AbstrakTradisi Maanton Tando dalam adat Minangkabau merupakan prosesi seserahan tando (ikatan janji) oleh pihak laki-laki kepada perempuan sebagai ikatan menuju pernikahan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prosesi dan menginterpretasikan makna simboliknya. Dengan pendekatan kualitatif dan teori interpretatif simbolik Clifford Geertz, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa prosesi terdiri dari beberapa tahapan seperti persiapan seserahan, mamopek siriah, baarak, batombe, baretong, dan mancaliak-caliak. Setiap isi tando mengandung makna simbolis mendalam, seperti cincin (janji), gambiu (penguat hubungan), sirih-pinang (kesopanan dan ketulusan), serta kelapa tua berlukis (dinamika rumah tangga). Tradisi ini memiliki nilai sosial sebagai pengikat hubungan keluarga dan spiritual sebagai pemberi makna sakral dalam pernikahan. Temuan juga menunjukkan adaptasi isi tando terhadap modernitas tanpa meninggalkan nilai adat, mengindikasikan bahwa tradisi bersifat dinamis dan dapat berevolusi seiring zaman selama nilai-nilai dasar tradisinya tetap terjaga. Kata kunci: Maanton Tando, interpretasi, makna, budaya, spiritual AbstractThe Procession and Symbolic Meaning of the Maanton Tando Tradition in South Solok, West Sumatra. The Maanton Tando tradition in Minangkabau culture is a procession where the male party presents the tando (pledge gifts) to the female party as a binding commitment toward marriage. This study aims to describe the procession and interpret its symbolic meanings. Using a qualitative approach and Clifford Geertz's symbolic interpretive theory, data were collected through observation, interviews, and documentation. The results reveal that the procession consists of several stages, such as preparation of offerings (persiapan seserahan), wrapping betel leaves (mamopek siriah), ceremonial parade (baarak), poetic recitation (batombe), dialogue (baretong), and ceremonial visit (mancaliak-caliak). Each item in the tando carries profound symbolic meanings, such as the ring (promise), gambier (strengthening relationships), betel and areca nut (courtesy and sincerity), and painted mature coconut (dynamics of household life). This tradition holds social value as a binder of family relationships and spiritual value as a sacred element of marriage. The findings also show adaptations in the content of the tando to modernity without abandoning traditional values, indicating that tradition is dynamic and can evolve over time as long as its core values are preserved. Keywords: Maanton Tando, interpretation, meaning, culture, spiritual