Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Manajemen Gigitan Ular Dengan Budaya Betatawar (Getah Daun Pepaya) melalui Pendekatan Culture Care M. Sobirin Mohtar; Rifa'atul Mahmudah; Malisa Ariani; Dewi Riyanti; Erianti; Nazilatul Audah Surya Putri
Smart Dedication: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2024): Smart Dedication: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : SMART SCIENTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70427/smartdedication.v1i1.18

Abstract

Daun pepaya merupakan salah satu tanaman yang mengandung saponin. Saponin adalah salah satu senyawa yang memacu dalam pembentukan suatu kolagen, yaitu suatu protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Senyawa ini merupakan salah satu senyawa flavonoid yang larut dalam air serta dapat diekstrakkan menggunakan etanol 70% Berdasarkan data Lokakarya Nasional Tanaman Obat pada tahun 2010, dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, Indonesia telah memiliki 30.000 jenis tumbuhan termasuk di antaranya 940 jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat. Pepaya (Carica papaya L.) adalah tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Salah satu bagian dari tanaman pepaya yang berkhasiat sebagai obat ialah daunnya. Daun Carica papaya merupakan salah satu tanaman yang mengandung saponin, sedangkan kulit batang dan akar dari Carica papaya mengandung flavonoid dan alkaloid, selain itu juga daun serta akarnya mengandung polifenol dan bijinya mengandung saponin. Polifenol dan flavonoid memiliki aktivitas yaitu sebagai antiseptic. Pengobatan tradisional adalah pengobatan atau perawatan menggunakan cara maupun obat – obat atau ramuan tradisional yang mengacu pada pengalaman, keterampilan turun temurun dan diterapkan sesuai norma–norma yang berlaku dalam masyarakat Salah satunya getah daun pepaya sebagai pengobatan tradisional pada gigitan ular.
PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP KETERAMPILAN PIJAT BAYI PADA KADER POSYANDU DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN Saldilawaty, Saldilawaty; Fetriyah, Umi Hanik; Mohtar, M Sobirin
Jurnal Delima Harapan Vol 11 No 1 (2024): Maret
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31935/delima.v11i2.254

Abstract

Latar Belakang: Bayi memiliki berat badan tidak sesuai usia resiko mengalami gangguan pertumbuhan, perkembangan, mudah terinfeksi penyakit dan penurunan kesahatan. Angka kejadian bayi Berat badan lahir rendah cenderung mengalami peningkatan. Salah satu upaya mengatasi berat badan tidak sesuai usia dapat dilakukan pijat bayi diperlukan pelatihan pijat bayi oleh tenaga kesehatan salah satunya kader posyandu Tujuan: Menganalisis pengaruh pelatihan pijat bayi terhadap keterampilan pijat bayi pada kader posyandu di kelurahan Pekauman Kecamatan Banjarmasin Selatan. Metode: Penelitian kuantitatif dengan metode Pre-experimental dengan pre-post test design. Sampel penelitian kader posyandu sebanyak 15 orang dengan teknik pengambilan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan observasi dan demonstrasi pijat bayi. Analisis data menggunakan Uji paired t-test. Hasil: Mayoritas responden berusia 26 sampai 35 tahun sebesar 53,4%, tingkat pendidikan SMA sebesar 66,6%, pekerjaan responden sebagai IRT sebesar 53,4%. Rata-rata keterampilan pada responden sebelum pelatihan pijat bayi sebesar 40 dan setelah diberikan pelatihan pijat bayi sebesar 89. Pengaruh pelatihan pijat bayi terhadap keterampilan kader sebesar p<0.000 (p<0.05), dengan peningkatan pretest dan posttest sebesar 49,133. Kesimpulan: Ada pengaruh pelatihan pijat bayi terhadap keterampilan pijat bayi pada kader posyandu. Rekomendasi kepada kader posyandu dapat mengaplikasikan pelatihan pijat bayi yang telah diajarkan kemasyarakat dan memberikan terapi pijat bayi pada bayi yang memiliki berat badan tidak sesuai usia.
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Perilaku Self Care pada Penderita Ulkus Diabetikum Nadya, Hesti Elva; Tjomiadi, Cynthia Eka Fayuning; Manto, Onieqie Ayu Dhea; Mohtar, M.Sobirin
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 3 (2024): Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.3.2024.705-716

Abstract

Satu komplikasi kronis yang cukup  sering terjadi pada pasien diabetes melitus adalah terjadi ulkus kaki diabetik. Dampak negatif yang dirasakan pasien ulkus kaki diabetikum seperti penurunan mobilitas yang berakibat penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Self care adalah penanganan yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan luka yang lebih moist. Perilaku self care tidak dapat  terlaksana secara optimal tanpa adanya dukungan keluarga. Dukungan keluarga menujukkan suatu bentuk kepedulian yang dapat diberikan ketika keluarga membutuhkan bantuan kehidupan dalam menjalani pengobatan dan perawatan. Tujuan: untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku self care pada penderita ulkus dabetikum di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Metode: penelitian kuantitati ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 41 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan diolah dengan uji spearman rank (rho). Hasil: Mayoritas responden berusia 46-55 tahun berjenis kelamin perempuan dengan pendidikan terakhir SD. Mayoritas responden adalah IRT dengan riwayat tidak ada keluarga menderita DM. Mayoritas responden tidak memiliki pola makan yang diatur, dan tidak pernah latihan fisik seperti olahraga. Sebanyak 56,1% responden selalu melakukan perawatan kaki dan 63,4% minum obat secara teratur. Sebanyak 39,0%  responden mengatakan tidak pernah dukungan informasional. Pada dukungan instrumental mayoritas responden yaitu 53,7% menyatakan selalu mendapatkan, begitu juga pada dukungan emosional dan penghargaan yang selalu mendapatkan 65,9%. Simpulan : Hasil uji spearman rank menunjukan nilai p- value=0,004 yang artinya terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap perilaku self care pada penderita ulkus diabetikum di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. 
The Effectiveness of the Assessment of the Sedation Scale in Adult Critical Patiets with Ventilators: Literature Review Mahrita, Novi; Mohtar, M. Sobirin; Asmadiannor, Haji
International Journal of Clinical Inventions and Medical Sciences (IJCIMS) Vol 4 No 2: September 2022
Publisher : Lamintang Education and Training Centre, in collaboration with the International Association of Educators, Scientists, Technologists, and Engineers (IA-ESTE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36079/lamintang.ijcims-0402.364

Abstract

Critical patient is a condition that may have reversible dysfunction of one of the organs that threaten life and requires treatment in the Intensive Care Unit. WHO reports that deaths from critical illnesses increased by 1.1-7.4 million people and 9.8-24.6 critically ill patients admitted to the ICU. The patient will experience a decrease in physical and cognitive function so that the use of a ventilator is important to help the breathing apparatus, but if it is prolonged it will have a negative impact so that the use of sedation is also important to be given. Nurses need to determine the sedation scale in order to determine whether or not the use of sedation is effective in these patients. This study aims to know the effectiveness of the assessment of the sedation scale in adult critically ill patients who are on a ventilator. Literature review research design was employed. Journal criteria are filtered based on literature titles, abstracts and keywords or keywords that have been determined and sourced from PubMed, Biomed Central, DOAJ, Google and Google Scholar identified through the Population, Interventions, Comparison, Outcomes and Study Design (PICOS) system approach. The number of articles used is 10 journals. Based on the results of the literature that has been reviewed by researchers from 10 journals, it is stated that the effective sedation scale ranges are RASS 63.5%, RSS 3,6% and SAS 30.4%. Therefore, the use of RASS is more effective in assessing the patient's sedation status, because RASS has accuracy and clarity in distinguishing measuring sedation status from evaluating consciousness and assessing simple reactions.
Perbedaan Siriraj Stroke Score (3S) & Dave and Djoenadi Stroke Score System (3S2D) Terhadap Durasi Penentuan Diagnosa Keperawatan Pasien Stroke di IGD Jamilah, Siti; Mohtar, M. Sobirin; Tjomiadi, Cynthia Eka Fayuning; Santoso, Bagus Rahmat
Indo-MathEdu Intellectuals Journal Vol. 4 No. 3 (2023): Indo-MathEdu Intellectuals Journal
Publisher : Lembaga Intelektual Muda (LIM) Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54373/imeij.v4i3.598

Abstract

Stroke patient service in the emergency room provided by nurses and must do it quickly, effectively, and efficiently, this can be achieved with the right assessment instrument. Knowing the difference in the assessment of Siriraj Stroke Score (3S) and Dave and Djoenaidi Stroke Score System (3S2D) on the duration of determining the nursing diagnosis of stroke patients in the emergency room. Quantitative research with one group post test only design, and sampling using purposive sampling of 30 respondents. The statistical test uses the Paired Sample T-test test. The results of the Paired Sample T-test test showed that the average difference in the duration of determining nursing diagnoses in 3S and 3S2D assessment was 7.6 minutes. The lowest difference is 7.1 minutes, and the highest difference is 8.1 minutes. It is known that the t value is 29.135> t table 2.045 and Sig. value of 0.000 <0.05. The use of the 3S assessment method is more compatible to be used during emergencies because the assessment method is simple and fast, while the 3S2D assessment is quite time consuming so that this assessment will be easier if it is carried out by 2 nurses
PUBLIC EDUCATION AND AWARENESS FOR DISASTER (PEAD): IDENTIFICATION OF THE IMPACT OF THE COVID-19 PANDEMION THE EVENT OF DECREASED SELF CARE AS AN EFFORT TO INCREASE PEAD IN THE COMMUNITY OF THE CITY OF BANJARMASIN Mohtar, M Sobirin; Rahman, Subhannur
INDONESIAN NURSING JOURNAL OF EDUCATION AND CLINIC (INJEC) Vol 8, No 1 (2023): INJEC
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24990/injec.v8i1.521

Abstract

Introduction:This pandemic disaster significantly reduced the community's self-care ability related to physical function and vitality and the lack of mitigation by using their own capacity. Based on this, it was emphasized how important it is to identify early on the impact of the COVID-19 pandemic on Decreased Self-Care events, so that it is necessary to implement Public Education and Awareness for Disaster (PEAD) in overcoming these impacts.Methods: Type Analytical survey with cross sectional design. The sample is people in the city of Banjarmasin who are affected by the pandemic and measured Decreased Self-Care through the DSCAI-90 parameter. The statistical test used is Kolmogorov-Smirnov.Results:The average Decreased Self-care of respondents affected by the post-covid-19 disaster is that they lack self-care or require assistance (62.4%). Based on the statistical test obtained a significance value of 0.003.Conclusions:There is a relationship between identification of the impact of the COVID-19 pandemic disaster on the incidence of decreased self-care. One form of Public Education and Awareness for Disaster that is given to the community is the provision of education about nursing care after a pandemic disaster through virtual care.
Hubungan Motivasi dengan Kesiapan Anggota PMR dalam Memberikan Pertolongan Pertama (First Aid) pada Korban Kecelakaan Lalu Lintas Victoria, Sheilla Stephanie; Santoso, Bagus Rahmat; Gaghauna, Eirene Eunike Meidiana; Mohtar, M. Sobirin
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v14i2.1883

Abstract

Lokasi menjadi salah satu hal yang beresiko menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan raya. Kewaspadaan terjadinya kecelakaan di jalan membutuhkan kesiapsiagaan orang sekitar yang bisa memberikan pertolongan pertama kepada korban sebelum datangnya bantuan professional atau medis. Upaya pertolongan pertama biasanya dilakukan oleh seseorang yang sudah memiliki informasi mengenai pertolongan pertama. Siswa anggota PMR seharusnya memiliki motivasi untuk memberikan bantuan dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan motivasi dengan kesiapan anggota PMR dalam memberikan pertolongan pertama (first aid) pada korban kecelakaan lalu lintas di MAN 2 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan didapatkan 57 orang responden. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki motivasi sedang sebanyak 38 orang (66,7%) dan sebagian besar siap dalam memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan lalu lintas sebanyak 42 orang (73,7%). Hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p = 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara hubungan motivasi dengan kesiapan anggota PMR dalam memberikan pertolongan pertama (first aid) pada korban kecelakaan lalu lintas di MAN 2 Banjarmasin. Maka disimpulkan motivasi dapat mempengaruhi anggota PMR untuk bertindak atas dorongan diri sendiri untuk siap dalam memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan lalu lintas.
Efektivitas Sucking Ice Cubes Zam-Zam Water terhadap Tingkat Rasa Haus Pasien Gagal Ginjal Kronis Novela, Nurwidya; Mohtar, M. Sobirin; Asmadiannor, Asmadiannor; Gaghauna, Eirene Eunike Meidiana
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 14 No 3 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v14i3.1971

Abstract

Dampak yang timbul dari gagal ginjal kronik adalah kelebihan cairan. Hemodialisa adalah salah satu terapi cuci darah pada individu dengan masalah gagal ginjal kronik. Prosedurnya seseorang yang menjalani hemodialisa harus membatasi asupan cairan, namun yang sering terjadi pasien akan lebih merasa haus yang terlihat dengan tanda mulut kering. Cara untuk mengurangi asupan cairan dan meminimalisir terjadinya haus terapi sucking ice cubes zam-zam water dapat diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas Sucking Ice Cubes Zam-Zam Water terhadap Tingkat Rasa Haus Pasien Gagal Ginjal Kronis di Ruang Hemodialisis RS Bhayangkara Banjarmasin. Penelitian kuantitatif ini menggunakan rancangan pre-eksperimental one group pra-posttest design. Instrumen yang digunakan yaitu visual analog scale, SOP, lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil data penelitian, cetakan es batu 10 ml, kulkas, dan termos es batu. Sampel penelitian berjumlah 15 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Uji analisa menggunakan paired T-test. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata sebelum diberikan Sucking Ice Cubes Zam-Zam Water adalah 5,60 dan setelah diberikan Sucking Ice Cubes Zam-Zam Water didapatkan rata-rata 2,07. Terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan intervensi Sucking Ice Cubes Zam-Zam Water terhadap tingkat rasa haus. Berdasarakan hasil maka dapat disimpulkan penelitian dapat diterapkan Rumah Sakit kepada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, yang mana sucking ice cubes zam-zam water untuk menurunkan tingkat rasa haus.
Efektifitas Metode Pengkajian Siriraj Stroke Score (SSS) dan National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) dalam Penetapan Diagnosa Keperawatan Aktual pasien Stroke di Ruang IGD Mohtar, M. Sobirin; Rahman, Subhannur; Apriannor, Ahmad; Auliyah, Gusti Restu
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v12i2.741

Abstract

Latar Belakang: Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf fokal disebabkan oleh terganggunya peredaran darah pada otak dan menimbulkan gejala-gejala berupa defisit neurologis. Prevalensi stroke di Indonesia mengalami kenaikan dari 7% menjadi 10,9%. Provinsi Kalimantan selatan menempati urutan ketiga dengan prevalensi 12,7 % permil. Seiring meningkatnya jumlah penderita stroke, perlu pengkajian berfokus pada neuorologi dan bersifat darurat.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas metode pengkajian sss dan nihss dalam penetapan jumlah diagnosa keperawatan aktual dan kecepatan waktu penetapan diagnosa pasien stroke di Ruang IGD.Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan pra-eksperimen (the one shot case study).Hasil : Hasil penelitian menggunakan analisis uji korelasi sperman pada metode SSS menunjukkan durasi pengkajian p=0,000, jumlah diagnosa p=0,000 dan durasi penetapan p=0,000 α (0,05). Sedangkan NIHSS menunjukkan durasi pengkajian p=0,000, jumlah diagnosa p=0,887 dan durasi penetapan p=0,000 α (0,05). Sehingga ada hubungan metode pengkajian SSS dan NIHSS terhadap penetapan diagnosa keperawatan aktual. Sedangkan hasil tingkat keeratan yang dianalisis menggunakan koefisien korelasi bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat adalah metode NIHSS terhadap lama durasi penetapan (r=0,858). Terdapat hubungan yang sama kuatnya adalah metode SSS dan NIHSS terhadap lama durasi pengkajian (r=0,653) namun lebih tinggi nilai SSS (r=0,696) sedangkan lama durasi penetapan SSS (r=0,696). Terdapat hubungan yang cukup adalah metode SSS terhadap jumlah diagnosa yang ditetapkan (r=0,495). Tidak terdapat hubungan, sehingga hubungan menjadi tidak berarti terjadi pada metode NIHSS terhadap jumlah diagnosa  (r=-0,027).Kesimpulan : Metode pengkajian SSS dan NIHSS efektif dalam menetapkan diagnosa keperawatan aktual pada pasien stroke di Ruang IGD, namun secara durasi pengkajian dan penetapan jumlah diagnosa lebih efektif SSS. sedangkan dari durasi penetapan diagnosa keperawatan lebih efektif NIHSS.
Efektifitas Cyber-Counseling Education Services (CCES)Terhadap Disaster Management, Self Care dan Quality of Life Masyarakat Zona Merah Pandemi Covid-19 Di Banjarmasin Wijaksono, Muhammad Arief; Mohtar, M. Sobirin
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v12i2.742

Abstract

Latar Belakang: Salah satu bencana pandemi yang akhir-akhir ini menjadi berita terhangat dunia adalah Novel Coronavirus Disease (COVID-19). WHO menyebutkan sebanyak 153.252 ribu orang meninggal akibat COVID 19 dengan kasus terinfeksi sebanyak 2.231.990 orang? Indonesia pada 6 Mei 2020 pasien positif sebanyak 12.438. Perkembangan COVID 19 di Kalimantan Selatan pasien positif sebanyak 229. Penyebaran Zona merah COVID 19 di Kota Banjarmasin pada 6 Mei 2020 pasien positif sebanyak 76. Bencana pandemic ini secara signifikan menurunkan kemampuan self care dan Quality of life masyarakat yang berkaitan dengan fungsi fisik dan vitalitas serta ketidamaksimalan manajemen disaster dengan menggunakan kapasitas sendiri. Cyber Counseling merupakan salah satu alternative metode layanan konseling yang dianggap tepat digunakan pada masa pandemi.Tujuan: Menganalisis Efektifitas Cyber-Counseling Education Services (CCES) terhadap Disaster Management, Self Care dan Quality Of Life Masyarakat Zona Merah Pandemic Covid-19 Di Banjarmasin.Metode: pre-experimental dengan rancangan pre-test post-test one grup design.Hasil: Berdasarkan uji paired t-test didapatkan nilai variebel Disaster Management pretest rerata 64,03 dan posttest 68,77 dengan p=0,012. Nilai variebel Self Care pretest rerata 39,37 dan posttest 43,77 dengan p=0,015. Nilai variebel Quality of Life pretest rerata 39,37 dan posttest 43,77 dengan p=0,015 0,05 yang artinya Cyber-Counseling Education Services (CCES) efektif terhadap terhadap semua variabel. Berdasarkan output dari uji statistik didapatkan tingkat keefektifan dari semua variable karena ada peningkatan setelah perlakuan adalah Self Care (21 orang), Disaster Management (19 orang) dan Quality of Life (18 orang).Simpulan: Terdapat perubahan Disaster Management, Self Care dan Quality of Life Masyarakat Zona Merah Pandemi Covid-19 Di Banjarmasin setelah diberikan layanan konseling menggunakan metode Cyber-Counseling Education Services (CCES). Kata Kunci: Zona Merah Covid 19, CEES, Disaster Management, Self Care dan Quality Of Life The Effectiveness of Cyber-Counseling Education Services (CCES) on Disaster Management, Self Care and Quality of Life of Red Zone Communities of the Covid-19 Pandemic in Banjarmasin Background: One of the pandemic disasters that has recently become the world's hottest news is the Novel Coronavirus Disease (COVID-19). WHO said that as many as 153,252 thousand people died from COVID 19 with 2,231,990 infected cases? Indonesia on May 6 2020 positive patients as many as 12,438. The development of COVID 19 in South Kalimantan has 229 positive patients. The spread of the COVID 19 red zone in Banjarmasin City on May 6 2020 positive patients totaled 76. This pandemic disaster has significantly reduced the ability to self care and the quality of life of the community related to physical function and vitality and inadequate disaster management using one's own capacity. Cyber Counseling is an alternative counseling service method that is considered appropriate during a pandemic.Objective: To analyze the effectiveness of Cyber-Counseling Education Services (CCES) on Disaster Management, Self Care and Quality of Life of the Red Zone of the Covid-19 Pandemic in Banjarmasin.Methods: pre-experimental with a pre-test post-test one group design.Results: Based on the paired t-test, the average value of the Disaster Management variable was 64.03 pretest and 68.77 posttest with p=0.012. The average value of the Self Care variable pretest was 39.37 and posttest was 43.77 with p=0.015. The average value of the Quality of Life variable pretest was 39.37 and posttest was 43.77 with p=0.015 0.05, which means that Cyber-Counseling Education Services (CCES) is effective against all variables. Based on the output of the statistical test, the level of effectiveness of all variables was obtained because there was an increase after treatment, namely Self Care (21 people), Disaster Management (19 people) and Quality of Life (18 people).Conclusion: There have been changes in Disaster Management, Self Care and Quality of Life in the Red Zone of the Covid-19 Pandemic in Banjarmasin after being provided with counseling services using the Cyber-Counseling Education Services (CCES) method. Keywords: Covid 19 Red Zone, CEES, Disaster Management, Self Care and Quality Of Life