Claim Missing Document
Check
Articles

Pendekatan Konstruktivisme Budaya Populer Jepang Melalui Anime Terhadap Indonesia Pada Tahun 2020 Alisyamsujen, Maulana; Amini, Diansari Solihah; Wiratma, Harits Dwi; Nuswantoro, Bagus Subekti; Nurgiyanti, Tanti; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 11 No 5.C (2025): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anime adalah salah satu budaya populer Jepang yang tersebar secara di seluruh dunia melalui berbagai media, seperti televisi dan internet. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penyebaran anime di Indonesia dari sudut pandang konstruktivisme dengan penekanan khusus pada persepsi masyarakat terhadap anime dan media yang digunakan pada tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dari berbagai sumber data sekunder untuk menunjukkan bahwa anime mengembangkan nilai-nilai yang dimiliki oleh Jepang dan mempromosikannya ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Interaksi dan hubungan sosial antara Jepang dan Indonesia diperkuat oleh budaya populer ini. Hasil penelitian menunjukkan penerimaan anime di Indonesia tidak hanya menunjukkan antusiasme terhadap hiburan, tetapi juga kontribusinya dalam membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya Jepang. Faktor-faktor seperti kemudahan akses, dukungan pemerintah, dan keterikatan budaya berperan penting dalam popularitas anime di Indonesia. Penelitian ini juga menyoroti dampak teknologi dalam mendistribusikan anime ke seluruh dunia, memperkuat pengaruh budaya Jepang, serta bagaimana anime menciptakan ruang interaksi budaya yang memperkaya hubungan internasional kedua negara.
Analisis Hak Asasi Manusia Terhadap Kebijakan Aborsi: Studi Kasus Aborsi di Indonesia Tahun 2023 Rahmawati, Sherly Widya; Thahany, Bilqis Salsabila; Anora, Esti Theda; Nufninu, Jian Aleyska; Kaka, Agrenia Susanti; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Multidisipin Vol. 3 No. 5 (2025): Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Mei 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jim.v3i5.929

Abstract

Aborsi dan Hak Asasi Manusia adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena aborsi memiliki ketentuan hukum sendiri namun tetap berkaitan dengan HAM. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, di gunakan model bersifat induktif dalam menganalisis dokumen dan catatan untuk di gambarkan, diungkapkan dan dijelaskan di dalam penulisan ini. Hasil penelitian ini menunjukkan pada hak atas hidup manusia berdasarkan analisis pasal-pasal KUHP dan undang-undang terkait, aborsi merupakan tindakan pidana dengan ancaman hukuman yang tegas bagi pelaku, termasuk pihak yang menyuruh atau turut serta. Aborsi di dalam istilah hukum disebut dengan Abortus Provocatus dalam bahasa latin yang memiliki arti menggugurkan kandungan dengan sengaja atau niat dari diri sendiri dan dari orang lain. Di Indonesia terdapat kasus yang dimana seseorang memerintah untuk menggugurkan kandungan pasangannya, dan hal tersebut melanggar pasal 75 ayat (2) Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan, dan kehamilan yang disebabkan bukan karena kasus pemerkosaan maupun kasus gangguan kesehatan. Di Indonesia aborsi dilegalkan dalam situasi tertentu saja, karena melanggar Hak Asasi Manusia dan juga melanggar hukum yang tertulis dalam undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 mengenai Hak Asasi Manusia dan juga dalam pasal 9 ayat 1 menyatakan bahwa “Setiap orang berhak untuk hidup, dan mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya.” Hak untuk hidup bagi semua manusia dan hak paling mendasar bagi semua manusia, tidak dapat dibatasi, dihentikan maupun dihilangkan atau disebut juga dengan hak non derogable rights. Untuk itu, pemerintah diwajibkan melindungi dan mencegah perempuan melakukan aborsi yang tidak bertanggung jawab, bertentangan serta melanggar norma agama dan ketentuan perundang – undangan.
Dampak Budaya Patriarki Terhadap Kaum Perempuan Dalam Aspek Politik dan Rumah Tangga Klerista, Telma; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Multidisipin Vol. 3 No. 6 (2025): Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juni 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jim.v3i6.1016

Abstract

Artilel tulisan ini membahas dampak budaya patriarki terhadap perempuan dalam aspek politik dan rumah tangga. Penelitian ini didorong upaya perempuan dalam aspek politik dan rumah tangga dalam memperjuangkan hak mereka melawan sistem yang telah lama tertanam. Dalam masyarakat yang dominan oleh norma patriarki, perbedaan antara laki-laki dan perempuan menjadi subjek perdebatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan mengumpulkan data melalui studi pustaka seperti buku dan artikel jurnal. Penelitian ini menggunakan konsep feminisme liberal menurut Mery Wollstonecraft gerakan feminisme liberal yaitu mengadvokasi hak-hak perempuan dengan menekankan kebebasan peran yang memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam berbagai sektor seperti sosial, politik, dan ekonomi. Hasilnya menunjukkan bahwa budaya patriarki memberikan dampak besar pada kehidupan perempuan, baik dalam dunia politik maupun dalam kehidupan rumah tangga.
Peran National Paralympic Comitte Indonesia (NPCI) Untuk Melindungi Hak-Hak Atlet Disabilitas: Studi Kasus Hak-Hak Atlet Disabilitas ASEAN Para Games Surakarta 2022 Rohmawati, Aninda Wulan; Killet, Mai Delfia; Duisa, Hawind Nada Putri; Nauyagir, Jenny Ivana; Fangohoi, Anastasia; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Multidisipin Vol. 3 No. 6 (2025): Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juni 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jim.v3i6.1027

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) dalam melindungi dan memenuhi hak-hak atlet disabilitas, dengan fokus pada pelaksanaan ASEAN Para Games 2022 di Surakarta. Meskipun hak-hak penyandang disabilitas telah dijamin dalam berbagai regulasi nasional dan internasional, dalam praktiknya, pemenuhan hak-hak tersebut masih menghadapi berbagai tantangan, khususnya di bidang olahraga. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini menggambarkan upaya NPCI dalam memfasilitasi pelatihan, perlindungan kesehatan, penghargaan setara, serta advokasi hak atlet disabilitas. Temuan penelitian menunjukkan bahwa NPCI memainkan peran signifikan dalam menjamin kesetaraan hak atlet disabilitas, termasuk melalui program Pelatnas, tes kesehatan, pemberian bonus setara dengan atlet non-disabilitas, hingga keterlibatan aktif NPCI daerah. Kesuksesan Indonesia meraih 425 medali dan menjadi juara umum dalam ASEAN Para Games 2022 menjadi bukti konkret efektivitas peran NPCI dalam mendukung prestasi dan perlindungan hak atlet disabilitas di tingkat regional.
Upaya Non-Government Organizations Dalam Menangani Kasus Human Trafficking di Nusa Tenggara Barat Tahun 2020-2023 Ramadani, Nuri Salsa Bella; Khalizah, Sri Nur; Lilosona, Niel Segah Anugrah; Tamimi, Bintang Nurmaharani; Villia, Loveryna Gustri; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Multidisipin Vol. 3 No. 7 (2025): Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juli 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jim.v3i7.1030

Abstract

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak fundamental yang melekat pada setiap individu sejak lahir dan wajib dijamin oleh negara, pemerintah, dan masyarakat. Salah satu bentuk pelanggaran HAM yang krusial adalah perdagangan manusia (human trafficking), yang terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran dan strategi Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) dalam menangani kasus perdagangan orang di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif, melalui analisis terhadap berbagai literatur dan dokumen relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ADBMI menjalankan tiga peran utama dalam penanganan kasus human trafficking, yaitu sebagai instrumen dalam memberikan edukasi dan perlindungan, sebagai arena yang memfasilitasi dialog dan koordinasi antar pemangku kepentingan, serta sebagai aktor yang terlibat langsung dalam pendampingan dan advokasi korban. Temuan ini menegaskan pentingnya peran organisasi non-pemerintah dalam mendukung upaya pemberantasan perdagangan manusia di tingkat lokal.
Upaya United Nations Assistance Mission In Afghanistan (UNAMA) Dalam Mengatasi Ketimpangan Gender di Bawah Pemerintahan Taliban Pada Periode 2023-2024 Pote, Eunike Irene; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Multidisipin Vol. 3 No. 7 (2025): Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juli 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jim.v3i7.1090

Abstract

Isu mengenai ketimpangan gender masih menjadi pembahasan utama dalam pewujudan keadilan dan perdamaian dunia yang berkelanjutan. Keterlibatan dan partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan dan pekerjaan harus tetap digencarkan didunia modern ini, karena ini merupakan faktor pendukung kestabilan dunia. Afghanistan menjadi salah satu negara dengan tingkat diskriminasi gender paling tinggi di dunia semenjak berkuasanya Taliban 4 tahun lalu. Menanggapi hal ini, organisasi internasional yaitu PBB melakukan upaya untuk menghentikan praktik tindakan yang terindikasi melanggar Hak Asasi Manusia Melalui United Nations Assitance Mission in Afghanistan (UNAMA), merupakan misi yang dikhususkan untuk menangani kasus yang terjadi di Afghanistan. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi bagaimana peran PBB melalui UNAMA dan Dampak yang ditimbulkan dari kebijakan Rezim Taliban. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dalam penggunaan teori menggunakan teori Feminisme Liberal dan Teori Peran Organisasi Internasional. Hasil atau temuan penelitian, dalam kurun waktu 4 tahun sejak kembalinya Taliban, UNAMA berhasil melakukan upaya yang cukup signifikan di beberapa provinsi Afghanistan.
Implementasi Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (Cedaw) Dalam Menangani Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Dalit di Hathras (2020-2023) Wulandari, Yeny; Khusumasari, Riza; Subandi, Yeyen
MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 3 No. 2 (2025): MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin, Juni 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/maras.v3i2.1031

Abstract

Kekerasan seksual terhadap perempuan di Hathras, India khususnya kasta Dalit merupakan sebuah isu yang berasal dari adanya diskriminasi kasta, ketidakadilan sosial, dan patriariki. Kasus kekerasaan seksual terhadap perempuan kasta Dalit di Hathras menyoroti adanya kerentanan diskriminasi gender dan kasta. Tujuan dari penelitian ialah untuk menganalisa bagaimana Implementasi Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) dalam Menangani Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Dalit di Hathras (2020-2023). Kemudian, penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian dengan pendekatan Case Study Resarch (Studi Kasus) Hathras melalui pemberitaan media yang relevan, serta penelitian sebelumnya untuk mengidentifikasi bagaimana prinsip-prinsip CEDAW, yakni non diskriminasi, kewajiban negara yang sudah diratifikasi oleh India. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa India telah gagal dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip CEDAW. Kegagalan India dalam mengimplementasikan CEDAW didasarkan pada adanya kelas-kelas sosial yang sangat melekat di kehidupan masyarakat. Kelas sosial di India tidak dapat dihilangkan karena kelas sosial telah menjadi bagian dari masyarakat dan merupakan warisan nenek moyang. Studi ini menguraikan ketidakefektifan CEDAW di India.
Peran Perempuan Pada Tradisi “Kompolan” Madura Dalam Membentuk Ulang Konstruksi Sosial Melalui Lensa Feminisme Multikultural Annahar, Na’imullah; Bustamil, Fahrur Rozi; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Multidisipin Vol. 3 No. 7 (2025): Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juli 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jim.v3i7.1101

Abstract

Tradisi Kompolan di Madura merupakan forum keagamaan dan sosial yang didominasi oleh partisipasi perempuan dan dijalankan secara turun-temurun. Lebih dari sekadar aktivitas spiritual, Kompolan menjadi ruang sosial yang memperkuat solidaritas, memperluas pengetahuan keagamaan, serta membuka ruang partisipasi perempuan dalam kehidupan komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana perempuan Madura mengambil peran aktif dalam tradisi Kompolan sebagai strategi kultural dalam membentuk ulang konstruksi sosial tentang peran gender. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan studi pustaka, serta dianalisis melalui lensa feminisme multikultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan Madura melalui tradisi Kompolan tidak hanya mereproduksi nilai-nilai religius, tetapi juga menciptakan ruang agensi, pendidikan non-formal, dan penguatan peran sosial tanpa harus bertentangan dengan norma budaya yang ada. Dalam konteks feminisme multikultural, tradisi ini membuktikan bahwa perempuan mampu membangun perubahan sosial dari dalam struktur tradisi dan komunitas lokal mereka. Kompolan menjadi bukti bahwa perjuangan perempuan tidak selalu harus berlangsung dalam konflik dengan budaya, tetapi justru dapat berjalan seiring melalui pendekatan yang inklusif dan berbasis lokalitas.
Perempuan Dalam Budaya Patrilineal di Nusa Tenggara Timur Menurut Teori The Second Sex Simone de Beauvoir Riangtobi, Yohana Damiana Uto; Andim, Wensensiana Yasinta; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Multidisipin Vol. 3 No. 7 (2025): Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juli 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jim.v3i7.1102

Abstract

Budaya patriarki yang mengakar kuat dalam sistem sosial masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya melalui praktik belis dalam tradisi perkawinan, telah memperkuat ketimpangan gender dan menempatkan perempuan dalam posisi subordinat. Tradisi ini tidak hanya membatasi peran sosial perempuan, tetapi juga menjadi pemicu terjadinya kekerasan fisik maupun non-fisik terhadap mereka. Berdasarkan perspektif teori The Second Sex dari Simone de Beauvoir, perempuan diposisikan sebagai “yang lain” dalam konstruksi sosial laki-laki, di mana keberadaan mereka didefinisikan bukan sebagai subjek yang otonom, melainkan sebagai objek milik laki-laki setelah pembayaran belis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka untuk menganalisis bagaimana konstruksi budaya patrilineal di NTT membentuk pengalaman ketidakadilan yang dialami perempuan, termasuk dalam bentuk diskriminasi, eksploitasi seksual, dan kekerasan rumah tangga. Hasil kajian menunjukkan bahwa praktik belis yang semula dimaksudkan sebagai simbol persatuan antar keluarga, mengalami pergeseran makna menjadi alat dominasi patriarkal yang melegitimasi kontrol laki-laki atas perempuan. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif pemerintah, tokoh agama, dan lembaga adat dalam merevitalisasi makna belis serta menegakkan perlindungan terhadap hak-hak perempuan. Upaya kolektif ini penting guna membangun tatanan sosial yang lebih adil dan setara di tengah masyarakat patrilineal.
Perempuan Papua Dalam Advokasi Hak Asasi Manusia dan Diplomasi Akar Rumput Sebagai Bagian dari Studi Hubungan Internasional Rumpumbo, Darwin Mezhak Loduwik; Cornellisen, Palmer Wilibald Beking; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Multidisipin Vol. 3 No. 7 (2025): Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juli 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jim.v3i7.1105

Abstract

Penelitian ini membahas peran perempuan Papua dalam advokasi Hak Asasi Manusia (HAM) dan diplomasi akar rumput, yang selama ini sering kali terabaikan dalam kajian utama hubungan internasional. Dengan metode pendekatan kualitatif dan studi pustaka, penelitian ini menelusuri bagaimana struktur patriarki, hambatan politik, serta marginalisasi historis berpengaruh terhadap partisipasi perempuan Papua dalam ruang publik, termasuk dalam memperjuangkan keadilan sosial dan perdamaian. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun berada dalam tekanan struktural dan kultural, perempuan Papua membangun gerakan resistensi yang berakar pada komunitas lokal, menggunakan pendekatan diplomasi akar rumput dan solidaritas lintas aktor. Penelitian ini juga mengkaji kontribusi tokoh-tokoh feminis seperti Gayatri Spivak, Chandra Talpade Mohanty, dan bell hooks dalam membingkai perlawanan perempuan sebagai bagian dari narasi global tentang keadilan gender dan hak asasi manusia. Temuan ini menegaskan pentingnya mengakui dan memasukkan pengalaman serta suara perempuan Papua sebagai bagian dari agenda hubungan internasional yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Co-Authors Achmad Nurmandi Adrian Roderica Fachrawa Adrianus Juan Sebastio Agustin, Viola Marsela Alam, Muhammad Dipo Alisyamsujen, Maulana Amirunnaufal, Mohamad Ananda Dewin Ikhtiarin Andim, Wensensiana Yasinta Annahar, Na’imullah Anora, Esti Theda Ardha Restu Fauzi R Ariani, Rahayu Cahya Ariel Nethan Ayu Munandar Alam Azijah, Izattul Bagus Subekti Nurwantoro Bagus Subekti Nuswantoro Balawangga, Paulina Sriyati Magi Balqis, Isha Bengan, Rosa Raimona Ina Bustamil, Fahrur Rozi Cornellisen, Palmer Wilibald Beking Damayanti, Elok Devi Maryati Cahyaningsih Diansari Solihah Amini Duisa, Hawind Nada Putri Eclesia, Ketrina Antonia Fadhlurrahman, Dzaky Fahrizal, Roni Fangohoi, Anastasia Fathinah, Azzah Gie, Verikson Hargen, Dionisius Ida Rosita Ida Rosita Ikhtiarin, Ananda Dewin Imsawati, Auny Vidiyan Joys Merry Gaite Jubba, Hasse Jupita Fatma Sari Kaka, Agrenia Susanti Ketrina Antonia Eclesia Khalizah, Sri Nur Khusumasari, Riza Killet, Mai Delfia Klerista, Telma Korwa, Ana Marsbin Kurnia Santi Lape, Florentina Maria Iness Oematan Lilosona, Niel Segah Anugrah Mahuze, Alfelyus Babu Maria Henderlina Bau Maria Veri Diana B.Y Maria Veri Diana Baun Yue Maria Veri Diana Baun Yuel Maria Veri Diana Baun Yuel Maria Vianey Gunu Gokok Marselina Endah Hiswati Mbali, Chyntya Damayanti Rambu Mohamad Amirunnaufal Mohammad Diqi Muhammad Nuryadin Ash-Shabirin Nauyagir, Jenny Ivana Nethan, Ariel Nope, Lady Imelda Nufninu, Jian Aleyska Nur Annisa Nurgiyanti, Tanti Nurgiyanti, Tanty Nuswantoro, Bagus Subekti Pamungkas, Putra Galang Akbar Pitaloka, Zuria Pote, Eunike Irene Purwaningsih, Titin Rahmawati, Sherly Widya Ramadani, Nuri Salsa Bella Ramdhoni, Dimas Renleeuw, Jihad Riangtobi, Yohana Damiana Uto Riswandi, Riswandi Riswandi Rohmawati, Aninda Wulan Rosalinda Rosalinda Rosalinda Rosalinda Rumpumbo, Darwin Mezhak Loduwik Sepry Bertus Wahyu Rahaldy Simeon Berakmans Lasol Solly Aryza Tamimi, Bintang Nurmaharani Taneo, Vivy Marlianti Tanti Nurgiyani Tanti Nurgiyanti Tanti Nurgiyanti Thahany, Bilqis Salsabila Tokan, Anastasia E Andinny Goran Tri Hastuti Nur Rochima Tri Septa Nurhantoro, Tri Septa Veronika, Yosefina Villia, Loveryna Gustri Viola Marsela Agustin Wiratma, Harits Dwi Wonda, Nadia Natasya Wulandari, Yeny Yanti, Eka Riski Yuel, Maria Veri Diana Baun Yuyun Fajar Nur Prihatin Zuly Qodir