Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Pengaruh Jarak Tray Aerasi Terhadap Penurunan Kadar Besi (Fe) Air Sumur Bor Serlya Ulfa; Sulaiman Hamzani; Muhammad Irfa'i
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 16 No. 2, Juli 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.745 KB) | DOI: 10.31964/jkl.v16i2.192

Abstract

Abstract: Distance of Aerated Tray and Length of Deposition Time in Reducing Iron (Fe) Level in Drilled Well Water. Well bore wijaya street 7 Kelurahan Sungai Paring, Kecamatan Martapura, physically looks yellowish and slightly tasted. Based on the preliminary test of iron content of 3.50 mg / L and pH 4 compared to Republic of Indonesia Minister of Health Regulation No. 32 of 2017, has not met the requirements, namely iron 1.0 mg / L and pH 6.5-8.5. The purpose of this study is to find out the magnitude of the effect of the distance of aeration Tray on decreasing the iron content of borehole water and pH on borehole water. Type of experimental research with Pretest-Postest Without Control Group. The population in this study was all water in the wellbore. The sample of this research is borehole water. Analysis of the effect of variations in height and duration of settling using the Two Way Anova test shows sig. (0.000)
Pengaruh Tawas dan Waktu Pengadukan Terhadap Kadar Fosfat pada Limbah Cair Laundry di Martapura Kabupaten Banjar Rifani Alfian; Sulaiman Hamzani; Abdul Khair
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 14 No. 1, Januari 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.278 KB) | DOI: 10.31964/jkl.v14i1.57

Abstract

Abstract: Effect of Stirring Time Alum And Phosphate Levels In Liquid Waste Martapura Laundry In Central District. One of the wastes produced is phosphate. Disposal of waste which contains phosphates in the water can cause eutrophication processes in the aquatic environment. Therefore it needs proper methods for treating waste that contains a lot of laundry phosphate compounds that safely discharged into the environment. This study aims to determine the effect of the use of alum and alum stirring time on levels of phosphate in laundry wastewater XXX in Martapura, Banjar.This type of research is shaped Experimental research. Design The study design is randomized pretest-posttest control group design. The sample was liquid waste from the laundry XXX Laundry washing process that represents the entire population of data analysis using One Way ANOVA Test. The result of a decrease in the average levels of phosphate in sequence on each variation of stirring time, ie 92.7%; 99.6%; and 96.7%. The statistical test used is One Way Anova test. Based on an analysis using One Way ANOVA in the treatment group p-value (0.00
Pencemaran Air dan Penentuan Titik Self-Purification Sungai di Kabupaten Banjar Tien Zubaidah; Sulaiman Hamzani; Arifin
Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 7 No. 1 (2021): September
Publisher : Department of Environmental engineering, Faculty of Science and Technology, Islamic State University Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/alard.v7i1.1335

Abstract

The self-purification capacity is an important indicator for a healthy river. Organic and inorganic pollutants from various pollutant sources, both point sources, and non-point sources, in most rivers in Banjar Regency, cause a decrease in river water quality. This study aims to identify the distribution of river water quality pollution in Banjar Regency as the upstream of the Martapura River and determine the point of self-purification. A sampling of river water using the purposive sampling technique, taking into account the criteria for pollutant sources and the distance of pollution. The results of the concentration values were analyzed using a trend analysis technique, which connected the value of the concentration of pollutant elements with the distance of pollution to identify the distribution of pollution, and to determine the distance of purification. The results showed that the self-purification ability (pH and DO) decreased in concentration at all observation points.
Teknologi Pengolahan Air Gambut Untuk Santri Ponpes Al Mursyidul Amin Gambut Agung Cahyo Legowo; Dessy Maulidya Maharani; Noor Khamidah; Sulaiman Hamzani
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1783.835 KB) | DOI: 10.20527/ilung.v1i1.3581

Abstract

Air sebagai salah satu kebutuhan utama untuk menunjang kehidupan manusia memiliki resiko berupa adanya penyakit bawaan air (water borne disease). Seperti permasalahan di pondok pesantren Al Mursyidul Amin. Para santri mengalami keluhan penyakit kulit diantaranya kutu air, luka lecet hingga bernanah. Pemenuhan kebutuhan air bersih harus sesuai persyaratan kualitas air bersih yang distandarkan. Air gambut secara umum tidak memenuhi persyaratan. Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah rawa maupun dataran rendah. Pengolahan air gambut menjadi air bersih yang umum dilakukan dengan metode flokulasi, koagulasi dan sedimentasi. Pondok pesantren Al Mursyidul Amin menggunakan air gambut untuk keperluan santri. Kondisi Air gambut yang diperoleh dari sumur dengan karakteristik air gambut yang berwarna kuning kecoklatan, keruh dan terdapat endapan dengan nilai TDS 2675, sedangkan pH air gambut diwilayah pondok pesantren ini tergolong netral 6,8 dan wilayah yang mendekati pantai sehingga tersusupi air payau yang terasa asin akibat intrusi air laut.  Solusi yang ditawarkan pada kegiatan adalah 1) Pemasangan Instalasi Pengolahan Air Gambut, 2) Workshop tentang TPAG  3) Workshop tentang program hidup bersih sehat. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, praktik, kerja mandiri, kerjasama & pendampingan. Keberhasilan metode yang diterapkan diukur dengan menggunakan pendekatan proses & produk, melalui metode observasi & wawancara sebelum & setelah kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah telah terlaksananya kegiatan pengabdian dengan lancar seperti pembuatan dan pemasangan instalasi teknik pengolah air gambut, sosialisasi PHBS, pelatihan pembuatan sabun cair cuci tangan, penyuluhan teknik penjernih air dan pembuatan westapel otomatis.
Aplikasi Reaktor Koagulasi-Flokulasi Berbiaya Murah untuk Menghasilkan Air Bersih yang Memenuhi Persyaratan Kesehatan Sulaiman Hamzani; Muhammad Pahruddin; Syarifudin A.
Buletin Profesi Insinyur Vol 5, No 1 (2022): Buletin Profesi Insinyur (Januari-Juni)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v5i1.133

Abstract

Penyediaan air bersih merupakan salah satu intervensi penting bagi kesehatan, perkembangan anak dan pembangunan berkelanjutan serta memiliki peranan penting dalam menurunkan angka penderita penyakit seperti diare, trachoma, dan stunting. Berdasarkan survei pada anak sungai di wilayah cempaka diketahui tingkat kekeruhan sangat tinggi berkisar 220-235 NTU, pH 6,67-7,0 dan masih digunakan masyarakat sekitar untuk keperluan mandi, cuci dan kakus. Tujuan penelitian adalah menganalisis kemampuan koagulan kapur dan PACl pada aplikasi reaktor koagulasi-flokulasi untuk pengolahan air sungai menjadi air bersih memenuhi persyaratan kesehatan. Tahapan penelitian dimulai dari uji jartest dengan variasi dosis koagulan untuk menentukan dosis optimum kapur dan PACl, kemudian dilakukan ujicoba pada aplikasi reaktor koagulasi-flokulasi dengan variasi dosis koagulan tersebut. Parameter yang diamati adalah kekeruhan dan pH. Hasil penelitian menunjukkan dosis koagulan optimum diperoleh pada dosis kapur 1,25 mg/L x 20 Liter = 25 mg dan PACl 0,625 mg/L x 20 liter = 12,5 mg pada reaktor koagulasi-flokulasi, mampu menurunkan kekeruhan air sungai rerata 205,7 NTU menjadi 4,10 NTU (98%) dan pH rerata 6,94 menjadi 7. Kedua parameter memenuhi persyaratan standar baku mutu air bersih untuk kekeruhan 25 NTU dan pH 6,5-8,5. Model reaktor koagulasi-flokulasi ini dapat menjadi alternatif pengolahan air sungai berbiaya murah dengan kisaran budget Rp. 200.000,- sudah termasuk keperluan koagulan kapur dan PACl.Kata kunci: koagulasi-flokulasi, dosis koagulan, kekeruhan, pH, air bersih. 
Rancangan Proses Koagulasi Model Pipa Melingkar pada Pengolahan Air Sulaiman Hamzani
Buletin Profesi Insinyur Vol 2, No 3 (2019): Edisi Khusus: Prosiding Seminar Nasional Keinsinyuran 2019
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v2i3.51

Abstract

Proses koagulasi disebut juga sebagai kondisi pengadukan cepat untuk menyebarkan bahan kimia seperti tawas dan kapur yang akan mengikatkan partikel koloid dalam air, sehingga terbentuk flok dan mudah mengendap. Penggunaan pipa fleksibel selang plastik yang dibuat melingkar disebut pipa circular digunakan sebagai alternatif. Intensitas atau gradien kecepatan (G) dan waktu pengadukan (td = V/Q) sangat diperlukan dalam rancangan ini. Kriteria desain yang lebih penting adalah jumlah tumbukan antara 104–105 dan tidak stagnan (Gtd). Hasil perhitungan rancangan proses koagulasi model pipa melingkar dengan debit pengolahan air (Q) 0,0005 m3/detik, waktu kontak (td) 20 detik, Gtd 104, G teoritis 500 detik-1, diameter selang (Ds) 1” (0,032 m), diameter lingkar selang (Dc) 0,3 m diperoleh hasil sebagai berikut: panjang selang yang diperlukan (Ls) 12,4 m, kecepatan aliran (Va) 0,62 m/detik, angka Reynold (NRe) 23528 (sesuai kriteria: >4000 turbulen), jumlah selang melingkar 14 buah, G hitung 506 detik-1 (sesuai kriteria: 100-1000 detik-1). Rancangan ini dapat diterapkan pada proses flokulasi dan menghemat tempat.Kata kunci : koagulasi, pipa melingkar, pengolahan air
Rancang Bangun Gravel Bed Flocculator Sistem Kontinu untuk Pengolahan Air Sungai Martapura Sulaiman Hamzani
Buletin Profesi Insinyur Vol 3, No 1 (2020): Buletin Profesi Insinyur (Januari-Juni)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v3i1.77

Abstract

Rancang bangun gravel bed flocculator sebagai proses flokulasi adalah salah satu pengolahan air yang memanfaatkan gerakan air dan media butiran sebagai pengadukan hidrolis yang menghasilkan energi gesek, sehingga dapat mengendapkan flok diantara butiran. Tujuan penelitian ini adalah menguji kemampuan gravel bed dalam pengolahan air sungai. Metode yang dilakukan adalah menghitung rancang bangun reaktor sesuai kriteria desain dengan menetapkan variasi waktu kontak dan gradien kecepatan yang merupakan fungsi dari ukuran media butiran, debit aliran, luas penampang reaktor dan headloss. Bahan yang digunakan terdiri dari drum plastik warna biru kapasitas 200liter, mesin pompa air standar debit (Q) 0,5liter/detik, dan pasir silica. Hasil ujicoba dengan pendekatan perhitungan rancang bangun gravel bed flocculator diperoleh data debit (Q)=0,0005m3/detik; waktu kontak (td)=300detik; gradien kecepatan (G1)=60detik-1; diameter butiran (Db)=0,00195m; tinggi media (Tm)=0,59m menghasilkan penurunan kekeruhan sebesar 97,4% (53NTU menjadi 1,4NTU) dan pH 6,0 menjadi 6,5 memenuhi standar air minum untuk kekeruhan <5NTU dan pH 6,5-8,5. Reaktor ini dapat diaplikasi untuk masyarakat yang tinggal di bantaran sungai.Kata kunci: waktu kontak, gradien, gravel bed, air sungai
Kualitas Air Sungai di Kabupaten Banjar Dikaji dari Parameter Total Coli untuk Keperluan Higiene Sanitasi Tien Zubaidah; Sulaiman Hamzani; Arifin Arifin
Buletin Profesi Insinyur Vol 5, No 2 (2022): Buletin Profesi Insinyur (Juli-Desember)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v5i2.144

Abstract

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi lingkungan secara biologis adalah keberadaan bakter coliform. Penelitian ini difokuskan pada investigasi penanda biologis keberadaan bakteri coliform di Sungai Martapura di Kabupaten Banjar.  Pengambilan sampel air dilakukan di delapan titik pengukuran di aliran hulu sungai yang berada di Kabupaten Banjar. Pengambilan sampel air dilakukan berdasarkan SNI 6989.57 2008 pada bulan Mei 2022.  Sampel diuji di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru menggunakan standar SNI ISO 9308-1:2010. Data hasil uji laboratorium yang didapat, kemudian, dibandingkan dengan kadar mutu yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 dimana disyaratkan kandungan coli maksimal adalah 50 CFU/100ml. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kandungan total colifom pada delapan titik pengamatan pada sungai di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan berkisar antara 5050 hingga 52833.335 CFU/100mL. Ini berarti keseluruhan nilai total coliform di lokasi penelitian tidak memenuhi baku mutu kelas I yang dipersyaratkan. Kata kunci: Bakteri coliform; higiene sanitasi; kualitas  sungai; standar baku mutu air; Sungai Kabupaten Banjar; 
Uji Kemampuan Media Kain pada Reaktor Upflow Roughing Filter (URF) dan Downflow Roughing Filter (DRF) untuk Pengolahan Air Sungai Sulaiman Hamzani; Syarifudin A
Buletin Profesi Insinyur Vol 5, No 2 (2022): Buletin Profesi Insinyur (Juli-Desember)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v5i2.170

Abstract

Permasalahan pokok kualitas air sungai adalah belum memenuhi baku mutu air bersih, terutama musim hujan. Hasil laboratorium menunjukan kualitas air sungai fluktuatif yaitu suhu 28,6-29,1 OC; pH 5,9-6,1; kekeruhan 375-388 NTU; nitrat 1,44-6,86 mg/l; total coliform 2.000-24.000 CFU/100ml. Jika dibanding baku mutu air bersih pH belum memenuhi 6,5-8,5; kekeruhan belum memenuhi 25 NTU; total coliform belum memenuhi 50 CFU/100ml. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kemampuan kain pada reaktor Upflow Roughing Filter (URF) dan Downflow Roughing Filter (DRF) untuk pengolahan air sungai. Tahapan penelitian ini adalah membuat reaktor URF dan DRF dari pipa PVC 4”, menyiapkan media kain. Parameter yang dianalisis meliputi suhu, pH, kekeruhan, nitrat, total coliform. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji coba reaktor URF media kain 25 cm rerata suhu 28,8 OC menjadi 28,83 OC; pH 6,37 menjadi 6,57; kekeruhan 183,3 NTU menjadi 90,8 NTU (50,46%); nitrat 5,73 mg/l menjadi 3,66 mg/l (36,13 %); total coliform 24.000 CFU/100ml menjadi 18.667 CFU/100ml (22,22 %). Sedangkan uji coba reaktor DRF media kain 25 cm: rerata suhu 28,8 OC menjadi 28,63 OC; pH 6,37 menjadi 6,57; kekeruhan 183,3 NTU menjadi 73 NTU (60,18 %); nitrat 5,73 mg/l menjadi 2,37 mg/l (58,64 %); total coliform 24.000 CFU/100ml menjadi 21.667 CFU/100ml (9,72 %). Reaktor DRF lebih baik terhadap penurunan kekeruhan dan nitrat, sedangkan reaktor URF terhadap penurunan total coliform. Perlu dilakukan uji coba kembali dengan menambah ketebalan kain sekaligus kombinasi reaktor DRF dengan URF agar memenuhi baku mutu air bersih. Reaktor ini dapat digunakan sebagai pretreatment dalam pengolahan air bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Perlu pengujian jangka panjang untuk penilaian performa dan kemungkinan clogging filter. Kata kunci: DRF-URF, media kain, air sungai, pretreatment 
IMPLEMENTATION OF MOTOR WASH WASTE TREATMENT EQUIPMENT (APEL CITOR) USING THE SIMPLE FILTRATION METHOD AS AN ALTERNATIVE TO MOTOR WASHING WASTE TREATMENT Tien Zubaidah; Sulaiman Hamzani; Juanda Juanda
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): MARET
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/abdidos.v7i1.1515

Abstract

Wastewater treatment for small-scale motorcycle washing businesses must be efficient, not require large areas of land, be easy to operate and be economical. Through this study, it is hoped that the community can apply it to the motorcycle washing business through wastewater treatment using a simple filtration method. The method chosen for this community service activity is the provision of material/counseling, discussion, and continued training in making motorbike washing waste processing equipment (APel CiTor). This activity is specifically aimed at car wash entrepreneurs whose waste has not been treated. The decrease in detergent levels is also caused by the filter media used, namely sand and banana stems. Sand whose nature is in the form of porous, degraded, and uniformity-free grains. With materials that are relatively easy to find, the community (motorcycle wash entrepreneurs) are already able to make ApeL CiTor (motorcycle washing waste processing equipment) at their respective business locations.