Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

INSTRUMEN EVALUASI BERBASIS INQUIRY LAB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS PADA MATERI SISTEM GERAK KELAS XI IPA Jesicha Muryantono Putri Pradana; Sajidan Sajidan; Sugiyarto Sugiyarto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 2 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i2.17318

Abstract

Tujuan penelitian yaitu: 1) mengetahui karakteristik instrumen evaluasi berbasis Inquiry Lab untuk meningkatkan kemampuan menganalisis, 2) mengkaji kelayakan instrumen evaluasi berbasis Inquiry Lab untuk meningkatkan kemampuan menganalisis, 3) menguji keefektifan instrumen evaluasi berbasis Inquiry Lab untuk meningkatkan kemampuan menganalisis pada materi sistem gerak di SMA negeri 1 Ngawi. Pengembangan instrumen evaluasi berbasis Inquiry Lab mengacu pada 9 langkah model research and development (R&D) dari Borg and Gall yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk, 4) uji coba produk awal, 5) revisi produk I, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk II, 8) uji coba lapangan operasional, 9) revisi produk akhir. Analisis hasil penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian  meliputi: 1) karakteristik instrumen evaluasi berbasis Inquiry Lab untuk meningkatkan kemampuan menganalisis yaitu instrumen evaluasi merupakan bagian dari HOT yang mengacu pada ketercapaian indikator sintak Inquiry Lab meliputi observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi dan aplikasi; instrumen evaluasi sesuai Taksonomi Bloom khususnya pada kemampuan menganalisis (C4) dengan indikator membedakan, mengorganisasi dan mendekonstruksi; bentuk instrumen evaluasi adalah multiple choice dengan menggunakan dimensi pengetahuan meliputi faktual, konseptual dan prosedural, 2) kelayakan instrumen evaluasi berbasis Inquiry Lab untuk meningkatkan kemampuan menganalisis mempunyai tingkat validitas isi dan validitas konstruk yang “baik”; validitas butir soal dengan interpretasi minimal “cukup”; tingkat kesukaran soal dengan proporsi 60% sedang dan 40% sukar; daya pembeda soal dengan interpretasi minimal “cukup”; kepraktisan soal yang “baik”, 3) hasil uji lapangan instrumen evaluasi ditunjukkan dengan rerata hasil kemampuan menganalisis siswa kelas model Inquiry Lab (79,36), lebih tinggi dibanding dengan kelas existing learning (64,75) dan dapat disimpulkan bahwa instrumen evaluasi berbasis Inquiry Lab dinyatakan efektif serta dapat digunakan sebagai alat evaluasi di sekolah.
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS NUMBERED TEAM IN GUIDED DISCOVERY (NTGD) PADA MATERI STRUKTUR TUMBUHAN DAN PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI DI SMPN 4 KARANGANYAR Endang Purwanti; Sajidan Sajidan; Baskoro Adi Prayitno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 4 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i4.9644

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) karakteristik modul berbasis model pembelajaran NTGD; (2) kelayakan modul berbasis model pembelajaran NTGD; (3) keefektifan modul berbasis model pembelajaran NTGD pada materi Struktur Tumbuhan dan Pemanfaatannya dalam Teknologi di SMPN 4 Karanganyar. Penelitian pengembangan menggunakan metode Research and Development (R & D) mengacu pada model Borg & Gall (1989) yang dimodifikasi meliputi 9 tahapan yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan data, yang didasarkan pada pemetaan 8 Standar Nasional Pendidikan, kuesioner guru dan siswa, analisis buku siswa, serta analisis ujian nasional; (2) perencanaan; (3) pengembangan produk awal; (4) uji coba produk awal; (5) revisi produk awal; (6) uji coba terbatas; (7) revisi produk kedua; (8) uji lapangan operasional; (9) revisi produk akhir. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) modul berbasis model pembelajaran NTGD dengan karakteristik: menggunakan pendekatan saintifik, cakupan kompetensi lulusan meliputi dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 2) hasil uji kelayakan modul berbasis model pembelajaran NTGD berdasarkan penilaian ahli materi memperoleh 100 (sangat baik), ahli perangkat pembelajaran 100 (sangat baik), praktisi pendidikan 89 (baik); 3) keefektifan modul berbasis model pembelajaran NTGD ditunjukkan dengan hasil belajar. Hasil belajar sikap pada kelas modul lebih baik dibanding kelas existing learning, rerata nilai sikap gotong royong kelas modul 93,00, kelas existing learning 74,87; rerata nilai sikap disiplin kelas modul 95,34 kelas existing learning 81,00; rerata nilai sikap teliti kelas modul 92,04 kelas existing learning 78,00; rerata nilai sikap tanggungjawab kelas modul 88,32 kelas existing learning 77,00; dan rerata nilai sikap inovatif kelas modul 85,00 kelas existing learning 75,00. Rerata hasil belajar pengetahuan kelas modul 82,12, di atas KKM (75), kelas existing learning 64,75. Rerata nilai keterampilan kelas modul 99,23 kelas existing learning 79,38. Kesimpulan penelitian ini adalah modul berbasis model pembelajaran NTGD layak untuk diimplementasikan di sekolah, dan meningkatkan hasil belajar siswa.
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS MODEL GUIDED INQUIRY LABORATORY PADA MATERI BIOTEKNOLOGI Annisa Kartika Nurjanah; Sajidan Sajidan; Puguh Karyanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 3 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i3.9438

Abstract

Penelitian dan pengembangan modul ini bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik produk modul biologi berbasis model guided inquiry laboratory pada materi bioteknologi, 2) kelayakan prototipe modul biologi berbasis model guided inquiry laboratory pada materi bioteknologi, 3) keefektifan modul biologi berbasis model guided inquiry laboratory pada materi bioteknologi. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan metode Borg & Gall yang telah dimodifikasi menjadi sembilan tahapan: 1) tahap penelitian pendahuluan, 2) tahap perencanaan, 3) tahap pengembangan rancangan awal produk, 4) tahap uji coba lapangan permulaan, 5) tahap revisi produk tahap pertama, 6) tahap uji lapangan terbatas atau uji keterbacaan, 7) tahap revisi produk tahap kedua, 8) tahap uji lapangan operasional, 9) tahap revisi produk akhir. Model pengembangan modul menggunakan desains ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluations). Instrumen yang digunakan meliputi: angket, observasi, wawancara dan tes. Analisis data yang digunakan selama penelitian dan pengembangan adalah analisis deskriptif, teknik persentase dan uji independen sample t test. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: 1) karakteristik modul berbasis model guided inquiry laboratory dikembangkan berdasarkan sintaks guided inquiry laboratory, meliputi: observation, manipulation, generalitation,verifikation dan aplication, 2) kelayakan prototipe modul berbasis model guided inquiry laboratory menurut para ahli berkategori “sangat baik”, praktisi pendidikan berkategori “sangat baik” dan menurut siswa berkategori “sangat baik”, 3) modul biologi berbasis model guided inquiry laboratory efektif meningkatkan hasil belajar aspek sosial dengan skor rata-rata sebesar 85.94, aspek keterampilan dengan skor rata-rata sebesar 93.47, aspek pengetahuan siswa dengan skor rata-rata sebesar 86.58, berdasarkan hasil uji independent sample t test menunjukkan adanya perbedaan postest hasil belajar aspek pengetahuan antara kelas modul dengan kelas existing pada materi bioteknologi dengan signifikan T Hitung (0,002) < T Tabel (0.05). 
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DIPADU DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATERI STRUKTUR TUMBUHAN DAN PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI DI SMPN 4 KARANGAYAR Rizki Permata Yusniawati; Sajidan Sajidan; Sugiyarto Sugiyarto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 4 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i4.9634

Abstract

 Tujuan penelitian yaitu: 1) mengembangkan model pembelajaran guided discovery yang dipadu dengan NHT, 2) mengetahui kelayakan model pembelajaran guided discovery yang dipadu dengan NHT, 3) mengetahui efektifitas model pembelajaran guided discovery yang dipadu dengan NHT pada materi struktur tumbuhan dan pemanfaatannya dalam teknologi di SMPN 4 Karangayar. Penelitian menggunakan metode Research And Development (R & D) mengacu pada model Borg, and Gall (1981) yang dimodifikasi menjadi sembilan tahap. Analisis hasil penelitian menggunakan dua teknik yaitu deskriptif dan kualitatif.Hasil penelitian meliputi: 1) hasil pengembangan model pembelajaran paduan antara guided discovery dengan NHT yaitu model Numbered Team in Guided Discovery (NTGD). Model NTGD memiliki lima unsur utama model pembelajaran yaitu adanya sintak, sistem sosial, sistem pendukung, peran guru dan siswa, dampak instruksional dan dampak pengiring. Sintak NTGD meliputi tahap Nomori, Amati, Pertayaan, Kumpulkan, Tim diskusi, Luaskan, dan Simpulkan (NAPAKTILAS), 2) hasil pengembangan berupa model NTGD disertai dengan perangkat pembelajaran, LKS, dan materi ajar berdasarkan validasi dari ahli dan praktisi layak digunakan, 3) model NTGD efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Keefektifan model ditunjukkan oleh perbedaan yang signifikan dari rerata hasil belajar antara kelas penerapan model NTGD lebih baik dibanding kelas existing lerning. Perbedaan hasil belajar kelas model pada ranah afektif dalam sikap bekerjasama, teliti, disiplin, tanggungjawab dan inovatif lebih baik dibandingkan dengan kelas existing lerning; hasil belajar ranah kognitif pada kelas implementasi model NTGD memperoleh 79,36 dan kelas existing learning64,75; ranah psikomotor kelas implementasi model memperoleh 95,96 dan kelas existing learning79,36.
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY LEARNING (PART OF INQUIRY SPECTRUM LEARNING-WENNING) PADA MATERI BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA DI SMA NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015 Akbar Handoko; Sajidan Sajidan; Maridi Maridi
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 3 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i3.9460

Abstract

Penelitian dan pengembangan modul dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kelayakan prototype dan keefektifan modul biologi berbasis Discovery Learning (part of Inquiry spectrum learning-Wenning) pada materi bioteknologi terhadap hasil belajar siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Magelang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D) Borg dan Gall (1983) yang dimodifikasi. Model pengembangan modul mengadaptasi model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluate). Instrumen yang digunakan berupa: angket, observasi, penilaian diri sendiri, penilaian antar teman, dan tes. Uji lapangan operasional menggunakan Post-test only design Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan menggunakan uji Independent Sample T-test. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa; karakteristik modul hasil pengembangan adalah modul dilengkapi dengan basis model Discovery Learning, menekankan pada kerja sama kelompok dalam penemuan konsep bukan individu dan modul sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013; kelayakan modul biologi berbasis Discovery Learning diperoleh skor rata-rata 86.42 dengan berkategori “sangat baik”;  dan  modul biologi berbasis Discovery Learning efektif untuk memberdayakan hasil belajar dari aspek sosial, aspek keterampilan dan aspek pengetahuan. Simpulan dari penelitian ini adalah modul biologi hasil pengembangan memiliki karakteristik dilengkapi basis model Discovery Learning yang menekankan pada kerja sama kelompok layak digunakan dan dapat memberdayakan aspek sosial, aspek keterampilan dan aspek pengetahuan.
KEEFEKTIFAN PRODUK PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (MENURUT TAKSONOMI BLOOM YANG TEREFISI) PADA MATERI PROTISTA Eny Tarliany; Sajidan Sajidan; Puguh Karyanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 8, No 1 (2019): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v8i1.31818

Abstract

Tujuan penelitian yaitu: Menguji keefektifan produk pengembangan instrumen penilaian kognitif untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada materi protista. Pengembangan instrumen penilaian kognitif untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi mengacu pada model research and development (R&D) modifikasi dari Borg and Gall meliputi 9 langkah, yaitu: 1) penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) uji coba produk awal, 5) revisi produk I, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk II, 8) uji coba lapangan operasional, dan 9) revisi produk akhir. Pada penelitian ini hanya dilakukan sembilan tahapan R&D. Analisis hasil penelitian menggunakan teknik deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian  meliputi: 1) produk pengembangan instrumen penilaian kognitif dikembangkan berdasarkan indikator keterampilan proses kognitif menurut Anderson dan Krathwohl 2010, 2) kelayakan isi produk instrumen penilaian kognitif untuk mengukur keterampilan proses kognitif termasuk dalam kategeri “sangat baik” dan validitas konstruk “sangat baik”; validitas butir soal dengan kategori interpretasi minimal “cukup”; tingkat kesukaran soal dengan proporsi 11,00% kategori sedang dan 89,00% kategori sulit; daya beda dengan interpretasi minimal “cukup”; kepraktisan soal termasuk aktegori “baik”, 3) Perbedaan nilai kemampuan kognitif siswa kelas evaluasi dengan GDL (77,10) dengan kelas existing learning dengan DL (70,60) menunjukkan keefektifan produk instrumen penilaian kognitif ini.
PENGEMBANGAN MODEL DISCOVERY LEARNING USING SURVEY PADA MATERI FUNGI SMA KELAS X MIPA Rini Setyowati; Sajidan Sajidan; Puguh Karyanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 8, No 1 (2019): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v8i1.31792

Abstract

Tujuan penelitian dan pengembangan yaitu untuk mengetahui : 1) Karakteristik  model Discovery Learning Using Survey pada materi jamur di SMA Negeri I Jogorogo Ngawi, 2) Kelayakan model Discovery Learning Using Survey pada materi jamur di SMA Negeri I Jogorogo, 3) Kefektifan model Discovery Learning Using Survey terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri I Jogorogo. Penelitian ini menggunakan metode Research And Development (R & D) mengacu pada model Borg &Gall yang telah dimodifikasi. Kelayakan model divalidasi oleh ahli model,  ahli materi, dan guru biologi (praktisi). Subjek uji coba pada penelitian ini adalah siswa kelas X MIA dengan rincian 23 research and information collection, 15 siswa untuk tahap main field testing dan 57 siswa untuk tahap operasional field testing. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan : 1) Karakteristik model Discovery Learning Using Survey dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dari model yaitu adanya sintaks, sistem sosial, sistem pendukung, peran siswa, peran guru, dampak instruksional, dan dampak pengiring, 2) hasil pengembangan model Discovery Learning Using Survey layak untuk diterapkan pada materi fungi. Kelayakan model Discovery Learning Using Survey berdasarkan penilaian dari ahli, praktisi, dan respon siswa yang secara keseluruhan memberikan kategori sangat baik pada produk pengembangan dan layak digunakan di SMA Negeri I Jogorogo, 3) model Discovery Learning Using Survey sangat efektif serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dari rerata hasil belajar antara kelas baseline dengan kelas uji coba dengan penggunaan model Discovery Learning Using Survey lebih baik dibandingkan dengan kelas baseline yang menggunakan model ceramah bervariasi.
PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF Tri Handayani; Sajidan Sajidan; Baskoro Adi Prayitno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 1 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i1.9494

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat produk, mengetahui kelayakan, dan mengetahui efektivitas modul experiential learning yang diarahkan untuk strategi think talk write pada materi sistem saraf. Penelitian ini menggunakan model pengembangan R&D Borg and Gall yang meliputi tahap: research and information collection, planning, develop preliminary form of product, expert judgement, revisi produk, preliminary field testing, dan uji pelaksanaan lapangan. Uji pelaksanaan lapangan menggunakan rancangan deskriptif kualitatif dengan dua kelompok uji lapangan yang dipilih secara acak. Kelas modul (XI-IA7) pembelajaran menggunakan modul yang dikembangkan dan kelas Agregasi (XI-IA8) pembelajaran dengan menggunakan model, modul, dan media yang telah dikembangkan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk data prestasi belajar kognitif, lembar observasi untuk prestasi belajar afektif dan prestasi belajar psikomotorik. Hasil penilaian modul oleh ahli modul dan materi serta praktisi adalah 87.85 dan 86.97. Hasil rerata nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik pada kelas modul adalah 81.93, 96.80, dan 97.66. Penggunaan modul yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran di SMA Taruna Nusantara Magelang.
PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MODUL BERBASIS GROUP DISCOVERY LEARNING (GDL) PADA MATERI PROTISTA Chrisnia Octovi; Sajidan Sajidan; Baskoro Adi Prayitno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 3 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i3.9560

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteris tik modul pembelajaran berbas is Group Discovery Learning (GDL), 2) kelayakan modul pembelajaran berbas is Group Discovery Learning (GDL), dan 3) keefektifan modul berbas is Group Discovery Learning (GDL) dis ertai model dan media terhadap has il belajar pada materi protis ta. Penelitian menggunakan metode Research And Development (R & D) mengacu pada model Gall, Borg, and Gall (1983) yang dimodifikas i menjadi s embilan tahap. Res ponden pengembangan meliputi res pon uji coba lapangan awal berjumlah 3 validator dan 2 praktis i, res pon uji coba lapangan terbatas berjumlah 10 s is wa, dan res ponden uji lapangan operas ional berjumlah 40 s is wa kelas existing learning, 36 s is wa kelas modul, dan 26 s is wa kelas agregas i. Ins trumen yang digunakan adalah angket, obs ervas i, wawancara, dan tes . Data penelitian dianalis is dengan metode des kriptif kualitatif dan has il belajar dianalis is dengan N-gain ternormalis as i untuk mengetahui keefektifan modul, Paired-Sample T-Test untuk mengetahui has il belajar s ebelum dan s etelah menggunakan modul, Independent T-Test untuk mengetahui perbedaan has il belajar kelas modul dan agregas i, dan anava untuk mengetahui perbedaan has il belajar kelas existing learning, kelas modul, dan kelas agregas i . Has il penelitian diperoleh: 1) model yang dikembangkan mengacu pada model Gall, Borg, and Gall (1983) dan modul dilengkapi dengan model pembelajaran GDL; 2) hasil pengembangan modul berbasis Group Discovery Learning (GDL) yang diperoleh dari ahli, praktis i, dan s is wa mas uk kedalam kategori baik, s ehingga modul berbas is Group Discovery Learning (GDL) layak digunakan s ebagai bahan ajar; 3) Has il efektivitas modul berbas is Group Discovery Learning (GDL) pada materi protis ta terdapat kenaikan has il belajar, dengan demikian modul berbas is Group Discovery Learning (GDL) efektif dalam meningkatkan has il belajar. Berdas arkan has il penelitian d is impulkan bahwa modul yang telah dikembangkan dan diuji cobakan memperoleh has il yang efektif untuk meningkatkan has il belajar.
PENGEMBANGAN PENILAIAN UNTUK MENGUKUR HIGHER ORDER THINKING SKILLS SISWA Kusuma Wardany; Sajidan Sajidan; Murni Ramli
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 2 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i2.16214

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kelayakan serta profil Higher Order Thinking Skills di SMA Surakarta. Instrumen disusun berdasarkan langkah Pengembangan Borg & Gall. Penyusunan draft tes divalidasi oleh validator berkualifikasi dan guru. Instrumen tes selanjutnya diujikan pada sejumlah kecil siswa dalam uji coba kecil. Hasil uji coba kecil dianalisis secara kuantitatif menggunakan program Quest yang digunakan untuk menentukan reliabilitas, taraf esukaran, daya beda serta efektivitas distraktor. Setelah di ujicoba kecil dan terdapat beberapa revisi, maka dilakukan uji coba lapangan. Berdasarkan hasil uji coba lapangan diketahui bahwa instrumen penilaian Higher Order Thinking Skill pada siswa SMA di Surakarta memiliki validitas dan reabilitas dengan interpretasi rata-rata sangat tinggi, minimal rendah pada materi ekosistem dan minimal cukup pada materi lingkungan. Memiliki tingkat kesukaran soal pada materi ekosistem dengan proporsi 2,20% sukar dan 97,89% sedang (pilihan ganda), 33,33% sukar dan 66,66% sedang (essay), memiliki daya beda dengan proporsi 83,15% cukup dan 16,84% baik (pilihan ganda), 43,33% cukup, 40% baik dan 10% sangat baik (essay). Soal pada materi lingkungan memiliki tingkat kesukaran dengan proporsi 0,68% sukar, 89,65% sedang dan 9,6% mudah (pilihan ganda), 60% sukar dan 40% sedang (essay), memiliki daya beda dengan proporsi 6,89% kurang, 86,20% cukup, dan 6,89% baik (pilihan ganda), 40% cukup, 51,11% baik dan 8,88% sangat baik (essay). Hasil menunjukkan bahwa kelas yang menggunakan instrumen penilaian Higher Order Thinking Skills yang dalam proses pembelajarannya menggunakan model active learning mampu mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.