Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

MINAHASA TENGGARA FOOTBALL STADIUM. Metaphore Architecture Andrew A. Manawan; Alvin J. Tinangon; Suryono .
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19209

Abstract

Olahraga merupakan kegiatan peningkatan kesehatan yang rekreatif sebagai bagian dari pendidikan menuju sportivitas, disiplin, dan prestasi. Citra bangsa yang positif dapat dinilai melalui prestasi olahraga dari bangsa tersebut. Pembinaan olahraga tentu saja tidak terlepas dari adanya sarana prasarana yang representatif. Pengadaan sarana prasarana yang baik akan mendukung pembinaan dan pelatihan para atlit, serta sebagai sarana yang rekreatif bagi masyarakat umum.  Khususnya untuk olahraga Sepakbola di Minahasa Tenggara memiliki minat dan animo yang cukup tinggi. Guna lebih mengembangkan potensi masyarakat Minahasa Tenggara pada olahraga sepak bola maka perlu disediakan wadah yang akan memberikan kenyamanan dan keamanan sehingga dapat menunjang kegiatan ini. Dengan adanya “Minahasa Tenggara Football Stadium” di harapkan dapat memenuhi kegiatan dan kebutuhan tersebut. Metaphor Architecture merupakan tema yang diambil untuk meningkatkan kualitas gagasan desain. Tema ini befungsi sebagai titik berangkat sekaligus sebagai koridor dalam pengambilan keputusan desain. Metaphor Architecture sebuah gaya bahasa arsitektur yang membawa, memindahkan dan menerjemahkan kiasan suatu objek ke dalam bentuk bangunan (ruang tiga dimensi).Burung Manguni adalah ide bentuk  yang diambil sebagai rupa awal yang akan menjadi patokan pengaplikasian tema dalam rancangan. Hasil rancangan yang ada diolah terus menerus dengan mengatasi kekurangan-kekurangan pada rancangan sebelumnya hingga menghasilkan objek rancangan yang tepat dan sesuai dengan maksud dan tujuan perancangan. Kata kunci : Minahasa Tenggara, Football Stadium, Metaphor Architecture
PUSAT REHABILITASI MEDIK DAN EDUKASI PENDERITA AUTIS DI KOTA MANADO. Biophilic Design Tiffany B. M. Kandou; Jefrey I. Kindangen; Alvin J. Tinangon
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19219

Abstract

Beberapa contoh kasus ketidaknormalan pada anak berupa cacat fisik, cacat mental, gangguan perkembangan otak yang menjadi hambatan dalam tumbuh kembang anak, salah satunya adalah autis.Angka kelahiran anak setiap tahunnya meningkat dan tidak terlepas dari spektrum autistik. Ketersediaan wadah khusus penanganan penderita autis di kota manado masih minim dan tidak terlepas dari beberapa aspek yang yidak memenuhi kebutuhan maupun responsive terhadap perilaku penderita autis. Dibutuhkannya wadah yang memfasilitasi rehabilitasi medik dan edukasi bagi penderita autis yang juga responsive terhadap perilaku autis sehingga membantu proses terapi. Selain itu juga memiliki lokasi yang tepat dalam menunjang objek perancangan dan kolaborasi tema perancangan Biophilic Design yang mengintegrasikan alam.Dalam melakukan kajian perancangan maka dilakukan metode pendekatan perancangan dengan mempelajari kajian tipologi objek, tapak dan lingkungannya serta kajian tema. Adanya proses analisis menuju sintesa melalui proses kerangka pikir yang melahirkan strategi perancangan proses desain yang berulang-ulang sehingga menghasilkan desain yang maksimal.Pusat rehabilitasi medik dan edukasi penderita autis di Kota Manado menghadirkan tiga fasilitas fungsional yang mendukung bagi penderita autis yaitu fungsi pendidikan, fungsi kesehatan, dan fungsi hunian. Perancangan objek yang berkaitan dengan konsep terapi penderita autis memiliki beberapa strategi agar individu autis tidak hanya diberikan wadah begitu saja namun lewat wadah ini juga dapat membantu proses terapi penderita autis. Perancangan objek dengan pendekatan Biophilic Design adalah desain yang berlandaskan teori Biophilia dimana perancangannya berfokus pada hubungan manusia dan alam, selain itu alam juga sangat berpengaruh bagi kondisi fisik dan psikologis manusia. Perancangan ini menyediakan wadah yang khusus menfasilitasi dalam  penanganan terapi dan pendidikan penderita autis. Kolaborasi tema perancangan pada bangunan dapat berpengaruh positif bagi penderita autis dimana dapat merangsang sensorik otak penderita autis dalam  proses terapi maupun pendidikan dengan  menggunakan alam sebagi media. Kata Kunci : Autis, Pusat Rehabilitasi Medik, Edukasi, Alam, Biophilic Design
MUSEUM OF ART DI KOTA MANADO. Architecture of Light Priscilia E. V. Bulo; Alvin J. Tinangon; Claudia S. Punuh
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19310

Abstract

Seni merupakan sebuah ekspresi dari kreatifitas dan imajinasi manusia. Seni yang terus mengalami perkembangan, selalu bertumpu pada seni-seni sebelumnya. Walau begitu seiring perkembangan zaman, tidak terdapat sarana bagi artefak-artefak seni untuk bernaung. Artefak-artefak seni tersebut nantinya akan  digunakan sebagai tumpuan bagi para seniman muda di kota Manado untuk berkembang. Museum memiliki fungsi Observasi, Preservasi, Koleksi dan Eksebisi merupakan wadah yang tepat untuk mewadahi seni-seni tersebut. Dengan lokasi yang tepat akan saling menunjang dengan kegunaan objek bangunan serta perpaduan dengan tema perancangan Architecture of Light yang memanfaatkan cahaya sebagai faktor utama dalam mendesain.Kajian perancangan akan dilakukan lewat metode pendekatan perancangan dengan mempelajari kajian tipologi objek, tapak dan lingkungan serta tema. Kerangka pikir akan bertindak sebagai strategi dalam proses perancangan desain. Yang nantinya akan menghasilkan konsep perancangan yang berujung dengan transformasi hasil desain.Museum of Art di Kota Manado menampilkan 4 seni utama pada pameran tetapnya yaitu, seni lukis, seni patung, seni fotografi dan yang terakhir seni kain. Terbagi akan dua lantai, ruang pamer tetap menggunakan dua lantai untuk menjalankan aktivitas pameran koleksi tetap, sedangkan untuk pameran sementara menggunakan 1 lantai berdekatan dengan pameran tetap. Museum juga akan menyediakan sarana kegiatan pendukung berupa workshop, perpustakaan dan convention hall. Penunjang. Museum ini dirancang dengan pendekatan tema Architecture of Light. Penggunaan daylight architecture yang merupakan bagian dari Architecture of light, bisa dirasakan pada ruang pameran maupun ruang observasi. Sedangkan penggunaan artificial light secara optimal bisa digunakan pada ruang kegiatan pendukung kegiatan service. Architecture of Light yang merupakan permainan cahaya baik cahaya alami maupun buatan, akan berkolaborasi dengan pengunaan warna yang akan menghasilkan permainan emosi bagi pada pengunjung. Kata Kunci : Museum, Seni, Architecture of Light
KANTOR DPRD KABUPATEN TALAUD. Architecture of Light Yeheskiel A. Maariwuth; Alvin J. Tinangon; Johansen C. Mandey
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.21249

Abstract

Dewan Perwakilan Rakyart Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Talaud adalah lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan di Kabupaten Kepulauan Talaud, yang merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Kebutuhan akan gedung kantor DPRD yang memadai dan representatif menjadi suatu hal yang yang diperlukan guna mewadahi seluruh aktifitas anggota DPRD dan sekretariat DPRD, serta mampu memberikan rasa aman dan nyaman dalam proses pelaksanaan tugas dan tanggungjawab.Keberadaan fasilitas sarana dan prasarana gedung kantor DPRD Kabupaten Kepulauan Talaud sampai saat ini masih belum bisa dikatakan representatif, dikarenakan penataan gedung yang tidak efisien, diamana letak ruang sidang peripurna dan gedung komisi DPRD berjauhan (tidak dalam satu lokasi site), kurangnya ruang kerja bagi anggota DPRD serta alat kelengkapan DPRD, kurangnya ruang sekretariat DPRD serta penataan ruangan yang kurang pas, dan masih banyak lagi kekurangan terkait sarana dan prasarana lainnya, sehingga keberadaan kantor DPRD yang baru menjadi hal yang mutlak untuk direalisasikan. Berdasarkan permasalahan tersebut, pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud merencanakan membangun kantor DPRD yang baru berlokasi di eks kantor Bupati Kepulauan Talaud, yang memiliki site yang lebih luas dari lokasi sebelumnya. Penerapan konsep rancangan kantor DPRD dengan tema Arhitecture of Light, diharapkan menjadi jawaban akan kebutuhan gedung kantor yang baru, dengan penekanan pada efektifitas pencahayaan alami dan buatan pada perletakan masa dan ruang, sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi setiap pengguna gedung, dan diharapkan berimplikasi pada efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas kedinasan.Kata kunci : DPRD, Ruang, Architecture Of Light.
SPORT CENTER DI KOTA MABA, MALUKU UTARA. Simbiosis Arsitektur Subandrio La Masrin; Alvin J. Tinangon; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.21264

Abstract

Kota Maba sebagai Ibu Kota Kabupaten Halmahera Timur yang berkembang pesat memiliki masyarakat yang mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap perkembangan dunia olahraga. Olahraga sudah menempati posisi yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Kota Maba Kabupaten Halmahera Timur.Pembangunan Sport Center di Kota Maba dengan tema Symbiosis Arsitektur ini di harapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Halmahera Timur akan fasilitas olahraga secara terpadu yang di lengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya, selain itu juga dapat meningkatkan kebugaran fisik sekaligus berekreasi dan menambah pengetahuan di bidang olahraga.Pada dasarnya objek perancangan merupakan penggabungan dari dua aspek yang memiliki satu tujuan berhubungan dengan petualangan alam dan dua tipe bangunan yang berbeda fungsi. Fungsi olahraga digabungkan dengan tempat olahraga yang berfungsi sebagai penunjang berolahraga dan latihan sebelum memulai kegiatan berolahraga yang sesuai dengan kebutuhan yang ada di Kota Maba,Kabupaten Halmahera Timur.Kata kunci: Sport center di kota maba, maluku utara, simbiosis arsitektur
AQUATIC CENTER DI MINAHASA UTARA. High Tech Arsitektur Brando H. Macarau; Alvin J. Tinangon; Johansen C. Mandey
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24063

Abstract

Olahraga merupakan bagian dari budaya kehidupan yang telah lama dianggap sebagai cara yang tepat untuk meningkatkan kesehatan baik sehat jasmani maupun rohani. Di samping itu, olahraga dalam kegiatan manusia sangat penting karena melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang mempunyai watak kepribadian, disiplin dan sportivitas yang pada akhirnya membentuk manusia yang berkualitas. Yang akan dibahas lebih dalam pada perancangan ini yaitu mengenai olahraga renang, di mana hal ini juga didukung baik dari segi peraturan hokum dan pemerintahan Dalam perancangan Sport Center, tema yang diangkat adalah High Tech Architecture. Istilah High tech disini merujuk pada penggunaan sistem teknologi yang digunakan pada suatu bangunan. Arsitektur High tech menggabungkan elemen-elemen dari industri berteknologi tinggi dan sistem teknologi ke dalam desain bangunan yang mencakup struktur dan material yang maju dan mutakhir, sistem mekanikal dan elektrikal yang otomatis serta merepresentasikan bangunan yang bercitra High tech. Kata Kunci : Aquatic Center, Olahraga, Renang, Arsitektur High Tech
MANADO ART CENTER. Complexity and Contradiction in Architecture Rachel M. Solang; Alvin J. Tinangon; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24064

Abstract

Indonesia adalah tanah yang kaya. Berbagai keragaman suku, bahasa, bangsa, dan kebudayaan memenuhi tanah air. Setiap provinsi bahkan kabupaten/ kota memiliki kebudayaan menarik yang wajib diperkenalkan ke masyarakat luas bahkan hingga ke jenjang internasional. Selain itu kreativitas yang dimiliki manusia pada umumnya tidak hanya melalui seni kognitif seperti prestasi-prestasi akademik, melainkan juga segi afektif yang sangat erat dengan optimalisasi penggunaan otak kanan, sehingga seni menjadi sebuah gaya hidup bahkan menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari.Perkembangan seni, seprti pelaku seni yang ada di Manado ini memerlukan suatu wadah agar seni dan kebudayaan yang merupakan identitas bangsa dapat terpelihara dengan baik. Sebuah wadah yang dapat menjawab segala keutuhan para pengguna seni baik itu pelaku seni maupun penikmat seni. Sehingga seni dapat terpelihara dengan baik, dinikmati, dan dapat dibawa luas hingga ke jenjang internasional, agar bisa menarik para wisatawan untuk mengunjungi bahkan mempelajari seni milik tanah air.Manado Art Center dengan penerapan Complexity and Contradiction ini hadir untuk menjawab segala kebutuhan para pelaku seni tanpa mengesampingkan estetika dalam pembangunan pada iklim tropis seperti di Indonesia ini.Metode yang digunakan merupakan kriteria yang telah tentukan berupa analisis sebelum pemecahan masalah, sintesis outpun secara sistematis, kemudian mengevaluasi secara logis, secara bertahap dan berulang-ulang suatau rancangan, sehingga menghasilkan gambar-gambar desain perancangan Manado Art Center seperti, rencana tapak, layout, denah, tampak, dengan konsep bangunan sesuai penerapan Complexity and Contradiction in Architecture.             Kata kunci : Manado, Art Center, Complexity And Contradiction In Achitecture, Seni.
ARBORETUM GALLERY OF PLANTS DI TAMAN RAYA HUTAN GUNUNG TUMPA. Outdoor - Enclusure Rikha C. Sinampu; Alvin J. Tinangon; Esli D. Takumansang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24619

Abstract

Perkembangan jaman semakin pesat, membuat kehidupan masyarakat juga ikut terpengaruh dengan pemikiran kepentingan diri sendiri. Memetik bunga, menebang pohon sembarangan tanpa tahu apa akibat dari perbuatan yang diperbuat. Dengan hal itu membuat tumbuhan menjadi suatu hal yang tak lagi dipandang indah dan berguna bagi kelangsungan hidup manusia.Dengan menerapkan tema Outdoor enclosure dan merekreasikan edukasi tentang tumbuhan, membuka kemungkinan tentang wadah untuk memperluas wawasan serta ilmu pengetahuan akan tumbuhan bagi masyarakat. Arboretum “The gallery of plants” menjadi suatu wadah yang tepat bagi masyarakat di berbagai kalangan usia untuk dapat lebih mendalami arti penting tumbuhan dalam kehidupan di bumi.Metode desain generasi II yang sistematis dimulai dari pengumpulan data, menganalisis data yang ada, serta menghasilkan sintesis, bahkan melakukan beberapa proses perputaran transformasi bentuk dengan mempertimbangkan beberapa keadaan lingkungan yang ada, bahkan sampai menyelesaikan akhir proses Arboretum “The gallery of plants” dengan tema Outdoor enclosure untuk menjadi wadah kebutuhan bagi masyarakat di tengah-tengah kondisi kritis bumi saat ini. Kata kunci : Outdoor, Enclosure, Arboretum, Gallery, Plants, Taman Hutan Raya Gunung Tumpa.
MANADO GAME CENTER Ryo K. Prijadi; Judy O. Waani; Alvin J. Tinangon
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25047

Abstract

Pada zaman modern ini game merpakan hobi yang dapat menghasilkan uang, pemain game yang engikuti esport dapat di sebut atlit game center adalah tempat untuk menaungi seala kebutuhan mereka,di kota besar seprti manado banyak lomba lomba esport yang di selengarakan dikarenakan tidak mempunyai tempatlomba tersebut di adakan di tempat yang tidak semestinya banyak yang mengeluhkan hal hal tersebut seperti ribut yang dapat menghilangan konsentrasi dan juga komentator dapat membuat kesalahan karena pemain dapat mengatakan perkataan komentator akan tetapi game center merupakan banunan yang boros energy dikarenakan itu harus memikirkan tema yang cocok seperti tema biomimikri dimana tema itu membuat rancangan mengikuti organisme perilaku dan lingkuan yang membuat dampak negative terhadap lingkungan dari bangunan game center dapat berkurang bukan Cuma mengurangi dampak negative konsep dari biomimikri tidak terlalu mengubah design dari bangunan yang di rancang ini yaitu game center yang sering berkaitan dengan modern dan futuristic sehingga bwalaupun bentuk modern bangunan ini tetap tdk terlalu berdampak buruk bagi lingkungan sekitarnya  Kata kunci: Manado, Game Center, Biomimikri,
MUSIC CENTER DI MANADO. Arsitektur Semiotik Ramond C. Moningka; Alvin J. Tinangon; Johansen C. Mandey
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25550

Abstract

Perkembangan dunia pada masa kini memberikan dampak pada bidang music, dimana pelaku di bidang musik semakin banyak bermunculan. Di Indonesia sendiri khususnya Kota Manado memiliki peminat maupun penikmat musik yang cukup banyak dan telah membuat berbagai kegiatan musik, mulai dari event skala kecil sampai besar, regional hingga nasional. Di kota Manado sendiri belum memiliki fasilitas pertunjukan musik yang mampu mewadahi antusiasme penikmat musik dan hiburan baik konser dari kelompok musik lokal maupun dari luar yang akan melaksanakan konser di Manado. Fasilitas hiburan musik di kota Manado biasanya terdapat di kafe-kafe ataupun menggunakan halaman parkiran mall, diadakan pertunjukan live music lengkap dengan panggung, penataan lampu dan sound system yang megah ataupun diadakan di gedung-gedung konvensi yang belum memenuhi standar akustik sebuah ruang pagelaran musik. Melihat permasalahan diatas, maka diperlukan sebuah wadah yang dapat memfasilitasi segala kegiatan bermusik di Kota Manado secara maksimal. Namun penghadiran Music Center Di Manado ini perlu memiliki suatu “nilai lebih” sebagai suatu karya arsitektural sehingga tidak terkesan asal-asalan. Maka dari itu terpilih tema dalam perancangan Music Center ini adalah Arsitektur Semiotik yang dibangun melalui perwujudan konsep desainKata Kunci :    Music Center, Manado, Arsitektur Semiotik