Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Humanika : Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum

ZAKAT HARTA DAN SPORTIVITAS DALAM BERKOMPETISI MENCARI REJEKI Syamsudin, Amir
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 12 No. 1 (2012): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v12i1.3655

Abstract

Zakat adalah ibadah sosial yang selalu digandengkan dengan shalat sebagai ibadah personal. Jiwa yang menyatakan tunduk patuh pada kehendak Allah pada saat shalat, akan dibuktikan perbuatan kebajikan kepada sebanyak mungkin manusia lain, salah satunya berzakat. Harta yang wajib dizakati ada dua jenis, yaitu semua jenis keuntungan yang diperoleh dari jerih payah bekerja dan semua jenis benda yang ditemukan dari dalam perut bumi. Zakat harta hanya diwajibkan kepada individu muslim yang sudah cukup untuk kebutuhan diri dan keluarganya. Secara teknis, Nisab adalah ukuran minimum seorang muslim dianggap kaya dan memiliki kewajiban berbagi harta dengan saudaranya yang miskin. Ukuran pengambilan harta zakat ditentukan oleh seberapa banyak kadar alamiah sebagai penopang proses memperoleh keuntungan tersebut digunakan. Ukuran pengambilan minimum adalah seperempatpuluh (2.5%), seperduapuluh (5%), sepersepuluh (10%), dan seperlima (20%). Semakin sedikit kadar alamiah yang digunakan maka semakin sedikit pula ukuran pengeluaran zakanya.   Kata kunci: zakat, nisab, mustahiq, penghitungan. ganegarQ� ss�_�Q telah berfungsi sebagai alat penguasa untuk melanggengkan kekuasaan. Sosok Pendidikan Kewarganegaraan (Civic atau Citizenship) yang demikian memang sering muncul di sejumlah negara, khususnya negara-negara berkembang termasuk Indonesia.  
CARA KERJA ILMU PENGETAHUAN DAN SIKAP KRITIS TERHADAP INFORMASI DALAM AJARAN ISLAM Syamsudin, Amir
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 10 No. 1 (2010): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v10i1.21001

Abstract

Islam menganjurkan kepada para pemeluknya untuk bertindak adil. Salah satu indikasi keadilan dalam tindakan ialah membuat keputusan berdasarkan informasi yang benar dan akurat. Untuk mendapatkan akurasi informasi diperlukan tindak penelitian. Penelitian merupakan poros sekaligus proses menyusun ilmu pengetahuan yang muatan informasinya benar dan akurat. Sepanjang ilmu pengetahuan itu diartikan sebagai cara yang rasional dan empiris untuk mempelajari gejala alamiah yang terdapat pada diri manusia dan di luar diri manusia, maka tidak ada satu pernyataan ayat maupun hadis pun yang menentang apalagi mengharamkan aktivitas keilmuan. Realitas adalah segala sesuatu yang diciptakan Tuhan, baik realitas kongkrit maupun realitas ghaib. Realitas kongkrit terdiri dari benda-benda mati, tumbuhan, hewan, manusia, dan benda-benda angkasa. Realitas ghaib meliputi setiap bentuk pewahyuan dari Tuhan kepada orang-orang yang terpilih (Nabi/ Rasul), baik Nabi yang tercantum dalam kitab suci maupun tidak. Realitas kongkrit dapat dibaca oleh pengalaman inderawi maupun akal budi, sedangkan realitas ghaib hanya dapat dikenali oleh manusia setelah pengalaman inderawi dan imajinasi akal budinya mencapai titik batas kemampuannya.
TUHAN DAN ALAM PIKIRAN ANAK Syamsudin, Amir
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 8 No. 1 (2008): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v8i1.21004

Abstract

Konsep ketuhanan pada anak sangat terkait erat dengan perkembangan moralitas anak. Perkembangan moralitas anak juga terkait erat dengan perkembangan kognitif anak. Semakin matang perkembangan kognitif anak, maka semakin matang pula perkembangan moralitas anak. Demikian pula semakin matang perkembangan moralitas anak, maka semakin jelas pula konsep ketuhanan dalam alam pikiran anak.Tahap perkembangan kognitif anak usia 0-7 tahun adalah sensorimotor dan pra-operasional. Tahap perkembangan moral anak usia 0-7 tahun adalah pra-moral, tidak dapat membedakan baik dan buruk. Tahap perkembangan konsep ketuhanan pada anak usia 0-6 tahun bersifat kongkrit. Tahap perkembangan konsep ketuhanan pada anak usia 6-10 tahun bersifat personifikatif, yaitu orang dewasa dianggap sebagai tuhan karena ialah yang memberikan hukuman kepada anak yang nakal dan memberikan pujian kepada anak yang patuh.