Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN ENURESIS DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD NEGERI MALALAYANG Fitricilia, Maria; Umboh, Adrian; Kaunang, David
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4582

Abstract

Abstract: Enuresis is one health problem that often occurs but rarely perceived as a problem for the parents. Enuresis should be suspected urinary tract infection, often wet perineum predisposes to infection, the boys that are not circumcised have a higher risk of suffering for UTI. The purpose of the research it want to determine the relation of enuresis with UTI in children aged 6-8 years in the elementary school Malalayang. This research is an observational analytic cross-sectional that approach to students in elementary school Malalayang with sample of 30 children that have enuresis and 30 children without enuresis, aged 6-8 years. The results obtained, that from children who have an enuresis, found  5 children that positive UTI and from children who did not get an enuresis, found 3 children that have positive UTI. Research subjects confirmed the suffer of UTI by urinalysis examination, in which the leukocytes are found as significant if > 10 per field of view and a positive nitrite. Based on the results obtained with the test Test fisher's excact obtained value p = 0.353> 0.05 so we get no association between enuresis with UTI in children aged 6-8 years in the elementary school Malalayang. Keywords: Enuresis, UTI, urinalysis     Abstrak: Enuresis merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi namun jarang dianggap sebagai suatu masalah bagi orang tua. Pada enuresis harus dicurigai adanya infeksi saluran kemih, sering basahnya daerah  perineum merupakan predisposisi terjadinya infeksi, pada anak laki-laki yang tidak disirkumsisi mempunyai resiko lebih tinggi menderita infeksi saluran kemih(ISK). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan enuresis dengan ISK padaanak usia 6-8 tahun di SD negeri Malalayang. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan potong lintang pada siswa di SD negeri Malalayang dengan sampel 30 anak yang enuresis dan 30 anak yang tidak enuresis usia 6-8 tahun. Hasil penelitian dari anak yang enuresis didapat 5 anak yang positif ISK dan dari anak yang tidak enuresis didapat 3 anak yang positif ISK.Subjek penelitian dikonfirmasi menderita ISK dengan melakukan pemeriksaan urinalisis, dimana hasil bermakna jika ditemukan leukosit sebanyak >10 per lapang pandang dan nitrit positif. Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan uji fisher’s Excact Testdiperoleh nilai p = 0,353 > 0,05 sehingga didapatkan  tidak ada hubungan antara enuresis dengan ISK pada anak usia 6-8 tahun di SD negeri Malalayang. Kata kunci: Enuresis, ISK, urinalisis
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH PADA ANAK USIA 10-12 TAHUN DI KOTA MANADO Lumoindong, Angelya; Umboh, Adrian; Masloman, Nurhayati
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.1607

Abstract

Abstract: Obesity is now a global problem. The prevalence is increasing not only in developed countries but also in developing countries. Currently, obesity in children is still a complex issue. The cause is multifactorial, making it hard for the implementation. The increasing of overweight and obesity in children around the world participate to boost the prevalence of hypertension in children. Observing the heredity aspect of hypertension, emerging understanding that hypertension in adults are from children. Therefore, efforts to reduce the prevalence of overweight and obesity will decrease the prevalence of hypertension in children indirectly. Objective: To determine the relationship of obesity with blood pressure in children aged 10-12 years. Methodology: This study was observational analytic cross sectional design. Results: There were 111 children as the subjects of study that meets the inclusion criteria which have been measured. Consisted of 57 girls and 54 boys. Of 111 obese children are 31 children with normal blood pressure, 55 children with high-normal blood pressure and 25 children with high blood pressure, there is a significant relationship with the Chi-Square Test (p = 0.007). Conclusion: There is a relationship between obesity and blood pressure appearance in children aged 10-12 years. Keywords: blood Pressure, hypertension, obesity.     Abstrak: Obesitas saat ini sudah menjadi masalah global. Prevalensinya meningkat tidak saja dinegara maju tapi juga di negara-negara berkembang. Obesitas pada anak sampai saat ini masih merupakan masalah yang kompleks. Penyebabnya multifaktorial sehingga menyulitkan penatalaksanaannya. Peningkatan kegemukan dan obesitas pada anak di seluruh dunia ikut mendongkrak prevalensi hipertensi pada anak. Melihat unsur keturunan dari hipertensi, muncul pemahaman bahwa hipertensi pada orang dewasa berasal dari anak-anak. Oleh karena itu upaya menurunkan prevalensi kegemukan dan obesitas akan menurunkan prevalensi hipertensi pada anak secara tidak langsung. Tujuan:  Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan tekanan darah pada anak usia 10-12 tahun. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang. Hasil: Terdapat 111 anak subjek penelitian yang memenuhi kriteria Inklusi yang telah diukur. Terdiri dari 57 anak perempuan dan 54 anak laki-laki. Dari 111 anak obes tersebut 31 anak dengan tekanan darah normal, 55 anak dengan tekanan darah normal tinggi dan 25 anak bertekanan darah tinggi, terdapat hubungan bermakna dengan Uji Chi-Square (p=0,007). Simpulan: Terdapat hubungan antara  obesitas dan profil tekanan darah pada anak usia 10 ? 12 tahun. Kata Kunci: Hipertensi, Obesitas, Tekanan Darah
Hubungan konsumsi jajanan dan status karies gigi siswa di SMP NEGERI 1 Tareran Wawointana, Iwan P.; Umboh, Adrian; Gunawan, Paulina N.
e-GiGi Vol 4, No 1 (2016): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.4.1.2016.10761

Abstract

Abstract: Dental caries is caused by email and dentin demineralization. In general, school age children have a high caries risk because they like to consume cariogenic foods. This was a descriptive analytical study with a cross sectional approach. This study aimed to obtain the relationship between cariogenic food consumption and dental caries status among students of SMP Negeri 1 Tareran.The whole study population as many as 258 students were used as samples. Primary data consisted of the dental caries examination to obtain the number of dental caries status (DMF-T) and of the questionnaire by using Food Frequency Questionnaire (FFQ) to obtain the consumption of cariogenic foods. The results showed that cariogenic food consumption of the majority of students in SMP Negeri 1 Tareran was categorized as occasionally which meant several times weekly. Dental caries status of the students belonged to the low category with an average DMF-T 1,82 which meant each student had two caries teeth. The statistical test showed that there was a relationship between consumption of cariogenic food and dental caries status.Keywords: consumption of cariogenic foods, dental caries statusAbstrak: Karies gigi merupakan penyakit yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin. Anak-anak usia sekolah umumnya berisiko tinggi terhadap karies karena mereka memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan kariogenik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi jajanan dan status karies gigi di SMP Negeri 1 Tareran. Populasi penelitian yaitu seluruh murid di SMP Negeri 1 Tareran yang berjumlah 258. Sampel diambil dengan menggunakan metode total sampling. Pengambilan data primer yaitu pemeriksaan karies gigi untuk melihat status karies gigi (DMF-T) dan pengisian kuesioner dengan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk melihat konsumsi jajanan pada siswa di SMP Negeri 1 Tareran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jajanan sebagian besar siswa SMP Negeri 1 Tareran termasuk dalam kategori kadang-kadang yakni beberapa kali dalam seminggu. Status karies gigi siswa SMP Negeri 1 Tareran termasuk dalam kategori rendah dengan rata-rata DMF-T 1,82 yang artinya siswa mengalami karies rata-rata 2 gigi. Hasil uji statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan konsumsi jajanan dan status karies gigi.Kata kunci: konsumsi jajanan, status karies gigi
CLINICAL AND LABORATORY PROFILES OF URINARY TRACT INFECTION AMONG CHILDREN AT PROF. DR. R. D. KANDOU HOSPITAL MANADO Umboh, Valentine; Umboh, Adrian
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 8, No 2 (2016): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.8.2.2016.12674

Abstract

Abstrak: Infeksi saluran kencing (ISK)masih sering ditemukan pada anak-anak dan berperan dalam tingginya jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit. Oleh karena itudibutuhkan diagnosis dan penanganan dini terhadap pasien ISK. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan profil klinik dan laboratorik ISK pada pasien yang dirawat di Bagian Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ini ialah retrospektif menggunakan data pasien dari Desember 2009 sampai Desember 2014. Hasil penelitian mendapatkan 65 pasien terdiagnosis ISK berusia 0-15 tahun terdiri dari 37 berjenis kelamin perempuan dan 27 berjenis kelamin laki-laki. Data rekam medik mengenai gambaran klinis dan hasil laboratorium memperlihatkan persentae tertinggi ialah demam (76,6%) diikuti mual dan muntah (26,6%), nyeri perut(17,2%), and diare (14,0%). Pada hasil urinalisisdidapatkan pH urin <6,5 (62,5%) dan pH urin 6,5-8,0 (27,5%). Kuman tersering dari hasil kultur urin ialah Proteus sp. (32,8%), Staphylococcus aureus (20,%), dan Escherichia coli (10,9%). Simpulan: Gambaran klinik dan laboratorik dari anak-anak dengan infeksi saluran kencing di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tidak berbeda bermakna dengan di negara maju dan di negara berkembang lainnya. Walaupun demikian hasil penelitian ini dapat membantu pertimbangan diagnosis dini pada pasien anak.Kata kunci: infeksi saluran kencing, kultur urin, demam, urinalisisAbstract: Urinary tract infection (UTI) is still common among children all over the world and cause a significant number of patient admission to the hospital. Keeping in view the high incidence of UTI in children with associated morbidity and mortality, it is imperative to diagnose and to treat the infection as early as possible. This study aimed to determine the clinical and laboratory profiles of UTI among patients admitted at Pediatric Ward Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was a retrospective study. Clinical and laboratory presentation of the UTI patients were obtained from the medical records from December 2009 to December 2014. The results showed that there were 65 cases of UTI aged 0 to 15 years in this study consisted of 37 females and 27 males. Fever was the commonest clinical presentation (76.6%) followed by nausea and vomitting (26.6%), flank pain (17.2%), and diarrhea (14.0%). From the urinalysis it was found that the urine pHs were <6.5 (62.5%) and 6.5-8.0 (27.5%). Proteus sp. (32.8%), Staphylococcus aureus (20.3%), and Escherichia coli(10.9%) were the most common bacteria found in urinary culture. Conclusion: Clinical and laboratory profile of urinary tract infection in children at Pediatric Ward Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado was not significantly different from that of other developing and developed countries. Albeit, it willhelp us in confirming early diagnosis of urinary tract infection among pediatrics patients.Keywords: urinary tract infection, urine culture, fever, urinalysis
Analisis Hubungan Angka Kejadian, Gambaran Klinik Dan Laboratorium Anak Dengan Sindrom Nefrotik Resisten Steroid Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Suwontopo, Marvin Leonardo; Umboh, Adrian; Wilar, Rocky
JKK (Jurnal Kedokteran Klinik) Vol 4, No 1 (2020): JURNAL KEDOKTERAN KLINIK
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSindrom Nefrotik (SN) adalah penyakit Ginjal paling sering pada anak yang ditandai dengan Edema beserta Proteinuria, Hipoalbuminemia dan Hiperkolesterolemia. Menurut Respon Pengobatan, SN dibagi menjadi Sindrom Nefrotik Resisten Steroid (SNRS), dan Sindrom Nefrotik Sensitif Steroid (SNSS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Angka Kejadian, Gambaran Klinik dan Hasil Laboratorium pasien anak dengan Sindrom Nefrotik Resisten Steroid. Penelitian ini adalah penelitian Retrospektif Analitik yang dilaksanakan di  Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado dengan mengambil data Rekam Medik dari periode Juli 2016 – Juni 2019. Perhitungan angka kejadian dengan menggunakan Period Prevalence dan variabel yang diteliti yaitu: Umur, Jenis Kelamin, Edema, Hipertensi, Hematuria, kadar Protein Urin, kadar Albumin Serum, kadar Kolesterol Serum, kadar Ureum Serum, dan kadar Creatinine Serum. Analisis Statistik dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square dan Uji Korelasi Spearman. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat 35 pasien SN terdiri dari 21 pasien (60%) SNRS dan 14 pasien (40%) SNSS. Angka Kejadian SNRS dalam penelitian ini sebanyak 18,1%. Tidak didapatkan hubungan pada Variabel Umur (p=0.568), Edema (p=1.000), Hipertensi (p=0.392), Hematuria (p=0.058), Albumin Serum (p=0.324), Kolesterol Serum (p=0.234), Ureum Serum (p=0.445), Creatinine Serum (p=0.445). Hubungan didapatkan pada Variabel Jenis Kelamin (p=0.028) (r=0.371), dan Protein Urin (p=0.001) (r=0.557). Kesimpulan Jenis Kelamin Laki – laki dan Protein Urin ≥ +3 berpengaruh terhadap terjadinya Resistensi Steroid pada pasien anak dengan SN.Kata Kunci: Sindrom Nefrotik, SNSS, SNRS, Jenis Kelamin, Proteinuria. ABSTRACTNephrotic Syndrome (SN) is the most common Kidney Diseases in children characterized by Edema with Proteinuria, Hypoalbuminemia and Hypercholesterolemia. Based on Treatment Response, SN is divided into Steroid Resistant Nephrotic Syndrome (SRNS), and Steroid Sensitive Nephrotic Syndrome (SSNS). This study aims to determine the relationship of Prevalence, Clinical and laboratory features of Children with Steroid Resistant Nephrotic Syndrome. This is an Analytical Retrospective study carried out in the Department of Pediatric Medicine in Prof. Dr. R. D. Kandou General Hospital Manado by taking Medical Record data from the period of July 2016 - June 2019. Period Prevalence is used to calculate the Prevalence of SRNS. Studied Variables are: Age, Gender, Edema, Hypertension, Hematuria, Urine Protein level, Serum Albumin level, Serum Cholesterol level, Serum Ureum level, and Serum Creatinine level. Statistical analysis was performed using the Chi Square Test and the Spearman Correlation Test. Results showed there were 35 NS patients consisting of 21 SRNS patients (60%) and 14 SSNS patients (40%) SNSS. The Period Prevalence of SRNS  in this study was 18.1%. No Significant Correlation was found in Age (p = 0.568), Edema (p = 1,000), Hypertension (p = 0.392), Hematuria (p = 0.058), Albumin (p = 0.324), Cholesterol (p = 0.234) Ureum (p = 0.445), Creatinine  (p = 0.445). Significant Correlation were found in Gender (p = 0.028) (r = 0.371), and Urine Protein (p = 0.001) (r = 0.557). Conclusion. Male Gender and Urine Protein ≥ + 3 are associated with Steroid Resistance in NS patients.Keywords= Nephrotic Syndrome, SSNS, SRNS, Gender, Urine Protein.
Analisis laboratorium Anak Glomerulus Nefrotik Akut Paska Streptokokus di Bangsal Anak Prof.DR. R.D. Kandou Hospital Sanusi, Holly; Umboh, Adrian; Umboh, Valetine
JKK (Jurnal Kedokteran Klinik) Vol 3, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN KLINIK
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBackground: Acute post-streptococcal acute glomerulonephritis (GNAPS) is the most common type of glomerulonephritis in childhood. Acute glomerulonephritis (GNA) is characterized by acute onset of edema, hematuria, and hypertension, and is usually associated with oliguria and azotemia. Method: This research is a retrospective study by taking data from the medical records of children's ward Prof. Dr. RD Kandou Manado with a diagnosis of Acute Glomerulonephritis after Streptococcus with an interval of 5 years. By looking at laboratory values. Results: From the results of a complete blood test, there were 40 children (78%) with Hb levels above normal, 36 children (70%) leukocytes increased, 37 children (72%) LEDs above normal, 41 children (80%) ASTO > 200 IU, 6 children (11%) CRP increased, 27 children (52%) C3 decreased, 32 children (62%) creatinine urea increased. Potassium is below normal for 9 children (19%), Potassium is more than normal for 4 children (9.8%), serum sodium is below normal for 18 children (37%). Microscopic erythocytes are positive in 100% of children, macroscopic 42% of children. Conclusion: Microscopic haematuria is a sign found in all GNA sufferers, followed by increased ASTO, increased LEDs, increased leukocytes, and increased creatinine urea.Keyword : GNAPS, GNA, Laboratory Analysis,Post Streptococal Infection ABSTRAKLatar belakang: Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) adalah jenis glomerulonefritis yang paling umum  pada masa kanak-kanak. Glomerulonefritis akut (GNA) ditandai oleh onset akut edema, hematuria, dan hipertensi, dan biasanya berhubungan dengan oliguria dan azotemia. Metode: Penilitian ini merupakan studi retrospektif dengan mengambil data dari rekam medis bangsal anak RSUP Prof dr. RD Kandou Manado dengan diagnosa Glomerulonephritis Akut Paska Streptococcus dengan selang waktu 5 tahun. Dengan melihat nilai laboratorium. Hasil: dari hasil pemeriksaan darah lengkap didapatkan, terdapat 40 anak (78%)  dengan kadar Hb di atas normal, 36 anak (70%) leukosit meningkat,  37 anak (72%) LED di atas normal, 41 anak (80%) ASTO > 200IU , 6 anak (11%) CRP meningkat, 27 anak (52%) C3 menurun, 32 anak (62%) ureum kreatinin meningkat. Kalium di bawah normal 9 anak (19%), Kalium lebih dari normal  4 anak (9,8%), natrium serum dibawah normal 18 anak (37%). Eritosit mikroskopik positif pada 100% anak, makroskopik 42% anak. Kesimpulan: Hematuria mikroskopik merupakan tanda yang ditemukan pada semua penderita GNA, diikuti oleh ASTO meningkat, LED meningkat, leukosit meningkat, dan ureum kreatinin meningkat.Kata kunci : GNAPS, GNA, Analisis Laboratorium,Post infeksi Streptococus
Luaran Pada Anak-Anak Dengan Sindroma Nefrotik Sensitif Steroid Di RSUP PROF. Dr. R. D. Kandou Manado Umboh, Valentine; Tandiawan, Ledy; Umboh, Adrian
JKK (Jurnal Kedokteran Klinik) Vol 3, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN KLINIK
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBackground : Nephrotic Syndrolme (NS) is the most common kidney disorder in children. Based on therapy, NS consist of steroid sensitive nephotic syndrome (SSNS) ans steroid resistant nephrotic syndrome (SRNS). Nearly 50% of children with SSNS have a frequently relapsing (FR) or steroid dependent (SD) course, experiencing steroid toxicities. Objective :To examine the outcome in childrens with SSNS at Prof. DR. R.D.Kandou Manado Hospital  Methods : A retrospective study of patients from January 2013 to December 2017. 123 of patients diagnosed SSNS, from 6 month to 18 years of age admitted in the Pediatric Nephrology clinic of Prof. DR. R.D.Kandou Manado Hospital. We record the clinical and laboratory presentation of these patients from medical records. Result : Sample (n=123) children with SSNS. 62 children  include inclusi criteria. There are 36(58%) children experience FRNS, and 26(42%) children experience SDNS. The median age of onset was 36 months. The median time to the first relapse was 3 months in FRgroup, and 14 day in SD group. There are 9(25%) children with FR and 6(23%) with SD,  experiences SRNS. Conclusion : Treatment in the first periode and shorter median time in SSNS is a predictor of FRNS or SDNS.Keywords : Nephrotic syndrome, sensitive steroid, steroid resistant, steroid dependent, frequent relap.ABSTRAKLatar Belakang : Sindroma Nefrotik (SN) merupakan kelainan ginjal tersering pada anak. Berdasarkan respon terhadap terapi, SN dibagi menjadi Sindrom Nefrotik Sensitif Steroid (SNSS) dan Sindrom Nefrotik Resisten Steroid (SNSR). Sebagian besar anak dengan SNSS memiliki kemungkinan terjadi sindrom nefrotik relaps sering (SNSR) atau sindrom nefrotik tergantung steroid (SNDS), dikarenakan mengalami toksisitas steroid Tujuan : Untuk melihat luaran dari anak-anak dengan SNSS di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Metode : Penelitian retrospektif, yang dilakukan pada anak-anak dengan diagnosa SNSS dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2017, yang dirawat di unit rawat jalan Nefrologi anak bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Data pemeriksaan dan hasil laboratorium diambil dari rekam medis  Hasil : Sample (n=123) anak dengan SNSS. 62 anak yang termasuk kriteria inklusi. Didapatkan 36 (58%) anak menfalami SN relap sering, dan 26 (42%) anak mengalami SN dependen steroid. Dengan rata-rata umur onset yaitu 36 bulan.  Dan rata-rata waktu kambuh pertama kali adalah 3 bulan pada relaps sering dan 14 hari pada kelompok dependen steroid. Dan didapatkan 9 (25%) anak dengan relaps sering dan 6 (23%) anak dengan dependen steroid mengalami sindrome nefrotik resisten steroid. Kesimpulan : Pengobatan adekuat pada episode pertama dan waktu paruh yang singkat pada pengobatan SNSS merupakan prediktor terjadinya SN relaps sering atau SN dependen steriod.Kata kunci     : Sindroma nefrotik, steroid sensitif, resisten steroid, dependen steroid, relaps sering.        
Gambaran Penyakit Jantung Bawaan di Neonatal Intensive Care Unit RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2013 - 2017 Manopo, Berry R.; Kaunang, Erling D.; Umboh, Adrian
e-CliniC Vol 6, No 2 (2018): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v6i2.22124

Abstract

Abstract: Congenital heart disease (CHD) is a structural heart defect that results from abnormal embryological heart development, or persistence of some parts of the fetal circulation at birth. Congenital heart disease is divided into two categories, namely non-cyanotic congenital heart disease and cyanotic congenital heart disease. Congenital heart disease is caused by interactions between predisposing exogenous factors and endogenous factors. This study was aimed to obtain the profile of CHD in the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado in the period 2013 - 2017. This was a retrospective descriptive study using medical record data of patients suffering from CHD in NICU from 2013 to 2017. The results showed that there were 27 patients suffering from CHD consisting of 24 non-cyanotic CHD patients (88.89%) and 3 cyanotic CHD patients (11.11%), and the highest incidence was Atrial Septal Defect (ASD) as many as 17 babies (62.96%). Congenital heart disease was more common in males as many as 18 babies (66.67%). In this study, the clinical symptoms oftenly found was shortness of breath (48.15%) and the most common diagnosis was pneumonia (48.15%). Conclusion: The most common CHD was non-cyanotic CHD. The most commonly found defect was ASD. Clinical symptoms that often arised was shortness of breath, pneumonia was the most common comorbid diagnosis, and the dominant gender of CHD was male.Keywords: non-cyanotic CHD, cyanotic CHD, atrial septal defect Abstrak: Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan defek jantung struktural yang terjadi akibat perkembangan jantung embriologis yang abnormal, atau persistensi dari beberapa bagian dari sirkulasi fetus saat lahir. Penyakit ini dibagi menjadi dua kategori yaitu penyakit jantung bawaan non sianosis dan yang sianosis. Penyakit jantung bawaan disebabkan oleh interaksi antara predisposisi faktor eksogen dan faktor endogen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran penyakit jantung bawaan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 2013-2017. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medik pasien yang menyandang penyakit jantung bawaan di NICU periode 2013-2017. Hasil penelitian mendapatkan dari 27 pasien dengan PJB, ditemukan PJB non sianotik berjumlah 24 bayi (88,89%) dan PJB sianotik berjumlah 3 bayi (11,11%) dengan angka kejadian terbanyak pada atrial septal defek (ASD) berjumlah 17 bayi (62,96%). Penyakit jantung bawaan paling banyak terjadi pada bayi yang berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 18 bayi (66,67%). Gejala klinis yang sering muncul ialah sesak napas (48,15%) dan diagnosis penyerta terbanyak yaitu pnemonia (48,15%). Simpulan: Penyakit jantung bawaan non sianosis merupakan diagnosis terbanyak, jenis ASD, dengan gejala klinis yang sering muncul yaitu sesak napas. Pneumonia merupakan diagnosis penyerta terbanyak. PJB tersering pada jenis kelamin laki-laki.Kata kunci: PJB sianotik, PJB, non sianotik, atrial septal defek
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG Andalangi, Jenifer; Warouw, Sarah M.; Umboh, Adrian
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4566

Abstract

Abstract: According to Riskesdas in 2010, the prevalences of nutritional status based on BMI at age group 13-15 in North Sulawesi were 0.7% very skinny; 5.3% thin; 90, 5% normal; and 3.4% obese. In Indonesia, the incidences of hypertension in adolescents varies from 3.11% to 4.6%. BMI has a strong relationship with blood pressure; BMI >95th percentile was strongly associated with increased blood pressure >90th percentile. This study aimed to determine the relationship of the nutritional status and blood pressure. The study was conducted in SMPN 1 Bitung. This was an analytic obsevational study with a cross-sectional design. Samples were 105 students aged 11-14 years, obtained by using simple random sampling. The nutritional status was defined as independent variables and the blood pressure as the dependent variable. Data were analyzed by using a chi-square test. The results showed that the nutritional status of students were underweight 10.5%, normal 71.4%, overweight 13.3%, and obese 4.8%. The normal blood pressure were found in 89.5%; high normal blood pressure 8.6%; and hypertension 1.9%. The chi-square test results showed a significant relationship between the nutritional status and the blood pressure (P = 0.001). Conclusion: There was a significant relationship between the nutritional status and the  blood pressure  among the junior high school students in Bitung. Keywords: blood pressure; nutritional status.     Abstrak: Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2010, prevalensi status gizi berdasarkan IMT pada kelompok usia 13-15 tahun di Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan angka 0,7% sangat kurus, 5,3% kurus, 90,5% normal, dan 3,4% gemuk. Di Indonesia, angka kejadian hipertensi pada remaja bervariasi dari 3,11% sampai 4,6%. IMT mempunyai hubungan yang kuat dengan tekanan darah, yaitu IMT >persentil 95 berhubungan kuat dengan peningkatan tekanan darah >persentil 90. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan tekanan darah. Penelitian dilakukan di SMP N 1 Bitung. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik observasional dengan desain potong lintang, dengan jumlah sampel 105 siswa berusia 11-14 tahun, yang diambil dengan simple random sampling. Status gizi ditetapkan sebagai variabel independen dan tekanan darah sebagai variabel dependen. Uji statistik yang digunakan ialah chi-square. Untuk status gizi di dapat underweight 10,5%, normal 71,4%, overweight 13,3%, dan obes 4,8%. Untuk tekanan  darah didapatkan tekanan darah normal 89,5%, normal tinggi 8,6%, dan hipertensi 1,9%. Hasil uji chi-square menyatakan adanya hubungan bermakna antara status gizi dan tekanan darah (P = 0,001). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara status gizi dan tekanan darah. Kata kunci: status gizi, tekanan darah.
Gambaran Klinis Glomerulonefritis Akut pada Anak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Umboh, Valentine; Umboh, Adrian
Jurnal Biomedik : JBM Vol 10, No 3 (2018): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.10.3.2018.21985

Abstract

Abstract: Acute glomerulonephritis (AGN) is characterized by classical clinical triad of sudden onset of edema, hematuria, and hypertension. The clinical picture is unmistakable but laboratory evidences lend additional diagnostic support. This study was aimed to evaluate the clinical profile and complication of children with AGN at Prof. DR. R.D.Kandou Manado Hospital. This was a retrospective study of patients from December 2009 to December 2014. This study was perfomed on 45 patients diagnosed as AGN, aged 1-15 years, admitted at the Pediatric Ward of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital. Data of the clinical and laboratory presentation of these patients were obtained from the medical records. The results showed that the majority of patients (88.8%) were between 5-12 years; only 5 patients below 5 years of age. AGN was twice as common in males as it was in females. It was ushered as acute onset of edema (64.4%), hypertension (46.6%), tea-colored urine (33.3%), and fever (28.8%). The ASTO titre was elevated above 250 Todd units in 68.8% of cases. Of 45 patients, only 18 patients were checked for C3 level and the result showed that all of the 18 patients had C3 <50 mg/dL. The main complications were hypertensive encephalopathy (8.9%) and crisis hyper-tension (4.4%). Conclusion: Clinical profiles of AGN in children in this study are not significantly different from those of other developing countries. Therefore, it will help us a lot in confirming the diagnosis of patients with AGN.Keywords: acute glomerulonephritis, clinical profile, ASTO, complicationAbstrak: Glomerulonefritis akut (GNA) mempunyai karakteristik berupa trias gejala klasik yaitu edema yang terjadi secara tiba-tiba, hematuria, dan hipertensi. Meskipun gambaran klinisnya cukup jelas, tetapi hasil pemeriksaan laboratorium dapat memberikan tambahan untuk mendukung diagnosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi gambaran klinis dan komplikasi dari GNA yang terjadi pada anak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah retrospektif pada pasien-pasien dari periode Desember 2009-Desember 2014. Sebanyak 45 pasien yang didiagnosis GNA dengan rentang usia mulai dari 1-15 tahun yang dirawat di bangsal anak rumah sakit Prof. Dr. R. D. Kandou dimasukkan ke dalam penelitian ini. Data mengenai gambaran klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien diperoleh dari rekam medik. Hasil peneltiian mendapatkan bahwa sebagian besar pasien (88,8%) berusia 5-12 tahun, hanya 5 pasien dengan usia kurang dari 5 tahun. Anak laki–laki dua kali lebih sering terkena daripada anak perempuan. Penyakit ini ditandai dengan edema yang terjadi secara tiba-tiba (64,4%), hipertensi (46,6%), urin berwarna seperti teh (33,3%), dan demam (28,8%). Peningkatan titer ASTO di atas 250 Todd unit dijumpai pada 68,8% kasus. Dari 45 pasien, hanya 18 pasien yang diperiksakan nilai C3 dan hasilnya memperlihatkan bahwa 18 pasien tersebut memiliki hasil C3 <50 mg/dL. Komplikasi yang sering terjadi ialah hipertensi ensefalopati (8,9%) dan krisis hipertensi (4,4%). Simpulan: Gambaran klinis GNA pada anak di penelitian ini tidak jauh berbeda dengan yang dijumpai di negara berkembang lainnya. Hal ini dapat membantu dalam mendiagnosis pasien dengan glomerulonefritis akut.Kata kunci: glomerulonefritis akut, gambaran klinis, ASTO, komplikasi
Co-Authors Aaltje E. Manampiring Aaltje Ellen Manapiring Aaltje Manampiring Abram Babakal Adi Suryadinata Krisetya Alan J. Jufri Algi Reafanny Batara Amatus Yudi Ismanto Andi Dwi Bahagia Febriani Andrian Aldo Rantung Angelya Lumoindong Angie G. Roring, Angie G. Ango, Putri C. Ari L. Runtunuwu Ari Runtunuwu Astrid A. Malonda Baksh, Aida K. Bernadus, Janno Berty Bradly Chensilya Kusumanarwasti Christien Gloria Tutu Corona, Fidel David E Kaunang David Kaunang Drova Grano Manorek Eka Patandianan Elia A. P. Hutapea Erling D. Kaunang Frecillia Regina Herwanto Herwanto Hesti Lestari Hesti Lestari Hidayani, Agung R.E Hosang, Kevin H. Irawan Yusuf Iwan P. Wawointana, Iwan P. Jane A. Kalangi Jeanette I. Ch. Manoppo Jeanette I. Ch. Manoppo, Jeanette I.Ch. Manoppo Jenifer Andalangi Johannes Edwin Johnny Rompis Jose M. Mandei Jose M. Mandei Jully Kasie Kartini W. Adam Kristellina Tirtamulia Kurniawan Tan Lasidi, Oktifani Devi Liow, Jackli Eugene Lonto, Jesica S. Lydia Tendean Maki, Frindi Manopo, Berry R. Manoppo, Jeanette Irene Christiene Mantali, Rizqa Mantik, Keren E.K. Maria Fitricilia Marianne C. Jacobus, Marianne C. Matthew, Febriano Max F. J. Mantik Max F.J Mantik, Max F.J Natharina Yolanda, Natharina Nilawati, . Novie H. Rampengan Novie Homenta Rampengan, Novie Homenta Nurhayati Masloman Oktavin Yollah Umboh Paulina N. Gunawan Phan, Sardito Pinaria, Anthoneta S. Polii, Evan G. Praevilia M. Salendu Queen Mandang Reifanli M. Pai, Reifanli M. Robin Samuel Mamesah, Robin Samuel Rocky Wilar Rompies, Ronald Ronald Chandra Sabriani, Jehan Sanusi, Holly Sarah M. Warouw Sarah Warouw smanto, Yudi Stefanus Gunawan Stefanus Gunawan Stevanus Gunawan, Stevanus Suryani As’ad Suwontopo, Marvin Leonardo T. A. Sudjono Taliwongso, Fernando Ch. Tandiawan, Ledy Tatipang, Pirania Ch. Umboh, Indria M. Umboh, Valetine Valentine Umboh Valentine Umboh, Valentine Vicky M. Kalangie, Vicky M. Vini Maleke, Vini Vivekenanda Pateda Vivekenanda Pateda Waworuntu, David S. Yanni, Iloh Devi Yolanda B. Bataha