Claim Missing Document
Check
Articles

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA PERKULIAHAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Palestina, Siti Maryam Fadhilah; ., Samingan; Apriana, Evi
Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Edukasi dan Sains Biologi
Publisher : Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study were aimed to know : different concept understanding students who taught using Giving Question and Getting Answer  with students who taught using conventional learning The sample in this study were two classes is determined by cluster random sampling, consist of an exsperimental class(Giving Question and Getting Answer)  and the control class (conventional). The technique of analyzing data was conducted through t test. The conclusion of the research is a significant different concept understanding students who taught using Giving Question and Getting Answer  with students who taught using conventional learning.  Key words:    concept understanding, Giving Question and Getting Answer
the Traditional Wisdom of Plant and Animal Conservation on the West Java and the NAD Aceh Darussalam, Indonesia Munandar, Achmad; Apriana, Evi
Proceeding International Conference on Global Resource Conservation Vol 4, No 1: Proceeding of 4th ICGRC 2013
Publisher : Proceeding International Conference on Global Resource Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.209 KB)

Abstract

The degradation of plant and animal of Indonesia was high, approximately 30-40 percent (2011). The growth of Indonesian population and industry was highest, especially on Java island and the significance effect to degrade of plant and animal. The Indonesian environments have many types of niche or habitat of plant and animal as ecosystem and the Indonesian peoples have many ethnics and the local culture, especially the local culture to environment. The attitude of the people to the environment or ecosystem to be able positive or negative action. The positive action as a value for the ecosystem and human being. The description of research using the qualitative research. the place of research on Kampung Naga, Tasikmalaya, West Java, Province and Banda Aceh, Province Aceh Darussalam, 2011/2012. The outcome of research was implemented to the university on the subject matter of Biology Conservation and got positive response by student. The outcome of the research on Kampung Naga were invented i.e. the conservation plant and animal on Ciwulan river; the conservation of plant, especially endemic plants and the animals of the environment; the traditional of family planning; the reserve rice and the other food. The outcome of the research of Aceh province i.e. the conservation method of forest; the method of honey take; the traditional method of rice field. The conclusion of the research i.e. the traditional wisdom on Nusantara as the alternative of method of conservation and to the equilibrium of nature.  Keywords: conservation method of forest, local culture, qualitative research, traditional family planning, traditional wisdom  
PENGARUH PROGRAM PERKULIAHAN BIOLOGI KONSERVASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL ACEH TERHADAP PENINGKATAN LITERASI LINGKUNGAN Evi Apriana, Evi Apriana
JURNAL SERAMBI ILMU Vol 28, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.286 KB)

Abstract

ABSTRACT: This study aimed to collect information relating to the influence of conservation biology lecture program through Acehnese local wisdom-based contextual approach to improving the environmental literacy. The study was conducted using Quasi Experiment design with One Group Pretest-Postest Design and involved a number of students (n = 33) of the VI semester who opted Conservation Biology course as a research subject. One group was given pretest and postest. The tests were used to measure the environmental literacy based on six components and 40 sub-components of environmental literacy. Experimental groups were treated with conservation biology course through Acehnese local wisdom-based contextual approach. Qualitative data analysis techniques derived from direct observations and analyzed descriptively, while quantitative data were obtained from the pre-test and post-test score, analyzed using excel program and statistical tests through normalized gain. From the pretest, posttest, and learning observations, it was obtained that conservation biology lecture program through Acehnese local wisdom-based contextual approach can improve the environmental literacy of students. Improved learning outcomes occurred in the superior, medium, and low group, in all components of environmental literacy and all sub-components in the components of environmental literacy. The largest increased learning outcomes were seen in the component of cognitive skills while the smallest was showed in the components of knowledge regarding environmental issues, problems and measures (environmentally responsibled behavior). Key words: Acehnese local wisdom-based contextual approach, environmental literacy, environmental literacy components, sub components of environmental literacy
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA PERKULIAHAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Palestina, Siti Maryam Fadhilah; ., Samingan; Apriana, Evi
Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Edukasi dan Sains Biologi
Publisher : Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGINTEGRASIAN KONSEPBIOKONSERVASIDALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN LITERASI DAN KESADARAN LINGKUNGAN DI KALANGAN SISWA Apriana, Evi
JURNAL SERAMBI ILMU Vol 13, No 1 (2012): JURNAL SERAMBI ILMU
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.388 KB) | DOI: 10.32672/si.v13i1.1037

Abstract

Pengembangan kurikulum biokonservasi yang terintegrasi dalam pembelajaran biologi di SMA merupakan salah satu alternative untuk meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya siswa SMA terhadap kelestarian sumber daya alam.konservasi keanekaragaman hayati, termasuk pengelolaan sumber daya alam hayati. Seharusnya masyarakat peduli akan pentingnya keaneka-ragaman hayati di sekitarnya, kenyataannya masyarakat rasanya kurang peduli akan lingkungan sekitar. Penebangan hutan adalah contoh paling nyata, padahal hutan merupakan benteng terakhir untuk melindungi flora dan fauna, disamping fungsinya untuk mencegah banjir dan kekeringan serta dapat mengurangi gas emisi rumah kaca penyebab pemanasan global.Atas dasar itu pentingnya menanamkan tentang konservasi lingkungan sejak dini.Oleh sebab itu pengetahuan tentang konservasi, flora dan fauna yang terancam punah sudah saatnya dimasukkan dalam muatan kurikulum mulai tingkat SD,SMP dan SMA.Pembelajaran konservasi, flora dan fauna yang terancam punah dan lingkungan hidup hendaknya disampaikan dengan menarik yang melibatkan aspek kognitif (otak, kecerdasan), afektif (perasaan), motorik (gerakan) dan sosial (hubungan antar manusia).
Identifikasi Jenis jenis Tumbuhan di Kawasan Ekosistem Estuaria di Gampong Jawa Banda Aceh Apriana, Evi; Muyasir, Muyasir
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 6, No 2 (2018): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.752 KB) | DOI: 10.32672/jss.v6i2.790

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang ada di kawasan ekosistem estuaria di Gampong Jawa Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kawasan ekosistem estuaria Gampong Jawa Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh dalam areal 325 m2. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua jenis tumbuhan yang ada pada petak contoh (plot). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat yaitu dengan cara membuat plot. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan cara mencatat semua jenis tumbuhan yang berada dalam plot. Teknik pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian ini selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh 35 spesies tumbuhan dan 33 genera dari 19 familia yang berhabitus pohon, perdu, semak dan terna. Dari keseluruhan spesies dan familia tumbuhan tersebut yang berhabitus pohon pada lokasi penelitian terdapat 11 spesies dari 9 familia, perdu 4 spesies dari 4 familia, semak 7 spesies dari 7 familia, dan terna 13 spesies dari 6 familia. Jenis tumbuhan yang paling banyak ditemui di kawasan ekosistem estuaria Gampong Jawa Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh adalah yang berhabitus terna. Kata kunci: identifikasi, jenis tumbuhan, estuaria, habitus
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ACEH DALAM KONSERVASI LAUT Apriana, Evi
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 4, No 1 (2016): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.824 KB) | DOI: 10.32672/jss.v4i1.118

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan lokal masyarakat Aceh dalam konservasi laut. Penelitian ini menerapkan desain penelitian kualitatif (Qualitative Research), dilakukan menggunakan metode observasi langsung pada masyarakat Gampong Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh dan wawancara mendalam (deep interview) dengan informan (key person) Panglima Laot dan masyarakat. Dari observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa pengelolaan konservasi laut yang telah dilakukan di Pelabuhan Lampulo telah berlangsung lama dengan cara menjalankan peraturan yang telah dibuat oleh Pawang Laot agar tidak merusak ekosistem laut. Kearifan lokal masyarakat dalam konservasi laut meliputi kebiasaan positif, kebiasaan negatif, aturan yang boleh dikerjakan, aturan yang tidak boleh dikerjakan, dan sangsi adat. Biaya yang dibutuhkan untuk pergi melaut selama seminggu 5-7 juta sedangkan untuk melaut selama sebulan dibutuhkan biaya sekitar 30-60 juta. Hambatan/kendala yang dihadapi pelaut adalah cuaca, akibat dari perubahan iklim, mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan dangkalnya Tempat Penjualan Ikan (TPI) sehingga kapal-kapal besar tidak bisa langsung berhenti di dermaga TPI sehingga tidak bisa melakukan pelelangan ikan secara langsung. Saran-saran perbaikan kepada pemerintah dan masyarakat adalah meningkatkan perbaikan infrastruktur, menurunkan harga BBM, dan meningkatkan perhatian untuk para nelayan. Kata kunci: Kearifan lokal, aceh, konservasi laut
PERSEPSI SISWA TERHADAP PENYALAHGUNAAN NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF) DI BANDA ACEH Surya, Erdi; Apriana, Evi; Ridhwan, Muhammad; Armi, Armi; Noviyanti, Anita; Akbar, Said Ali; Masdianti, Riska
JURNAL SERAMBI ILMU Vol 21, No 1 (2020): Jurnal Serambi Ilmu
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1077.774 KB) | DOI: 10.32672/si.v21i1.1792

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) di SMA Negeri 11 Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai kantor BNN Kota Aceh, dewan guru dan seluruh siswa-siswi SMA Negeri 11 Banda Aceh yang berjumlah 562 siswa yang terdiri dari 22 kelas. Sampel penelitian berjumlah 47 responden yang terdiri dari 1 orang pegawai kantor BNN Kota Aceh, 5 orang dewan Guru yang terdiri dari guru BK dan Guru Biologi serta 41 siswa SMA Negeri 11 Banda Aceh. Instrumen penelitian berupa angket dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 11 Banda Aceh memiliki persepsi positif terhadap penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif), hal ini terlihat dari hasil jawaban angket yang diberikan diperoleh nilai rata-rata keseluruhan yaitu 66,46 (kategori baik). Dari hasil wawancara secara umum semua responden memiliki sikap yang positif terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan dampak terjadinya penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) di SMA Negeri 11 Banda Aceh,  dikalangan remaja dan pada masyarakat secara umunya. Adapun faktor penyebab sering terjadinya penyalahgunaan Napza yaitu faktor keluarga (broken home), faktor lingkungan tempat tinggal dan faktor pergaulan bebas.
PENGARUH PROGRAM PERKULIAHAN BIOLOGI KONSERVASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL ACEH TERHADAP PENINGKATAN LITERASI LINGKUNGAN Apriana, Evi
JURNAL SERAMBI ILMU Vol 18, No 1 (2017): Jurnal Serambi Ilmu
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.436 KB) | DOI: 10.32672/si.v18i1.1032

Abstract

This study aimed to collect information relating to the influence of conservation biology lecture program through Acehnese local wisdom-based contextual approach to improving the environmental literacy. The study was conducted using Quasi Experiment design with One Group Pretest-Postest Design and involved a number of students (n = 33) of the VI semester who opted Conservation Biology course as a research subject. One group was given pretest and postest. The tests were used to measure the environmental literacy based on six components and 40 sub-components of environmental literacy. Experimental groups were treated with conservation biology course through Acehnese local wisdom-based contextual approach. Qualitative data analysis techniques derived fromdirect observations and analyzed descriptively, while quantitative data were obtained from the pre-test and post-test score, analyzed using excel program and statistical tests through normalized gain. From the pretest, posttest, and learning observations, it was obtained that conservation biology lecture program through Acehnese local wisdom-based contextual approach can improve the environmental literacy of students. Improved learning outcomes occurred in the superior, medium, and low group, in all components of environmental literacy and all sub-components in the components of environmental literacy. The largest increased learning outcomes were seen in the component of cognitive skills while the smallest was showed in the components of knowledge regarding environmental issues, problems and measures (environmentally responsibled behavior).
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ACEH DALAM KONSERVASI LAUT Evi Apriana
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 4, No 1 (2016): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jss.v4i1.118

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan lokal masyarakat Aceh dalam konservasi laut. Penelitian ini menerapkan desain penelitian kualitatif (Qualitative Research), dilakukan menggunakan metode observasi langsung pada masyarakat Gampong Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh dan wawancara mendalam (deep interview) dengan informan (key person) Panglima Laot dan masyarakat. Dari observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa pengelolaan konservasi laut yang telah dilakukan di Pelabuhan Lampulo telah berlangsung lama dengan cara menjalankan peraturan yang telah dibuat oleh Pawang Laot agar tidak merusak ekosistem laut. Kearifan lokal masyarakat dalam konservasi laut meliputi kebiasaan positif, kebiasaan negatif, aturan yang boleh dikerjakan, aturan yang tidak boleh dikerjakan, dan sangsi adat. Biaya yang dibutuhkan untuk pergi melaut selama seminggu 5-7 juta sedangkan untuk melaut selama sebulan dibutuhkan biaya sekitar 30-60 juta. Hambatan/kendala yang dihadapi pelaut adalah cuaca, akibat dari perubahan iklim, mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan dangkalnya Tempat Penjualan Ikan (TPI) sehingga kapal-kapal besar tidak bisa langsung berhenti di dermaga TPI sehingga tidak bisa melakukan pelelangan ikan secara langsung. Saran-saran perbaikan kepada pemerintah dan masyarakat adalah meningkatkan perbaikan infrastruktur, menurunkan harga BBM, dan meningkatkan perhatian untuk para nelayan. Kata kunci: Kearifan lokal, aceh, konservasi laut