Yudiwanti Wahyu E. Kusumo
Departemen Agronomi Dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Bogor Agricultural Universtity), Jl Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia

Published : 48 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Keragaman Pala (Myristica spp) Maluku Utara Berdasarkan Penanda Morfologi dan Agronomi Sri Soenarsih DAS; , Sudarsono; H. M.H. Bintoro Djoefrie; Yudiwanti Wahyu E. K.
Zuriat Vol 23, No 2 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i2.6876

Abstract

Pala merupakan tanaman asli Indonesia dan informasi keragamannya masih terbatas. Keragaman spesies dan varietas pala penting untuk di evaluasi sebagai dasar tindakan konservasi. Keragaman varietas dan spesies pala dapat dievaluasi dengan mengamati keragaman morfologi dan fenotipe di lapangan. Penelitian yang dilakukan  bertujuan mengevaluasi keragaman fenotipik diantara aksesi pala dan mengevaluasi pengelompokan intra dan inter spesies pala dari Maluku Utara. Populasi pohon pala yang berumur minimal 15 tahun dari Tidore dan Patani Halmahera Tengah, Maluku Utara digunakan dalam penelitian. Aksesi yang digunakan terdiri atas spesies Myristica fragrans, Myristica fatua, Myristica argentea, Myristica succedanea, dan sejumlah aksesi yang tidak diketahui nama speciesnya. Hasil evaluasi menunjukkan aksesi pala dari Patani dan Tidore menunjukkan variasi yang tinggi dalam bentuk buah, warna buah tua dan bentuk biji. Hanya aksesi pala asal Tidore yang menunjukkan variasi dalam bobot fuli. Dendogram yang dibuat berdasarkan karakter fenotipe menjelaskan aksesi pala yang dianalisis kedalam empat group pada indeks kesamaan 70%. Group pertama terdiri atas dua aksesi M. fatua dan satu aksesi pala yang tidak diketahui spesiesnya dari Tidore serta satu aksesi M. fragrans. Group kedua terdiri atas dua aksesi M. argentea dan dua aksesi pala yang tidak diketahui spesiesnya dari Tidore serta satu aksesi M. succedanea dari Patani. Group ketiga terdiri atas tiga aksesi M. argentea dan enam aksesi pala yang tidak diketahui spesiesnya dari Patani. Group keempat terdiri atas dua aksesi M. fragrans dari Tidore. Berdasarkan penanda morfologi dan agronomi spesies pala yang dikarakterisasi di Maluku Utara berkerabat agak jauh yang menunjukkan aksesi dalam populasi beragam.
KERAGAMAN SPESIES PALA (Myristica spp.) MALUKU UTARA BERDASARKAN PENANDA MORFOLOGI DAN AGRONOMI SRI SOENARSIH DAS; SUDARSONO SUDARSONO; H.M.H. BINTORO DJOEFRIE; YUDIWANTI WAHYU E.K
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 18, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v18n1.2012.1-9

Abstract

ABSTRAKPala merupakan tanaman asli Indonesia dan informasi keragaman-nya masih terbatas. Keragaman spesies dan varietas pala penting untuk dievaluasi sebagai dasar tindakan konservasi. Keragaman varietas danspesies pala dapat dievaluasi dengan mengamati keragaman morfologi dan fenotipe di lapangan. Penelitian yang dilakukan bertujuan mengevaluasi keragaman fenotipik di antara aksesi pala dan mengevaluasi pengelompokan intra dan inter spesies pala dari Maluku Utara. Populasi pohon pala yang berumur minimal 15 tahun dari Tidore dan Patani, Halmahera Tengah, Maluku Utara digunakan dalam penelitian. Aksesi yang digunakan terdiri atas spesies Myristica fragrans, Myristica fatua, Myristica argentea, Myristica succedane, dan sejumlah aksesi yang tidak diketahui nama spesiesnya. Hasil evaluasi menunjukkan aksesi pala dari Patani dan Tidore menunjukkan variasi yang tinggi dalam bentuk buah, warna buah tua, dan bentuk biji. Hanya aksesi pala asal Tidore yang menunjukkan variasi dalam bobot fuli. Dendogram yang dibuat berdasarkan karakter fenotipe menjelaskan aksesi pala yang dianalisis ke dalam empat kelompok pada indeks kesamaan 70%. Kelompok pertama terdiri atas dua aksesi M. fatua dan satu aksesi pala yang tidak diketahui spesiesnya dari Tidore serta satu aksesi M. fragrans. Kelompok kedua terdiri atas dua aksesi M. argentea dan dua aksesi pala yang tidak diketahui spesiesnya dari Tidore serta satu aksesi M. succedanea dari Patani. Kelompok ketiga terdiri atas tiga aksesi M. argentea dan enam aksesi pala yang tidak diketahui spesiesnya dari Patani. Kelompok keempat terdiri atas dua aksesi M. fragrans dari Tidore.Kata kunci : Myristica spp., keragaman fenotipik, spesies pala, analisispengelompokan, hubungan kekerabatanABSTRACTNutmeg is native to Indonesia and information about its diversitiesare limited. Species and varietal diversities are important to be evaluatedfor conservation purposes of this crop. Nutmeg species and varietaldiversities could be assessed by observing morphological and phenotypicvariabilities in the field. The objectives of this research were to assessphenotypic variabilities among nutmeg accessions of North Moluccas andevaluate intra and inter specific clustering of nutmeg accessions in theregions. At least fifteen years old provenances of nutmeg population atTidore and Patani, Central Halmahera, North Moluccas were used in thisexperiment. The accessions consisted of Myristica fragrans, Myristicafatua, Myristica argentea, Myristica succedane, and a number of unknownnutmeg species. Nutmeg accessions from Patani and Tidore showed widevariabilities in fruit shape, mature fruit color, and seed shape. While onlynutmeg accessions from Tidore showed variabilities in mace weight.Dendogram constructed based on phenotypic character grouped thenutmeg accessions into four groups at 70% similarity index. The firstgroup consisted of two accessions M. fatua and one unknown nutmegspecies from Tidore and M. fragrans from Patani. The second groupconsisted of two accessions of M. argentea and two unknown nutmegspecies from Tidore and one accessions of M. succedanea from Patani.The third group consisted of only M. argentea and six unknown nutmegspecies from Patani. The fourth group consisted of two M. fragransassessions from Tidore.Key words : Phenotypic diversity, nutmeg species, clustering analysis,kinship relationships, Indonesian nutmeg
Pollen Donor Position and Climate Factor Affecting Fruit Production of Nutmeg Susi Purwiyanti; NFN Sudarsono; Yudiwanti Wahyu Endro Kusumo; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 1 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v29n1.2018.47-58

Abstract

The quality and quantity of nutmeg fruit, seed and mace can be improved through managing fruit and seed production.  Fruit development was affected by climate, flower initiation and pollination process. This study aimed to determine the correlation between climate, position, distance of pollen donor to female nutmeg trees, and the ratio of female and male trees to nutmeg yield.  The study was conducted at the nutmeg germplasm collection garden at Cicurug (550 m asl), Sukabumi, tested 295 nutmeg trees from 27 locations in Indonesia. Data production of female trees was based on 2005-2017 data. All nutmeg trees were mapped using the GPS Garmin 76c5x.  Tree sex was determined by male or female flowers domination in each tree. Correlation of the climate factors and production was analyzed using Pearson Correlation. The distance, position and the proportion of female to male trees were evalated by t-test at 5% level.  Ratio of female and male trees to produce high yield was 4 : 1. Rainfall (280-430 mm/month) and temperature (24 - 25o C)   during  the  pollination  period  (8-7  months  before  harvesting)  were positively correlated with production by 57.9 % and 82.3 %. The position and distance of pollen donors to female trees had no effect on production.  However, the distance between pollen donors and female trees above 15 m produced an average production equal to 15 m. The number of trees around tree samples had no effect on nutmeg production, but light intensity at 61,425-88,480 lux absorbed by trees could enhance the yield.  Nutmeg required sunlight to penetrate plant canopy in order to induce fruit production.
POTENSI SEGREGAN TRANSGRESIF BERDAYA HASIL TINGGI PADA BEBERAPA KOMBINASI PERSILANGAN GANDUM Nurwanita Ekasari Putri; Yudiwanti Wahyu; Surjono Hadi Sutjahjo; Trikoesoemaningtyas Trikoesoemaningtyas; Amin Nur; Willy Bayuardi Suwarno
Jurnal Agroteknologi Vol 12, No 2 (2022): Februari 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/ja.v12i2.16030

Abstract

The need for domestic wheat grains tends to increase, and one of the efforts to face this situation is the assembly of tropical wheat varieties. The approach taken through this research is hybridization followed by several generations of selection. This study aimed to predict heterosis and the crossed combinations that possibly produced transgressive segregants. The experiment was conducted from August 2016 to May 2017 at the experimental station of the Indonesian Ornamental Plants Research Center, Cipanas (1100 m asl), Cianjur Regency, West Java Province. The genetic materials were seven genotypes, namely Guri1, Guri2, Guri3, Guri6, HP1744, IS-Jarissa, and Vee, crossed with the Selayar variety. This experiment used a randomized complete block design with three replications. The treatment was 15 wheat genotypes (seven F1 genotypes and eight parent genotypes), so there were 45 experimental units. There were yield and yield component observations. The results showed that several characters in each F1 combination of crosses had a higher or lower mean value than their parents. There is a combination of crosses that have a high heterosis value. The action of genes that control yield and yield components of wheat are overdominant, partially dominant, and partially recessive gene actions. The cross combinations of Guri3/Selayar, Guri6/Selayar, Jarissa/Selayar, HP1744/Selayar, and Vee/Selayar have a greater chance to produce transgressive segregants than the others.
Keragaman Genetik dan Karakter Agronomi Galur-galur Kacang Bogor (Vigna subterranea L. Verdc.) Hasil Seleksi Galur Murni Asal Lanras Sukabumi Yuliawati; Yudiwanti Wahyu; Memen Surahman; Arifah Rahayu
JURNAL AGRONIDA Vol. 4 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.892 KB) | DOI: 10.30997/jag.v4i2.1565

Abstract

Bambara groundnut is a legume plant that has several advantages, including droughttolerance, has ability to grow on infertile land and high nutrient content. The production ofbambara groundnut is still low, so it is necessary to obtain high yielding bambara groundnut line.The experiment was conducted to evaluate the genetical variation and agronomic characters of 30bambara groundnut lines. This experiment was carried out in experimental field of SEAMEOBIOTROP Tajur Bogor (± 280 m above sea level), on Februari-June 2018. Plant materials used inthis research were 30 bambara groundnut lines derived from pure line selection of Sukabumilandrace and unselected Sukabumi landrace uses as control. The experiment was arranged in arandomized complete block design with three replications. Results showed that there werevariations among several agronomic characters of bambara groundnut lines. Several lines showedsuperior characters. R59.30, A90.8, A41.4, A56.10, A43.5, A103.5, A41.4, A55.8, R59.31 andA28.10 lines were lines with the higest dry pods weight compared to the other lines and controlline. These lines had potential as new superior varieties of bambara groundnut.Keywords: landrace, new superior variety, pure line selection
Daya Hasil 18 Galur Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Hasil Seleksi IPB Indriani Nurul Fitri; Yudiwanti Wahyu Endro Kusumo; Trikoesoemaningtyas
Buletin Agrohorti Vol. 10 No. 3 (2022): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v10i3.46490

Abstract

Perakitan varietas unggul diperlukan sebagai upaya meningkatkan produksi nasional kacang tanah. Tahapan penting dalam perakitan varietas baru adalah pengujian daya hasil galur terseleksi. Penelitian ini bertujuan menguji daya hasil 18 galur kacang tanah (Arachis hypogaea L.) hasil seleksi segregan transgresif untuk memperoleh galur-galur yang memiliki potensi produksi tinggi. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari hingga Mei 2020. Rancangan lingkungan yang digunakan berupa Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal terdiri atas 18 galur uji dan 3 varietas pembanding. Hasil uji F menunjukan bahwa respon semua karakter berbeda nyata terhadap perlakuan kecuali pada karakter bobot polong per m2. Hasil uji lanjut menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antar galur untuk semua karakter agronomi yang diamati kecuali karakter hasil bobot 100 biji. Analisis korelasi menunjukan nilai koefisien korelasi positif yang tinggi antara karakter daya hasil bobot biji per tanaman dengan jumlah polong total, jumlah polong isi, bobot polong total, dan bobot polong isi. Karakter-karakter tersebut dapat dipertimbangkan untuk dijadikan karakter seleksi dalam perakitan varietas unggul. Berdasarkan karakter daya hasil bobot biji didapatkan galur-galur terpilih yang memiliki daya hasil paling tinggi yaitu G21, G41, G53, G76, G84, G99, G100, G144, G199, dan G209. Kata kunci: heritabilitas, karakter agronomi, koefisien korelasi, KKG, ragam genetik
Uji Daya Hasil 18 Galur Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Hasil Seleksi IPB Di Cianjur, Jawa Barat Safitri Nuraina; Yudiwanti Wahyu Endro Kusumo; Heni Purnamawati
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 1 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46579

Abstract

Pengujian daya hasil galur-galur hasil seleksi merupakan salah satu tahap dalam perakitan varietas unggul. Penelitian bertujuan mempelajari daya hasil 18 galur kacang tanah (Arachis hypogaea L.) generasi F8 hasil seleksi IPB. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019 sampai April 2020 di lahan pertanian Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada ketinggian 600 m dpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak faktor tunggal dengan 18 galur uji dan 3 varietas pembanding. Berdasarkan hasil penelitian, daya hasil 18 galur kacang tanah generasi F8 hasil seleksi IPB menunjukkan terdapat beberapa karakter yang memiliki daya hasil nyata lebih tinggi dari varietas pembanding. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata antar galur pada beberapa karakter percobaan. Galur yang memiliki daya hasil tinggi yaitu G33, G41, G53, G99, G100, G133, G142, G205, G209, dan G234. Kata kunci: galur, karakter, koefisien, seleksi
Phenotype Evaluation and Estimation of Genetic Parameter of Baby Corn From Two Generation Selfing and Sibbing Nailan Nabila; Yudiwanti Wahyu
Gontor Agrotech Science Journal Vol. 9 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : University of Darussalam Gontor, Ponorogo, East Java Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/agrotech.v9i1.9620

Abstract

Baby corn is consumed widely in Indonesia, but special corn varieties for baby corn production are not available until now. The objectives of this study were to evaluate phenotypes, estimate the genetic parameters from two generations of selfing and sibbing, and identify the genotypes to develop as baby corn variety. This study was conducted using a completely randomized block design with three replications. Genetic materials used consist of 19 genotypes. They were four genotypes S0, HS1, S1, S2 and three genotypes of HS2. Progenitors(S0) were Laksmi, Golden, Hawaii, and Baruna belonging sweet corn type. Baby corn’s phenotypes from two generations sibbing were more vigor than selfing. Families of HS2 dan S2 have a higher percentage of class A marketable cobs than generations before. Two generations sibbing and selfing increased genetic variances and broad-sense heritability. Families of HS2 had better phenotypic performance than S2, the percentage of class A marketable cobs was higher than S0 and HS1, number of cobs per plant was the highest broad-sense heritability estimation. HS2 families were considered to develop as open-pollinated baby corn varieties.
Pengaruh Penggunaan Mulsa Plastik Bawah Tanah terhadap Pertumbuhan dan Produksi Empat Varietas Kedelai Ajmilatunnisa; Eko Sulistyono; Yudiwanti Wahyu Endro Kusumo
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 2 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i2.46807

Abstract

Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan penting yang dapat diolah menjadi tahu, tempe, susu kedelai, dan kecap. Peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan pemberian air yang cukup bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi mengenai pengaruh mulsa plastik bawah yang dipasang dibawah permukaan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi empat varietas kedelai. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Sawah Baru dari bulan Januari hingga Mei 2021. Percobaan menggunakan rancangan petak terbagi dengan tiga ulangan. Petak utama yaitu perlakuan mulsa plastik bawah tanah dan tanpa mulsa plastik bawah tanah dan anak petak yaitu kedelai varietas Detam-1, Gepak Kuning, Grobogan, dan Anjasmoro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan mulsa plastik bawah tanah dapat meningkatkan kelembapan tanah, tinggi tanaman, jumlah daun trifoliate, jumlah cabang, dan indeks luas daun. Gepak Kuning merupakan varietas yang menghasilkan jumlah polong, jumlah polong isi, jumlah biji, jumlah biji per polong, dan produksi riil (3,43 ton ha-1) yang lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya yaitu 2.53; 2.74; 2.58 ton ha-1 masing-masing untuk Detam-1, Grobogan and Anjasmoro. Detam-1 memiliki jumlah polong hampa, persen polong hampa, bobot basah polong hampa, dan evapotranspirasi yang lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya. Anjasmoro dan Gepak Kuning memiliki nilai efisiensi pemakaian air yang lebih tinggi dibandingkan dua varietas lain. Tidak ada pengaruh pemberian mulsa terhadap produktivitas kedelai yang dicoba. Pemberian mulsa di bawah tanah hanya memperbaiki pertumbuhan vegetaif tanaman saja. Kata kunci: gepak kuning, indeks luas daun, kelembapan
Identifikasi Keragaman dan Dominansi Gulma di Perkebunan Teh, Pusat Penelitian Teh dan Kina Nurul Afiyah; Yudiwanti Wahyu Endro Kusumo; Sofyan Zaman; Fani Fauziah
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Sains Teh dan Kina
Publisher : Research Institute for Tea and Cinchona

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jstk.v2i2.183

Abstract

Budidaya tanaman teh tidak lepas dari proses pemeliharaan yang salah satunya adalah pengendalian gulma. Gulma merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya yang kehadirannya merugikan tanaman budidaya. Pengendalian gulma perlu dilakukan agar tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan efisien. Dominansi gulma dapat membantu mengidentifikasi gulma di suatu areal sehingga pengendalian gulma dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK), Gambung pada bulan Januari hingga Mei 2022. Pengamatan metode analisis vegetasi yang digunakan adalah metode kuadran di masing-masing blok kebun berdasarkan tahun pangkas. Gulma yang teridentifikasi di perkebunan teh sebanyak 44 jenis yang terbagi berdasarkan 3 golongan yaitu 38 jenis gulma berdaun lebar, 2 jenis gulma teki, dan 4 jenis gulma rumput. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa gulma yang tumbuh pada Tahun Pangkas 1 didominansi oleh Commelina benghalensis, Tahun Pangkas 2 didominansi oleh Mitracarpus hirtus, Tahun Pangks 3 dan 4 didominansi oleh Ageratum conyzoides. Nilai koefisien komunitas antar tahun pangkas < 70% yang artinya populasi gulma tersebut heterogen. Pengendalian gulma secara manual menggunakan parang dan secara kimiawi menggunakan herbisida yang disemprotkan dengan menggunakan knapsack sprayer. Herbisida yang digunakan berbahan aktif Isopropilamina glifosat dengan dosis berkisar 2 L/ha, konsentrasi 5–5,3 mL/L dan volume semprot 375–400 L/ha. Waktu aplikasi pengendalian gulma secara kimiawi di perkebunan teh dilakukan pada pagi hari.
Co-Authors , Rosita Abdul Hakim Abdul Hakim Abdul Qadir Achmad Achmad Aditya Permana Samosir Aditya Permana Samosir Ahmad Ansori Mattjik Ahmad Ansori Mattjik Ahmad Ansori Mattjik Ajmilatunnisa Amin Nur Amin Nur Ani Kurniawati Arifah Rahayu Awang Maharijaya Baiq Arriyadul Badi'ah Cut Tia Mardi dan Nurita Toruan-Mathius Dede Rosyana Budiman Dede Rosyana Budiman Desta Wirnas Dhiea Falihatusy Syarifah Diyah Martanti, Diyah Dwi Yono Edison Jambormias Efrin Firmansyah Eka Bobby Febrianto, Eka Bobby Eka Fatmawati Tihurua Ekasari Putri, Nurwanita Eko Sulistyono Eni Sumarni Erin Puspita Rini Erniati Erniati Eti Rohaeti Fani Fauziah Faqih Udin fatimah Fatimah Folkes Laumal H. M.H. Bintoro Djoefrie H.M.H. BINTORO DJOEFRIE Habibi Firmansah Herdhani, Mira Herry Suhardiyanto Ika Roostika Indriani Nurul Fitri Ireng Darwati Irmanida Batubara Junaedi, Wahyu Jundi Aiman Abdullah Kurniawan, Rizal Mahdi Liana, Devi Linda Novita Mahat Magandhi Mahrup Mahrup, Mahrup Matra, Deden Derajat Mattjik, Ahmad A Maya Melati Memen Surahman Mohamad Solahudin Muhamad Syukur Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal Muhammad Syukur Muhammad Syukur Muhammad Yusuf Pulungan Nadirman Haska Nailan Nabila NFN Sudarsono Nisa, Febianti Khoirun Nugroho, Sasmoyo Adi Nurul Afiyah Otih Rostiana Patty, Jacob R Prawestri, Apriliana Dyah Rizal Mahdi Kurniawan Safitri Nuraina Safitri, Vika Ayu Sasmoyo Adi Nugroho Setiawan, Asep S Shadila Fira Asoka Shalati Febjislami Sintho Wahyuning Ardie Siti Hapshoh Siti Marwiyah Siti Nurhalimah Siti Nurhidayah Slamet Widodo Sobir , Sobir Sobir Sofyan Zaman Sri Gajatri Budiarti Sri Gajatri Budiarti Sri Soenarsih DAS Sri Wardani Sudarmono Sudarsono SUDARSONO SUDARSONO Supriyanto Supriyanto Surjono H Sutjahjo, Surjono H Surjono Hadi Sutjahjo Susi Purwiyanti Suwarno, Punjung Medaraji Tobias Moniz Vicente Tri Handayani Trikoesoemaningtyas Trikoesoemaningtyas Undang Undang Widodo Widodo Willy Bayuardi Suwarno Witjaksono Yuliawati