Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

REDESAIN SLB B GMIM DAMAI TOMOHON, Deaf Space Architecture Rinda W. Kalangi; Octavianus H. A. Rogi; Alvin J. Tinangon
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v10i2.39071

Abstract

Salah satu yayasan swasta di Sulawesi Utara menyediakan sekolah luar biasa tipe b di Tomohon, sekolah ini dikhususkan untuk orang yang memiliki ketidaksempurnaan kurangnya pendengaran. Namun pada kenyataannya, sekolah ini masih belum ramah bagi penyandang tunarungu. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari masyarakat terhadap kebutuhan akses untuk tunarungu yang pada akhirnya masalah tersebut berdampak pada kualitas hidup mereka. Penjabaran di atas melatarbelakangi penelitian ini untuk merancang pembangunan sekolah luar biasa tipe b melalui pendekatan Deaf Space dengan prinsip Sensory Reach, Space and Proximity, Mobility and Proximity, Light and Color, serta Acoustic. Kelima prinsip desain ini merupakan parameter yang digunakan Deaf Space untuk merancangan. Metode perancangan menggunakan acuan desain generasi II yang dielaborasi oleh John Ziesel. Metode terdiri dari dua fase yaitu, fase pertama pengembangan wawasan komprehensif dan fase kedua siklus Image-Present-Test. Di mana proses desain dilakukan secara berulang-ulang secara terusmenerus (Cyclical/Spiral). Hasil dari pembahasan kemudian dipaparkan dalam strategi implementasi tema Di mana kelima prinsip Deaf Space tersebut diimplmentasikan pada site development, konfigurasi massa, tata ruang dalam, selubung bangunan, struktur, ruang luar, dan utilitas. Sehingga menghasilkan gambar-gambar desain seperti, siteplan, layout, denah, potongan, tampak bangunan, isometri, utilitas, spot visual bangunan, interior serta ruang luar yang ditunjang sarana dan prasarana yang memadai diharapkan menjadi wadah bagi siswa-siswi tunarungu dalam mengembangkan keinginan dan talentatnya.Kata Kunci: Redesain, SLB B GMIM Damai, Tomohon, Deaf Space
ARSITEKTUR VIRTUAL EXPO, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI: Optimalisasi Konsep ‘Virtual Reality’ Dalam Berarsitektur Yukio Aska Paturusi; Alvin J. Tinangon; Johansen C. Mandey
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pameran Arsitektur atau Arsitektur expo adalah suatu kegiatan yang menyajikan dan memperkenalkan produk dan hasil karya arsitektural kepada publik. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, format dan penyajian hasil karya arsitektur pun semakin berkembang. Pengimplementasian konsep virtual reality dalam penyajian objek pameran menjadi salah satu contoh perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada pameran arsitektur. Optimalisasi konsep virtual reality yang dipadukan dengan prinsip dan metode desain dalam arsitektur, akan menghasilkan sebuah konsep bangunan pameran virtual yang dapat diakses menggunakan media digital secara real time bagi siapapun yang akan mengakses pameran tersebut. Arsitektur Virtual Expo merupakan sebuah solusi yang dihadirkan melalui penggabungan konsep virtual reality dan arsitektur. Arsitektur Virtual Expo dihadirkan untuk menjadi wadah publikasi dan pameran karya arsitektur yang disajikan dengan konsep virtual reality. Kata Kunci : Fakultas Teknik, Pameran Arsitektur, Virtual Reality.
FASILITAS EKSIBISI SENI DI MANADO: Multi Sensori dalam Arsitektur Theckla F. L. Mantiri; Alvin J. Tinangon; Esli D. Takmansang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v11i2.49612

Abstract

Seni merupakan media kreativitas dan ekspresi. Dalam arti luas seni merupakan hal - hal yang diciptakan manusia yang di dalamnua memiliki unsur keindahan. Seni terbagi dari beberapa jenis seni yaitu seni theater, seni musik, seni sastra, seni rupa dan seni tari. Selain itu juga seni memiliki beberapa manfaat terhadap manusia beberapa diantaranya yaitu: Dapat memberikan kegembiraan pada pencipta dan penikmatnya, dapat menjadi sarana ekspresif dari penciptanya dan dapat memperkaya wawasan juga pengetahuan. Terdapat beberapa peminat seni yang ada di kota Manado, namun fasilitas untuk mewadahi kegiatan kesenian tersebut dinilai sudah tidak layak untuk digunakan. Hal inilah yang membuat dibutuhkannya suatu fasilitas eksibisi seni yang dapat mewadahi kegiatan kesenian yang ada di Manado. Penerapan Multi Sensori dalam Arsitektur pada objek ini merupakan suatu hal yang baru, yang tidak ditemukan pada gedung kesenian lainnya yang ada di Manado, karena fasilitas ini menerapkan beberapa aspek desain yaitu: The body of architecture, material compatibility, the sound of space, the temperature of space, surrounding objects, between composure & seduction, tension between interior & exterior, level of intimacy dan the light on things. Tujuan dari penerapan multi sensori dalam arsitektur agar supaya pengguna bangunan dapat menyadari atau lebih tepatnya dapat merasakan hal – hal yang ada dalam suatu arsitektur, karena arsitektur dapat menjadi sumber imajinasi, kreativitas dan pemicu suatu perasaan. fasilitas eksibisi seni dengan tema multi sensori dalam arsitektur diharapkan mampu membuat orang lebih merasakan eksistensi hidupnya melalui panca indera, melalui sensibilitas terhadap berbagai objek sekitar yang ada di dalam suatu arsitektur. Kata Kunci: Eksibisi seni, Multi Sensori dalam Arsitektur
PASAR SENI SULAWESI UTARA DI KOTA MANADO: Arsitektur Neo Vernakular Minahasa Tria P. Monalu; Frits O.P. Siregar; Alvin J. Tinangon
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Emosi yang ingin diekspresikan dapat berupa gambaran unik yang tercipta dari dalam diri seseorang berupa seni. Kegiatan-kegiatan seni dalam daerah yang kadang ditemui dikarenakan lokasi yang tidak strategis dan permanen sehingga aktivitas pemasarannya tidak efektif. Dengan spesifikasi untuk pusat pemasaran produk-produk seni melalui pamerannya, maka dirancangkan “Pasar Seni” sebagai “pemasaran” dari “produk-produk seni”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang Pasar Seni di Manado sebagai pusat kegiatan seni dan pemasaran seni dari para seniman di daerah Sulawesi Utara, dengan Mengimplementasikan tema Arsitektur Neo-Vernakular Minahasa pada objek perancangan agar menjadi bangunan yang modern namun masih memiliki sentuhan arsitektur lokal. Nantinya penelitian ini akan menghasilkan Objek rancangan Pasar Seni Sulawesi Utara di Kota Manado dengan penerapan tema Arsitektur Neo-Vernakular ini merupakan wadah untuk memasarkan hal-hal yang mempunyai nilai seni. Lokasi objek perancangan ini juga diproses oleh karena ingin mengembalikan dareah yang dulunya tempat pameran budaya yang sudah tidak difungsikan menjadi daerah yang aktif untuk membawa pengaruh ekonomi yang baik serta pemeliharaan seni budaya dengan efektif. Kata kunci: Seni SULUT, Pasar Seni, Arsitektur Neo Vernakular
GEDUNG KONVENSI DI KAWASAN PENTECOSTAL CENTRE GPdI SULUT MANADO: Manifestasi Konsep Spiritual Glory Dalam Arsitektur Kristanya C. E. Tendean; Dwight M. Rondonuwu; Alvin J. Tinangon
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Pentecostal Centre GPdI Sulut merupakan suatu kawasan pusat pelaksanaan kegiatan Jemaat Kristiani denominasi GPdI se- Sulawesi Utara. Dimana Kawasan ini difungsikan sebagai tempat pelaksanaan berbagai kegiatan-kegiatan akbar dari Gereja GPdI baik bersakala regional, nasional maupun internasional, di dalam kawasan ini juga terdapat kantor majelis daerah GPdI Sulut sebagai tempat untuk mengkoordinasi pelayanan di daerah Sulawesi Utara. Kawasan ini diketahui sedang dikembangkan oleh MD GPdI Sulut yaitu dengan penambahan beberapa fasilitas seperti Sekolah SD-SMP-SMK Terpadu, Universitas, dan juga Permukiman Jemaat/Hamba Tuhan GPdI. Sejalan dengan perkembangan pelayanan GPdI yang ada juga dilihat dari fungsi Kawasan dan tujuan untuk melengkapi setiap fasilitas-fasilitas yang ada di dalam Kawasan, Maka kehadiran suatu fasilitas sebagai wadah yang dapat menampung dan menunjang segala kegiatan dengan skala yang besar seperti Gedung Konvensi sangat dibutuhkan pada Kawasan ini. Dengan Perancangan fasilitas Gedung Konvensi pada Kawasan maka dapat membantu pelaksanaan setiap kegiatan lebih terorganisir dan dapat mengembangkan kegitana pelayanan dari GPdI di Sulawesi Utara sebagai suatu Organisasi Gereja. Dalam Perancangan ini, proses dan metode desain yang digunakan mengacu pada Proses desain Generasi Kedua (Berciri argumentative) yang dikemukakan oleh Horst Rittel (1972), dengan menggunakan mekanisme Model proses desain argumentatif Pengembangan Pengembangan Varietas – Reduksi Varietas (Variety Generation – Variety Reduction) oleh Horst Rittel. Dimana metode ini bertujuan untuk memperoleh solusi dari identifikasi masalah yang ada dengan beberapa alternatif, untuk mencapai alternatif terbaik berdasarkan argumentasi mendalam, dalam aktivitas ini terdapat keterlibatan partisipan yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang menjadi dasar argumentasi. Perancangan Gedung Konvensi ini dinilai dapat merespon kebutuhan fasilitas yang ada dalam Kawasan Pentecostal Centre juga untuk mewadahi segala kegiatan pelayanan yang akan dilaksanakan oleh Gereja GPdI dilengkapi fasilitas yang memadai. Dengan dilakukan pemaksimalan program ruang dan penataan ruang khususnya untuk kegiatan utama yaitu kegiatan konvensi baik ber-skala kecil maupun ber-skala besar. Serta penataan lanskap Tapak dan Kawasan yang bertujuan menata ruang luar yang dapat difungsikan dengan baik dan sirkulasi yang mampu menunjang setiap fasilitas yang ada dalam Kawasan. Dengan mengangkat tema Manifestasi Konsep ‘Spiritual Glory’ dalam Arsitektur maka Gedung Konvensi di Kawasan dapat Menampilkan/Mengekspresikan suatu kosep spiritual yang mampu mempengaruhi keadaan batin manusia sesuai dengan tujuan makna yang ingin disampaikan yaitu untuk merepresentasi citra pengguna dan juga Gereja GPdI. Kata Kunci: Kawasan Pentecostal Centre, Gedung Konvensi, GPdI, Sulawesi Utara, Spiritual Glory.
IDENTIFIKASI REGIONAL HERITAGE SEBAGAI POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SEJARAH DI KECAMATAN AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA Obaja J.R. Osak; Cynthia E.V. Wuisang; Alvin J. Tinangon
SPASIAL Vol. 10 No. 1 (2023): Volume 10, No.1, Mei 2023
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Minahasa Utara memilik potensi alam yang luas serta kekayan sejarah dan budaya daerah yang menjadi daya tarik tersendiri sehingga kabupaten Minahasa Utara menjadi salah satu daerah tujuan wisata Indonesia di provinsi Sulawesi Utara. Menurut RTRW Kabupaten Minahasa Utara, kawasan wisata budaya berada di kecamatan Airmadidi yang memiliki berbagai peninggalan budaya yang seharusnya dilinduni dan dikembangkan untuk menjadi tujuan wisata berbasis budaya dan sejarah. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi peninggalan budaya di kecamatan Airmadidi, dan menganalisis karakteristik peninggalan sejarah di kecamatan Airmadidi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Berdasarkan hasil analisis, di kecamatan Airmadidi terdapat 19 objek peninggalan sejarah. Menurut UU No. 10 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya, 10 dari 19 objek peninggalan sejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya, sedangkan 9 lainnya belum ditetapkan sebagai cagar budaya. Beberapa objek peninggalan sejarah yang ada di kawasan budaya di kecamatan Airmadidi dalam kondisi kurang baik dan tidak terpelihara, padahal memiliki karakteristik yang unik dan nilai historial yang tinggi, sehingga sangat layak untuk dikembangkan sebagai potensi Kawasan Wisata Sejarah. Kata Kunci: Kawasan Wisata, Sejarah dan Budaya, Kabupaten Minahasa Utara
SEKOLAH TINGGI KESENIAN di MANADO (PURISME dalam ARSITEKTUR) Sonya A. Gabriela; Alvin J. Tinangon; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17081

Abstract

Kota Manado sendiri memiliki potensi yang layak untuk dikembangkan dalam bidang seni. Melihat kenyataan bahwa seni saat ini penting untuk dipelajari dalam dunia pekerjaan, maka selayakya pendidikan seni dikedepankan juga di Manado. Menghadirkan suatu objek Sekolah Tinggi yang berfungsi sebagai sarana entertainment, agar dapat memacu aktifitas dan kreatifitas di bidang senipada wilayah Indonesia bagian timur khususnya Manado agar menjadi lebih maju dan berkembang.Dalam proses perancangan Sekolah Tinggi Kesenian di Manado menggunakan proses desain generasi II oleh John Zeisel dalam bukunya Inquiry by Design : Tools for Environment Behavior Research. Sekolah Tinggi Kesenian di Manado hadir sebagai fasilitas pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan akademik atau profesional dalam lingkup disiplin ilmu seni yang mengutamanak peningkatan kemampuan / keterampilan kerja atau menekankan pada aplikasi ilmu dan teknologi, dengan tujuan untuk menghasilkan para profesional muda yang mampu bersaing dan berkembang dalam negeri maupun di luar negeri. `Kata Kunci : Sekolah Tinggi, Kesenian, Purisme, Le Corbusier
CHRISTIAN COMMUNITY CENTER DI MANADO. BIOMIMICRY ARCHITECTURE Vincent D. J. Pasla; Alvin J. Tinangon; Hanny Poli
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17096

Abstract

Kehidupan antara umat beragama di Manado sangatlah kondusif dan memiliki toleransi yang tinggi. Khususnya pada umat beragama Kristen pusat informasi dan pelayanan kekristenan di Manado tergolong tidak optimal dan tidak diketahui secara jelas informasi yang didapat dari mana sumbernya, serta pusat kegiatan kerohanian khususnya agama Kristen sangatlah tidak memadai dan tidak optimal, sehingga perlu adanya suatu wadah kegiatan pelayanan sekaligus pusat informasi kekristenan di Manado untuk lebih mempererat hubungan horizontal antara masyarakat manado khususnya agama Kristen.                Penerapan tema pada rancangan adalah berupa konsep desain arsitektural yang memerhatikan kondisi lingkungan sekitar dan desain yang mengikuti alam yaitu Biomimicry Architecture. Dalam penerapan Biomimicry Architecture diharapkan memberikan dampak positif bagi manusia maupun lingkungan sekitar yang semakin hari semakin tidak bersahabat lagi. Sehingga dengan desain Biomimicry Architecture yang fleksibel dan representatif dapat membuat kondisi lingkungan dan bangunan dapat stabil dan pengguna memiliki kesan santai tenang dan nyaman. Dari tema ini diharapkan dapat mempengaruhi manusia untuk tidak merusak alam melainkan menjaga dan melestarikan sebagai warisan untuk keberlangsungan kehidupan manusia di masa mendatang, dan menjadi inspirasi untuk perancangan-perancangan bangunan di masa depan.Kata Kunci : Kristen, Manado, Christian Community Center, Biomimicry Architecture
SEKOLAH TINGGI DESAIN INTERIOR DI MANADO. EKSPRESIONISME ARSITEKTUR Kartika Pulukadang; Rachmat Prijadi; Alvin J. Tinangon
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17098

Abstract

Pada dasarnya mendesain adalah sebuah proses yang melibatkan alat untuk memproses (informasi), subjek yang diproses (masalah) dan pemroses (pendesain). Sedangkan kualitas desain tidak hanya diukur dari orisinalitas dan daya kreativitas seseorang dalam menampilkan desain, tapi juga dari penalarannya untuk menguraikan, menjabarkan, menganalisis dan memecahkan masalah yang dihadapi, kemudian mengambil keputusan yang terbaik. Dan untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan suatu metodologi berpikir tertentu, baik dalam kurikulum maupun pelaksanaannya. Sebagai jurusan di bidang seni dan desain, desain interior berupaya membentuk integrated professional dengan mempertautkan bidang keilmuan, teknologi, kesenian, dan profesionalisme. Materi kurikulum diarahkan pada pemahaman teoritis tentang kaidah perencanaan dan perancangan ruang dalam pendekatan teknis dan estetis. Sedangkan untuk menunjang proses belajar mengajar dan profesionalisme, pelaksanaan pendidikan dititikberatkan pada pengembangan kreativitas, pengembangan wawasan keilmuan dan akademik serta pembekalan dasar keahlian, dengan penekanan pada ranah kognitif, psikomotorik dan afektif, yang mendorong peserta didik untuk berpikir divergen dan konvergen. Kata kunci : pendidikan berpikir, kritis, kreatif.
MANADO CHRISTIAN COMMUNITY CENTER. Arsitektur Simbolisme Keren E. Manaroinsong; Idradjaja Makainas; Alvin J. Tinangon
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17257

Abstract

Kota Manado adalah sebuah kota yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat. Kota Manado kini berkembang menjadi sebuah kota maju dan  semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya investor menanam modalnya di wilayah Kota Manado. Dengan demikian tentu saja hal tersebut memacu roda industri didaerah ini yang ujungnya bermuara kepada pembukuan lapangan pekerjaan baik sektor formal maupun informal. Hal ini tentu saja mengundang banyak kaum urbanis yang berbondong-bondong tiap tahunnya untuk datang ke Kota Manado. Jumlah penduduk yang  meningkat tiap tahunnya tentu saja membutuhkan fasilitas umum, antara lain adalah fasilitas kesehatan, fasilitas olahraga, pusat perbelanjaan, fasilitas transportasi dan fasilitas institusi Pendidikan (TK, SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi). Namum belum adanya suatu fasilitas umum yang berkaitan dengan aspek sosial-spiritual. Manado Christian Community Center merupakan sebuah tempat/wadah yang menampung aktifitas masyarakat Kristen dalam aspek sosial, rohani-edukatif, dan juga rekreatif. Sebuah community center didalamnya terdiri dari perpustakaan umum, museum rohani mini, studio music, internet caffe, convention hall, amphitheater dan mungkin beberapa fasilitas publik lainnya yang terangkum dalam suatu kawasan yang dilengkapi oleh penataan ruang luar yang baik. Dengan mengambil tema Arsitektur Simbolisme, akan dibuat Christian Community Center yang cukup berbeda dengan Christian Community Center yang lainnya,  dimana bangunan ini akan mengacuh pada simbol-simbol kekristenan dengan estetika interior dan strukturnya akan sangat menarik dan memperjelas fungsi dari bangunan tersebut. Begitu pula dengan karya-karya arsitektural yang juga merupakan kumpulan dari elemen-elemen pembentuk yang memiliki suatu makna/arti dapat menjadikan Manado Christian Community Center sebagai tempat yang mewadahi aktifitas pertemuan, berkomunikasi, dan bertukar pikiran, saling memberikan informasi dan  pengetahuan kekristenan, serta saling menunjang dengan fungsi lainnya untuk menjadikan Manado Christian Community Center sebagai sarana yang menunjang ifrastruktur perkembangan Kota Manado.Kata Kunci : Chritian Community Center, Masyarakat, Architecture Symbolisme,   Manado.