Claim Missing Document
Check
Articles

Penentuan Zona Intrusi Air Laut di Area Pelabuhan Perikan Samudera Bungus Menggunakan Metoda Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner Dua Dimensi Yoci Darwita Putri; Dwi Pujiastuti; Afdal Afdal
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 4 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.9.4.465-471.2020

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mendeteksi intrusi air laut di area Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus Padang. Data yang diambil merupakan data sekunder dari Loka Riset Sumber Daya Kerentanan Pesisir Bungus Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Data diperoleh dengan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner 2 dimensi. Pengukuran dilakukan pada 2 lintasan yang sejajar pantai yaitu Lintasan 1 dan 2, dan 1 lintasan tegak lurus dengan pantai yaitu Lintasan 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga lintasan sudah mengalami intrusi air laut. Intrusi terjadi sejauh 85 m dari bibir pantai. Lintasan 3 telah mengalami pertambahan luas intrusi dibandingkan pada penelitian Kusumah pada tahun 2015 namun kedalaman dan jarak intrusi dari pantai yang hampir sama. A Research to detect seawater intrusion zone in the area of Bungus Ocean Fisheries Port (PPS), Padang has been carried out. The resistivity data taken from the Bungus Coastal Vulnerability and Resource Research Station, Marine and Fisheries Research and Human Resources Agency, Ministry of Marine Affairs and Fisheries. Survey conducted using resistivity geoelectric method with 2 dimensional Wenner configuration. Measurement conducted at two lines paralel to coastal line (Line 1 and 2) and one line prependicular to coastal line (Line 3). The results show that all lines have experienced sea water intrusion. Intrusion occurs as far as 85 m from the shoreline. Line 3 has experienced an increase in area  of intrusion compared to Kusumah's study in the year of 2015 but depth and the distance from intrusion from the coast is almost the same.
Studi Relokasi Hiposenter Aftershock Gempa Yogyakarta 2006 Velli Shinta; Dwi Pujiastuti; Atin Nur Aulia
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 4 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.9.4.502-509.2020

Abstract

Studi relokasi hiposenter aftershock gempa Yogyakarta 2006 telah diteliiti melalui pengolahan data waveform aftershock gempa Yogyakarta pada 16 Juni s.d 5 Juli 2006.  Data model kecepatan gelombang 1D Jawa Tengah digunakan sebagai model kecepatan awal. Identifikasi distribusi hiposenter gempa bumi diperoleh menggunakan metode Joint Hypocenter Determination (JHD) dan program Velest. Lokasi hiposenter ini selanjutnya di plot pada peta menggunakan GMT (Generic Mapping Tools). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persebaran hiposenter gempabumi membentuk tiga buah cluster, berada dibagian timur kemudian membelok ke arah selatan Sesar Opak. Hiposenter memiliki pola persebaran membentuk suatu bidang sesar. Kemudian, hasil penelitian menemukan adanya rambatan energi di sepanjang zona lemah Sesar Opak dari sesar aktif di bagian timur. Nilai RMS residual relokasi hiposenter  menunjukkan hasil yang cukup akurat yaitu sebesar 0,0596 detik dan menghasilkan model kecepatan yang tidak jauh berbeda dengan model kecepatan awal (Jawa Tengah). The relocation study of the 2006 Yogyakarta earthquake aftershock hypocenter has been investigated through the processing of the Yogyakarta earthquake aftershock waveform data from 16 June to 5 July 2006. Data from the 1D wave velocity model of Central Java is used as the initial velocity model. Identification of the earthquake hypocenter distribution was obtained using the Joint Hypocenter Determination (JHD) method and the Velest program. The hypocenter location is then plotted on the map using GMT (Generic Mapping Tools). The results showed that the hypocenter of the earthquake formed three clusters, located in the eastern part and then veered to the south of the Opak Fault. The hypocenter has a distribution pattern to form a fault plane. Then, the results of the study found energy propagation along the weak zone of the Opak Fault from an active fault in the eastern part. The RMS value of the residual hypocenter relocation shows a fairly accurate result of 0.0596 seconds and produces a velocity model that is not much different from the initial velocity model (Central Java).
Perbandingan Anomali Frekuensi Kritis Lapisan F2 (Fof2) Ionosfer Pada Gempa Bumi Laut Dan Gempa Bumi Darat Pulau Sumatera Luthfia Hafizhah; Dwi Pujiastuti
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.10.1.41-47.2021

Abstract

Pada saat akan terjadinya gempa bumi, maka akan diikuti dengan peningkatan injeksi gas radon di daerah zona persiapan gempa. Gas radon ini akan menyebabkan perubahan terhadap lapisan ionosfer. Telah dilakukan analisis perbedaan anomali frekuensi kritis lapisan F2 ionosfer (foF2) sebelum kejadian gempa laut dan gempa darat menggunakan ionogram ionosonda FMCW (Frequency Modulation Continous Wave) untuk melihat perbedaan karakteristiknya. Terdapat 5 kejadian gempa darat dan 5 kejadian gempa laut yang dianalisis.  Rentang hari pengambilan ionogram adalah 21 hari sebelum kejadian gempa bumi (analisis prekursor gempa bumi) dan 7 hari setelah kejadian gempa bumi (respon lapisan ionosfer setelah gempa bumi). Terdapat 13.440 buah ionogram yang di-scaling manual. Perbandingan intensitas anomali foF2 pada gempa laut dan gempa darat terlihat acak dan tidak memiliki karakteristik yang berbeda.  Anomali foF2 sudah terlihat 21 hari sebelum gempa darat. Pada gempa laut kemunculan anomali foF2 juga sudah terlihat 21 hari sebelum gempa bumi tetapi hanya untuk gempa dengan magnitudo besar saja yaitu gempa 12 September 2007 (7,7 SR dan 7,9 SR) dan 11 April 2012 (8,4 SR).  Kemunculan anomali foF2 terakhir beberapa jam sebelum gempa bumi darat berakhir lebih cepat dibandingkan dengan gempa laut.  Respon lapisan ionosfer terhadap aktivitas seismik dari gempa darat lebih cepat dari pada gempa laut. Anomali foF2 dipengaruhi oleh sumber gempa bumi, kedalaman dan magnitudo. Comparing the characteristic critical frequency anomaly of the ionosphere F2 layer (foF2) concerning land earthquake and sea earthquake during 2005 – 2016 in Sumatera region has been carried out. Ionogram data from the Frequency Modulation Continous Wave (FMCW) ionosonde instrument were analyzed for each of the five earthquakes. The foF2 anomaly in sea earthquake and land earthquake looks random. The foF2 anomaly was seen 21 before the earthquake. For the land earthquake, the foF2 anomaly has also been seen 21 days before the earthquake but only with large magnitudes (> 7.7 SR). The last foF2 anomaly was observed several hours before the land earthquake, ending the anomaly sooner than sea earthquake. Thus, the ionosphere layer response to seismic activity from the land arthquake was faster than sea earthquakes. The foF2 anomaly is influenced by earthquake source, depth, and magnitude. 
Pemodelan Struktur Bawah Permukaan Formasi Jatibarang Berdasarkan Metode Gayaberat Dika Aprilia Susanti; Dwi Pujiastuti; Lina Handayani
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.11.1.131-138.2022

Abstract

Metode gayaberat digunakan untuk mengukur variasi percepatan gayaberat yang timbul akibat perbedaan densitas antar batuan bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan di daerah Indramayu Jawa Barat dengan tujuan untuk menentukan sebaran anomali bawah permukaan yang dapat menggambarkan Formasi Jatibarang dan kedalaman basement (batuan dasar). Pengolahan data yang dilakukan meliputi koreksi Bouguer, udara bebas, terrain, lintang, pasang surut, dan koreksi apungan. Pemisahan anomali regional dan residual dan pemodelan kedepan. Hasil pengolahan menghasilkan peta anomali Bouguer, peta anomali regiona dan peta anomali residual. Pemodelan bawah permukaan menggambarkan perlapisan batuan yang didominasi oleh batuan sedimen yaitu batuan pasiran di bagian tengah daerah penelitian, batuan lempung hingga kedalaman 200 meter, serta batuan tuff hingga kedalaman 700 meter, kemudian batuan dasar dibawahnya.
Identifikasi Sebaran Anomali Magnetik pada Daerah Prospek Panas Bumi Nagari Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar Hanif Hidayat; Ardian Putra; Dwi Pujiastuti
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.10.1.48-54.2021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran anomali magnetik pada daerah prospek panas bumi Nagari Aie Angek untuk mengetahui potensi panas bumi yang digambarkan dalam bentuk pemodelan sistem panas bumi. Penelitian yang dilakukan pada daerah berdimensi 1300 m × 1300 m yang terdiri dari 198 titik pengambilan data. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai anomali magnetik yang berada pada daerah tersebut berada pada rentang -2800 nT hingga 1800 nT dan didominasi oleh nilai magnetik negatif. Anomali magnetik negatif ini disebabkan oleh adanya sumber panas, reservoir dan pengaruh batuan sedimen vulkanik yang telah mengalami demagnetisasi. Data sebaran anomali magnetik ini diplot menjadi peta kontur yang selanjutnya dikontinuasi ke atas (smoothing) untuk menghilangkan pengaruh magnetik pada permukaan dan menekankan pengaruh regional. Berdasarkan hasil pemodelan dari sistem panas bumi didapatkan adanya indikasi caprock, reservoir dan batuan panas serta zona sesar yang berkaitan erat dengan sistem fluida hidrotermal. This research aims to identify the distribution of magnetic anomalies in the Nagari Aie Angek geothermal prospect area and determine the geothermal potential described in geothermal system modeling. This research was conducted in an area with 1300 m × 1300 m, consisting of 198 data collection points. From the research result, the magnetic anomaly values obtained are in the range -2800 nT to 1800 nT and are dominated by negative magnetic values. This negative magnetic anomaly is caused by heat sources, reservoirs, and the influence of demagnetized volcanic sedimentary rocks. This magnetic anomaly distribution data is plotted into a contour map, which is then performed by upward continuation (smoothing) to eliminate magnetic influence on the surface and emphasize regional effects. Based on the geothermal system’s modeling results, it is found that there are indications of caprock, reservoir, and hot rock, as well as a fault zone that is closely related to the hydrothermal fluid system.
Anomali Total Electron Content (TEC) di Ionosfer Sebagai Prekursor Gempa Bumi di Sumatra Rohadatul Aisy Syafda; Dwi Pujiastuti; Afrizal Afrizal
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.10.1.96-103.2021

Abstract

Anomali Total Electron Content melalui data sinyal radio frekuensi-ganda GPS dapat menunjukkan adanya perubahan aktivitas ionik di ionosfer yang dapat disebabkan oleh badai geomagnetik maupun peristiwa seismo-ionospheric coupling. Pantai barat Sumatera merupakan lokasi yang rawan akan bencana gempa bumi akibat batas dari zona subduksi. Penelitian beberapa gempa dalam kurun beberapa dekade terakhir di barat Sumatra menggunakan data SuGAr dan IGS telah dilakukan untuk mengetahui adanya prekursor gempa bumi melalui analisis anomali TEC. Terdapat lima gempa yang dianalisis  dengan skala 5 hingga 9 SR dengan menggunakan teknik korelasi dan analisis spasial. Dari hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh empat gempa yang menunjukkan anomali TEC yaitu gempa dengan magnitudo 6 hingga 9 SR dimana terdapat satu hari atau dua hari anomali TEC yang dianggap sebagai prekursor gempa bumi.Total Electron Content anomalies from dual-frequency GPS radio signals can shown the change of ionic activity on ionosphere that caused by geomagnetic storm or seismo-ionospheric coupling. The East coast of Sumatera is a very vulnerable location of earthquakes because it adjust with subduction zone. Research on some earthquake in last decade on the east part of Sumatera has been identified use SuGAr and IGS data to determine the earthquake precursors from TEC anomaly analysis. Five earthquakes were analyzed on a scale of 5 to 9 SR using correlation techniques and spatial analysis. From the analysis results that have been carried out, it was found that four earthquakes showed TEC anomalies, namely earthquakes with a magnitude of 6 to 9 SR where there were one day or two days of TEC anomalies which were considered as earthquake precursors.
Pemodelan Kedalaman Air Tanah pada Zona Sulit Air Bersih Desa Sijantang Kota Sawahlunto Menggunakan Formulasi Water Seismic Index Ikhwan Safrima; Dwi Pujiastuti; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.10.2.177-183.2021

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk pendugaan kedalaman air tanah di desa Sijantang Sawahlunto dengan menggunakan metode seismik refraksi. Data diambil dari 3 lintasan di daerah yang memiliki struktur geologi endapan aluvial.  Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metoda Water Seismic Index (WSI), yang merupakan metoda pemanfaatan dari perlambatan gelombang geser sebagai ciri-ciri adanya air di lapisan bawah permukaan tanah. Indeks WSI 0,8 – 2,0 merupakan  nilai yang menunjukkan keberadaan air tanah. Dari interpretasi pengolahan data diperoleh bahwa  lapisan tanah di daerah tersebut tersusun dari  lapisan atas yang  berupa  kerikil  di dekat permukaaan dan lapisan berikutnya  merupakan lapisan tanah pasir kering, pasir basah, lempung dan lempung lanau. Lapisan akuifer berada pada kedalaman 6.5 – 16 m dan dikategorikan sebagai akuifer dangkal. Dari pengolahan data dapat dibuktikan bahwa daerah bekas tambang batubara desa Sijantang, Sawahlunto masih memiliki ketersediaan air tanah yang dapat digunakan. Research has been carried out to modeling the depth of groundwater in the village of Sijantang, Sawahlunto by using the seismic refraction method. The data were taken from 3 trajectories in areas that have a geological structure of alluvial deposits.  Data processing was carried out using the Water Seismic Index (WSI) formulation, which is a method of exploiting shear wave retarding as a characteristic of water in the subsurface layers of the soil. WSI value from 0.8 to 2.0 are values that indicate the presence of ground water. From interpretation of data processing obtained that the soil layer in the study area is composed and the top layer in the form of gravel near the surface and the next layer is a layer of dry sand, wet sand, loam and silt loam.  The aquifer layer is at a depth of 6.5 - 16 m and is categorized as shallow aquifer. The result showed that the former coal mining area of Sijantang village, Sawahlunto still has groundwater that can be used.
Analisis SBA (Simple Bouguer Anomaly) Sebelum Gempa Padang Panjang 6 Maret 2007 Sebagai Prekursor Gempa Bumi Fhatihatul Rahmi; Dwi Pujiastuti
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.10.3.310-316.2021

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai analisis SBA (Simple Bouguer Anomaly) sebelum gempa Padang Panjang 6 Maret 2007 yang bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara perubahan anomali gravitasi dengan kejadian gempa bumi.  Data gravitasi yang digunakan adalah data dari satelit GRACE (Gravity Recovery And Climate Experiment). Metode yang digunakan adalah metode time-lapse microgravity.  Hasil kontur anomali selisih SBA menunjukkan adanya polarisasi anomali gravitasi yang terjadi di sekitar episenter gempa pada 35 hari sebelum gempa.  Terdapat zona anomali tinggi di bagian tenggara dan zona anomali rendah di bagian barat daerah penelitian.  Berdasarkan hasil sayatan melintang pada kontur harian SBA, diperoleh nilai harian SBA dan grafik harian SBA yang menunjukkan penurunan secara perlahan dari 35 hari hingga 20 hari sebelum gempa.  Penurunan maksimum terjadi pada tanggal 12 Februari 2007.  Lalu diikuti kenaikan secara terus menerus dari 20 hari hingga 15 hari sebelum gempa.  Berdasarkan grafik selisih harian SBA, pada 35 hari sebelum gempa muncul anomali medan gravitasi tanggal 28 Januari 2007 dengan perubahan anomali gravitasi maksimum dari tanggal 22 – 23 Februari 2007 sebesar 0,490763281 µgal pada titik episenter gempa magnitudo 6,4 dan sebesar 0,49639576 µgal pada titik episenter gempa magnitudo 6,3. Sehingga anomali yang muncul tersebut dapat dijadikan pertanda awal (prekursor) gempa bumi. Kata kunci : anomali bouguer, gempa bumi, GRACE, gravitasi, polarisasi
Analisis Multi-Atribut Dan Jaringan Syaraf Tiruan Dengan Optimasi Filter Untuk Deteksi Patahan Pada Penampang Seismik Lapangan Penobscot Kanada Yudi Darma; Dwi Pujiastuti
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.10.3.364-370.2021

Abstract

Identifikasi patahan merupakan salah satu langkah awal dalam interpretasi seismic dan menjadi komponen penting dalam pengembangan strategi eksplorasi. Deteksi patahan dilakukan dengan metode analisis multi-atribut. Metode ini diterapkan pada data Lapangan Penobscot Kanada. Atribut seismik yang digunakan sebagai data masukan terdiri dari similarity, spectral decomposition, curvature, dip dan semblance. Pickset yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari pickset pada patahan besar dan patahan kecil dengan jumlah pick 400. Data latih yang digunakan pada pelatihan JST adalah penampang seismik pada crossline 1271. Penampang seismik yang digunakan sebagai data uji adalah crossline 1305. Hasil penelitian menunjukan efektifitas yang paling tinggi untuk deteksi patahan dihasilkan pada pelatihan JST dengan kombinasi atribut similarity, spectral decomposition dan semblance. Pelatihan JST pada patahan besar secara visual menghasilkan kualitas deteksi yang lebih baik dibandingkan dengan patahan kecil. Penerapan fault enhancement filter (FEF) menghasilkan penampang seismik yang lebih tajam sehingga mempermudah proses picking dan menghasilkan pelatihan JST yang lebih baik dengan nilai error lebih kecil. Pickset yang sudah dilatih pada crossline 1271 dapat diterapkan pada data uji dengan probabilitas patahan yang makin jelas dan tajam dengan nilai misclassification error 6,98%. Kata kunci: deteksi patahan, jaringan syaraf tiruan, analisis atribut
Analisis Model Gelombang Tsunami di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat Muhammad Ridho Amirudin; Dwi Pujiastuti; Muhamad Rizki Agfustian
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.10.3.384-391.2021

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis model gelombang tsunami di daerah kabupaten pesisir selatan dengan menggunakan TUNAMI-N2 (Tohuku University’s Numerical Analysis Model for Investigation of Tsunami, No-2).  Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai nilai run-up, waktu tempuh dan inundasi gelombang tsunami, serta mengetahui daerah rawan tsunami di titik pengamatan yaitu Painan, Batang Kapas, Kambang, Pasar Sungaijalo, Dermaga Carocok, Sungaitalang dan Pasar Baru. Variasi magnitudo yang digunakan yaitu 7,6 Mw sampai 8,6 Mw dengan total skenario sebanyak 72 pemodelan tsunami. Hasil penelitian yang telah didapatkan disajikan dalam bentuk tabel dan peta pengamatan. Daerah yang terdampak pada setiap titik sumber gempa bumi yaitu Painan, Kambang, dan Batang Kapas. Waktu tempuh gelombang tsunami tercepat sampai ke Painan, Kambang dan Batang Kapas yaitu pada skenario 18 dengan magnitudo gempa 8,6 di menit ke-0,2 dengan run up max tsunami sebesar (3,0034; 2,0144; 1,7030) meter dan inundasi tsunami sebesar (36,3; 21,3; 17,1) ha secara berturut-turut. Sedangkan daerah yang tidak terlalu terdapak yaitu Pasar Sungaijalo, Dermaga Carocok dan Pasar Baru. Waktu tempuh terlama di darah Pasar Sungaijalo, Dermaga Carocok dan Pasar Baru yaitu di menit ke (68,8; 67,8; 67,7) dengan nilai run-up max terkecil yaitu (0,0420; 0,0184; 0,0189). Daerah rawan tsunami pada penelitian ini ditentukan dengan menganalisis hasil run-up, waktu tempuh dan inundasi gelombang tsunami dari pemodelan tsunami dengan TUNAMI-N2.
Co-Authors Adrial, Rico Afdal Afdal Afdal Afdal Afdal, Afdal Afdhal Muttaqin Afrizal Afrizal Ahmad Fauzi Pohan Ahmad Furqan Alifvia Daswita Alimin Mahyudin Andiyansyah Sabarani Andiyansyah Z Sabarani Annisa Zahratul Hilma Annisa Zahratul Hilma Ardian Putra Ardian Putra Ardian Putra Ari Febriana Kabisat Arif Budiman Arif Budiman Ariqah Ardelia Arisa, Deasy Asep Firman Ilahi Astuti Astuti - Astuti Astuti Astuti Astuti Atin Nur Aulia Atin Nur Aulia Aulia Latifah Aulya Rahayu Badrul Mustafa Badrul Mustafa, Badrul Br. Sitanggang, Regina Mai Anggriani Dahyunir Dahlan Damayanti, Elok Daz Edwiza, Daz Deasy Arisa Deasy Arisa Deasy Arisa Dedi Mardiansyah Denisa Syafriana Desi Indriani Dian Fitriyani Dian Fitriyani Dian Milvita Diana Saputri Dika Aprilia Susanti Dimas Pramudito Dwi Puryanti Ednofri - Ednofri - Ednofri Ednofri, Ednofri Edwards Taufiqurrahman, Edwards Ekarama Putri Eldiani Arifya Elistia Liza Namigo, Elistia Elvaswer Elvaswer Fadilla Monica Fadilla Monica Feriska Handayani Irka, Feriska Handayani Fery Kurnia Sandi Fhatihatul Rahmi Fitri Gustiana Fitri Gustiana Friska Puji Lestari Gustiana, Fitri Hamdy Arifin Hamdy Arifin Hamdy Arifin, Hamdy Hanif Hidayat Harmadi Harmadi Herifa - Hilma, Annisa Zahratul Ikhwan Safrima Illona giovanni, Vannessa Imam Taufik Imam Taufiq Indah Putri Utami Indri Septiani Iqbal Ramadhan Irma Kurniawati Jarnal Witarsa Koko Ondara Lina Handayani Lusi Fitrian Sani Luthfia Hafizhah M. Arif Mairisdawenti - Marlisa Marlisa Marzuki Marzuki Marzuki Marzuki Maya Minangsih Maya Minangsih Mayang Putri Andini Mayola Fariza Meqorry Yusfi Minangsih, Maya Mochammad Imron Awalludin Mohammad Ali Shafii Mora Mora Muhamad Rizki Agfustian Muhammad Arif Muhammad Kahfi Muhammad Razi Muhammad Ridho Amirudin Muldarisnur, Mulda Mutya Vonnisa Nadila Syarah Nadya Rezky Ananda Naela Amalia Zulfa Nini Firmawati Nofaslah, Rido Novia Anggraini Novia Dwi Agusri Nurdin Nurdin Nurul Annisa Nurul Hasanah Okci Mardoli Rachmad Billyanto Rachmad Billyanto Rachmad Billyanto Rahma Fidia Rahmad Aperus Rahmad Aperus Rahmad Baihaqi Rahmat Rasyid Rahmi Nanda Pertiwi Ramacos Fardela Regina Mai Anggriani Regina Mai Anggriani Br. Sitanggang Rido Nofaslah Rido Nofaslah Rika Desrina Saragih Rika Desrina Saragih Riska Wulan Dari Rita Ummi Sahida Tanjung Rohadatul Aisy Syafda Solly Aryza Sri Handani Sri Oktamuliani Sri Wahyuni Sucy Lestari Wirma Sumi Daniati, Sumi Titi Anggono Toni Widianto Trengginas Eka Putra Sutantyo Trevi Jayanti Puspasari Usna, Sri Rahayu Alfitri Velli Shinta Violina Oktaviani Vira Friska Wendi Harjupa Widi Satria Indriani Wildan Hafni Wiwit Reflidawati Yoci Darwita Putri Yoci Darwita Putri Yudi Darma Zulfi Zulfi Abdullah