p-Index From 2020 - 2025
7.176
P-Index
This Author published in this journals
All Journal FORUM Interaksi Online
Nurist Surayya Ulfa
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP

Published : 90 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Brand Activation Batik Semarangan melalui Event “Cah Semarang Duwe Batik” Ginanjar Saputra; Djoko Setiabudi; Nurist Surayya Ulfa
Interaksi Online Vol 1, No 4: Oktober 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.571 KB)

Abstract

Nama : Ginanjar SaputraNIM : D2C008088Judul : Brand Activation Batik Semarangan melalui Event “Cah Semarang Duwe Batik” Abstrak Koperasi Sekar Arum sebagai sebuah lembaga koperasi dibawah naungan TP – PKK Kota Semarang yang salah satunya fokus terhadap batik semarangan, tentu harus dapat melestarikan dan mengembangkan produk batik semarangan sehingga dapat menjadi produk andalan dari Kota Semarang. Akan tetapi terjadi permasalahan dimana produk batik semarangan ini belum banyak dikenal oleh warganya sendiri khususnya para generasi muda yaitu pelajar di Kota Semarang. Melalui pendekatan IMC, promotion mix, marketing communication, dan AIDDA, strategi Brand Activation menjadi kegiatan komunikasi pemasaran batik semarangan yang efektif dalam meningkatkan awareness dan minat terhadap batik semarangan. Dengan mengambil tema kegiatan “Cah Semarang Duwe Batik” dengan tagline acara “Fit on Youth”, acara dikemas dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan minat pelajar di Kota Semarang terhadap batik semarangan. Acara ini diisi dengan kegiatan utama pelatihan batik dengan nama “Melu Mbatik” dan pertunjukan musik akustik dengan nama “Batikustik” dimana peserta diwajibkan mengenakan batik pada saat tampil diatas panggung. Dan pada akhir dari event, dibentuk Komunitas Batik Semarangan sebagai kegiatan PR denga tujuan untuk menimbulkan efek yang berkelanjutan. Melalui kegiatan brand activation ini, diharapkan pengetahuan para pelajar SMA dan sederajat di Kota Semarang sebagai target audien terhadap batik semarangan dapat meningkat, sehingga menumbuhkan rasa memiliki dan minat untuk melestarikan batik semarangan. Berdasarkan hasil riset post event, sebanyak 41% target audien sudah tidak lagi menganggap batik itu mempunyai kesan kuno, meningkat sebesar 28% dari sebelumnya 13%. tingkat pengetahuan target audien mengenai batik semarangan meningkat sebesar 52%, dari semula yang hanya 17% menjadi 69%. Sementara itu yang menyatakan tertarik untuk memakai batik semarangan sebesar 32%,. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 15% dari sebelum event dilaksanakan. Kata Kunci : brand activation, batik semarangan, event, IMC, AIDDA, marketing communication, “Cah Semarang Duwe Batik”.Nama : Ginanjar SaputraNIM : D2C008088Judul : Batik Semarangan Brand Activation through “Cah Semarang Duwe Batik” Event. Abstract Koperasi Sekar Arum as an organization below the authority of Semarang‟s TP – PKK which one of their focus is Semarangan‟s batik, they have to conserve and develop Semarangan‟s batik into one of the top notch product from Semarang. Nevertheless the problem of Semarangan‟s batik is not so well known in its own city especially between the youth or the student in Semarang. Through IMC, promotion mix, marketing communication and AIDDA approaches, Brand Activation strategy become effective marketing communication for Semarangan‟s batik in order to raise awareness and also gain the interest in Semarangan‟s batik With “Cah SemarangDuwe Batik” as our event‟s theme and “Fit on Youth” as our event‟s tagline, this event is set to increase knowledge and interest for Semarangan‟s batik between the student in Semarang. This event is consist several activities such as, the main activity is teaching student how to draw batik which called “MeluMbatik” and also acoustic music performance named “Batikustik” which every contestant required to wear batik when they were performing on stage, and in the end of the event they KoperasiSekar Arum established Semarangan‟s Batik Community as a PR activity that aimed to get the continuous effect. Through this brand activation event, it is expected the knowledge of student especially high school in Semarang as a target audience may enhanced, so they will have sense of belonging into Semarangan‟s batik and also to conserve it. Refer to post event research result, 41% of target audience is not perceived Semarang‟s batik is old fashioned anymore, raised 28% from 13 % on early research. Level of knowledge of the target audience about Semarangan‟s batik enhanced 52% from the previous research is 17% to 69%. Meanwhile, target audience who stated that they wants to use Semarangan‟s batik is 32%, this data shows that there are 15% gain according from the previous research. Key Word : brand activation, batik semarangan, event, IMC, AIDDA, Marketing Communications, “Cah Semarang Duwe Batik”Brand Activation Batik Semarangan melalui Event “Cah Semarang Duwe Batik”(Project Officer) Karya Bidang Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro PenyusunNama : Ginanjar SaputraNIM : D2C008088JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013PENDAHULUAN Batik semarangan adalah batik khas dari Semarang yang mempunyai corak dan motif yang unik dan mempunyai ciri khas tersendiri berupa ikon-ikon kota semarang, dan bersifat natural atau pesisiran. Batik semarangan mempresentasikan tentang Kota Semarang baik flora, fauna, ikon-ikon Kota Semarang seperti ukiran di gedung-gedungnya, atau lawang sewu yang menjadi ciri khas kota, tugu muda, legenda-legenda, serta kuliner yang ada di Semarang, dan biasanya ada motif daun asem sebagai ciri khasnya. Ragam corak dan warna batik semarangan banyak dipengaruhi oleh budaya asing. Pada awalnya, batik semarangan yang memiliki ragam corak tradisional dan warna yang terbatas terpengaruh oleh kebudayaan asing yang dibawa oleh para pedagang asing dan juga para penjajah. Popularitas batik kembali muncul setelah UNESCO menetapkan batik sebagai salah satu budaya yang ada di Indonesia, berbagai fashion yang bertema batik bermunculan, masyarakat Semarang sadar akan budaya batik yang sedang menjadi tren. Walaupun popularitas batik sedang meningkat, akan tetapi kesadaran mereka akan adanya batik semarangan dan minat untuk memakai batik masih rendah. Popularitas batik semarangan sendiri masih kalah dengan batik di kota lain, hal ini diakibatkan karena apresiasi masyarakat kota semarang terhadap batik semarangan masih rendah. Masyarakat kota Semarang cenderung lebih memilih batik dari luar Semarang seperti Batik Pekalongan, Batik Yogyakarta maupun Batik Solo.Fenomena tren batik yang sedang berkembang di Kota Semarang tidak diimbangi dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan adanya batik semarangan, sehingga minat mereka untuk memakai batik semarangan sebagai apresiasi terhadap Budaya KotaSemarang pun belum muncul. Padahal disamping itu, batik akan menjadi budaya di suatu masyarakat apabila masyarakat tersebut mengenakan batik di setiap hari mereka berkegiatan. Akan tetapi pada kenyataanya batik masih dipakai pada saat tertentu yang bersifat formal. Misal pada saat menghadiri pesta pernikahan, acara resmi yg lain, Atau pada hari jumat untuk instansi pemerintahan. Itupun kareda ada aturan pemerintah. Hal ini menyebakan penjualan batik semarangan mengalami penurunan dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Budaya Fashion yang menjadi tren di kalangan pelajar karena mereka mengacu kepada artis idola mereka, sebagai contohnya, misal budaya K-pop yang sedang populer saat ini. Dari gaya berpakaian, para pelajar akan menirukan gaya berpakaian idola mereka, mengenakan fashion bergaya korea, karena tren budaya yang sedang hype mempunyai kesan modern dan up to date sedangkan batik menurut mereka masih sebagai fashion yang kuno, Dari masalah tesebut dapat dikatakan bahwa pelajar masih mencari identitas dirinya dan membutuhkan role model sebagai acuan mereka untuk menghilangkan kesan kuno yang selama ini melekat pada batik. Banyak pelajar SMA di Semarang yang tidak mengetahui adanya batik semarangan. Tidak mengetahui ciri-cirinya, contoh motifnya, harga, serta tempat dimana bisa membeli batik semarangan. Budaya batik yang masih terkesan kuno di kalangan pelajar menyebabkan rendahnya kesadaran dan pengetahuan mereka terhadap batik khususnya batik semarangan. Hal ini dibuktikan dengan riset yang telah peneliti lakukan pada bulan April 2013 bahwa 87% responden masih menganggap bahwa batik itu terkesan kuno dan mereka tidak mau memakainya, 17% responden tidak aware terhadap batik semarangan, 79% responden tidak mempunyai minat terhadap batik semarangan.Masih rendahnya kesadaran pelajar terhadap batik semarangan tersebut berakibat pada rendahnya popularitas batik semarangan apabila dibandingkan dengan batik-batik dari kota lain. Hal ini berdampak pada menurunnya penjualan batik semarangan. Maka dari itu, Karya Bidang ini berfokus untuk mempromosikan batik semarangan yang bertujuan untuk meningkatkan awareness serta minat pelajar terhadap Batik Semarangan kepada pelajar SMA di Kota Semarang dengan melakukan kegiatan “ Cah Semarang Duwe Batik dengan tagline FIT ON YOUTH dengan pendekatan brand Activation ISI Dengan menggunakan pendekatan brand activation yang didukung oleh teori Komunikasi Pemasaran, AIDDA, IMC, dan komunitas dan berifat Experiental Event Marketing agar para audiens dapat sepenuhnya terlibat dengan produk yang dipasarkan. Salah satu cara efektif dalam menyampaikan pesan sebuah brand adalah melalui pendekatan brand activation. Brand activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang mendekatkan dan interaksi merek dengan penggunanya melalui aktivitas pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktifitas publik yang menarik perhatian lainnya.Brand activation merupakan aktifitas dua arah yang dilakukan suatu brand untuk berinteraksi lebih dekat dengan target market, atau target audiens. Berbeda dengan aktifitas iklan, baik lini atas maupun lini bawah, aktifitas yang terjadi hanyalah satu arah. Salah satu bentuk pendekatan brand activation adalah event marketing activity. Dalam penelitiannya, Duncan menjelaskan bahwa, “event marketing is a significant situation orpromotional happening that has a central focus and chapters the attention and involvement of the target audiens” Pendekatan brand activation merupakan aktifitas komunikasi pemasaran yang harus tetap didukung dengan aktifitas komunikasi pemasaran lainnya, seperti publikasi, kegiatan public relations, sales promotion, publisitas dan tools promosi lainnya. Brand activation merupakan jawaban atas konsep promosi modern karena dapat meningkatkan brand awareness dan mengangkat citra dari suatu brand. Strategi ini dirasa efektif dalam membangun sebuah brand karena brand activation adalah salah satu bentuk promosi brand yang mendekatkan dan membangun interaksi brand dengan penggunanya melalui aktivitas pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik yang menarik perhatian lainnya (Shimp, 2003:263). Selain itu dalam perspektif membangun brand awareness, brand activation mempunyai banyak peluang untuk mencapai keberhasilan. Ini karena event pada dasarnya diselenggarakan dalam kemasan yang menarik dan untuk menciptakan suasana hati yang santai dan menyenangkan. Pada saat itulah orang lebih mudah menerima pesan persuasi yang disampaikan pemilik merek (Shimp, 2003:263).Peneliti ingin menyelenggarakan kegiatan yang bertema “ Cah Semarang Duwe Batik” dengan tagline “ Fit On Youth”. Penyelenggara mengambil tema “ Cah Semarang Duwe Batik” dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki para generasi muda khususnya pelajar SMA di Kota Semarang untuk melestarikan batik salah satunya dengan cara memakainya. Tagline „ Fit On Youth” berarti ingin menyampaikan pesan bahwa batik itu cocok untuk para generasi muda khususnya paa pelajar untuk menjadi fashion mereka dan bertujuan untuk menghilangkan kesan kuno batik. Tujuan kegiatan “ Cah SemarangDuwe batik” sendiri bertujuan untuk menghilangkan kesan kuno batik, meningkatkan awareness batik Semarangan, dan meningkatkan minat terhadap Batik Semarangan salah satunya dengan cara memakainya dan tujuan tersiernya adalah untuk meningkatkan penjualan Batik Semarangan di kota Semarang. Kegiatan Brand Activation Batik Semarangan dikemas dengan konsep yang menarik karena target audiens dari kegiatan ini adalah pelajar di kota Semarang serta membawakan role model yang bertujuan untuk dijadikan panutan bagi mereka untuk mengenakan batik sehingga bisa menghilangkan kesan kuno batik di generasi muda.Role Model yang dibawakan pada kegiatan “ Cah Semarang Duwe Batik” adalah Jazz Ngisoringin yang mempunyai banyak penggemar di Kota Semarang khususnya para generasi Muda Kota Semarang yang menjadi target audiens dari kegiatan “ Cah Semarang Duwe Batik”. Acara “Cah Semarang duwe Batik” yang dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada tanggal 26, 27 dan 28 Juli 2013 mempunyai konsep acara sebagai berikut : a. Melu mbatik Melu mbatik merupakan ajang bagi pengunjung acara yang ingin mencoba belajar batik pada kain batik sepanjang 1x1 meter yang telah tergambar pola batik semarangan, yang disediakan oleh panitia dan telah didampingi oleh para pengrajin batik yang sudah berpengalaman dan ahli dari Koperasi Sekar Arum. b. Galeri Batik SemaranganGaleri Batik Semarangan merupakan sarana bagi para perajin batik untuk mempromosikan produknya, selain melakukan penjualan dengan memberikan diskonkhusus, perajin tersebut juga akan membimbing paserta “melu mbatik” mengenai cara dan langkah-langkah yang baik dalam membuat batik. c. Batikustik Band SMA merupakan sarana untuk mengekspresikan jiwa seni pelajar SMA. Diharapkan dengan para pelajar akan dapat lebih mengapresiasi budaya batik sebagai budaya yang tidak lagi kuno. Parade band ini bertema akustik, dan mengenakan batik pada saat pentas. d. Batikustik Jazz Ngisoringin. Jazz Ngisoringin yang menjadi band yang sudah populer di Kota Semarang bisa menjadi role model pelajar SMA bahwa batik itu tidak berkesan kuno. e. Wisata Air Pengunjung yang datang pada kegiatan tersebut, selain dapat mengunjungi booth pameran yang disediakan oleh panitia juga dapat menikmati wahana wisata air dan keindahan sungai banjir kanal. f. Komunitas Cah Semarang Duwe Batik Setelah kegiatan terlaksana, akan dibentuk sebuah komunitas “Cah Semarang Duwe Batik” yang beranggotakan para pelajar SMA di Kota Semarang. Komunitas ini bertujuan untuk mengenalkan batik semarang kepada teman-teman di sekolahnya, teman-teman di luar sekolah ataupun keluarga mereka. Komunitas ini dibentuk sebagai wujud kepedulian mereka untuk terus melestarikan kebudayaan memakai batik khususnya batik semarangan, sehingga budaya memakai batik akan semakin meningkat dan akan menghilangkan kesan kuno yang selama ini melekat pada batik sehingga keberadaan batik semarangan akan tetap terjaga.“Cah Semarang Duwe Batik” adalah rangkaian event yang berisi kegiatan untuk memperkenalkan batik semarangan, mengenai jenis-jenis motifnya, serta tempat dimana bisa membeli batik semarangan. Selain itu melalui event ini pihak Koperasi Sekar Arum dapat melihat kondisi target audiens secara langsung, bagaimana antusias audien mengikuti rangkaian kegiatan dapat menjadi pacuan dalam memperluas pasarnya kepada target pasar yang dituju, yaitu pelajar SMA di Semarang. Berdasarkan hasil riset, tingkat pengetahuan target audien mengenai Batik semarangan meningkat sebesar 52%, dari semula yang hanya 17% menjadi 69%. Hal tersebut melampaui target yang ditentukan sebelumnya, yaitu sebesar 50%. Untuk peningkatan minat batik naik sebesar 15% dan telah melampaui target yang sebelumnya hanya 13% dan akhirnya minat batik menjadi 36%. Komunitas “Cah Semarang Duwe Batik” dibentuk setelah kegiatan dilakuan, tujuan dari komunitas ini adalah sebagai wujud kepedulian mereka untuk terus melestarikan kebudayaan memakai batik khususnya batik semarangan, sehingga budaya memakai batik akan semakin meningkat dan akan menghilangkan kesan kuno yang selama ini melekat pada batik sehingga keberadaan batik semarangan akan tetap terjaga. Komunitas “Cah Semarang duwe Batik” mempunyai kartu tanda anggota sebagai kartu pengenal keanggotaan dan berfungsi juga sebagai kartu untuk memperoleh potongan harga di toko batik yang sudah ditunjuk oleh panitia dan juga mempunyai katalog yang dipegang oleh masing-masing anggota yang berguna untuk mempromosikan batik semarangan kepada teman-temannya di sekolah. Evaluasi mengenai jalannya acara dapat dilihat pada indikator berikut ini :a. Tujuan komunikasi awal tercapai dengan baik, yaitu untuk meningkatnya awareness dan minat audien terhadap batik semarangan, terbukti dengan terbentuknya Komunitas “Cah Semarang Duwe Batik” di beberapa SMA di Kota Semarang. b. Proses loading-in dan loading-out, serta jalannya acara secara keseluruhan berjalan lancar sesuai dengan rundown yang telah dibuat. c. Jumlah peralatan dan perlengkapan terpenuhi, meskipun ada beberapa perlengkapan yang belum lengkap pada saat persiapan, akan tetapi hal tersebut dapat diatasi pada hari pertama pelaksanaan acara. e. Segala bentuk publikasi terdistribusi dan terpasang dengan baik. f. Terbinanya hubungan baik dengan pihak-pihak yang terlibat dalam acara “Cah Semarang Duwe Batik” seperti Koperasi Sekar Arum, LEMPPAR, dan sekolah-sekolah yang berpartisipasi. g. Anggaran dana yang dibutuhkan dapat terpenuhi dan didapatkan dari sponsorship, dan mendapatkan surplus sebesar Rp. 3.130.000,- h. MC sepanjang jalannya acara menyampaikan pesannya dengan baik, memaparkan informasi secara persuasif, sehingga audien lebih tertarik dan dapat mengingat pesan yang disampaikan.PENUTUP Dalam bab ini, dijelaskan mengenai implikasi yang terjadi atau ditimbulkan dari penyelenggaran event “Cah Semarang Duwe Batik” yang bertujuan untuk memperkenalkan batik semarangan serta saran yang dapat digunakan untuk keberhasilan penyelelnggaraan event serupa berikutnya. Kesimpulan Dari seluruh rangkaian acara “Cah Semarang Duwe Batik” yang telah dilaksanakan dan pembahasan yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Strategi dengan menyelenggarakan experiental event marketing dan berinteraksi secara langsung kepada target audien serta menampilkan role model menjadi cara yang efektif umtuk menghilangkan kesan kuno batik sebanyak 28%, dari semula 13% meningkat menjadi 41% yang menganggap bahwa batik tidak lagi terkesan kuno berdasarkan riset yang dilakukan setelah event. b. Kegiatan promosi melalui event “Cah Semarang Duwe Batik” berhasil meningkatkan awareness target audien tentang batik semarangan sebesar 52% serta meningkatkan minat sebesar 15% berdasarkan riset yang dilakukan setelah event. c. Kegiatan promosi melalui event “Cah Semarang Duwe Batik” berhasil meningkatkan minat warga Kota Semarang untuk melakukan pembelian pada saat kegiatan berlangsung, hal ini dibuktikan dengan total penjualan batik semarangan selama kegiatan total sebesar Rp. 9.150.000 d. Dalam publikasi event “Cah Semarang Duwe Batik”, 50% responden mengetahui acara “Cah Semarang Duwe Batik” melalui media poster yang dipasang.e. Dari 100 orang yang dijadikan sebagai responden, 21% responden mengetahui event “Cah Semarang Duwe Batik” melalui flyer. f. Publikasi melalui social media, karena lingkaran sosial yang dimiliki oleh penyelenggara belum menjangkau target audien, sehingga publikasi belum menjangkau secara langsung kepada target audiens yang dituju, publikasi melalui social media hanya menjangkau 10,52 %. Dari kesimpulan yang telah dihasilkan, serta pengamatan terhadap jalannya rangkaian acara “Cah Semarang Duwe Batik”, berikut saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan apabila diadakan kegiatan-kegiatan serupa pada waktu yang akan datang : a. Pemilihan akun social media sebagai komunikator sebaiknya menggunakan akun yang telah mempunyai lingkaran sosial yang sesuai dengan target audien yang hendak dituju. b. Sebelum melakukan kegiatan pemasaran, sebaiknya penyelenggara telah mendalami product knowledge tentang produk yang akan dipasarkan, sehingga terpaan informasi yang diterima target audien dapat menimblkan efek yang lebih besar. c. Masing-masing penerapan strategi publikasi media yang akan digunakan, sebaiknya diukur menggunakan perhitungan yang tepat untuk mengetahui strategi publikasi mana yang paling efektif umtuk mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan.DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Belch, George, Michael A. Belch 2001. Advertising & Promotion: An integrated Marketing Communications Perspective, New York : McGraw Hill. Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. Gunarsa, Singgih. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia Jack Z. and Bumba, Lincoln. (1996). Advertising and Media Planning, (5th ed.). USA: Ntc Bussines Books. Jasmadi (2008). Membangun komunitas online secara praktis dan gratis. Jakarta: Elex Media Komputindo. Kotler, Philip, Gary Armstrong. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 2. (Damos Sihombing. Alih Bahasa).Jakarta : Penerbit Erlangga. Laudon, Kenneth, Traver, and Carol Guercio (2003). E-commerce : business, technology, society. Addison-Wesley Littlejohn, Stephen W. (2009). Teori Komunikasi (Theories of Human Communication). Jakarta: Salemba Humanika Sissors, Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Shimp, Terence A. (2000). Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid I. (Revyani Syahrial. Terjemahan) Jakarta: Penerbit Erlangga. Siswanto, Fritz Kleinsteuber, (2002). Strategi Manajemen Pemasaran. Jakarta: Damar Melia Pustaka. Sulaksana, Uyung. (2003). Integrated Marketing Communication. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tjiptono, Fandy, dkk. (2007). Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Penerbit Andi.2. Website : (Advertising and Promotion and Integrated Marketing Communications Perspective, http://hfs1.duytan.edu.vn/upload/ebooks/5183.pdf, diakses pada 21 Mei 2012). (Brand Activation by Paul Morel, Peter Preisler and Anders Nyström www.metro-as.no/pdf/fagartikler/Brand%20Activation.pdf. diakses pada 5 Mei 2012).
PENGARUH TERPAAN KOMUNIKASI PEMASARAN MENU BREAKFAST MCDONALD"S KEPUTUSAN PEMBELIAN Martia Mutiara Tasuki; Tandiyo Pradekso; Nurist Surayya Ulfa
Interaksi Online Vol 1, No 4: Oktober 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.347 KB)

Abstract

PENGARUH TERPAAN KOMUNIKASI PEMASARAN MENU BREAKFAST MCDONALD’S DAN CITRA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIANSkripsiDisusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikanPendidikan Strata IJurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas DiponegoroPenyusunNama : Martia Mutiara TasukiNIM : D2C 005 183JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2013PENGARUH TERPAAN KOMUNIKASI PEMASARAN MENU BREAKFAST MCDONALD’S DAN CITRA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIANABSTRAKMenu breakfast merupakan inovasi varian menu terbaru dari McDonald's Indonesia. Sebagai produk baru, menu breakfast McDonald's berusaha untuk memperoleh tempat dibenak masyarakat maka McDonald’s melakukan komunikasi pemasaran melalui berbagai media diantaranya melalui iklan, brosur, kupon berhadiah dan media display di setiap gerai McDonald’s. Dengan menggunakan merek McDonald’s menu breakfast McDonald’s telah menempatkan posisinya di benak konsumen. Kemudian keputusan pembelian pun dibuat.Tujuan penelitian ini adalah utuk mengetahui pengaruh terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s dan citra produk terhadap keputusan pembelian. Dengan mengacu pada teori advertising exposure process dan teori perilaku konsumen. Tipe penelitian ini adalah eksplanatori. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode accidental sampling yaitu sebanyak 50 orang responden. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dengan kuesioner. Teknik pengolahan data menggunakan regresi logistik.Berdasarkan hasil perhitungan, variabel terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s ( X1 ) masuk dalam kategori rendah dengan persentase sebesar 58%, variabel citra produk (X2) masuk dalam kategori baik dengan persentase sebanyak 70%, dan variabel keputusan pembelian (Y) masuk dalam kategori “ya” atau tinggi dengan persentase sebesar 66%. Adapun hasil pengujian hipotesa menunjukkan bahwa variabel terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Sedangkan variabel citra produk (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap vaeriabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai signifikansi 0,012 dan nilai Exp(B) dari X2 sebesar 1,346.Kata kunci : Terpaan Komunikasi Pemasaran, Citra Produk, Keputusan Pembelian.THE EFFECTS OF MCDONALD’S BREAKFAST MENU MARKETING COMMUNICATIONS EXPOSURE AND PRODUCT IMAGE TOWARDS THE PURCHASED DECISIONABSTRACTBreakfast menu is the latest variant of the innovation of McDonald's Indonesia. As a new product, McDonald's breakfast menu is trying to obtain a community then dibenak McDonald's doing marketing communications through a variety of media including advertising, brochures, through the lottery and the display in every media outlet McDonald 's. By using the brand McDonald's McDonald's breakfast menu has put his position in the minds of consumers. Then any buying decision is made. The purpose of this research is to know the influence of exposure to McDonald's breakfast menu of marketing communications and product imagery to the purchasing decision. With reference to the theory of advertising exposure process and theory of consumer behavior. This research type is eksplanatori. Sampling is performed using the method of accidental sampling that is as much as 50 people responden. While the data collection technique using observations with the questionnaire. Data processing techniques using logistic regression. Based on the results of the calculation, variable exposure to McDonald's breakfast menu of marketing communications (X 1) belongs to the category of low percentage of 58, with variable image products (x 2) belongs to the category either by percentage as much as 70, the purchase decision and variable (Y) belongs to the category 'Yes' or high with a percentage amounting to 66. As for the hypothesis test results indicating that the variable exposure to McDonald's breakfast menu of marketing communications (X 1) has no significant influence on the buying decision variable (Y). While the image of the products variable (x 2) have a significant influence on the buying decision vaeriabel (Y) with the value of the significance and value of 0.012 Exp (B) from X 2 of 1,346.Keywords: exposure to marketing communications, Product Image, purchase decisions.BAB IPENDAHULUAN Latar BelakangMcDonalds Indonesia mengadopsi menu breakfast untuk menjawab rasa bosan pelanggan dengan menu-menu yang sudah ada selama ini. Hal ini juga untuk memenuhi keinginan pelanggan agar menu McDonald’s yang terdapat di luar Indonesia kini dapat dinikmati pula di Indonesia. Menu sarapan ini disajikan sejak pukul 05.00 pagi hingga pukul 11.00 siang. Harga yang ditawarkan cukup beragam sekitar Rp 20.000,- hingga Rp 30.000,- per paket. (http://medantalk.com/may/19/2011//McD Indonesia Luncurkan Menu Baru/htm).Untuk itu McDonald’s melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan bidang pemasaran atau juga bisa disebut dengan promosi. Berbagai hal dilakukan mulai dari iklan, brosur, banner, kupon berhadiah, dan lain sebagainya. Semua ini dimaksudkan untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat bahwa McDonalds memiliki varian produk baru yaitu menu breakfast atau menu sarapan pagi. Tidak hanya mengenai produk, masyarakat juga perlu diberikan informasi mengenai waktu yang ditetapkan untuk menjumpai menu breakfast.Berdasarkan data sales selama bulan April, Mei, dan Juni pencapaian penjualan menu breakfast baru menunjukkan angka 11% dari 18% yang ditargetkan. Pencapaian penjualan tidak bergerak jauh dari angka 11%. Perumusan MasalahSelama tiga bulan setelah diluncurkan persentase pembelian tidak beranjak jauh dari level 11%. Dari target sebesar 18%, angka 11% tentunya berada pada tingkatan yang rendah. Berdasarkan data talk to customer LSM (local store marketing) McDonald’s Ciputra Semarang, yang diambil melalui pendapat pelanggan (customer feedback), sebagian besar konsumen belum mengetahui keberadaan produk breakfast, menu yang terdapat di dalamnya dan promo yang sedang berlangsung. Data yang diperoleh selama tiga bulan terakhr yaitu Juni, Juli, dan Agustus 2011 menunjukkan dari 300 orang konsumen per bulan yang dimintai pendapatnya, hanya sebesar 35% konsumen yang mengetahui mengenai menu breakfast dan promosi menu breakfast yang sedang berlangsung.Namun, permasalahan di atas seperti jumlah konsumen dan pencapaian hasil penjualan bukanlah merupakan fokus dalam penelitian ini. Batasan dari penelitian ini adalah data hasil penjualan dan jumlah konsumen atau transaksi yang terjadi, digunakan sebagai tolok ukur dari sikap konsumen berupa perilaku atau tidakan pembelian. Keputusan pembelian dalam penelitian ini merupakan efek dari komunikasi yang dilakukan oleh McDonald’s Ciputra semarang kepada masyarakat. Fokus permasalahan terdapat pada efek komunikasi yang dilakukan. Efek yang dirasakan masih kurang atau masih rendah dari yang diharapkan, hal ini dapat dilihat dari datasales volume dan persentase pencapaian hasil penjualan menu breakfast yang dicapai oleh McDonald’s Ciputra Semarang. Tujuan PenelitianUntuk mengetahui pengaruh terpaan kegiatan komunikasi pemasaran mengenai menu breakfast di McDonald’s dan citra produk terhadap keputusan pembelian.BAB IIHASIL PENELITIAN Kerangka Teori1. Pengaruh Terpaan Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan PembelianTeori yang digunakan dalam penelitian ini yang menghubungkan antara variabel terpaan komunikasi pemasaran terhadap keputusan pembelian adalah teori Advertising Exposure Process. Di dalam teori ini dikatakan bahwa apabila konsumen terkena terpaan iklan maka akan tercipta perasaan dan sikap tertentu terhadap merek yang kemudian akan menggerakan konsumen untuk membeli produk. Berdasarkan teori advertising exposure process tahapan pembentukan keputusan pembelian ialah pertama, terpaan iklan dapat menciptakan terjadinya brand awareness dalam benak konsumen, lalu konsumen juga akan mengetahui keuntungan dan sifat dari brand tersebut. Kedua, terpaan iklan juga dapat menciptakan citra dari brand tersebut. Ketiga, terpaan iklan dapat mengasosiasikan sesuatu dengan merek (brand association) dan keempat terpaan iklan dapat juga menciptakan kesan bahwa brand disukai oleh lingkungan sekitar kita. Semua efek ini mengakibatkan perubahan sikap tertentu yang berakhir pada terciptanya keputusan pembelian. Terpaan terhadap informasi sangat penting untuk proses interpretasi konsumen,2. Pengaruh Citra Produk terhadap keputusan pembelianTeori yang digunakan dalam penelitiaan ini yang mengaitkan antara variabel citra produk dan variabel keputusan pembelian adalah teori yang diungkapkan oleh Schiffman and Kanuk yaitu teori perilaku konsumen. Teori ini adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha dan energi). Perilaku konsumen menurut Winardi (dalam Sumartono, 2002:97) Menurut Assael (Sutisna, 2002 : 6), salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen adalah konsumen individual. Artinya pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Hipotesis1. Hipotesis mayorHipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast di McDonald’s dan citra produk di benak masyarakat terhadap keputusan pembelian .2. Hipotesis MinorTerdapat pengaruh terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast di McDonald’s terhadap keputusan pembelian dan terdapat pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian. Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengetahui mengenai Mc Donald’s atau mereka yang pernah membeli produk yang dipasarkan oleh McDonald’s dan memiliki rentang usia antara 17-50 tahun. Sampel penelitian berjumlah 50 responden dengan teknik non probability sampling dengan cara purposive accidental sampling. MetodologiAlat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan metode survey dan teknik analisis kuantitatif. Temuan penelitian1. Berdasarkan hasil pengolahaan kuesioner, ditemukan bahwa frekuensi variabel terpaan komunikasi pemasaran berada dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan McDonald’s masih kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh jawaban responden mengenai komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s tergolong dalam kategori rendah.2. Melihat dari data yang ada, dapat disimpulkan bahwa variabel citra produk berada dalam kategori baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden menilai menu breakfast McDonald’s baik dari segi bahan, kualitas, manfaat, dan harga produk. Oleh karena itu citra yang muncul dalam benak konsumen adalah baik.3. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, responden yang memutuskan untuk membeli produk menu breakfast McDonald’s adalah sebanyak 33 responden atau 66%. Hakl tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden dapat menerima keberadaan produk dan mau membeli produk menu breakfast McDonald’s.4. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi logistic melalui SPSS. Sebelum teknik ini digunakana maka perlu dilakukan Goodness of fit untuk mengetahui apakah model ini dapat digunakan dalam penelitian ini. Pada pengolahan data dengan model Hosmer and Lemeshow test diperoleh nilai Sig = 0,394 > 0,05 yang berarti bahwa hipotesis H0 diterima sehingga dapat dipastikan bahwa terdapat minimal satu variabel independen yang berpengaruh dan model regresi logistik tersebut layak dipakai.5. Hasil uji hipotesis mayor : Berdasarkan pada Tabel Hosmer and Lemeshow dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel X1 dan X2 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. Adapun pengaruhnya yaitu sebesar 25,9 %. Hal tersebut dapat diartikan bahwa secara bersama-sama terpaan komunikasi pemasaran dan citra produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 25,9 %.6. Pada tabel Variables in the Equetion, dapat dilihat nilai Sig X1 = 0,085 > 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis H0 diterima atau dengan kata lain variabel X1 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Y. dengan demikian dapat dikatakan variabel terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.7. Pada tabel Variables in the Equation, nilai Signifikansi X2 = 0,012 < 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis H0 ditolak atau dengan kata lain variabel X2 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Y. Kemudian, dengan melihat nilai Exp(B) dari X2 sebesar 1,346 memiliki arti bahwa jika citra produk terus dipertahankan atau ditingkatkan maka masyarakat yang memutuskan untuk melakukan pembelian adalah 1,346 kali lebih banyak dari yang tidak melakukan pembelian. Dengan kata lain, kenaikan nilai variabel X2 berpengaruh terhadap variabel Y. Semakin besar nilai variabel X2 maka semakin besar nilai variabel Y. dapat pula disimpulkan semakin baik citra produk dibenak masyarakat maka semakin banyak masyarakat yang memilih untuk membeli produk menu breakfast McDonald. Begitu sebaliknya jika citra produk semakin buruk maka masyarakat yang memilih membeli produk menu breakfast McDonald’s semakin sedikit.8. Hasil analisis penulis adalah melihat data mengenai terpaan komunikasi pemasaran dimana terlihat terpaan komunikasi pemasaran dalam posisi yang rendah, maka dapat dikatakan bahwa teori advertising exposure process tidak dapat diterapkan dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terpaan kominikasi pemasaran tidak mempengaruhi secara signifikan keputusan masyarakat untuk membeli produk menu breakfast Mc.Donald’s. Hal ini menunjukkan bahwa yang menggerakkan konsumen untuk membeli produk tidak hanya terpaan komunikasi pemasaran. Ada unsur lain sebagai penggeraknya. Seperti yang tertuang dalam teori lingkungan informasi pembeli. Teori ini mengajarkan bahwa setiap orang dapat memutuskan membeli sesuatu atau memakai suatu produk tidak hanya berdasarkan iklan yang menerpanya. Dalam kenyataanya terdapat berbagai sumber informasi non iklan yang mungkin saja berdampak lebih luas dan positif dalam menentukan pengambilan keputusan terhadap produk, diantaranya adalah :a. Pengalaman pribadi pembelib. Komunikasi antar pribadi dalam jaringan keluargac. Berita media massa yang laind. Kredibilitas konsumene. Perusahaan saingannyaf. Kredibilitas media yang digunakan dalam masyarakatg. Lingkungan informasi yang beragam tentang produkh. Kegiatan personal selling, promotion, sales dan sejenisnyai. Informasi persaingan harga yang diperoleh dari media non massa.Berdasarkan teori tersebut, keputusan pembelian dipengaruhi oleh banyak faktor dari mulai diri si pembeli sendiri hingga lingkungan dimana si pembeli berada. Maka ketika terpaan komunikasi rendah, dalam penelitian menunjukkan bahwa pembeli atau masyarakat yang memilih untuk membeli produk jumlahnya justru diatas 50% dari jumlah responden. Namun, bagi McDonald’s hal ini tentunya menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan volume penjualan. Sebagai perusahaan tentunya McDonald’s menargetkan tingkat volume penjualan yang lebih tinggi lagi. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi McDonald’s dan teori yang telah disebutkan dapat menjadi acuan dalam menentukan kebijakan.9. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara variabel citra produk dan variabel keputusan pembelian berjalan dengan berbanding lurus yaitu ketika citra produk meningkat maka keputusan pembelian akan meningkat pula. Penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan sebelumnya yaitu, teori perilaku konsumen. Teori ini adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha dan energi).BAB IIIPENUTUP Kesimpulan1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel x dan y yaitu terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonalds dan citra produk terhadap keputusan pembelian. Pengaruhnya sebesar 25,9%.2. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variabel terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s dengan keputusan pembelian.3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel citra produk dengan keputusan pembelian dengan nilai Exp(B) dari X2 sebesar 1,346 Keterbatasan PenelitianKeterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel yang belum dapat mewakili populasi secara pasti, hal ini dikarenakan populasi dalam penelitian ini tidak terhingga jumlahnya sehingga membuat peneliti kesulitan untuk menentukan secara tepat jumlah sampel yang dibutuhkan dan penggunaan teknik sampel yang digunakan. SaranBerdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut1. McDonald’s menggunakan komunikasi pemasaran untuk membentuk dan menjaga citra produk di benak masyarakat. Citra positif yang ada sangat perlu untuk dijaga. Untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang memberikan citra positif terhadap produk maka perlu dilakukan komunikasi pemasaran yang lebih intens lagi agar masyarakat semakin diterpa oleh informasi-informasi yang terkait dengan produk, kemudian memberi penilaian positif hingga akhirnya membeli produk. Hal ini dapat dilakukan dengan pemilihan media baik elektronik dan cetak yang tepat. Dalam hal ini perlu diperhatikan kesesuaian segmentasi media dengan segmentasi produk. Pastikan media yang digunakan memiliki jangkauan yang luas dan mudah diakses oleh masyarakat. Media lain yang digunakan adalah brosur dan kupon berhadiah, tingkatkan penyebaran brosur dan kupon berhadiah dengan pemerataan distribusi dan penyebaran yang lebih intens. Hal ini dapat dilakukan dengan mengerahkan karyawan untuk menyebarkan brosur dan kupon berhadiah di area mall, memastikan ketersediaan brosur dan kupon berhadiah di store McDonald’s dan tenant-tenant yang bekerjasama dengan McDonald’s serta mengerahkan karyawan delivery service untuk melakukan penyebaran langsung kepada masyarakat seperti di perumahan, sekolah, kantor, maupun traffic light. Penggunaan media display dalam store juga perlu diperhatikan, menggunakan tampilan yang menarik dan informasi mengenai produk dengan singkat dan jelas akan membantu masyarakat untuk mengingat display tersebut.2. Mempertahankan kualitas produk untuk menjaga kepercayaan konsumen dalam mengkonsumsi produk juga perlu dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan yang berkualitas dan tidak mengurangi takaran bahan yang diperlukan, senantiasa menjaga kebersihan baik bahan, alat, maupun karyawan, dan menjaga keamanan produk dengan tidak menggunakan zat-zat berbahaya. Menjaga kualitas produk berarti mewujudkan apa yang menjadi citra positif produk dalam benak masyarakat.DAFTAR PUSTAKAFill, Chris. 1995. Marketing Communication Frame Works. London: Prentice HallFraenkel, J. dan Wallen, N. 1993. How To Design and Evaluate Research in Education. 2nd ed. New York: McGraw-Hill Inc.Jefkins, Frank. 1995. Periklanan edisi 3. Jakarta: Erlangga.Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya diIndonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 1997. Dasar-dasar Pemasaran Principles ofMarketing edisi ketujuh jilid 3. Jakarta: Prenhelindo.Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.Littlejohn, Stephen W, 2005, Theories of Human Communication, eighth edition,Thomson Learning Inc., Wadsworth, Belmont, USA.Mowen, John C dan Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen edisi kelima jilid1. Jakarta: Erlangga.Mulyodiharjo, Sumartono. 2002. Terperangkap Dalam Iklan. Bandung: Alfabeta.Rakhmat, Jalaluddin. 1992. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.Rakhmat, Jalaludin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. (ed).1989. Metodologi Survey. Jakarta:LP3ESSoemirat, Soleh dan Elvinaro, Ardianto. 2008. Dasar-dasar Public Relation.Bandung: Remaja Rosdakarya.Sutisna, 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.Bandung:PT. Remaja RosdakaryaSwasta, Bayu. 1993. Manajemen Penjualan. Yogyakarta: Universitas Gajamada.Tjiptono, Fandy, dkk. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi Offset.Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri. 2009. SPSS complete, Teknik AnalisisStatistik Terlengkap Dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.Millah, S. McD Indonesia Luncurkan Menu Baru. 2011.(http://medantalk.com/may/19/2011//McD Indonesia Luncurkan MenuBaru/htm). Diakses tanggal 12 September 2011 pukul 11.01 WIB.Harian Medan Bisnis. 2011. McDonald’s Tambah 4-5 Gerai Mandiri Baru di2011. (http//harianmedanbisnis.com//McDonald's Tambah 4-5 GeraiMandiri Baru di 2011). Diakses tanggal 9 September 2012 pukul 12.48WIB.Republika. 2011. Sarapan Pagi di Mcd.(http//republika-online.com//sarapan-pagidi-mcd//4-7-2011). Diakses tanggal 11 September 2011 pukul 07.28 WIB.Depari, Fidelia. 2011. KFC Luncurkan Menu Breakfast. (http//food.ghiboo.com/).Diakses 11 September 2011 pukul 12.00 WIB.McDonald’s. 2010. Our Company Inclision and Diversity.(http://www.aboutmcdonalds.com/mcd). Diakses 9 september 2011 pukul10.38 WIBPrayogo, Oginawa. 2011. Tepis Kabar Produk Jualannya Tidak Sehat. McdIndonesia Luncurkan Menu Baru. (http://industri.kontan.co.id/news/).Diakses tanggal 11 September pukul 07. 30 WIB.www.mcdonalds.co.id
Hubungan Terpaan Sosialisasi Tertib Lalu Lintas Kementerian Perhubungan di Televisi dan Interaksi Peer Group dengan Perilaku Tertib Berlalu Lintas Pelajar dan Mahasiswa Semarang Jimmy Fachrurrozy; Nurist Surayya Ulfa; Hedi Pudjo Santosa; Tandiyo Pradekso
Interaksi Online Vol 3, No 3: Agustus 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.38 KB)

Abstract

Mahasiswa dan pelajar merupakan cerminan masyarakat, menjadikanmahasiswa dan pelajar sebagai kalangan yang seharusnya dapat menjadi tauladanyang baik. Peraturan lalu lintas merupakan aturan dalam berkendara yangditetapkan oleh pihak terkait seperti kepolisian lalu lintas, dimana jika terjadipenggaran maka pihak yang melanggar akan dijatuhi hukuman (sanksi) hukumyang sudah di tetapkan demi keselamatan bersama. Di kota Semarangpelanggaran lalu lintas masih di dominasi oleh kalangan terdidik (mahasiswa danpelajar) yang seharusnya dapat memberikan contoh yang baik untuk masyarakatluas. Disinilah peran penegak aturan lalu lintas dan juga orang-orang yang adadisekitar individu tersebut dapat memengaruhi perilaku dalam berlalu lintas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan terpaan sosialisasitertib lalu lintas Kementerian Perhubungan di televisi dan interaksi peer groupdengan perilaku tertib berlalu lintas pelajar dan mahasiswa Semarang. Dasarpemikiran yang digunakan adalah Teori dependensi efek komunikasi massa dansocial learning theory. Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik non randomsampling dengan metode accidental sampling dan jumlah sampel sebanyak 50responden yang merupakan pelajar dan mahasiswa yang ada di simpang lima kotaSemarang.Analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson dengan bantuanSPSS. Uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa terpaan sosialisasi tertib lalulintas Kementerian Perhubungan di televisi menunjukkan hasil yang signifikandengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan berhubungan positif terhadap perilakutertib berlalu lintas pelajar dan mahasiswa Semarang. Sedangkan uji hipotesiskedua menunjukkan bahwa interaksi sosial peer group menunjukkan hasil yangsignifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 dan berhubungan positifterhadap perilaku tertib berlalu lintas pelajar dan mahasiswa Semarang.Kesimpulan dari uji hipotesis pertama ini adalah semakin tinggi terpaan sosialisasitertib lalu lintas Kementerian Perhubungan di televisi maka semakin tinggi (baik)perilaku tertib berlalu lintas pelajar dan mahasiswa Semarang. Sedangkan untukhipotesis kedua semakin tinggi interaksi sosial peer group maka perilaku tertibberlalu lintas pelajar dan mahasiswa Semarang akan semakin tinggi (baik).Saran peneliti adalah pihak pihak terkait lalu lintas dapat mendekati peergroup yang memiliki keterkaitan erat atau dekat dengan kegiatan berkendarasehari-hari. Hal ini dikarenakan jika peer group individu memiliki kesan positifakan tindakan melanggar lalu lintas, maka individu di dalamnya akan cenderunguntuk melakukan perilaku melanggar lalu lintas disadarinya maupun tidak.
Tampilan Tubuh Perempuan Dalam Game Online pada Situs www.girlsgogames.co.id Febriana Handayani; Tandiyo Pradekso; Nurist Surayya Ulfa; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.878 KB)

Abstract

Abstraksi - Penelitian ini berangkat dari kepopuleran game online yang sekarang ini digandrungi oleh berbagai kalangan usia termasuk anak-anak. Selain sebagai sarana hiburan, ternyata game yang merupakan bagian dari media baru mengandung pesan-pesan yang ada di dalamnya. 260 game yang menampilkan tubuh perempuan pada situs game online www.girlsgogame.co.id digunakan sebagai sampel dari analisis isi. Analisis isi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggambaran tubuh perempuan dalam game online yang sering dimainkan oleh anak-anak, khususnya anak perempuan. Dengan menggunakan metode analisis isi deskriptif kuantitatif, penelitian ini mengasilkan temuan, yaitu 99,6% karakter perempuan ditampilkan dengan tubuh langsing, 85% memiliki tubuh bertipe jam pasir. 96,5% ditampilkan dengan pinggul besar, 93,5% pinggang ramping, dan 66,5% berpayudara besar. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar karakter perempuan ditampilkan dalam warna kulit putih(81,5%) dan sisanya adalah karakter perempuan dengan kulit coklat. Bahkan tidak ada satupun karakter perempuan dalam game yang diteliti ditampilkan dengan kulit hitam.Karakter perempuan juga lebih sering ditampilkan dengan rambut yang panjang (77,7%) dan lurus (65,4%). Selain itu, ditemukan pula bahwa seluruh game yang dianalisis ini menampilkan karakter perempuan dengan pakaian yang minim dan nyaris telanjang sehingga tubuh mereka sengaja ditampilkan dengan bentuk yang ideal. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter perempuan dalam game online ditampilkan dengan tubuh ideal yang fantastis. Dari penelitian ini diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai dampak permainan yang menampilkan tubuh perempuan terhadap pemain khusunya anak perempuan.
Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pemahaman Pesan Kampanye Sosial Light On dengan Perilaku Menyalakan Lampu Utama Sepeda Motor Anggi Pramesthi Kusumarasri; Tandiyo Pradekso; Nurist Surayya Ulfa
Interaksi Online Vol 1, No 3: Agustus 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.388 KB)

Abstract

SUMMARY PENELITIANHubungan antara Tingkat Pendidikan dan Tingkat PemahamanPesan Kampanye Sosial Light On dengan Perilaku MenyalakanLampu Utama Sepeda MotorBAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGMasalah sosial yang akhir-akhir ini banyak diberitakan media salahsatunya adalah kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas memakan korbantidak sedikit. Masalah ini memang merupakan masalah keselamatan berkendara dijalan. Namun menjadi masalah social kala menjadi sorotan dan perhatianmasyarakat. Polri sebagai salah satu lembaga pemerintahan yang bertugasmenangani langsung masalah lalu lintas tidak tinggal diam.Banyak upaya yang dilakukan oleh Polri dalam mengubah perilakumasyarakat agar lebih sadar tentang keselamatan berkendara. Bentuk kampanyePolri untuk menekan angka kecelakaan salah satunya yaitu kampanye sosial LightOn. Kampanye sosial Light On merupakan imbauan pada masyarakat penggunakendaraan sepeda bermotor untuk menyalakan lampu motornya pada siang danmalam hari. Asumsi dari menyalakan lampu sepeda motor pada siang dan malamhari tersebut adalah, sepeda motor akan lebih mudah terlihat oleh pengemudisepeda motor dan pengemudi kendaraan bermotor lainnya. Dengan demikian,pengemudi kendaraan bermotor lainnya akan lebih waspada dan berhati-hatisecara psikologis dalam berkendara (Lukas Adi Prasetya, 2009).Kewajiban menyalakan lampu tersebut sesuai dengan UU No 22/2009pasal 107, “Pengemudi kendaraan bermotor wajib menyalakan lampu utamakendaraan bermotor yang digunakan di jalan pada malam hari dan pada kondisitertentu (1), Pengemudi sepeda motor selain mematuhi ketentuan sebagaimanadimakusd pada ayat (1) wajib menyalakan lampu utama pada siang hari(2)”.Sejak disahkannya UU No 22/2009 pada 22 Juni 2009, kampanye sosialLight On disosialisasikan dan mulai diterapkan pada masyarakat. Namun, selamapertengahan tahun 2009 hingga akhir tahun 2010, Polri hanya memberikanimbauan pada masyarakat pengendara sepeda motor untuk menyalakan lampupada siang hari. Hingga akhirnya pada Januari 2011 mulai ada penindakan olehPolri dengan mengenakan sanksi pada pengendara yang tidak menyalakan lampumotor di siang hari.Meskipun telah intens dalam memberikan imbauan menyalakan lampumotor pada siang hari, masih banyak pelanggaran yang terjadi. Menurut datapelanggaran Light On tahun 2011 yang dipeoleh dari Ditlantas Polda JawaTengah, Polresta Surakarta menyajikan data dengan pelanggaran tertinggi yaitu3.105 kasus.Berbanding terbalik dengan kondisi di Kota Solo, Kabupaten Magelangmenyajikan data pelanggaran dengan kasus paling rendah. Pelanggaran diKabupaten Magelang pada tahun 2011 berjumlah 10 kasus. Selisih angka antaraKota Solo dan Kabupaten Magelang cukup tinggi. Dengan cara sosialisasi yangsama, namun hasil dari kampanye sosial Light On berbeda di setiap kota. Bedakota tentunya berbeda pula kondisi demografinya.1.2 PERUMUSAN MASALAHMenurut data pelanggaran Light On tahun 2011 yang dipeoleh dariDitlantas Polda Jawa Tengah, Polresta Surakarta menyajikan data denganpelanggaran tertinggi yaitu 3.105 kasus. Jumlah pelanggaran tersebut termasukangka yang tinggi mengingat sosialisasi yang dilakukan oleh Polri selama satusetengah tahun sudah sangat intens. Berbeda dengan Kota Surakarta, KabupatenMagelang memegang peringkat terendah terhadap jumlah pelanggaran Light Ondengan jumlah hanya 10 pelanggaran.Kondisi di tiap wilayah kota dan kabupaten di Jawa Tengah tentu saja berbedadari berbagai aspek. Salah satu perbedaan dari tiap daerah dapat diihat darikondisi demografisnya. Perbedaan tingkat pendidikan dan tingkat pemahamanpesan kampanye sosial Light On juga yang mungkin membuat masyarakatberbeda perilaku mengenai kepedulian keselamatan berkendara.Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka timbullah pertanyaansebagai berikut, “apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkatpemahaman pesan kampanye social Light On dengan perilaku menyalakan lampusepeda motor?”BAB IIANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DANPEMAHAMAN PESAN KAMPANYE SOSIAL LIGHT ON DENGANPERILAKU MENYALAKAN LAMPU SEPEDA MOTOR2.1 Landasan TeoriKecelakaan di jalan saat kita berkendara merupakan hal yang akhir-akhirini semakin sering terjadi. Banyak upaya yang telah dilakukan oleh Polri untukmenanggulangi angka kecelakaan yang terus meningkat setiap tahunnya. Upayayang pernah dilakukan oleh Polri salah satunya adalah menggalakkan Light On,yaitu imbauan bagi pengendara menyalakan lampu motornya pada siang danmalam hari. Agar segala sesuatu tentang Light On ini diketahu oleh masyarakat,maka perlu diadakan sosialisasi melalui penyampaian pesan dan informasi.Kegiatan yang paling tepat dalam hal ini yaitu dengan diadakannya kampanyekomunikasi.Rogers dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaiantindakan komunukasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentupada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurunwaktu tertentu. Merujuk pada definisi ini, maka setiap aktivitas kampanyekomunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yakni (1) tindakankampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu (2)jumlah khalayak sasaran yang besar (3) biasanya dipusatkan dalam kurun waktutertentu dan (4) melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi(Venus, 2009:7).Kampanye pada hakikatnya adalah tindakan komunikasi yang bersifat goaloriented (Venus, 2009:25). Semua kegiatan kampanye pasti ada tujuan yang ingindicapai oleh penyelenggara kampanye. Dalam menjalankan kampanye agar tujuandapat dicapai, tentu tidak bisa dilakukan tanpa perhitungan atau perencanaan.Pelaksana kampanye harus menyusun manajemen kampanye secara sistematis danefektif. Manajemen kampanye adalah proses pengelolaan kegiatan kampanyesecara efektif dan efisien dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang adaguna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Apapun latar belakang kampanye, suatu gagasan pada akhirnya akandiwujudkan dalam bentuk yang bisa disampaikan kepada khalayak. Pesan-pesaninilah yang akan dipersepsi, ditanggapi, diterima atau ditolak oleh khalayak.Pesan-pesan kampanye dirancang secara sistematis agar dapat memunculkanrespon tertentu dalam pikiran khalayak. Agar respon tersebut muncul, mkaprasyarat yang harus dipenuhi adalah adanya kesamaan pengertian danpemahaman tentang symbol-simbol yang digunakan antara pelaku dan penerima(Venus, 2009:70)Kampanye sosial sebenarnya adalah kegiatan persuasi terhadap targetsasaran agar menimbulkan efek dari segi sikap dan perilaku. Namun perlu diingatbahwa membuat seseorang untuk bertindak adalah lebih sulit daripada mendorongmereka untuk berpikir tentang suatu hal. Setiap kegiatan kampanye memerlukanstrategi komunikasi yang merupakan perencanaan dan manajemen untukmencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya (Ruslan, 2007:38). Dalamkampanye sosial Light On ini tentu dibutuhkan strategi komunikasi yang baikuntuk menyampaikan pesan guna mencapai tujuannya, yaitu agar masyarakat maumenyalakan lampu sepeda motor.Pesan atau informasi yang berasal dari kampanye sosial Light Ondisampaikan kepada masyarakat sebagai sasaran yang dituju oleh programkampanye tersebut. Kampanye ini memakai media untuk menyampaikan pesanatau informasi tersebut. Mempertimbangkan bagaimana cara menyampaikan isipesan kampanye termasuk ke dalam manajemen kampanye. Penggunaan mediapada proses berlangsungnya kampanye sosial tidak akan pernah lepas sebagai alatuntuk menyampaikan pesan. Fungsi media massa adalah menyampaikan informasitentang keadaan disekitarnya kepada masyarakat. Fungsi menyampaikaninformasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagipembaca, pendengar atau pemirsa. Proses penyebaran informasi ini disebutdengan komunikasi massa.Mass communicatin is the process whereby media organizations produceand transmit messages to large publics and the process by which thosemessagse are sought, used, and influenced by audiences. Mediaorganizations distribute messages that affect and reflect the cultures ofsociet, and they provide information simultaneously to largeheterogeneous audiences, making media part of society’s institutionalforces (Littlejohn, 2004:273).Komunikasi massa adalah proses di mana media memproduksi danmengirim pesan-pesan kepada khalayak luas dan proses yang mana pesan tersebutdicari, digunakan, dan dipengaruhi oleh audiens. Media mendistribusikan pesanpesanyang mempengaruhi dan mencerminkan budaya masyarakat, dan pesanpesantersebut menyediakan informasi secara berkelanjutan pada audiens yangluas, membuat media bagian dari perangkat institusi masyarakat.Iklan-iklan layanan masyarakat mengenai Light On yang dikeluarkan olehPolri merupakan komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi,leaflet, poster, spanduk, MMT, billboards, dan lain-lain. Dikategorikan sebagaikomunikasi massa (nonpersonal) karena perusahaan sponsor (penyelenggarakampanye) tersebut secara simultan berkomunikasi dengan penerima pesan yangberanekaragam, bukan kepada individu tertentu atau personal atau kelompok kecil(Shimp, 2003:5). Demikian pula dengan publisitas, hampir sama dengan iklannamun penyelenggara kampanye tidak mengeluarkan biaya untuk waktu danruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentareditorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Bentuk-bentuk ini dimuatdalam media cetak atau televisi secara gratis karena perwakilan mediamenganggap informasi tersebut penting dan layak ditampilkan kepada khalayakmereka (Shimp, 2003: 6). Misalnya sosialisasi Light On diberitakan dalam mediacetak,media menginformasikan kepada khalayak bahwa menyalakan lampusepeda motor pada siang dan malam hari penting untuk mengurangi angkakecelakaan. Data dari Polri mengenai turunnya angka kecelakaan yang diberitakandi media juga merupakan publisitas kampanye sosial Light On karena dianggapinformasi ini penting bagi masyarakat.Selain iklan dan publisitas, kampanye sosial Light On juga menggunakanambient media untuk melengkapi sarana penyampaian pesan kampanye. ambientmedia yang menyerupai bat untuk bermain tenis meja. Di kedua sisi bet tersebutterdapat tulisan “Nyalakan Lampu Sepeda Motor Anda”. Bat tersebut dipegangoleh polisi lalu lintas dan ditunjukkan pada pengendara sepeda motor. Penggunaanambient media ini saat patroli polisi lalu lintas pada pagi dan sore hari.Produk yang ditawarkan dalam kampanye Light On adalah perubahanperilaku pengendara sepeda motor. Tujuan utama dari kampanye ini adalahterwujudnya perubahan perilaku masyarakat, yang awalnya hanya menyalakanlampu sepeda motor pada malam hari, diharapkan menyalakan lampu sepedamotor pada siang hari juga guna mengurangi angka kecelakaan. Oleh karena itudalam menyelenggarakan kampanye, pesan-pesan kampanye harus diautrsedemikian rupa agar lebih efektif untuk diterima dan mempengaruhi targetsasaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Stuyek (1990) bahwa, penggunaansesuatu yang jelas dan bahasa yang sederhana dalam membuat pesan akanmembuat pesan tersebut lebih mudah dimengerti (Venus, 2009:81).Pemahaman pesan pada kampanye sosial Light On akan mempengaruhiperilaku khalayak sasarannya. Pada tahap afektif, muncul sikap seseorangterhadap apa yang sudah diketahui dan dipahami. Muncul sikap positif ataunegative, percaya atau tidak percaya dalam menanggapi manfaat menyalakanlampu sepeda motor ini. Hingga sampai pada tahap seseorang akan berperilaku(behavior) sesuai dengan apa yang dirasakan dan disadarinya, yaitu menyalakanlampu sepeda motor pada siang dan malam hari.Khalayak atau target sasaran kampanye yang terterpa kegiatan komunikasipemasaran merupakan sasaran dari penyampaian pesan dan diharapkanberperilaku seperti kegiatan yang sedang dikampanyekan. Khalayak adalahindividu-individu yang berpikir, memiliki perasaan, mengevaluasi, menentukan,beraksi dan bereaksi atas sesuatu (Venus, 2009:116). Karena alasan ini makapesan-pesan kampanye akan dipersepsi secara berbeda oleh setiap individu danakhirnya menghasilkan efek yang beragam pula. Para pelaku kampanyemenyadari bahwa khalayak sasaran mereka tidaklah homogen. Mereka memilikikeragaman dari segi demografis maupun psikografis. Keragamaan inilah yangmemunculkan perbedaan keinginan, kebutuhan, dan cara mereka meresponlingkungan. Dengan demikian masing-masing kelompok khalayak memerlukanpendekatan yang berbeda, mulai desain pesan, cara menyampaikannya hinggasiapa komunikator yang cocok menyampaikan pesan tersebut. Pernyataan tersebutsesuai dengan bauran komunikasi yaitu who says what in which channel to whomwith what effect. Ini artinya segmentasi perlu dilakukan dalam menentukankhalayak sasaran kampanye (Venus, 2009:124). Target sasaran yang sudahditentukan oleh penyelenggara kampanye diharapkan mendapat pengetahuan yangcukup tentang kampanye melalui media, sehingga pesan secara efektif dapatmempengaruhi audiens sampai ke tahap yang diinginkan. Menurut McQuail(1972), salah satu fungsi media bagi individu yaitu sebagai identitas pribadi untukmenemukan model perilaku (McQuail, 2005:72). Jadi, segmentasi khalayaksasaran atau audience dilakukan agar kampanye tepat sasaraan. Setelah pesanyang diberikan tepat sasaran, khalayak sasaran bisa paham mengenai isi pesankampanye. Lalu audience mempunyai pilihan, setuju untuk mengadopsi perilakudari isi pesan tersebut atau tidak.Masyarakat sendiri menanggapi pesan kampanye berbeda satu denganyang lainnya. Respon khalayak terhadap pesan kampanye dipengaruhi oleh prosespenerimaan dan pengolahan pesan atau informasi yang dilakukan khalayak(Venus, 2009:78). Maka dari itu pesan harus memiliki kemampuan tertentu yangdapat mendorong khalayak untuk memberikan respon positif sesuai harapanpelaku kampanye. Menurut Venus (2009), ada beberapa aspek yang perlumendapat perhatian dalam membaut pesan, yaitu :a. Penekanan terhadap apa yang akan dipersepsi orangb. Bagaimana pesan tersebut dapat menarik perhatian khalayakc. Serta bagaimana informasi dalam pesan itu disimpan dan diingat olehpenerimanya.Selain itu, masyarakat juga menerima pesan dengan selektif. Orang akanmelihat apa yang ia lihat, mendengar apa yang ingin ia dengar. Maka, setiap orangakan menginterpretasikan pesan sesuai dengan latar belakang dan pengalamanyang dimilikinya. Garnett (1992) menyatakan bahwa persepsi selektif ditentukanoleh latar belakang keluarga, karakteristik kepribadian fisik, tingkat pendidikan,perbedaan budaya, dan factor lainnya (Venus, 2009:80). Tingkat pendidikanmerupakan salah satu faktor penting dalam mengasah kemampuan danketrampilan. Proses pendidikan diharapkan dapat menciptakan manusia terdidikyang mempunyai pola tingkah laku yang sesuai dengan tujuan pendidikan.Olehkarena itu proses pendidikan dilakukan dalam suatu system. Pendidikanformal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri ataspendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Pendidikan memberikan kontribusi besar dalam berinteraksi denganlingkungan, ketrampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui bangku sekolahmembantu memperlancar daya tangkap seseorang dalam berkomunikasi.Pendidikan masyarakat mempengaruhi persepsinya dan kemampuan konsepsinyamengenai pesan yang diterima. Pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadappengaturan pikiran dan perasaan ketika melaksanakan tanggapan ataumenyampaikan umpan balik kepada komunikator. Kemampuan yang dimiliki tiapindividu yang nantinya akan terlihat bagaimana ia berperilaku. Seluruh perilakumanusia adalah hasil belajar, artinya perubahan perilaku organisme sebagaipengaruh lingkungan (Rakhmat, 2007:21).Sesuai dengan aliran Behaviorisme, seluruh perilaku manusia selaininsting merupakan hasil belajar (Syam, 2011:75). Oleh para ilmuan Behaviorismealiran ini lebih dikenal dengan Teori Belajar, Behaviorisme hanya inginmengetahui bagaimana perilaku manusia dikendalikan oleh faktor-faktorlingkungan (Rakhmat, 2007:21). Salah satunya adalah media, sebagai salurankomunikasi massa yang menjadi perangkat institusi masyarakat. Media jugamerupakan salah satu media pembelajaran bagi manusia. Dalam kampanye sosialLight On, manusia belajar memahami pesan kampanye melalui media disekitarnya. Hasil belajar itu tidak semuanya sama. Semakin tinggi tingkatpendidikan seseorang, maka kualitas belajarnya juga semakin bagus. Semakinbanyak pula pengalaman yang diperoleh dari lingkungan belajarnya dan akanberpengaruh pada perilaku mereka. Demikian pula dalam kegiatan kampanyesosial Light On, para pengendara sepeda motor tidak serta merta menyalakanlampu sepeda motor. Namun merupakan hasil interaksi audiensnya denganlingkungan, yaitu melihat media yang berisi tentang imbauan menyalakan lampusepeda motor pada siang dan malam hari, serta pengetahuan manusia yangmerupakan hasil dari belajar dan pendidikan dalam memahami pesan tersebut.Dalam pertumbuhannya, manusia bukan saja mengalami perkembangandalam segi jasmaniahnya, tetapi juga rohaniahnya. Dan perkembangan inimembentuk jiwanya, sifat tabiat dan tingkahlakunya (Effendy, 1993:53). Lalumuncul berbagai sikap terhadap pesan atau rangsangan yang mereka terimaberupa sikap yang merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-caratertentu. Dengan kata lain, perilaku manusia adalah produk dari dorongandoronganlingkungan.Menurut De Fleur and Ball-Rokeach (1982) “Since individuals were notseen as socially active, psychological and biological factors became moreimportant than social ones in explaining the behavior of people in masssociety. For example, characteristics such as instincts and psychologicaldrives become crucial when describing audience members,” (Windahl,Signitzer with Olson, 2009:196)Menurut McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, apa yangdiungkapkan oleh DeFleur tersebut relevan bila dikaitkan dengan kerumitan pesanmedia umumnya dan bila dibandingkan dengan jenis rangsangan yang digunakandalam hampir seluruh percobaan psikologi. Kedua, semakin jelas bahwa reaksi ituberbeda-beda secara sistematis sesuai dengan kategori sosial penerima, yangantara lain berdasarkan usia, pekerjaan, gaya hidup, jenis kelamin, agama, dansebagainya (2005:235).Manusia satu sama lain tentu tumbuh dan berkembang di lingkungan yangberbeda-beda. Dari lingkungan yang berbeda inilah akan terbentuk sikap, nilainilai,serta kepercayaan individu yang mendasari kepribadian mereka, kemudianakan mempengaruhi cara mereka memandang dan menghadapi sesuatu, sehinggapersepsi mereka pun berbeda. Begitu juga dalam kampanye sosial Light On dalamrangka mengurangi angka kecelakaan, pesan yang disampaikan melalui mediamassa menimbulkan rangsangan berupa persepsi dan respon berbeda pada tiapindividu.Menurut DeFleur (1970), “Individuals differences theory argued that,because of people vary greatly in their psychological makeup and becausethey have different perceptions of things, media influence differs fromperson to person. More specifically, media messages contain particularstimulus attributes that have differential interaction with personalitycharacteristics of members of the audience” (Baran & Davis, 2006:149).Teori tersebut menegaskan bahwa, setiap orang akan menanggapi isi media massaberdasarkan dengan kepercayaan serta nilai-nilai sosial mereka. atas dasar bahwatiap individu tidak sama perhatiannya, kepentingannya, kepercayaan maupunnilai-nilainya, maka dengan sendirinya selektivitas mereka terhadap komunikasimassa juga berbeda. Dalam hal ini adalah proses pemahaman pesan darikampanye sosial Light On, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap tingkahlaku (behavioral) khalayak sasarannya.BAB IIIPENUTUPBerbagai cara telah diupayakan oleh Polri untuk terus mengurangi angkakecelakaan. Banyak program dan terobosan yang digalakkan oleh Polri agar angkakecelakaan tidak semakin bertambah. Namun masyarakat seringkali tidakmengindahkan bahkan menganggap sepele program-program dari Polri tersebut.Polri pun terus mengupayakan cara yang lebih efektif dan diharapkan masyarakatmau menerimanya. Melalui program Light On inilah Polri berupaya mengurangiangka kecelakaan, terutama kecelakaan sepeda motor.Jarak pandang manusia terhadap benda sangat terbatas, terlebih jika bendatersebut bergerak dalam kecepatan tinggi. Sepeda motor bila dilihat dari kacaspion kendaraan lain akan terlihat kecil dan kadang tidak terlihat jelas. Apalagijika pengendaranya mengendarai dengan kecepatan tinggi. Hal inilah yang seringmenyebabkan terjadinya kecelakaan sepeda motor, tidak terlihat oleh pengendarakendaraan lainnya. Jika lampu utama sepeda motor tersebut selalu menyala akanmembantu penglihatan pengemudi kendaraan bermotor lainnya karena cahayamudah tertangkap oleh indera penglihatan manusia. Dengan demikian diharapkandapat menurunkan angka kecelakaan.3.1 SIMPULAN1. Penelitian pada kabupaten Magelang menunjukkan bahwa terdapathubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilakumenyalakan lampu utama sepeda motor. Nilai korelasi antara tingkatpendidikan dengan perilaku menyalakan lampu utama sepeda motorsebesar 0,328. Sedangkan pada Kota Surakarta tidak ada hubungan yangsignifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku menyalakan lampuutama sepeda motor, dan nilai korelasinya hanya sebesar -0,093.2. Penelitian pada kabupaten Magelang menunjukkan bahwa terdapathubungan yang signifikan antara tingkat pemahaman pesan kampanyesosial Light On) dengan perilaku menyalakan lampu utama sepeda motordengan nilai korelasi sebesar 0,301. Begitu pula pada Kota Surakarta,terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pemahaman pesankampanye sosial Light On dengan perilaku menyalakan lampu utamasepeda motor dengan nilai korelasi sebesar 0,414.3. Masyarakat Kabupaten Magelang nampak lebih banyak yang menyalakanlampu utama sepeda motor pada siang dan malam hari jika dibandingkandengan masyarakat Kota Surakarta.3.2 SARAN1. Saran bagi Polri selaku penyelenggara kampanye hendaknya melakukanpendekatan lebih pada masyarakat di Kota Surakarta agar mereka lebihmemahami arti penting dari Light On ini. Cara kampanye danpenyampaian pesannya pun bisa lebih variatif agar bisa menarik perhatianmasyarakat. Namun sosialisasi yang dilakukan bisa dipertimbangkan darifactor lain karena tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan denganperilaku masyarakat Kota Surakarta dalam menyalakan lampu utamasepeda motor. Sedangkan untuk Kabupaten Magelang yang masyarakatnyasudah lebih banyak yang menyalakan lampu utama sepeda motor padasiang dan malam hari tidak perlu ada sosialisasi lanjutan.2. Untuk penelitian yang akan datang disarankan tidak hanya menelitimengenai hubungan, tetapi juga pengaruh intensitas kampanye. Penellitiselanjutnya juga bisa menambahkan variable keefektifan kampanye karenakeefektifitasan kampanye juga mempengaruhi pemahaman pesanmasyarakat mengenai kampanye tersebut.ABSTRAKKampanye sosial akhir-akhir ini semakin marak di kalangan masyarakat yangbertujuan untuk membawa perubahan sosial atau perilaku masyarakat ke arah yang lebihbaik. Polri pun turut serta menjadi salah satu penyelenggara kampanye sosial. Kampanyesosial dari Polri adalah kampanye yang bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan dijalan raya, khususnya untuk kecelakaan kendaraan kecil seperti sepeda motor. Namuntidak semua masyarakat berperilaku seperti apa yang diharapkan dalam kampanye ini,yaitu menyalakan lampu utama sepeda motor. Factor yang mempengaruhi perilakumasyarakat antara lain tingkat pendidikan dan tingkat pemahaman pesan kampanye sosialLight On.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkatpendidikan dan tingkat pemahaman pesan kampanye sosial Light On dengan perilakumenyalakan lampu sepeda motor. Teori yang digunakan adalah teori Behaviorisme danIndividuals differences theory. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah tipe explanatory dengan pendekatan metode penelitian kuantitatif. Populasipenelitian ini adalah pengendara sepeda motor di Kabupaten Magelang dan KotaSurakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan Non-Random Sampling dengansampel masing-masing kota sebanyak 50 responden.Hasil penelitian pada Kabupaten Magelang menunjukkan bahwa terdapathubungan antara tingkat pendidikan dan perilaku menyalakan lampu sepeda motordengan nilai korelasi sebesar 0,328, dan terdapat hubungan antara tingkat pemahamanpesan kampanye sosial Light On dengan perilaku menyalakan lampu utama sepeda motordengan nilai korelasi sebesar 0,301. Sedangkan hasil penelitian di Kota Surakartamenunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan dan perilakumenyalakan lampu sepeda motor dengan nilai korelasi hanya -0,093. Namun terdapathubungan antara tingkat pemahaman pesan kampanye sosial Light On dengan perilakumenyalakan lampu utama sepeda motor dengan nilai korelasi sebesar 0,414.Melihat hasil penelitian di dua kota yang berbeda dan hasil yang berbeda pula,dapat dilihat bahwa masyarakat Kabupaten Magelang nampak lebih patuh dan tertibdalam menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang dan malam hari jikadibandingkan dengan masyarakat Kota Surakarta.Saran bagi Polri selaku penyelenggara kampanye hendaknya melakukanpendekatan kepada masyarakat Kota Surakarta yang tidak berdasarkan tingkat pendidikankarena tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan dengan perilaku menyalakan lampuutama sepeda motor. Bagi penelitian selanjutnya disarankan tidak hanya menelitimengenai hubungan, tetapi juga pengaruh intensitas kampanye. Penelliti selanjutnya jugabisa menambahkan variable keefektifan kampanye karena keefektifitasan kampanye jugamempengaruhi pemahaman pesan masyarakat mengenai kampanye tersebut.Kata Kunci : Tingkat Pendidikan; Tingkat Pemahaman Pesan Kampanye Sosial LightOn; Perilaku Menyalakan Lampu Sepeda MotorABSTRACTNowadays, social campaign becomes more popular in the society which has apurpose to bring the social changing or the public's behavior to be better. The IndonesianNational Police Department joins and becomes one of the organizers of social campaigns.The social campaign of the police department is a campaign that aims to reduce thenumber of accidents on the highway, especially for small vehicle accidents, likemotorcycle. However, not all people behave as what is expected in this campaign, whichis turning the motorcycle's main lamp on. The factors that influence people's behavior arethe level of education and the message comprehension level of Light On social campaign.The purpose of this study is to recognize the relationship between the levels ofeducation and comprehension of the Light On social campaign message and the behaviorof turning the motorcycle's main lamp on. The theory that is used is the theory ofbehaviorism and the individuals differences theory. This type of research used in thisstudy is the explanatory type with quantitative research method approach. The populationof this research were the bikers in Magelang regency and Surakarta city. The samplingtechnique was non-random sampling with the sample of 50 respondents in each town.The results showed that, in Magelang regency, there was a relationship betweenthe education level and the behavior of turning the motorcycle's main lamp on with thecorrelation value of 0.328, and also a relationship between the message comprehensionlevel of Light On social campaign and the behavior of turning the motorcycle's main lampon with a correlation value of 0.301. On the other hand, the results of the research inSurakarta showed that there was no correlation between the education level and thebehavior of turning the motorcycle's main lamp on with only -0.093 correlation value.However, there was no relationship between the message comprehension level of LightOn social campaign and the behavior of turning the motorcycle's main lamp on with thecorrelation value of 0.414.Considering these results in two different cities with different results, it could beconcluded that the people of Magelang regency seemed to be more dutiful and orderly inturning on the motorcycle's main lamp on on day and night compared to Surakarta'speople.The suggestion for the Indonesian National Police Department as the organizer ofthis campaign is to have a non educational-base approach, because the education level hasno relation with the behavior of turning the motorcycle's main lamp on. To the nextresearch, it is suggested that it is not only researching about the relationship, but alsoabout the campaign's intensity influence. The next researcher can also add the campaigneffectiveness variable, because the campaign effectiveness also influences the people'smessage comprehension about that campaign.Key words: education level; comprehension level of the light on social campaignmessage; behavior of turning on the motorcycle's lampDAFTAR PUSTAKAAhmadi, Abu. 2006. Pengantar Ilmu Kependidikan. Jakarta : Rieneka CiptaMunib, Ahmad. 2001. Ilmu Kependidikan. Semarang : UPT MKK UNNESBaran, Stanley J & Dennis K. Davis. 2006. Mass Communication Theory, 4th Edition.USA : Thomson WadsworthEffendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relations & Public Relations. Bandung : CV.Mandar MajuGregory, Anne. 2001. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations. Jakarta :ErlanggaGunawan, Ary H. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka CiptaKriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : KencanaLittlejhon, Stephen.W & Foss, Karen.A. 2004. Theories of Human Communication; EightEdition. Canada : Thomson WadsworthMcQuail, Denis. 2005. Teori Komunikasi Massa, Edisi Kedua. Jakarta : ErlanggaNotoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : RinekaCiptaPriyanto, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta : ANDIRakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja RosdakaryaSarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai PustakaSarwono, Sarlito Wirawan. 2004. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersadaSeverin, Werner J. & Tankard, James W. 2005. Teori Komunikasi; Sejarah, Metode, danTerapan di Dalam Media Massa. Jakarta : KencanaShimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi, Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I Edisike 5. Jakarta : ErlanggaSingarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ESSiswoyo, Dwi dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY PressSugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung : CV. AlfabetaSyam, M.Noor dkk. 2003. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya : Usaha NasionalVenus, Antar. 2009. Manajemen Kampanye, Panduan Teoritis dan Praktis dalamMengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama MediaWindahl, Sven & Benno Signitizer. 2009. Using Communication Theory, 2nd Edition, AnIntroduction to Planned Communication. London : Sage PublicationsWitherington. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka CiptaPrasetya, Adi Lukas. 2009. Nyalakan Lampu Motor Siang Hari, Menekan Kecelakaan.http://www.kompas.com/lipsus052009/antasariread/2009/09/27/19553723/Nyalakan.Lampu.Motor.Siang.Hari..Menekan.Kecelakaan, diunduh pada tanggal 8Februari 2012Polres Wonogiri. 2009. Polwil Pantau Sosialisasi Light On dan Lajur Kiri.http://polreswonogiri.com/beritakepolisian/detail/34/polwil-pantau-sosialisasilight-on-dan-lajur-kiri diunduh pada tanggal 8 Februari 2012Hapsari, Esti Dwi. 2011. Pengaruh Kampanye Keselamatan berkendara (Safety Riding)Terhadap Persepsi Kedisiplinan dalam Berlalu Lintas.http://etd.eprints.ums.ac.id/15932/1/2._HALAMAN_DEPAN.pdf, diunduh padatanggal 30 Mei 2012Munawaroh, Siti. 2009. Efektivitas Komunikasi Kampanye Program Safety RidingPolantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi PelajarSMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi ).http://digilib.mercubuana.ac.id/skripsi1.php?ID_Skripsi=0000014044&NIM=44205010060, diunduh pada tanggal 30 Mei 2012
Brand Activation Batik Semarangan melalui Event “Cah Semarang Duwe Batik” Ilham Bayu Prasetyo; Djoko Setiabudi; Nurist Surayya Ulfa
Interaksi Online Vol 1, No 4: Oktober 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.681 KB)

Abstract

Nama : Ilham Bayu PrasetyoNIM : D2C008089Judul : Brand Activation Batik Semarangan melalui Event“Cah Semarang Duwe Batik”AbstrakKoperasi Sekar Arum sebagai sebuah lembaga koperasi dibawah naungan TP – PKK Kota Semarang yang salah satunya fokus terhadap batik semarangan, tentu harus dapat melestarikan dan mengembangkan produk batik semarangan sehingga dapat menjadi produk andalan dari Kota Semarang. Akan tetapi terjadi permasalahan dimana produk batik semarangan ini belum banyak dikenal oleh warganya sendiri khususnya para generasi muda yaitu pelajar di Kota Semarang.Melalui pendekatan IMC, promotion mix, marketing communication, dan AIDDA, strategi Brand Activation menjadi kegiatan komunikasi pemasaran batik semarangan yang efektif dalam meningkatkan awareness dan minat terhadap batik semarangan.Dengan mengambil tema kegiatan “Cah Semarang Duwe Batik” dengan tagline acara “Fit on Youth”, acara dikemas dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan minat pelajar di Kota Semarang terhadap batik semarangan. Acara ini diisi dengan kegiatan utama pelatihan batik dengan nama “Melu Mbatik” dan pertunjukan musik akustik dengan nama “Batikustik” dimana peserta diwajibkan mengenakan batik pada saat tampil diatas panggung. Dan pada akhir dari event, dibentuk Komunitas Batik Semarangan sebagai kegiatan PR denga tujuan untuk menimbulkan efek yang berkelanjutan.Melalui kegiatan brand activation ini, diharapkan pengetahuan para pelajar SMA dan sederajat di Kota Semarang sebagai target audien terhadap batik semarangan dapat meningkat, sehingga menumbuhkan rasa memiliki dan minat untuk melestarikan batik semarangan.Berdasarkan hasil riset post event, sebanyak 41% target audien sudah tidak lagi menganggap batik itu mempunyai kesan kuno, meningkat sebesar 28% dari sebelumnya 13%. tingkat pengetahuan target audien mengenai batik semarangan meningkat sebesar 52%, dari semula yang hanya 17% menjadi 69%. Sementara itu yang menyatakan tertarik untuk memakai batik semarangan sebesar 32%,. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 15% dari sebelum event dilaksanakan.Kata Kunci : brand activation, batik semarangan, event, IMC, AIDDA, marketing communication, “Cah Semarang Duwe Batik”.Nama : Ilham Bayu PrasetyoNIM : D2C008089Judul : Batik Semarangan Brand Activation through “Cah SemarangDuwe Batik” Event.AbstractKoperasi Sekar Arum as an organization below the authority of Semarang‟s TP – PKK which one of their focus is Semarangan‟s batik, they have to conserve and develop Semarangan‟s batik into one of the top notch product from Semarang. Nevertheless the problem of Semarangan‟s batik is not so well known in its own city especially between the youth or the student in Semarang.Through IMC, promotion mix, marketing communication and AIDDA approaches, Brand Activation strategy become effective marketing communication for Semarangan‟s batik in order to raise awareness and also gain the interest in Semarangan‟s batikWith “Cah SemarangDuwe Batik” as our event‟s theme and “Fit on Youth” as our event‟s tagline, this event is set to increase knowledge and interest for Semarangan‟s batik between the student in Semarang. This event is consist several activities such as, the main activity is teaching student how to draw batik which called “MeluMbatik” and also acoustic music performance named “Batikustik” which every contestant required to wear batik when they were performing on stage, and in the end of the event they KoperasiSekar Arum established Semarangan‟s Batik Community as a PR activity that aimed to get the continuous effect.Through this brand activation event, it is expected the knowledge of student especially high school in Semarang as a target audience may enhanced, so they will have sense of belonging into Semarangan‟s batik and also to conserve it.Refer to post event research result, 41% of target audience is not perceived Semarang‟s batik is old fashioned anymore, raised 28% from 13 % on early research. Level of knowledge of the target audience about Semarangan‟s batik enhanced 52% from the previous research is 17% to 69%. Meanwhile, target audience who stated that they wants to use Semarangan‟s batik is 32%, this data shows that there are 15% gain according from the previous research.Key Word : brand activation, batik semarangan, event, IMC, AIDDA, Marketing Communications, “Cah Semarang Duwe Batik”Brand Activation Batik Semaranganmelalui Event “Cah Semarang Duwe Batik”(Program Manager)Karya BidangDisusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikanPendidikan Strata 1Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas DiponegoroPenyusunNama : Ilham Bayu PrasetyoNIM : D2C008089JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2013PENDAHULUANBatik semarangan adalah batik khas dari Semarang yang mempunyai corak dan motif yang unik dan mempunyai ciri khas tersendiri berupa ikon-ikon kota semarang, dan bersifat natural atau pesisiran. Batik semarangan mempresentasikan tentang Kota Semarang baik flora, fauna, ikon-ikon Kota Semarang seperti ukiran di gedung-gedungnya, atau lawang sewu yang menjadi ciri khas kota, tugu muda, legenda-legenda, serta kuliner yang ada di Semarang, dan biasanya ada motif daun asem sebagai ciri khasnya. Ragam corak dan warna batik semarangan banyak dipengaruhi oleh budaya asing. Pada awalnya, batik semarangan yang memiliki ragam corak tradisional dan warna yang terbatas terpengaruh oleh kebudayaan asing yang dibawa oleh para pedagang asing dan juga para penjajah.Popularitas batik kembali muncul setelah UNESCO menetapkan batik sebagai salah satu budaya yang ada di Indonesia, berbagai fashion yang bertema batik bermunculan, masyarakat Semarang sadar akan budaya batik yang sedang menjadi tren. Walaupun popularitas batik sedang meningkat, akan tetapi kesadaran mereka akan adanya batik semarangan dan minat untuk memakai batik masih rendah. Popularitas batik semarangan sendiri masih kalah dengan batik di kota lain, hal ini diakibatkan karena apresiasi masyarakat kota semarang terhadap batik semarangan masih rendah. Masyarakat kota Semarang cenderung lebih memilih batik dari luar Semarang seperti Batik Pekalongan, Batik Yogyakarta maupun Batik Solo.Fenomena tren batik yang sedang berkembang di Kota Semarang tidak diimbangi dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan adanya batik semarangan, sehingga minat mereka untuk memakai batik semarangan sebagai apresiasi terhadap Budaya KotaSemarang pun belum muncul. Padahal disamping itu, batik akan menjadi budaya di suatu masyarakat apabila masyarakat tersebut mengenakan batik di setiap hari mereka berkegiatan. Akan tetapi pada kenyataanya batik masih dipakai pada saat tertentu yang bersifat formal. Misal pada saat menghadiri pesta pernikahan, acara resmi yg lain, Atau pada hari jumat untuk instansi pemerintahan. Itupun kareda ada aturan pemerintah. Hal ini menyebakan penjualan batik semarangan mengalami penurunan dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir.Budaya Fashion yang menjadi tren di kalangan pelajar karena mereka mengacu kepada artis idola mereka, sebagai contohnya, misal budaya K-pop yang sedang populer saat ini. Dari gaya berpakaian, para pelajar akan menirukan gaya berpakaian idola mereka, mengenakan fashion bergaya korea, karena tren budaya yang sedang hype mempunyai kesan modern dan up to date sedangkan batik menurut mereka masih sebagai fashion yang kuno, Dari masalah tesebut dapat dikatakan bahwa pelajar masih mencari identitas dirinya dan membutuhkan role model sebagai acuan mereka untuk menghilangkan kesan kuno yang selama ini melekat pada batik.Banyak pelajar SMA di Semarang yang tidak mengetahui adanya batik semarangan. Tidak mengetahui ciri-cirinya, contoh motifnya, harga, serta tempat dimana bisa membeli batik semarangan. Budaya batik yang masih terkesan kuno di kalangan pelajar menyebabkan rendahnya kesadaran dan pengetahuan mereka terhadap batik khususnya batik semarangan. Hal ini dibuktikan dengan riset yang telah peneliti lakukan pada bulan April 2013 bahwa 87% responden masih menganggap bahwa batik itu terkesan kuno dan mereka tidak mau memakainya, 17% responden tidak aware terhadap batik semarangan, 79% responden tidak mempunyai minat terhadap batik semarangan.Masih rendahnya kesadaran pelajar terhadap batik semarangan tersebut berakibat pada rendahnya popularitas batik semarangan apabila dibandingkan dengan batik-batik dari kota lain. Hal ini berdampak pada menurunnya penjualan batik semarangan. Maka dari itu, Karya Bidang ini berfokus untuk mempromosikan batik semarangan yang bertujuan untuk meningkatkan awareness serta minat pelajar terhadap Batik Semarangan kepada pelajar SMA di Kota Semarang dengan melakukan kegiatan “ Cah Semarang Duwe Batik dengan tagline FIT ON YOUTH dengan pendekatan brand ActivationISIDengan menggunakan pendekatan brand activation yang didukung oleh teori Komunikasi Pemasaran, AIDDA, IMC, dan komunitas dan berifat Experiental Event Marketing agar para audiens dapat sepenuhnya terlibat dengan produk yang dipasarkan.Salah satu cara efektif dalam menyampaikan pesan sebuah brand adalah melalui pendekatan brand activation. Brand activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang mendekatkan dan interaksi merek dengan penggunanya melalui aktivitas pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktifitas publik yang menarik perhatian lainnya.Brand activation merupakan aktifitas dua arah yang dilakukan suatu brand untuk berinteraksi lebih dekat dengan target market, atau target audiens. Berbeda dengan aktifitas iklan, baik lini atas maupun lini bawah, aktifitas yang terjadi hanyalah satu arah. Salah satu bentuk pendekatan brand activation adalah event marketing activity. Dalam penelitiannya, Duncan menjelaskan bahwa, “event marketing is a significant situation orpromotional happening that has a central focus and chapters the attention and involvement of the target audiens”Pendekatan brand activation merupakan aktifitas komunikasi pemasaran yang harus tetap didukung dengan aktifitas komunikasi pemasaran lainnya, seperti publikasi, kegiatan public relations, sales promotion, publisitas dan tools promosi lainnya. Brand activation merupakan jawaban atas konsep promosi modern karena dapat meningkatkan brand awareness dan mengangkat citra dari suatu brand. Strategi ini dirasa efektif dalam membangun sebuah brand karena brand activation adalah salah satu bentuk promosi brand yang mendekatkan dan membangun interaksi brand dengan penggunanya melalui aktivitas pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik yang menarik perhatian lainnya (Shimp, 2003:263).Selain itu dalam perspektif membangun brand awareness, brand activation mempunyai banyak peluang untuk mencapai keberhasilan. Ini karena event pada dasarnya diselenggarakan dalam kemasan yang menarik dan untuk menciptakan suasana hati yang santai dan menyenangkan. Pada saat itulah orang lebih mudah menerima pesan persuasi yang disampaikan pemilik merek (Shimp, 2003:263).Peneliti ingin menyelenggarakan kegiatan yang bertema “ Cah Semarang Duwe Batik” dengan tagline “ Fit On Youth”. Penyelenggara mengambil tema “ Cah Semarang Duwe Batik” dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki para generasi muda khususnya pelajar SMA di Kota Semarang untuk melestarikan batik salah satunya dengan cara memakainya. Tagline „ Fit On Youth” berarti ingin menyampaikan pesan bahwa batik itu cocok untuk para generasi muda khususnya paa pelajar untuk menjadi fashion mereka dan bertujuan untuk menghilangkan kesan kuno batik. Tujuan kegiatan “ Cah SemarangDuwe batik” sendiri bertujuan untuk menghilangkan kesan kuno batik, meningkatkan awareness batik Semarangan, dan meningkatkan minat terhadap Batik Semarangan salah satunya dengan cara memakainya dan tujuan tersiernya adalah untuk meningkatkan penjualan Batik Semarangan di kota Semarang.Kegiatan Brand Activation Batik Semarangan dikemas dengan konsep yang menarik karena target audiens dari kegiatan ini adalah pelajar di kota Semarang serta membawakan role model yang bertujuan untuk dijadikan panutan bagi mereka untuk mengenakan batik sehingga bisa menghilangkan kesan kuno batik di generasi muda.Role Model yang dibawakan pada kegiatan “ Cah Semarang Duwe Batik” adalah Jazz Ngisoringin yang mempunyai banyak penggemar di Kota Semarang khususnya para generasi Muda Kota Semarang yang menjadi target audiens dari kegiatan “ Cah Semarang Duwe Batik”.Acara “Cah Semarang duwe Batik” yang dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada tanggal 26, 27 dan 28 Juli 2013 mempunyai konsep acara sebagai berikut :a. Melu mbatikMelu mbatik merupakan ajang bagi pengunjung acara yang ingin mencoba belajar batik pada kain batik sepanjang 1x1 meter yang telah tergambar pola batik semarangan, yang disediakan oleh panitia dan telah didampingi oleh para pengrajin batik yang sudah berpengalaman dan ahli dari Koperasi Sekar Arum.b. Galeri Batik SemaranganGaleri Batik Semarangan merupakan sarana bagi para perajin batik untuk mempromosikan produknya, selain melakukan penjualan dengan memberikan diskonkhusus, perajin tersebut juga akan membimbing paserta “melu mbatik” mengenai cara dan langkah-langkah yang baik dalam membuat batik.c. BatikustikBand SMA merupakan sarana untuk mengekspresikan jiwa seni pelajar SMA. Diharapkan dengan para pelajar akan dapat lebih mengapresiasi budaya batik sebagai budaya yang tidak lagi kuno. Parade band ini bertema akustik, dan mengenakan batik pada saat pentas.d. Batikustik Jazz Ngisoringin.Jazz Ngisoringin yang menjadi band yang sudah populer di Kota Semarang bisa menjadi role model pelajar SMA bahwa batik itu tidak berkesan kuno.e. Wisata AirPengunjung yang datang pada kegiatan tersebut, selain dapat mengunjungi booth pameran yang disediakan oleh panitia juga dapat menikmati wahana wisata air dan keindahan sungai banjir kanal.f. Komunitas Cah Semarang Duwe BatikSetelah kegiatan terlaksana, akan dibentuk sebuah komunitas “Cah Semarang Duwe Batik” yang beranggotakan para pelajar SMA di Kota Semarang. Komunitas ini bertujuan untuk mengenalkan batik semarang kepada teman-teman di sekolahnya, teman-teman di luar sekolah ataupun keluarga mereka. Komunitas ini dibentuk sebagai wujud kepedulian mereka untuk terus melestarikan kebudayaan memakai batik khususnya batik semarangan, sehingga budaya memakai batik akan semakin meningkat dan akan menghilangkan kesan kuno yang selama ini melekat pada batik sehingga keberadaan batik semarangan akan tetap terjaga.“Cah Semarang Duwe Batik” adalah rangkaian event yang berisi kegiatan untuk memperkenalkan batik semarangan, mengenai jenis-jenis motifnya, serta tempat dimana bisa membeli batik semarangan. Selain itu melalui event ini pihak Koperasi Sekar Arum dapat melihat kondisi target audiens secara langsung, bagaimana antusias audien mengikuti rangkaian kegiatan dapat menjadi pacuan dalam memperluas pasarnya kepada target pasar yang dituju, yaitu pelajar SMA di Semarang.Berdasarkan hasil riset, tingkat pengetahuan target audien mengenai Batik semarangan meningkat sebesar 52%, dari semula yang hanya 17% menjadi 69%. Hal tersebut melampaui target yang ditentukan sebelumnya, yaitu sebesar 50%. Untuk peningkatan minat batik naik sebesar 15% dan telah melampaui target yang sebelumnya hanya 13% dan akhirnya minat batik menjadi 36%.Komunitas “Cah Semarang Duwe Batik” dibentuk setelah kegiatan dilakuan, tujuan dari komunitas ini adalah sebagai wujud kepedulian mereka untuk terus melestarikan kebudayaan memakai batik khususnya batik semarangan, sehingga budaya memakai batik akan semakin meningkat dan akan menghilangkan kesan kuno yang selama ini melekat pada batik sehingga keberadaan batik semarangan akan tetap terjaga.Komunitas “Cah Semarang duwe Batik” mempunyai kartu tanda anggota sebagai kartu pengenal keanggotaan dan berfungsi juga sebagai kartu untuk memperoleh potongan harga di toko batik yang sudah ditunjuk oleh panitia dan juga mempunyai katalog yang dipegang oleh masing-masing anggota yang berguna untuk mempromosikan batik semarangan kepada teman-temannya di sekolah. Evaluasi mengenai jalannya acara dapat dilihat pada indikator berikut ini :a. Tujuan komunikasi awal tercapai dengan baik, yaitu untuk meningkatnya awareness dan minat audien terhadap batik semarangan, terbukti dengan terbentuknya Komunitas “Cah Semarang Duwe Batik” di beberapa SMA di Kota Semarang.b. Proses loading-in dan loading-out, serta jalannya acara secara keseluruhan berjalan lancar sesuai dengan rundown yang telah dibuat.c. Jumlah peralatan dan perlengkapan terpenuhi, meskipun ada beberapa perlengkapan yang belum lengkap pada saat persiapan, akan tetapi hal tersebut dapat diatasi pada hari pertama pelaksanaan acara.e. Segala bentuk publikasi terdistribusi dan terpasang dengan baik.f. Terbinanya hubungan baik dengan pihak-pihak yang terlibat dalam acara “Cah Semarang Duwe Batik” seperti Koperasi Sekar Arum, LEMPPAR, dan sekolah-sekolah yang berpartisipasi.g. Anggaran dana yang dibutuhkan dapat terpenuhi dan didapatkan dari sponsorship, dan mendapatkan surplus sebesar Rp. 3.130.000,-h. MC sepanjang jalannya acara menyampaikan pesannya dengan baik, memaparkan informasi secara persuasif, sehingga audien lebih tertarik dan dapat mengingat pesan yang disampaikan.PENUTUPDalam bab ini, dijelaskan mengenai implikasi yang terjadi atau ditimbulkan dari penyelenggaran event “Cah Semarang Duwe Batik” yang bertujuan untuk memperkenalkan batik semarangan serta saran yang dapat digunakan untuk keberhasilan penyelelnggaraan event serupa berikutnya.KesimpulanDari seluruh rangkaian acara “Cah Semarang Duwe Batik” yang telah dilaksanakan dan pembahasan yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :a. Strategi dengan menyelenggarakan experiental event marketing dan berinteraksi secara langsung kepada target audien serta menampilkan role model menjadi cara yang efektif umtuk menghilangkan kesan kuno batik sebanyak 28%, dari semula 13% meningkat menjadi 41% yang menganggap bahwa batik tidak lagi terkesan kuno berdasarkan riset yang dilakukan setelah event.b. Kegiatan promosi melalui event “Cah Semarang Duwe Batik” berhasil meningkatkan awareness target audien tentang batik semarangan sebesar 52% serta meningkatkan minat sebesar 15% berdasarkan riset yang dilakukan setelah event.c. Kegiatan promosi melalui event “Cah Semarang Duwe Batik” berhasil meningkatkan minat warga Kota Semarang untuk melakukan pembelian pada saat kegiatan berlangsung, hal ini dibuktikan dengan total penjualan batik semarangan selama kegiatan total sebesar Rp. 9.150.000d. Dalam publikasi event “Cah Semarang Duwe Batik”, 50% responden mengetahui acara “Cah Semarang Duwe Batik” melalui media poster yang dipasang.e. Dari 100 orang yang dijadikan sebagai responden, 21% responden mengetahui event “Cah Semarang Duwe Batik” melalui flyer.f. Publikasi melalui social media, karena lingkaran sosial yang dimiliki oleh penyelenggara belum menjangkau target audien, sehingga publikasi belum menjangkau secara langsung kepada target audiens yang dituju, publikasi melalui social media hanya menjangkau 10,52 %.Dari kesimpulan yang telah dihasilkan, serta pengamatan terhadap jalannya rangkaian acara “Cah Semarang Duwe Batik”, berikut saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan apabila diadakan kegiatan-kegiatan serupa pada waktu yang akan datang :a. Pemilihan akun social media sebagai komunikator sebaiknya menggunakan akun yang telah mempunyai lingkaran sosial yang sesuai dengan target audien yang hendak dituju.b. Sebelum melakukan kegiatan pemasaran, sebaiknya penyelenggara telah mendalami product knowledge tentang produk yang akan dipasarkan, sehingga terpaan informasi yang diterima target audien dapat menimblkan efek yang lebih besar.c. Masing-masing penerapan strategi publikasi media yang akan digunakan, sebaiknya diukur menggunakan perhitungan yang tepat untuk mengetahui strategi publikasi mana yang paling efektif umtuk mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan.DAFTAR PUSTAKA1. BukuBelch, George, Michael A. Belch 2001. Advertising & Promotion: An integrated Marketing Communications Perspective, New York : McGraw Hill.Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.Gunarsa, Singgih. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung MuliaJack Z. and Bumba, Lincoln. (1996). Advertising and Media Planning, (5th ed.). USA: Ntc Bussines Books.Jasmadi (2008). Membangun komunitas online secara praktis dan gratis. Jakarta: Elex Media Komputindo.Kotler, Philip, Gary Armstrong. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 2. (Damos Sihombing. Alih Bahasa).Jakarta : Penerbit Erlangga.Laudon, Kenneth, Traver, and Carol Guercio (2003). E-commerce : business, technology, society. Addison-WesleyLittlejohn, Stephen W. (2009). Teori Komunikasi (Theories of Human Communication). Jakarta: Salemba Humanika Sissors,Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.Shimp, Terence A. (2000). Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid I. (Revyani Syahrial. Terjemahan) Jakarta: Penerbit Erlangga.Siswanto, Fritz Kleinsteuber, (2002). Strategi Manajemen Pemasaran. Jakarta: Damar Melia Pustaka.Sulaksana, Uyung. (2003). Integrated Marketing Communication. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Tjiptono, Fandy, dkk. (2007). Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Penerbit Andi.2. Website :(Advertising and Promotion and Integrated Marketing Communications Perspective, http://hfs1.duytan.edu.vn/upload/ebooks/5183.pdf, diakses pada 21 Mei 2012).(Brand Activation by Paul Morel, Peter Preisler and Anders Nyström www.metro-as.no/pdf/fagartikler/Brand%20Activation.pdf. diakses pada 5 Mei 2012).
PENGARUH TERPAAN KOMUNIKASI PEMASARAN MENU BREAKFAST MCDONALD’S DAN CITRA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Martia Mutiara Tasuki; Tandiyo Pradekso; Nurist Surayya Ulfa
Interaksi Online Vol 1, No 4: Oktober 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.347 KB)

Abstract

PENGARUH TERPAAN KOMUNIKASI PEMASARAN MENU BREAKFAST MCDONALD’S DAN CITRA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIANSkripsiDisusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikanPendidikan Strata IJurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas DiponegoroPenyusunNama : Martia Mutiara TasukiNIM : D2C 005 183JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2013PENGARUH TERPAAN KOMUNIKASI PEMASARAN MENU BREAKFAST MCDONALD’S DAN CITRA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIANABSTRAKMenu breakfast merupakan inovasi varian menu terbaru dari McDonald's Indonesia. Sebagai produk baru, menu breakfast McDonald's berusaha untuk memperoleh tempat dibenak masyarakat maka McDonald’s melakukan komunikasi pemasaran melalui berbagai media diantaranya melalui iklan, brosur, kupon berhadiah dan media display di setiap gerai McDonald’s. Dengan menggunakan merek McDonald’s menu breakfast McDonald’s telah menempatkan posisinya di benak konsumen. Kemudian keputusan pembelian pun dibuat.Tujuan penelitian ini adalah utuk mengetahui pengaruh terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s dan citra produk terhadap keputusan pembelian. Dengan mengacu pada teori advertising exposure process dan teori perilaku konsumen. Tipe penelitian ini adalah eksplanatori. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode accidental sampling yaitu sebanyak 50 orang responden. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dengan kuesioner. Teknik pengolahan data menggunakan regresi logistik.Berdasarkan hasil perhitungan, variabel terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s ( X1 ) masuk dalam kategori rendah dengan persentase sebesar 58%, variabel citra produk (X2) masuk dalam kategori baik dengan persentase sebanyak 70%, dan variabel keputusan pembelian (Y) masuk dalam kategori “ya” atau tinggi dengan persentase sebesar 66%. Adapun hasil pengujian hipotesa menunjukkan bahwa variabel terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Sedangkan variabel citra produk (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap vaeriabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai signifikansi 0,012 dan nilai Exp(B) dari X2 sebesar 1,346.Kata kunci : Terpaan Komunikasi Pemasaran, Citra Produk, Keputusan Pembelian.THE EFFECTS OF MCDONALD’S BREAKFAST MENU MARKETING COMMUNICATIONS EXPOSURE AND PRODUCT IMAGE TOWARDS THE PURCHASED DECISIONABSTRACTBreakfast menu is the latest variant of the innovation of McDonald's Indonesia. As a new product, McDonald's breakfast menu is trying to obtain a community then dibenak McDonald's doing marketing communications through a variety of media including advertising, brochures, through the lottery and the display in every media outlet McDonald 's. By using the brand McDonald's McDonald's breakfast menu has put his position in the minds of consumers. Then any buying decision is made. The purpose of this research is to know the influence of exposure to McDonald's breakfast menu of marketing communications and product imagery to the purchasing decision. With reference to the theory of advertising exposure process and theory of consumer behavior. This research type is eksplanatori. Sampling is performed using the method of accidental sampling that is as much as 50 people responden. While the data collection technique using observations with the questionnaire. Data processing techniques using logistic regression. Based on the results of the calculation, variable exposure to McDonald's breakfast menu of marketing communications (X 1) belongs to the category of low percentage of 58, with variable image products (x 2) belongs to the category either by percentage as much as 70, the purchase decision and variable (Y) belongs to the category 'Yes' or high with a percentage amounting to 66. As for the hypothesis test results indicating that the variable exposure to McDonald's breakfast menu of marketing communications (X 1) has no significant influence on the buying decision variable (Y). While the image of the products variable (x 2) have a significant influence on the buying decision vaeriabel (Y) with the value of the significance and value of 0.012 Exp (B) from X 2 of 1,346.Keywords: exposure to marketing communications, Product Image, purchase decisions.BAB IPENDAHULUAN Latar BelakangMcDonalds Indonesia mengadopsi menu breakfast untuk menjawab rasa bosan pelanggan dengan menu-menu yang sudah ada selama ini. Hal ini juga untuk memenuhi keinginan pelanggan agar menu McDonald’s yang terdapat di luar Indonesia kini dapat dinikmati pula di Indonesia. Menu sarapan ini disajikan sejak pukul 05.00 pagi hingga pukul 11.00 siang. Harga yang ditawarkan cukup beragam sekitar Rp 20.000,- hingga Rp 30.000,- per paket. (http://medantalk.com/may/19/2011//McD Indonesia Luncurkan Menu Baru/htm).Untuk itu McDonald’s melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan bidang pemasaran atau juga bisa disebut dengan promosi. Berbagai hal dilakukan mulai dari iklan, brosur, banner, kupon berhadiah, dan lain sebagainya. Semua ini dimaksudkan untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat bahwa McDonalds memiliki varian produk baru yaitu menu breakfast atau menu sarapan pagi. Tidak hanya mengenai produk, masyarakat juga perlu diberikan informasi mengenai waktu yang ditetapkan untuk menjumpai menu breakfast.Berdasarkan data sales selama bulan April, Mei, dan Juni pencapaian penjualan menu breakfast baru menunjukkan angka 11% dari 18% yang ditargetkan. Pencapaian penjualan tidak bergerak jauh dari angka 11%. Perumusan MasalahSelama tiga bulan setelah diluncurkan persentase pembelian tidak beranjak jauh dari level 11%. Dari target sebesar 18%, angka 11% tentunya berada pada tingkatan yang rendah. Berdasarkan data talk to customer LSM (local store marketing) McDonald’s Ciputra Semarang, yang diambil melalui pendapat pelanggan (customer feedback), sebagian besar konsumen belum mengetahui keberadaan produk breakfast, menu yang terdapat di dalamnya dan promo yang sedang berlangsung. Data yang diperoleh selama tiga bulan terakhr yaitu Juni, Juli, dan Agustus 2011 menunjukkan dari 300 orang konsumen per bulan yang dimintai pendapatnya, hanya sebesar 35% konsumen yang mengetahui mengenai menu breakfast dan promosi menu breakfast yang sedang berlangsung.Namun, permasalahan di atas seperti jumlah konsumen dan pencapaian hasil penjualan bukanlah merupakan fokus dalam penelitian ini. Batasan dari penelitian ini adalah data hasil penjualan dan jumlah konsumen atau transaksi yang terjadi, digunakan sebagai tolok ukur dari sikap konsumen berupa perilaku atau tidakan pembelian. Keputusan pembelian dalam penelitian ini merupakan efek dari komunikasi yang dilakukan oleh McDonald’s Ciputra semarang kepada masyarakat. Fokus permasalahan terdapat pada efek komunikasi yang dilakukan. Efek yang dirasakan masih kurang atau masih rendah dari yang diharapkan, hal ini dapat dilihat dari datasales volume dan persentase pencapaian hasil penjualan menu breakfast yang dicapai oleh McDonald’s Ciputra Semarang. Tujuan PenelitianUntuk mengetahui pengaruh terpaan kegiatan komunikasi pemasaran mengenai menu breakfast di McDonald’s dan citra produk terhadap keputusan pembelian.BAB IIHASIL PENELITIAN Kerangka Teori1. Pengaruh Terpaan Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan PembelianTeori yang digunakan dalam penelitian ini yang menghubungkan antara variabel terpaan komunikasi pemasaran terhadap keputusan pembelian adalah teori Advertising Exposure Process. Di dalam teori ini dikatakan bahwa apabila konsumen terkena terpaan iklan maka akan tercipta perasaan dan sikap tertentu terhadap merek yang kemudian akan menggerakan konsumen untuk membeli produk. Berdasarkan teori advertising exposure process tahapan pembentukan keputusan pembelian ialah pertama, terpaan iklan dapat menciptakan terjadinya brand awareness dalam benak konsumen, lalu konsumen juga akan mengetahui keuntungan dan sifat dari brand tersebut. Kedua, terpaan iklan juga dapat menciptakan citra dari brand tersebut. Ketiga, terpaan iklan dapat mengasosiasikan sesuatu dengan merek (brand association) dan keempat terpaan iklan dapat juga menciptakan kesan bahwa brand disukai oleh lingkungan sekitar kita. Semua efek ini mengakibatkan perubahan sikap tertentu yang berakhir pada terciptanya keputusan pembelian. Terpaan terhadap informasi sangat penting untuk proses interpretasi konsumen,2. Pengaruh Citra Produk terhadap keputusan pembelianTeori yang digunakan dalam penelitiaan ini yang mengaitkan antara variabel citra produk dan variabel keputusan pembelian adalah teori yang diungkapkan oleh Schiffman and Kanuk yaitu teori perilaku konsumen. Teori ini adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha dan energi). Perilaku konsumen menurut Winardi (dalam Sumartono, 2002:97) Menurut Assael (Sutisna, 2002 : 6), salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen adalah konsumen individual. Artinya pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Hipotesis1. Hipotesis mayorHipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast di McDonald’s dan citra produk di benak masyarakat terhadap keputusan pembelian .2. Hipotesis MinorTerdapat pengaruh terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast di McDonald’s terhadap keputusan pembelian dan terdapat pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian. Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengetahui mengenai Mc Donald’s atau mereka yang pernah membeli produk yang dipasarkan oleh McDonald’s dan memiliki rentang usia antara 17-50 tahun. Sampel penelitian berjumlah 50 responden dengan teknik non probability sampling dengan cara purposive accidental sampling. MetodologiAlat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan metode survey dan teknik analisis kuantitatif. Temuan penelitian1. Berdasarkan hasil pengolahaan kuesioner, ditemukan bahwa frekuensi variabel terpaan komunikasi pemasaran berada dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan McDonald’s masih kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh jawaban responden mengenai komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s tergolong dalam kategori rendah.2. Melihat dari data yang ada, dapat disimpulkan bahwa variabel citra produk berada dalam kategori baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden menilai menu breakfast McDonald’s baik dari segi bahan, kualitas, manfaat, dan harga produk. Oleh karena itu citra yang muncul dalam benak konsumen adalah baik.3. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, responden yang memutuskan untuk membeli produk menu breakfast McDonald’s adalah sebanyak 33 responden atau 66%. Hakl tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden dapat menerima keberadaan produk dan mau membeli produk menu breakfast McDonald’s.4. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi logistic melalui SPSS. Sebelum teknik ini digunakana maka perlu dilakukan Goodness of fit untuk mengetahui apakah model ini dapat digunakan dalam penelitian ini. Pada pengolahan data dengan model Hosmer and Lemeshow test diperoleh nilai Sig = 0,394 > 0,05 yang berarti bahwa hipotesis H0 diterima sehingga dapat dipastikan bahwa terdapat minimal satu variabel independen yang berpengaruh dan model regresi logistik tersebut layak dipakai.5. Hasil uji hipotesis mayor : Berdasarkan pada Tabel Hosmer and Lemeshow dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel X1 dan X2 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. Adapun pengaruhnya yaitu sebesar 25,9 %. Hal tersebut dapat diartikan bahwa secara bersama-sama terpaan komunikasi pemasaran dan citra produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 25,9 %.6. Pada tabel Variables in the Equetion, dapat dilihat nilai Sig X1 = 0,085 > 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis H0 diterima atau dengan kata lain variabel X1 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Y. dengan demikian dapat dikatakan variabel terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.7. Pada tabel Variables in the Equation, nilai Signifikansi X2 = 0,012 < 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis H0 ditolak atau dengan kata lain variabel X2 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Y. Kemudian, dengan melihat nilai Exp(B) dari X2 sebesar 1,346 memiliki arti bahwa jika citra produk terus dipertahankan atau ditingkatkan maka masyarakat yang memutuskan untuk melakukan pembelian adalah 1,346 kali lebih banyak dari yang tidak melakukan pembelian. Dengan kata lain, kenaikan nilai variabel X2 berpengaruh terhadap variabel Y. Semakin besar nilai variabel X2 maka semakin besar nilai variabel Y. dapat pula disimpulkan semakin baik citra produk dibenak masyarakat maka semakin banyak masyarakat yang memilih untuk membeli produk menu breakfast McDonald. Begitu sebaliknya jika citra produk semakin buruk maka masyarakat yang memilih membeli produk menu breakfast McDonald’s semakin sedikit.8. Hasil analisis penulis adalah melihat data mengenai terpaan komunikasi pemasaran dimana terlihat terpaan komunikasi pemasaran dalam posisi yang rendah, maka dapat dikatakan bahwa teori advertising exposure process tidak dapat diterapkan dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terpaan kominikasi pemasaran tidak mempengaruhi secara signifikan keputusan masyarakat untuk membeli produk menu breakfast Mc.Donald’s. Hal ini menunjukkan bahwa yang menggerakkan konsumen untuk membeli produk tidak hanya terpaan komunikasi pemasaran. Ada unsur lain sebagai penggeraknya. Seperti yang tertuang dalam teori lingkungan informasi pembeli. Teori ini mengajarkan bahwa setiap orang dapat memutuskan membeli sesuatu atau memakai suatu produk tidak hanya berdasarkan iklan yang menerpanya. Dalam kenyataanya terdapat berbagai sumber informasi non iklan yang mungkin saja berdampak lebih luas dan positif dalam menentukan pengambilan keputusan terhadap produk, diantaranya adalah :a. Pengalaman pribadi pembelib. Komunikasi antar pribadi dalam jaringan keluargac. Berita media massa yang laind. Kredibilitas konsumene. Perusahaan saingannyaf. Kredibilitas media yang digunakan dalam masyarakatg. Lingkungan informasi yang beragam tentang produkh. Kegiatan personal selling, promotion, sales dan sejenisnyai. Informasi persaingan harga yang diperoleh dari media non massa.Berdasarkan teori tersebut, keputusan pembelian dipengaruhi oleh banyak faktor dari mulai diri si pembeli sendiri hingga lingkungan dimana si pembeli berada. Maka ketika terpaan komunikasi rendah, dalam penelitian menunjukkan bahwa pembeli atau masyarakat yang memilih untuk membeli produk jumlahnya justru diatas 50% dari jumlah responden. Namun, bagi McDonald’s hal ini tentunya menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan volume penjualan. Sebagai perusahaan tentunya McDonald’s menargetkan tingkat volume penjualan yang lebih tinggi lagi. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi McDonald’s dan teori yang telah disebutkan dapat menjadi acuan dalam menentukan kebijakan.9. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara variabel citra produk dan variabel keputusan pembelian berjalan dengan berbanding lurus yaitu ketika citra produk meningkat maka keputusan pembelian akan meningkat pula. Penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan sebelumnya yaitu, teori perilaku konsumen. Teori ini adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha dan energi).BAB IIIPENUTUP Kesimpulan1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel x dan y yaitu terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonalds dan citra produk terhadap keputusan pembelian. Pengaruhnya sebesar 25,9%.2. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variabel terpaan komunikasi pemasaran menu breakfast McDonald’s dengan keputusan pembelian.3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel citra produk dengan keputusan pembelian dengan nilai Exp(B) dari X2 sebesar 1,346 Keterbatasan PenelitianKeterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel yang belum dapat mewakili populasi secara pasti, hal ini dikarenakan populasi dalam penelitian ini tidak terhingga jumlahnya sehingga membuat peneliti kesulitan untuk menentukan secara tepat jumlah sampel yang dibutuhkan dan penggunaan teknik sampel yang digunakan. SaranBerdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut1. McDonald’s menggunakan komunikasi pemasaran untuk membentuk dan menjaga citra produk di benak masyarakat. Citra positif yang ada sangat perlu untuk dijaga. Untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang memberikan citra positif terhadap produk maka perlu dilakukan komunikasi pemasaran yang lebih intens lagi agar masyarakat semakin diterpa oleh informasi-informasi yang terkait dengan produk, kemudian memberi penilaian positif hingga akhirnya membeli produk. Hal ini dapat dilakukan dengan pemilihan media baik elektronik dan cetak yang tepat. Dalam hal ini perlu diperhatikan kesesuaian segmentasi media dengan segmentasi produk. Pastikan media yang digunakan memiliki jangkauan yang luas dan mudah diakses oleh masyarakat. Media lain yang digunakan adalah brosur dan kupon berhadiah, tingkatkan penyebaran brosur dan kupon berhadiah dengan pemerataan distribusi dan penyebaran yang lebih intens. Hal ini dapat dilakukan dengan mengerahkan karyawan untuk menyebarkan brosur dan kupon berhadiah di area mall, memastikan ketersediaan brosur dan kupon berhadiah di store McDonald’s dan tenant-tenant yang bekerjasama dengan McDonald’s serta mengerahkan karyawan delivery service untuk melakukan penyebaran langsung kepada masyarakat seperti di perumahan, sekolah, kantor, maupun traffic light. Penggunaan media display dalam store juga perlu diperhatikan, menggunakan tampilan yang menarik dan informasi mengenai produk dengan singkat dan jelas akan membantu masyarakat untuk mengingat display tersebut.2. Mempertahankan kualitas produk untuk menjaga kepercayaan konsumen dalam mengkonsumsi produk juga perlu dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan yang berkualitas dan tidak mengurangi takaran bahan yang diperlukan, senantiasa menjaga kebersihan baik bahan, alat, maupun karyawan, dan menjaga keamanan produk dengan tidak menggunakan zat-zat berbahaya. Menjaga kualitas produk berarti mewujudkan apa yang menjadi citra positif produk dalam benak masyarakat.DAFTAR PUSTAKAFill, Chris. 1995. Marketing Communication Frame Works. London: Prentice HallFraenkel, J. dan Wallen, N. 1993. How To Design and Evaluate Research in Education. 2nd ed. New York: McGraw-Hill Inc.Jefkins, Frank. 1995. Periklanan edisi 3. Jakarta: Erlangga.Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya diIndonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 1997. Dasar-dasar Pemasaran Principles ofMarketing edisi ketujuh jilid 3. Jakarta: Prenhelindo.Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.Littlejohn, Stephen W, 2005, Theories of Human Communication, eighth edition,Thomson Learning Inc., Wadsworth, Belmont, USA.Mowen, John C dan Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen edisi kelima jilid1. Jakarta: Erlangga.Mulyodiharjo, Sumartono. 2002. Terperangkap Dalam Iklan. Bandung: Alfabeta.Rakhmat, Jalaluddin. 1992. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.Rakhmat, Jalaludin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. (ed).1989. Metodologi Survey. Jakarta:LP3ESSoemirat, Soleh dan Elvinaro, Ardianto. 2008. Dasar-dasar Public Relation.Bandung: Remaja Rosdakarya.Sutisna, 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.Bandung:PT. Remaja RosdakaryaSwasta, Bayu. 1993. Manajemen Penjualan. Yogyakarta: Universitas Gajamada.Tjiptono, Fandy, dkk. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi Offset.Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri. 2009. SPSS complete, Teknik AnalisisStatistik Terlengkap Dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.Millah, S. McD Indonesia Luncurkan Menu Baru. 2011.(http://medantalk.com/may/19/2011//McD Indonesia Luncurkan MenuBaru/htm). Diakses tanggal 12 September 2011 pukul 11.01 WIB.Harian Medan Bisnis. 2011. McDonald’s Tambah 4-5 Gerai Mandiri Baru di2011. (http//harianmedanbisnis.com//McDonald's Tambah 4-5 GeraiMandiri Baru di 2011). Diakses tanggal 9 September 2012 pukul 12.48WIB.Republika. 2011. Sarapan Pagi di Mcd.(http//republika-online.com//sarapan-pagidi-mcd//4-7-2011). Diakses tanggal 11 September 2011 pukul 07.28 WIB.Depari, Fidelia. 2011. KFC Luncurkan Menu Breakfast. (http//food.ghiboo.com/).Diakses 11 September 2011 pukul 12.00 WIB.McDonald’s. 2010. Our Company Inclision and Diversity.(http://www.aboutmcdonalds.com/mcd). Diakses 9 september 2011 pukul10.38 WIBPrayogo, Oginawa. 2011. Tepis Kabar Produk Jualannya Tidak Sehat. McdIndonesia Luncurkan Menu Baru. (http://industri.kontan.co.id/news/).Diakses tanggal 11 September pukul 07. 30 WIB.www.mcdonalds.co.id
PENGALAMAN KOMUNIKASI PELANGGAN ZALORA.CO.ID (Studi Fenomenologi Pelanggan Zalora.co.id) Widya Andhika Aji; Tandiyo Pradekso; Nurist Surayya Ulfa
Interaksi Online Vol 1, No 4: Oktober 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.911 KB)

Abstract

1PENGALAMAN KOMUNIKASI PELANGGAN ZALORA.CO.ID(Studi Fenomenologi Pelanggan Zalora.co.id)Oleh:Widya Andhika AjiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Diponegoro SemarangABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengalaman komunikasi danpemahaman penerimaan konsumen terkait pesan komunikasi pemasaran dalamberbelanja di Zalora.co.id. Dengan menggunakan sampel pada lima informandan metode wawancara, dapat ditarik kesimpulan: Pelanggan Zalora.co.idmemiliki pengalaman komunikasi berkaitan dengan pesan promotif yang berupamedia iklan, direct marketing, dan sales promotion. Persepsi konsumen terkaitpesan komunikasi pemasaran dalam berbelanja di Zalora.co.id selama ini adalahbaik mengingat konsumen selalu merasa puas dengan harga dan kualitas produkyang ditawarkan pihak Zalora. Pesan yang ditangkap informan dari iklan yangdilakukan pihak Zalora adalah bahwa konsumen maupun calon konsumendidorong dan diajak untuk berbelanja dan berbelanja lagi Pesan yang ditangkapinforman dari iklan Zalora melalui direct marketing antara lain adalah: sangatefektif dan praktis karena tanpa harus bertatap muka dapat bertransaksi langsungdan mudah, kemudian juga tampilan web yang menarik membuat mereka inginberbelanja. Pesan yang ditangkap dari iklan melalui sales promotion ini adalahdiskon yang besar membuat konsumen untuk “terikat” pada Zalora dan merekamenjadi semakin tertarik untuk berbelanja di Zalora.co.id dengan adanya diskonyang besar tersebut.Keywords: pengalaman komunikasi, pesan komunikasi, direct marketing, salespromotion, iklan.2COMMUNICATION EXPERIENCE OF CONSUMERS ZALORA.CO.ID(Phenomenological Approach)ABSTRACTThis research purposed to analyze the consumers’ experience andunderstanding of acceptance communication message when they are shopping atZalora.co.id. Participants are five informan and the data technique used are depthinterview. The conclusion are: Consumers’ Zalora.co.id have communivationexperience related to the message through advertising, direct marketing, and salespromotion. Consumers’ perception related to the marketing communication whenthey are shopping at Zalora.co.id are good because they always satisfied with theproduct and quality product from Zalora. Message that participants can say fromZalora is that consumers always pursue to shop and shop more. The message thatconsumers’ understand from the advertising through direct marketing is that veryeffective and practival because without face to face, they can make transactionand this is easy to do, the website also make them more interested in shoppingmore and more. The message that consumers’ understanding from sales promotionis the big discount make them “tied” with Zalora and they more interesting to butproduct from Zalora.co.id.Keywords: experience, communication, messagem direct marketing, salespromotion, advertising.3PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTrend belanja online menjadi fenomena baru dalam paradigma berbelanjamasyarakat Indonesia saat ini. Masyarakat lebih senang meluangkan waktu untukberbelanja online daripada berkunjung ke toko secara langsung untuk membelibarang yang mereka inginkan. Arnold Sebastian Egg yang merupakan pendirisitus jual beli tokobagus.com memprediksi bahwa nantinya semua orang akanberbelanja online, saat ini seluruh bisnis mulai mengusung tokonya ke online(BeritaBali.com, 2013). Pernyataan Arnold tersebut didukung dengan surveyyang dilakukan perusahaan e-commerce asal Jepang, Rakuten, bahwa 80%pengguna internet di Indonesia mulai berbelanja online dalam dua tahun terakhir.Sedangkan Survei lain yang dilakukan oleh VeriTrans dan DailySocialpada 584 pelanggan e-commerce di Indonesia mengenai tren belanja onlinemengungkap sebanyak 37% responden menyebutkan produk yang mereka belimelalui internet adalah pakaian (fashion). Di posisi berikutnya adalah pemesananlayanan perjalanan (20%) dan media yang dikonsumsi secara elektronik sepertimusik, video dan game (20%) dan lainnya (18%), elektronik (13%) dan buku(8%) (Rinaldi, 2013: 2).Di ranah online fashion store, Zalora yang muncul padaawal 2012langsung melejit menjadikannya sebagai salah satu dari sembilan e-commercepaling berjaya di Indonesia yang di antaranya adalah Lazada Indonesia, ZaloraIndonesia, Berybenka, PinkEmma, Bilna, Plasa, Reebonz, LivingSocial dan FoodPanda. Setelah sukses di 8 negara di dunia seperti Brazil, India, Australia, Zalorayang terhitung pemain baru di Indonesia siap meramaikan pasar bisnis fashionIndonesia. Mei 2013 menjadi sejarah bagi Zalora yang baru saja merayakanpemesanan ke 1 juta dan mencapai angka penjualan hingga USD 100 juta yangsetara dengan 1 Triliun Rupiah (Azmil, 2013: 2).Penjualan Zalora yang menjanjikan tersebut mengundang banyak investoruntuk berlomba menanamkan modal ke Zalora, salah satunya adalah TengelmannGroup, perusahaan retail Eropa yang sudah berdiri 145 tahun lalu dan memiliki4.000 toko di 15 negara, telah mengucurkan dana sebesar 249 miliar untuk tokoonline tersebut (Sawers, 2013: 1). Performa Zalora di pasar Indonesia dapatdibilang membuahkan hasil yang memuaskan dan menjanjikan untuk terusmengembangkan bisnis mereka di Indonesia. Hal ini didukung oleh pertumbuhankelas menengah di Indonesia yang merupakan pertumbuhan kelas menengahpaling tinggi yaitu mencapai 56,6% di regional Asia Pasifik dengan pengeluarantiap tahunnya mencapai USD 3000. Perilaku konsumen kelas menengah tersebutsangat mobile dan mudah berubah, mereka bisa dengan cepat berganti-gantimerek, dan ini menjadikan para pemasar harus terus bergerak mengikutimobilitas konsumen, harus ada penyempurnaan di produknya, berinovasi yangbaru, kemudian mengubahstrategi harganya, distribusinya, promosinyadikombinasikan sedemikian rupa, pesan-pesannya juga tidak monoton.Pengguna internet diperkirakan akan terus bertambah menjadi 149 jutapengguna serta terdapat indikasi bahwa berbelanja online akan semakin populer diIndonesia, Jepang, dan Thailand pada 2015. Hal tersebut didukung dengan4kemudahan akses internet yang semakin mobile menjadi salah satu pendorongbagi pebisnis Indonesia untuk terus menggeluti dunia ini. (Rahayu, 2012:2).iTeknologi Informasi tidak dipungkiri membawa perubahan yang signifikanterhadap bisnis dan gaya hidup masyarakat sekarang ini dalam mendukungbelanja online mereka. Berdasarkan survey dari Rakuten, orang Indonesia danThailand 50% lebih suka berbelanja dengan perangkat bergerak mereka,dibandingkan orang Taiwan. Bila dibandingkan dengan orang Amerika dan Eropa,orang Indonesia dua kali lebih suka berbelanja dengan perangkat bergerak.Sejalan dengan itu, riset lain dari BuzzCity pada awal 2012 mendapatibahwa 27% pebelanja online dari Indonesia sudah memakai perangkat bergerakmereka untuk berbelanja. survei itu juga mendapati bahwa orang Indonesia tigakali lebih suka merekomendasikan suatu barang kepada teman-temannya dijejaring sosial, ketimbang negara lain. (Rahayu, 2012: 4). Dalam perkembanganpertumbuhan situs web dikenal istilah Web 2.0 yang menunjukkan jenis web yang“hidup” dan diisi oleh penulis secara periodik sehingga menimbulkan fenomenabaru yaitu blog dan social networking services (SNS) atau lebih populer dengansebutan situs jejaring sosial. Dengan melihat kedudukan internet saat ini terjadiperubahan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi media. Jika dulu konsumenhanya menonton televisi, membaca majalah, surat kabar dan sebagainya kinimereka juga menjelajah internet. Online media sudah menjadi point of contactyang tidak dapat diabaikan, sehingga para pemilik brand harus masuk ke dalampoint of contact tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat.Populasi mall online atau e-retailerbaru semakin marak meramaikanMallonline ini sehinggadiperlukan strategi pemasaran untuk mendapatkan danmempertahankan customer mereka. Begitu juga Zalora yang memiliki websiteresmi www.zalora.co.id, portal e-commerce atau mall online ini adalah anakperusahaan asing yang dikenal dengan nama zalando.com. Perusahaan yangmerajai pasar Brazil dan Thailand ini, baru saja mengeluarkan laporan penjualanper akhir Desember 2012 dengan rata-rata pemesanan hariannya adalah 600-700transaksi, rata-rata pembeli mengeluarkan uang kisaran Rp 150-350 ribu.Zalora Indonesia adalah situs web belanja kebutuhan fashion yangmenawarkan produk-produk dari berbagai brand terkemuka, baik lokal maupuninternasional. Zalora Indonesia didirikan pada tahun 2012 dan merupakan salahsatu cabang dari situs belanja online terbesar Eropa Zalando. Kelebihan yangditawarkan oleh Zalora Indonesiayaitu, pelanggan tidak dikenakan biaya untukpengiriman ke seluruh Indonesia dan garansi pengembalian barang jika pelanggantidak puas atas produk yang diterimanya. Grup Zalora International di Asia terdiridari Zalora Indonesia, Zalora Singapura, Zalora Malaysia, Zalora Vietnam, ZaloraTaiwan, Zalora Thailand, Zalora Filipina. Zalando merupakan projek dari RocketInternet, yang merupakan e-commerce terkenal dari Rocket Internet. RocketInternet sendiri menyediakan bantuan teknologi, modal dan jasa lainnya untukmembuat perusahaan-perusahaan Internet yang inovatif. Kantor pusatnya terdapatdi Berlin, Jerman, projek yand dimiliki Rocket Internet antara lain Zalando,TopTarif, eDarling, Groupon (sebelumnya CityDeal), dan lain-lain.Penelitian ini akan difokuskan pada pelanggan Zalora.co.id dengan strategipemasarannya yang telah sukses menggeser positioningbeberapa pemain lama di5toko fashion online. Selain itu marketing communication yang baik melalui iklanonline yang kuat, branded product yang tidak lokal produk serta promosi gencarmenjadi strategi jitu Zalora dimata konsumennya untuk meningkatkanpenjualannya.1.2 Perumusan MasalahPenelitian ini berusaha untuk mengetahui pengalaman komunikasi danpemahaman penerimaan konsumen terkait pesan komunikasi pemasaran dalamberbelanja di Zalora.co.id.HASIL2.1. Deskripsi Tekstural Gabungan2.1.1. IklanIklan merupakan media promosi satu arah yang disalurkan kepadakonsumen dengan tujuan membujuk untuk membeli dan bersifat nonpersonal.Iklan Zalora.co.id yang dijumpai oleh informan penelitian iniadalah informan pertama dan kelima. Mereka menjumpai iklannya di salurantelevisi MNC TV, dan majalah Gogirl/dresscode. Menurut informan tersebutiklannya sangat menarik dan terutama karena gambarnya menarikdiperankan oleh model yang dianggap representatif dan eksklusif sertaadanya diskon yang dipromosikan secara gencar.Pesan yang ditangkap informan dari iklan yang dilakukan pihak Zaloraadalah bahwa konsumen maupun calon konsumen didorong dan diajakuntuk berbelanja dan berbelanja lagi terus sehingga mereka bisa “menggaet”banyak konsumen untuk membeli berbagai produk yang ditawarkan Zaloradari mulai produk sepatu, baju, aksesoris, maupun produk lainnya.2.1.2. Direct MarketingDirect marketing merupakan bagiandari program komunikasipemasaran dan dilakukan langsung pada customer, misalnya: Twitter,Instagram (sosial media),SEO (google ads, facebook ads), dan mailing list.Berdasarkan pada hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, diketahuibahwa direct marketing yang ditemui adalah pada informan pertama, kedua,ketiga , keempat dan kelima. Jadi semua informan pernah menjumpainya.Direct marketing yang ditemukan antara lain di Twitter , PortalOnline dan SEO, kolom Google Ads, Facebook ads. Paling seringditemukan adalah di Facebook ads dan promo Twitter. Hal ini disebabkankarena jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter saat ini sangat boomingdi dunia maya dan menjadi direct marketing yang sangat efektif dalammerangkul konsumen dan calon konsumen untuk online shopping sepertiZalora.Pesan yang ditangkap informan dari iklan Zalora melalui directmarketing antara lain adalah: sangat efektif dan praktis karena tanpa harusbertatap muka dapat bertransaksi langsung dan mudah, kemudian juga6tampilan web yang menarik membuat mereka ingin berbelanja. Mereka yangpada awalnya tidak tertarik, lama kelamaan menjadi tertarik karena iklanterus menerus muncul ketika mereka sedang membuka facebook, google,maupun twitter.2.1.3. Sales PromotionSales promotion merupakan bentuk persuasi langsung melaluipenggunaan berbagai insentif, umumnya berjangka pendek, yang dapatdiatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera ataumeningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen atau pedagang (kupon,undian, diskon, kontes). Sales promotion ditemukan oleh informan pertama,kedua, ketiga, keempat dan kelima. Jadi semua informan telah menemuisales promotion Zalora.co.id.Adapun bentuk dari sales promotion yang mereka temui adalah berupakupon pemberian teman, dari atasannya, dari voucher belanja, denganjumlah yang bervariasi dari Rp 50.000; Rp 100.000 hingga Rp 200.000.Informan yang telah menjadi member kemudian juga diberikan voucherlewat email setiap bulannya. Pesan yang ditangkap dari iklan melalui salespromotion ini adalah diskon yang besar membuat konsumen untuk “terikat”pada Zalora dan mereka menjadi semakin tertarik untuk berbelanja diZalora.co.id dengan iming-iming diskon yang besar tersebut.2.2. Deskripsi Struktural GabunganDalam menyusun deksripsi struktural, peneliti menggunakan langkahberupa interpretasi terhadap penyataan-pernyataan orisinil dari subjekpenelitian tentang pengalaman komunikasi berbelanja di Zalora co.id danpenerimaan komunikasi pemasaran yang diterimanya.Sedangkan ditinjau dari penerimaan komunikasi pemasaran informanpenelitian, dapat dikatakan bahwa pesan yang disampaikan Zalora kepadakonsumennya adalah untuk supaya mereka membeli kembali di Zalora untuksekarang dan kemudian hari atau seterusnya. Maka dapat dikatakan bahwapenerimaan komunikasi pemasaran telah baik dilakukan oleh subjek danpihak Zalora dapat disarankan untuk mempertahankan jenis promosi nyatersebut bahwa lebih sering melakukan bentuk promosi baru melalui saranaatau media baru lainnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlahkonsumen di masa mendatang.Berdasarkan pada pesan yang ditangkap kelima informan diketahuibahwa ternyata muncul beberapa tema yang terkait promosi yang dilakukanZalora, yaitu e- shopping behavior, e-excitement dan impulsive buying.Dalam tiga tema tersebut, lima orang informan mendeskripsikan perilaku eshoppingbehavior dimana informan menghabiskan sebagian besarwaktunya berinteraksi dengan internet dan meluangkan waktu khusus untukberinteraksi dengan media promosi dari zalora.co.id, baik langsung kewebsitenya maupun lewat akun sosial media sehingga yang bersangkutanmempertimbangkan untuk belanja. Sedangkan tema e-shopping excitementdi tunjukkan oleh informan kedua, ketiga, keempat dan kelima dimana7keempat informan tersebut menyebutkan bahwa website zalora.co.idmemberikan penawaran menarik dan informasi produk yang lengkapsehingga yang bersangkutan berbelanja. Sedangkan tema impulsive buyingdi tunjukkan oleh informan kedua, ketiga dan kelima dimana yangbersangkutan melakukan pembelian berulang disaat yang bersangkutan tidakmembutuhkan produk yang dibeli karena tergiur diskon dan penawaranzalora.co.idPENUTUPPenelitian ini menggambarkan tentang pengalaman komunikasi danpemahaman penerimaan konsumen terkait pesan komunikasi pemasaran dalamberbelanja di Zalora.co.id. Wawancara mendalam dilakukan kepada limaresponden yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian. Ditemukan hal-halyang menarik melalui komunikasi dan pemahaman penerimaan konsumen terkaitpesan komunikasi pemasaran dalam berbelanja di Zalora.co.id. Berdasarkanpenelitian dan analisis temuan penelitian, terdapat beberapa kesimpulan, danimplikasi, baik secara akademis maupun praktis, sebagai berikut:3.1. KesimpulanBerdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya,maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:1. Pelanggan Zalora.co.id memiliki pengalaman komunikasi berkaitandengan pesan promosi yang berupa media iklan, direct marketing, dansales promotion.2. Iklan Zalora.co.id yang dijumpai oleh informan penelitian ini adalahinforman pertama dan kelima. Mereka menjumpai iklannya di salurantelevisi MNC TV, dan majalah Gogirl/dresscode. Menurut informantersebut iklannya sangat menarik dan terutama karena gambarnyamenarik diperankan oleh model yang dianggap representatif daneksklusif serta adanya diskon yang dipromosikan secara gencar. Pesanyang ditangkap informan dari iklan yang dilakukan pihak Zalora adalahbahwa konsumen maupun calon konsumen didorong dan diajak untukberbelanja dan berbelanja lagi terus sehingga mereka bisa “menggaet”banyak konsumen untuk membeli berbagai produk yang ditawarkanZalora.3. Direct marketing yang ditemui adalah pada informan pertama, kedua,ketiga , keempat dan kelima. Direct marketing yang ditemukan antaralain di Twitter , Portal Online dan SEO, kolom Google Ads, Facebookads. Paling sering ditemukan adalah di Facebook ads dan promoTwitter. Pesan yang ditangkap informan dari iklan Zalora melalui directmarketing antara lain adalah: sangat efektif dan praktis karena tanpaharus bertatap muka dapat bertransaksi langsung dan mudah, kemudian8juga tampilan web yang menarik membuat mereka ingin berbelanja.Mereka yang pada awalnya tidak tertarik, lama kelamaan menjaditertarik karena iklan terus menerus muncul ketika mereka sedangmembuka facebook, google, maupun twitter.4. Sales promotion ditemukan oleh informan pertama, kedua, ketiga,keempat dan kelima. Jadi semua informan telah menemui salespromotion Zalora.co.id. Pesan yang ditangkap dari iklan melalui salespromotion ini adalah diskon yang besar membuat konsumen untuk“terikat” pada Zalora dan mereka menjadi semakin tertarik untukberbelanja di Zalora.co.id dengan iming-iming diskon yang besartersebut.5. Persepsi konsumen terkait pesan komunikasi pemasaran dalamberbelanja di Zalora.co.id selama ini adalah baik mengingat konsumenselalu merasa puas dengan harga dan kualitas produk yang ditawarkanpihak Zalora. Selain itu mereka memahami adanya proses belanja yangpraktis serta kemudahan dalam pembayaran, serta yang paling menarikmereka adalah diskon dan gratis ongkos pengiriman, sehingga dengandemikian dapat dikatakan bahwa pihak Zalora telah sukses dalammenyampaikan kepada konsumen berbagai keunggulannyadibandingkan dengan pesaingnya.6. Berdasarkan pada pesan yang ditangkap kelima informan diketahuibahwa ternyata muncul beberapa tema yang terkait promosi yangdilakukan Zalora, yaitu mengarah kepada e-shopping behavior,excitement. dan impulsive buying. Jadi dapat dikatakan bahwa karenainforman merupakan heavy internet user yang aktivitasnya sebagianbesar menggunakan internet sehari-harinya maka menimbulkan perilakupembelian konsumen secara e-commerce. Selain itu juga karena fotoyang menarik dan bagus di iklannya, Zalora membuat konsumennyaterkesan atau terkesima untuk membeli dan hal ini mengarah kepada eshoppingexcitement. Jadi karena konsumen merasa terkesan baikdengan iklan yang dilakukan Zalora, maka mereka memutuskan untukmembeli produk dari Zalora. Kemudian ada informan yang melakukanimpulsive buying karena pada awalnya tidak merencanakan untukmembeli produk Zalora tetapi karena tertarik dengan iklan yangdilakukan Zalora misalnya pada foto yang menarik, iklan dengan katakata“menjanjikan” hal ini mendorong mereka untuk membeli produkZalora.3.2. SaranSedangkan saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini antaralain adalah sebagai berikut:1. Sebaiknya pihak Zalora dapat mempertahankan promosi melaluikomunikasi yang selama ini telah berhasil menarik di benakkonsumennya, dengan lebih menitikberatkan bentuk promosiyang menjadi pengalaman komunikasi di penelitian ini, atara lain: Iklan, direct marketing dan sales promotion92. Pada penelitian di masa mendatang diharapkan tema tema yangkeluar dalam penelitian ini seperti e-shopping behavior,excitement. dan impulsive buying bisa menjadi variable perilakuterkait dengan studi marketing komunikasi10Daftar PustakaAllen, C., Kania, D., and Yaeckel, B. (2001). One-to-One Web Marketing: build arelationship marketing strategy one customer at a time. New York:WIleyComputer Publishing.Azmil, F. (2013). 9 E-Commerce Yang Sedang Berjaya di Indonesia. Available onhttp://www.merdeka.com/teknologi/9-e-commerce-yang-sedang-berjayadi-indonesia.html diunduh pada 27 Mei 2013.Baum, Steven K. (1999). The Glossary: Cn-Cz.. Glossary of Oceanography andthe Related Geosciences with References. Texas A&M University.Bogdan, R.C. &Biklen S.K. (1982).Qualitative Research for Education : An.Introduction to Theory and Methode.Boston : Allyn and Bacon, Inc.C’elik, Hakan. (2010). Influence of social norms, perceived playfulness and onlineshopping anxiety on customers’ adoption of online retail shopping Anempirical study in the Turkish context.Childers, T. L., Carr, C.L., Peck, J., and Carson, S. (2001). Hedonic andUtilitarian Motivation for Online Retail Shopping Behavior. School ofManagement, University of Kentucky.Constantinides. (2004). Influencing the online consumer’s behavior: the Webexperience.Danaher, P.J. dan J.R.Rossiter. (2009). Comparing perceptions of marketingcommunication channels. European Journal of MarketingVol. 45 No. 1/2,2011pp. 6-42.Darmiyati, Zuchdi. (1997). Pembentukan Sikap . Yogyakarta: LPKM IKIP.Dawson dan Kim. (2009). External and internal trigger cues of impulse buyingonline, Direct Marketing: An International Journal, Vol. 2. No 3.Delafrooz. (2010). Students’ Online Shopping Behavior: An Empirical Study.Dennis, C. , Bill Merrilees, Chanaka Jayawardhena, Len Tiu Wright. (2008). Econsumerbehaviour. European Journal of MarketingVol. 43 No. 9/10,2009, pp. 1121-11.Dennis et al. (2010). The Influences of Social e-Shopping in Enhancing YoungWomen’s Online Shopping Behaviour.11Fajar, A. (2012). E-commerce Harus Siapkan Banyak Komponen ValueChain,http://swa.co.id/business-strategy/marketing/e-commerce-harussiapkan-banyak-komponen-value-chain diunduh pada 3 Mei 2013.Farag, S. (2005). E-Shopping and its Relationship with In-store Shopping:Empirical Evidence from the Netherlands and the USA.Hirschman dan Holbrook (1982). Channels of distribution), social influencethrough reference groups, perceived risk.Jayawardhena, C. dan L.T. Wright. (2008). An empirical investigation into eshoppingexcitement: antecedents and effects. European Journal ofMarketingVol. 43 No. 9/10, 2009, pp. 1171-1187.Johnson, (1986). Research report: the role of behavioral modelling in computerskills acquisition toward refinement of the model, Information SystemsResearch, Vol. 11 No. 4, pp. 402-17.Kacen dan Lee, (2002). Applying the E-Commerce on Online ConsumerBehavior, Information Systems Research, Volume forthcoming.Kartika, B. (2012). Survei Global Soroti Kebutuhan Konsumen Asia pada ECommercehttp://www.chip.co.id/news/startupspress_release/4439/survei_global_soroti_kebutuhan_konsumen_asia_pada_e-commerce.Kotler, Philip. (1984). Manajemen Pemasaran. Prenhalindo; Jakarta.Koufaris, M. dan W.H. Sosa (2002). Customer Trust Online: Examining the RoleOfthe Experience With the Web Site.Department of Statistics & ComputerInformation SystemsZicklin School of Business, Baruch College.Kuswarno, E. 2005. Metode penelitian Komunikasi. Bandung: RemajaRosdakarya.Liao and Cheung. (2000). Internet-based e-shopping and consumer attitudes: anempirical study.Moleong. (2005). Metodologi Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT RemajaRosdakarya.Muhadjir, Noeng. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: RakeSarasin.12Owen, R. dan P. Humphrey. (2008).The structure of online marketingcommunication channels. Journal of Management and Marketing ResearchPark, (2006). Applying the Technology Acceptance Model and Flow Theory toOnline Consumer Behavior, Information Systems Research.Rahayu, E. M. (2012). 4 Tren yang Harus Diperhatikan Pelaku ECommercehttp://tekno.kompas.com/read/2012/03/07/14270272/4 diunduhpada 2 Mei 2013.Rahayu, E. M. (2012). 4 Tren yang Harus Diperhatikan Pelaku ECommercehttp://tekno.kompas.com/read/2012/03/07/14270272/4 diunduhpada 2 Mei 2013.Rinaldi, D. (2013). Mengapa Brand Besar Harus Masuk E-Commerce?. Availableon http://swa.co.id/technology/mengapa-brand-besar-harus-masuk-ecommercediunduh pada 1 Mei 2013.Ruben dan Stewart.(2006). Communication and Human Behavior. United States:Allyn.Sawers, P. (2013). Tengelmann continues its Rocket Internet interest, this timeinvesting $26m in Asian Zappos clone Zalora available onhttp://thenextweb.com/insider/2013/03/12/tengelmann-continues-itsrocket-internet-interest-this-time-investing-26m-in-asian-zappos-clonezalora/diunduh pada 27 Mei 2013.Scissors, J.Z. dan R. B. Baron, (2010). Advertising, Media Planning. SevenEdition. McGraw Hill.Tuten, A. (2008). Personality determinants of online shopping: Explainingonline purchase intentions using a hierarchical approach.Van Manen, M. (1997). Phenomenological pedagogy and the question ofmeaning.Phenomenology & education discourse (pp. 41-68).Johannesburg,South Africa: Heinemann.Wakefield dan Baker. (1998). Creation of Favorable User Perceptions. MISQuarterly, Volume 23, Number 2.Wenats, A.E. dkk. 2002. Integrated Marketing Communications, KomunikasiPemasaran di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mengidentifikasi Faktor-Faktor Motivasi yang Memengaruhi Perilaku Memainkan Game RPG (Role-Playing Games) Produksi Luar Negeri oleh Pemain Game di Kota Semarang Maulana Ocky Adhicondro; Turnomo Rahardjo; Nurist Surayya Ulfa; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.202 KB)

Abstract

Game merupakan salah satu bentuk implementasi dari kemajuan teknologi di ranah media komunikasi. Game dapat digunakan sebagai media penyampai pesan dan memungkinkan adanya feedback dari pesan tersebut. Game juga didesain sebagai sarana hiburan untuk mengisi waktu luang yang dibuat universal. Namun kenyataannya, beberapa game yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia tidak dibuat universal. Dalam beberapa game beraliran role-playing game (RPG) memuat konten kekerasan, seksual dan nilai-nilai lain yang tidak sesuai dengan nilai kultur lokal khususnya Indonesia. Meskipun mengandung perbedaan, banyak dari kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di Kota Semarang masih tetap memainkan game RPG tersebut dengan berbagai motivasi atas dasar alasan dan tujuan tertentu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor motivasi yang memengaruhi perilaku memainkan game RPG produksi luar negeri oleh pemain game Indonesia di Kota Semarang. Penelitian ekploratif kuantitatif ini menghimpun data primer dari 100 orang dengan kuesioner. Data dianalisis dengan teknik analisis faktor. Sebanyak 18 faktor telah diuji dengan KMO dan Bartlett’s Test diketahui nilainya 0,958 dengan signifikansi 0,000. Kemudian melalui perhitungan model Principal Component Analysis (PCA) diperoleh 4 kelompok faktor yang memuat 18 faktor yang diuji, dengan kata lain, seluruh faktor yang diuji lolos. Keseluruhan faktor tersebut memberikan kontribusi sebesar 65,367 persen terhadap motivasi memainkan game RPG asing tersebut.Social Factor adalah faktor motivasi yang paling berpengaruh. Diketahui faktor ini menyumbangkan sebanyak 40,663 %. Faktor ini dilabeli social factor karena terdiri dari motivasi untuk berinteraksi dan berkompetisi dengan pemain lain. motivasi ingin mengoptimalkan performa karakter dalam game motivasi ingin menjadi orang lain dan motivasi ingin memperoleh pengetahuan. Ketiga variabel utama dari faktor ini yakni teamwork, socializing dan relathionship termasuk dalam social gratification yaitu suatu bentuk gratifikasi yang mengarah pada keuntungan sosial apa yang didapatkan pemain game dengan memainkan game tertentu.
Memahami Pengalaman Pengguna Instant Messenger Terhadap Brand yang Melakukan Sales Promotion di Instant Messenger (Studi Fenomenologi terhadap Pengikut Plus Friends KakaoTalk) Rifni Lestari; Nurist Surayya Ulfa; Nuriyatul Lailiyah; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.458 KB)

Abstract

Tingginya penggunaan Instant Messenger menunjukan kenaikan yangcukup signifikan. Ini menunjukan bahwa sudah lebih banyak orang yangmengirimkan pesan melalui Instant Messenger dibandingkan dengan SMS. Olehkarena itu tak heran jika berbagai produsen maupun pemasar juga menggunakanmedia ini sebagai alat promosi mereka, salah satunya adalah KakaoTalk. Ketika dimedia lain promo semacam ini cenderung dihindari, tetapi yang menarik adalahdengan adanya Plus Friends ini orang justru secara sukarela menjadi pengikutnya.Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengkaji motives pengikut plus friends,bagaimana pemrosesan informasi dari brand dan apa efek dan persepsi terhadapbrand.Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, Tipe penelitianKualitatif dan pendekatan fenomenologi yang berusaha untuk menyelami duniapengalaman individu dalam kasus ini, yaitu pemaknaan pengalaman para pengikutPlus Friends untuk mengetahui motives pengikut plus friends, bagaimanapengalaman mereka ketika memproses pesan dari 5 brand plus friends dan apapersepsi mereka terhadap brand. Teori yang digunakan untuk mengetahui motivesadalah Uses and Gratification, sedangkan untuk mengetahui pemrosesaninformasi menggunakan konsep atau penjelasan dari Elaborate Likelihood Modeldimana teori ini juga sekaligus menjelaskan persepsi. Penelitian ini menggunkanteknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam (Indepth Inerview)pada 5 orang informan yang menjadi pengikut Plus Friends.Temuan penelitian ini menunjukan motives pengikut plus friends iniditentukan oleh motives cultural dan motives kognitif, sedangkan pemrosesaninformasi terjadi pada jalur periferal kemudian menuju jalur central. Perpindahanjalur tersebut dipengaruhi oleh Persepsi konsumen terkait pesan pada Plus Friendsmenghasilkan 3 tingkatan yang berbeda yaitu tidak berubah, tertarik danmenyukai. Rasa suka yang muncul disertai dengan perubahan sikap (attitude)yaitu menukarkan kupon Plus Friends secara langsung.Key words : Pemrosesan Informasi, Motives, Persepsi, Instant Messenger
Co-Authors Adam Gilang Ditsani Adelya Putri Ayu Felita Adi Nugroho Adi Nugroho Adi Nugroho Adi Nugroho Adinda Sekar Cinantya Aditya Ihatra, Dzikri Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Ahmad Mulyadi Aldha Wulan Nugraheni Aldi Atwinda Jauhar Alya Khoirunnisa, Mayfida Amaria Niken Ranindyasa Amida Yusriana Ananda Erfan Musthafa Andika Al Hakiem, Muhammad Andre Ghozali Putra Riyadi Andrea Oktavia, Helga Anggi Pramesthi Kusumarasri Anisa Dyah Permata, Cindy Aprillia N S Arnita Devi Wellynda Yanti Aulia Ecallypta, Saffa Aulia Rahma Fadilla Aulia Triwardhana Noor Fathan Ramadhan, Bayu Widagdo, Muhammad Brigitta Dwi Liusditari Dafa H.D, Krisna Daffa Satriowibowo Djoko Setiabudi Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi Donik Agus Setiyanto Drasthya Estha Ghany, Drasthya Estha Dwi Purbaningrum, Dwi Dwiki Ryan Pramana Eririan Kloer, Latissya Erlita Ardiana . Fahrida Amalia Husna Fatikah Rosutami Febriana Handayani Ghaliyah Julya Almira Ginanjar Saputra Gita Reza Nadhani Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Helmi Bayuputra, Rafli Iffah Shofiyah Ariefah Ilham Bayu Prasetyo Ima Putri Siti Sekarini Jan Khairuzzaman, Alief Jessica Inez Indriani, Febronia Jimmy Fachrurrozy Kurniandy, Yody Lintang Dwi Pudyastuti, Lintang Dwi Lintang Ratri Rahmiaji Luhung Nalar Wangi Luthfiana Dewi . Lutvia Anjani, Erlin M Bayu Widagdo Marsha Fildzaishma Martia Mutiara Tasuki Maulana Ocky Adhicondro Monalisa Sima Sebayang Muchamad Yuliyanto Muhammad Bayu Widagdo Muhammad Gustiasa, Muhammad Nada Nurkhalisha, Aisya Nadhif Zufar Faizal, Sulthan Nadia Gita Aresti Nadya Putri Kristiyanto Nanda Deristia Maharani Ni Made Dinna Caniswara Nicho Putera Gustantyo Nisa Safitri, Aiko Nur Suryanto Gono, Joyo Nuriyatul Lailiyah Nurul Hasfi Nurul Izzah, Saniyyah Octavia Meiza Putri, Karina Pehulisa, Karin Permata Ayuning Mulia, Catharina Putra Baroto, Medio Qurrota Ayun, Primada Qurrota Ayyun, Primada Rahma Kurniasari Raihan Wiguna, Ilham Reni Yunita Muyaningsih Renis Susani Karamina Rezky Utami, Nofiyanti Rifni Lestari Rosanna Fadiya Sekar Dewi Pramana, Antonia Rachel Sholihudin, Nabiila Siadari, Roulina Siti Zahara Alawiyah Yulissa Sofari Fuqoha, M Ilham Sri Widowati Herieningsih Sri Widowati Herieningsih Sunarto Sunarto Surya Prabhaswara, Fauzan Suryanto Gono, Joyo Nur Tandiyo Pradekso Tazki Valeda, Delicia Thalenta Salsabila Tiagita Reva Yogiyanti, Tiagita Reva Tri Hastuti Caisari Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Wahyu Hidayat Wahyu Kuncoro Aji, Danar Wahyu Satria Utama, Wahyu Satria Widya Andhika Aji Wiwid Noor Rakhmad Yanuar Luqman Yunisa Wirastanti, Tiara Yusriana, Amida YUSUF AKBAR, MUHAMMAD