry skin. This disease often develops initially in infants and childhood. The AD development is related to skin microbiota which is influenced by daily behavior patterns. Various diagnostic criteria can confirm the diagnosis of AD. Hanifin-Rajka's criteria is the most common AD diagnostic criteria used. Its minor criteria could be asked conveniently to the elementary school children. The aim of the community service and research is for early detection of AD, followed by counseling and prevention of AD, and personal hygiene. The research method was descriptive, cross-sectional, using a questionnaire at Cikeruh 1 Elementary School, Ciawi Village, Cikeruh, Jatinangor District, Sumedang Regency. The subjects were grades 5 and 6 elementary school students. As a result, pityriasis alba is the most common finding and one of the minor AD criteria, a clinical feature of AD. Ultimately, this activity can increase the early detection of new AD cases in children. The habit of washing hands, which is one of the personal hygiene measures, is carried out by most students. Providing counseling and prevention of AD, and personal hygiene, are expected to improve the quality of life of children with AD.Keywords: atopic dermatitis, children, counseling, prevention 
Analysis of causes of maternal mortality in Sukabumi West Java Saputri, Nurwinda; Suwarsa, Oki; Susiarno, Hadi
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 5, No 1: June 2020
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.025 KB) | DOI: 10.30604/jika.v5i1.209

Abstract

There was 54 maternal mortality in Sukabumi District in 2015. The government has made various efforts to reduce maternal mortality cases, but the results have not been optimal. Identification of appropriate causes of maternal mortality provides valuable input in the prevention of future mortality. The objective of this study is to analyze the factors that play a role in maternal mortality and explore how these factors cause maternal mortality. Design research uses explanatory sequential designated mixed methods which are carried out in stages. The first step was to conduct a documentation study of 54 cases of maternal mortality at Verbal Maternal Autopsy and a statistical calculation was made using a cross-sectional approach. The results of the document study were then carried out qualitatively by in-depth interview methods. The results showed that there were groupings of maternal mortality in the district of Sukabumi namely in the District of Cibadak, District of Cicantayan, District of Cisaat, District of Sukaraja and District of Cirenghas. Factors that play a role in maternal mortality are patient, health personnel factors, health facility factors, and referral obstacle factors, and there are recording and reporting factors related to maternal mortality. Efforts to reduce maternal mortality are done through strengthening community empowerment systems and good services. Conclusions maternal mortality is a difficult thing to solve with complexity because it requires efforts that involve various parties.Analisis penyebab kematian maternal di kabupaten SukabumiABSTRAKKasus kematian maternal di Kabupaten Sukabumi tahun 2015 tercatatat 54 kasus kematian maternal. Pemerintah telah melakuan berbagai upaya untuk menurunkan kasus kematian maternal, tetapi hasilnya belum optimal. Identifikasi penyebab kematian maternal yang tepat, memberikan masukan berharga dalam upaya pencegahan kematian dimasa datang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berperan dalam kematian maternal dan menggali bagaimana faktor tersebut menyebabkan kematian maternal. Desaign penelitian menggunakan squensial ekplanatori disagn mixed methode yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama melakukan studi dokumentasi terhadap 54 kasus kematian maternal pada Otopsi Verbal Maternal dan dilakukan perhitungan statistik dengan pendekatan secara cross sectional. Hasil studi dokumen kemudian dilakukan kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengelompokan kematian maternal di kabupaten sukabumi yaitu di Kecamatan cibadak, Kecamatan cicantayan, Kecamatan cisaat, Kecamatan sukaraja dan Kecamatan cirenghas. Faktor yang berperan dalam kematian maternal ini adalah faktor pasien, faktor tenaga kesehatan, faktor fasilitas kesehatan dan faktor hambatan rujukan serta adany faktor pencatatan dan pelaporan terkait kematian maternal. Upaya penurunan kematian maternal dilakukan melalui penguatan sistem pemberdayaan masyarakat dan pelayanan yang baik.Kesimpulan faktor kematian ibu merupakan hal yang sulit untuk diselesaikan dengan kompleksitas karena memerlukan upaya yang melibatkan berbagai pihak.
PRIMARY CUTANEOUS AGGRESSIVE EPIDERMOTROPISM CD8+ CYTOTOXIC T-CELL LYMPHOMA: SEBUAH KASUS SULIT Nizami Hamada; Oki Suwarsa
Media Dermato-Venereologica Indonesiana Vol 50 No 2 (2023): Media Dermato Venereologica Indonesiana
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33820/mdvi.v50i2.409

Abstract

Introduction: Primary cutaneous aggressive epidermotropism CD8+ cytotoxic t-cell lymphoma (PCAE-CD8+ CTCL) is an aggressive variant of cutaneous T-cell lymphoma which has poor prognosis. Because of its rarity, its relatively variable clinical dan histopathological presentation, and no diagnostic criteria for PCAE-CD8+ CTCL, establishing diagnosis can be challenging. Case: A case of PCAE-CD8+ CTCL in a 67-year-old man whose early histopathological features resembling parapsoriasis was reported. Physical examination showed multiple lesions in form of erythematous plaques with ulcers and crusts in almost part of the body. Histopathological features showed epidermotropism and infiltrates of atypical also pleomorphic lymphocytes. Immunohistochemistry result was positive for CD8, CD4, Granzyme, CD3, and Ki-67 supported PCAE-CD8+ CTCL. Discussion: Clinical manifestation of PCAE-CD8+ CTCL varies among patients. Histopathological and immunohistochemistry examination are needed to establish diagnosis. Conclusion: The understanding of clinical manifestation of PCAE-CD8+ CTCL is needed. Because of its poor prognosis and high proliferative activity, early diagnosis may be helpful in improving the likelihood of patient survival.
Co-Authors - Sudigdoadi, - Achadiyani Achmad Yudha Pranata, Achmad Yudha Achmad, Fariz Andrew Citrawan Dany Hilmanto Dedi Rachmadi Sjambas Devi Nursjamsi, Nadilla Carissa Dian Indriyani Dida Akhmad Gurnida Dida Akhmad Gurnida Dimas Erlangga Effendi, Rendy Ariezal Endang Sutedja Endang Sutedja Endang Sutedja Endang Sutedja Endang Sutedja Erda Avriyanti Erfina Rohana Sormin Eva Sri Rahayu Farid Husin Fatima Aulia Khairani Fenny Dwiyatnaningrum Fenny Dwiyatnaningrum, Fenny Feriza, Vina Firman Fuad Wirakusumah Gaga Irawan Nugraha Hadi Susiarno Hadi Susiarno Hartati Purbo Dharmadji Hartati Purbo Dharmadji Hartati Purbo Dharmadji, Hartati Purbo Hartati Purbo Dharmaji Hartati Purbo Dharmaji, Hartati Purbo Hendra Gunawan Insi Farisa Desy Arya Intan Karlina Irna Sufiawati Jayawarsa, A.A. Ketut Karinna Dwi Purnama Keni Istasaputri M. Lasiyati Yuswo Yani Maryam Nissa Hazari Maulinda, Shinta Metha Solihati Rayuna Miranti Pangastuti Muhammad Akbar Wicaksana Nanan Nur'aeny Nizami Hamada Nur Atik Nur'aeny, Nanan Nurwinda Saputri Pangastuti, Miranti Pati Aji Achdiat Ponpon Idjradinata Pratiwi, Auria Ekanti Purnama, Karinna Dwi Puteri Nabilah Maharani Raden Mohamad Rendy Ariezal Effendi Raden Tina Dewi Judistiani Rasmia Rowawi Reiva Farah Dwiyana Reti Hindritiani Ronny Lesmana Ruchiatan, Kartika Saputri, Nurwinda Siti Nurjanah Sjambas, Dedi Rachmadi Sri Mulyati Sudigdo Adi Sudigdo Adi Sunarjati Sudigdoadi Sunaryati S. Adi Susantina Prodjosoewojo Susiarno, Hadi Syawalika Ulya Isneny Tenny Putri Tiara Rica Dayani Uni Gamayani Vita Murniati Tarawan Vita Murniati Tarawan Vita Murniati Tarawan Wicaksana, Muhammad Akbar Yogi Faldian Yuli Kurniawati Yuni Susanti Pratiwi