I Gusti Agung Trisna Windiani
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Perbandingan Keamanan dan Konversi Tuberkulin dari Vaksin BCG Strain Moskow dan Vaksin BCG Strain Pasteur pada Bayi Ni Putu Siadi Purniti; Novilia Sjafri Bachtiar; Ida Bagus Subanda; Ayu Setyorini; Putu Junara Putra; Wayan Gustawan; IGA Trisna Windiani; Julitasari S; Rini Mulia Sari
Sari Pediatri Vol 17, No 3 (2015)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.504 KB) | DOI: 10.14238/sp17.3.2015.169-74

Abstract

Latar belakang. Pemberian vaksin BCG pada bayi masih menjadi kebijakan pemerintah Indonesia dan WHO.Tujuan. Membandingkan keamanan dan konversi tuberkulin vaksin BCG strain Moskow dengan strain Pasteur.Metode. Tergabung dalam penelitian ini 220 bayi 0-1 bulan, kelompok A menerima vaksin BCG strain Pasteur, dan kelompokB menerima strain Moskow dengan randomisasi tersamar tunggal. Reaksi lokal dan sistemik yang timbul diamati hingga 30 haripasca imunisasi. Uji tuberkulin dilakukan pada hari ke-90 pasca imunisasi, dengan pembacaan 48-72 jam kemudian.Hasil. Terdapat 205 anak berhasil menyelesaikan studi. Pembesaran kelenjar getah bening ditemukan pada kedua kelompok,masing-masing 2 bayi, yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Tidak ditemukan kejadian ikutan pasca imunisasi serius karenavaksin BCG. Jumlah bayi yang mempunyai jaringan parut dan konversi tuberkulin tidak berbeda signifikan, p=0,578 dan p=0,205(p>0.05).Kesimpulan.Vaksin BCG strain Pasteur dan strain Moskow mempunyai profil keamanan dan konversi tuberkulin yang relatifsama.
Skrining Stres Pascatrauma pada Remaja dengan Menggunakan Post Traumatic Stress Disorder Reaction Index Putu Dian Savitri Irawan; Soetjiningsih Soetjiningsih; IGA Trisna Windiani; I Gst Ag Sugitha Adnyana; IGA Endah Ardjana
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.56 KB) | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.441-5

Abstract

Latar belakang. Stres pascatrauma (post traumatic stress disorder atau PTSD) merupakan suatu gangguan psikiatri fungsi sosial seseorang.Universitas California Los Angeles (UCLA) mengembangkan serangkaian self-report kuesioner yang disebut PTSD Reaction Index(PTSD-RI) untuk deteksi dini gangguan tersebut. Namun, kuesioner tersebut belum pernah digunakan di Indonesia.Tujuan. Mengetahui reliabilitas instrumen post traumatic stress disoder reaction index (PTSD-RI) versi remaja, prevalensi, serta faktoryang berhubungan dengan PTSD.Metode. Penelitian potong lintang dilaksanakan di enam SMUN di Denpasar. Digunakan kuesioner PTSD-RI versi remaja yangtelah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Digunakan uji α Cronbach untuk menilai reliabilitas PTSD-RI. Analisis statistikmenggunakan uji chi-square dan multivariat regresi logistik.Hasil. Terdapat 300 pelajar SMUN yang mengikuti penelitian. Enam puluh orang (20%) dengan tersangka PTSD. ReliabilitasPTSD-RI baik (koefisien α 0,94). Tipe kepribadian tertutup sebagai faktor risiko PTSD [RP 3,55 (IK95% 1,46-8,66), p=0,01].Keluarga yang harmonis [RP 0,35 (IK95% 0,08-0,78), p=0,02], adanya dukungan keluarga [RP 0,13 (IK95% 0,03-0,50), p=0,01],adanya dukungan sosial [RP 0,25 (IK95% 0,09-0,68), p=0,01], serta trauma tunggal [RP 0,02 (IK95% 0,14- 0,82), p=0,01] berperansebagai faktor protektif PTSD.Kesimpulan. Instrumen PTSD-RI memiliki reliabilitas yang baik sehingga dapat digunakan di Indonesia. Prevalensi PTSD padaremaja di Denpasar sebesar 20%.
Korelasi Positif Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Tingkat Stres pada Anak Sekolah Dasar Putu Anindia Sekarningrum; IGA Trisna Windiani; IGAN Sugitha Adnyana
Sari Pediatri Vol 19, No 3 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.524 KB) | DOI: 10.14238/sp19.3.2017.145-9

Abstract

Latar belakang. Kompetisi antar orangtua merupakan salah satu penyebab munculnya sindrom hurried child, yaitu fenomena percepatan perkembangan anak. Anak diberi berbagai kegiatan ekstrakurikuler setiap minggu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak. Hubungan orangtua dan anak yang tidak sehat cenderung membuat anak merasa tertekan ketika menjalankan kegiatan akademik mereka. Kesenjangan antara tuntutan dari orangtua dan kemampuan diri anak akan menimbulkan kondisi stres di bidang akademik pada anak.Tujuan. Mencari besar korelasi antara kegiatan ekstrakurikuler dengan tingkat stres pada anak sekolah dasar.Metode. Digunakan rancangan penelitianobservasional analitik dengan desain potong lintang. Penentuan lokasi dan subjek penelitian digunakan metode purposive sehingga terpilih Sekolah Dasar Swasta C Denpasar. Hasil. Berdasarkan analisis korelasi dengan uji korelasi Pearson, didapatkan kegiatan ekstrakurikuler memiliki korelasi positif lemah dengan tingkat stres (r=0,309). Semakin lama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di bidang pelajaran sekolah dalam seminggu maka semakin tinggi skor stres (r=0,403) dan semakin lama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni dalam seminggu maka semakin tinggi skor stres (r=0,166).Kesimpulan. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki korelasi positif dengan tingkat stres pada anak sekolah dasar. 
Karakteristik Tumbuh Kembang Anak di Tempat Penitipan Anak Werdhi Kumara 1, Kodya Denpasar I Nyoman Budi Hartawan; I G A Trisna Windiani,; Soetjiningsih Soetjiningsih
Sari Pediatri Vol 10, No 2 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.167 KB) | DOI: 10.14238/sp10.2.2008.134-8

Abstract

Latar belakang. Skrining pertumbuhan dan perkembangan terhadap seluruh anak untuk mengidentifikasi gangguan pertumbuhan dan keterlambatan perkembangan harus dilaksanakan secara rutin. Skrining tidak harus dilaksanakan di tempat pelayanan kesehatan, namun dapat dilaksanakan dimana saja seperti di tempat penitipan anak (TPA).Tujuan. Untuk mengetahui angka kejadian gangguan pertumbuhan dan dugaan keterlambatan perkembangan.Metode. Desain penelitian potong lintang di TPA Werdhi Kumara 1 Kodya Denpasar pada September 2007. Subjek penelitian adalah anak sehat yang berusia kurang atau sama dengan 6 tahun. Skrining pertumbuhan dengan menentukan status gizi berdasarkan indek massa tubuh dan berat badan terhadap tinggi badan sedangkan skrining perkembangan menggunakan Denver II.Hasil. Tujuh puluh sembilan subjek ikut dalam penelitian. Karakteristik subjek adalah overweight dan underweight pada anak di atas atau sama dengan 2 tahun masing-masing 14,5% dan 16,1%, sedangkan 29% subjek di bawah usia 2 tahun dikategorikan underweight. Proporsi perawakan pendek 8,9% dan kelompok tersangka keterlambatan perkembangan 13,9%. Pendidikan ayah maupun ibu tidak signifikan mempengaruhi hasil skrining Denver II (p=0,25 dan 0,37), Juga tidak berbeda bermakna antara anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki (p=0,06).Kesimpulan. Gangguan pertumbuhan dan suspek keterlambatan perkembangan ditemukan di TPA Werdhi Kumara 1, Kodya Denpasar
Prevalensi dan Faktor-Faktor Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian Anak dan Hiperaktivitas di Klinik Tumbuh Kembang RSUP Sanglah Denpasar SAK Indriyani; Soetjiningsih Soetjiningsih; IGA Endah Ardjana; IGA Trisna Windiani
Sari Pediatri Vol 9, No 5 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.811 KB) | DOI: 10.14238/sp9.5.2008.335-41

Abstract

Latar belakang. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan tingkahlaku yang paling banyak terjadi pada anak. Angka prevalensi GPPH cukup bervariasi dan terdapat berbagaifaktor risiko yang berperan. Deteksi dini sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis sehingga dapatdilakukan intervensi lebih dini.Tujuan. Mengetahui prevalensi, karakteristik demografi dan klinis, serta faktor-faktor risiko GPPHMetode. Penelitian bersifat retrospektif dari catatan medik pasien dengan keluhan mengalami masalahtingkah laku, datang ke klinik Tumbuh Kembang RSUP Sanglah periode 2005-2006.Hasil. Seratus sebelas memenuhi kriteria inklusi, prevalensi GPPH 51 (45,9%) yang terdiri dari 43 (38,7%)laki-laki dan 8 (7,2%) perempuan. Jumlah GPPH tipe kombinasi (A1+A2) 39 (76,5%), GPPH tipe A1 7(13,7%), dan GPPH tipe A2 5 (9,8%). Anak pertama (PR: 2,88, 95%CI: 1,33-6,24, p=0,007), tidakmempunyai saudara (PR: 2,69, 95%CI: 1,19-6,09, p=0,015) dan ibu tamat Sekolah Lanjutan TingkatAtas (SLTA) dan sarjana (p=0,02) berperan pada GPPH. Jenis kelamin (p=0,004), umur (p=0,021), danberat badan (p=0,007) berbeda bermakna antara berbagai tipe GPPH.Kesimpulan. Faktor urutan kelahiran, jumlah saudara dan pendidikan ibu berperan pada GPPH. Jeniskelamin, umur, dan berat badan berbeda bermakna pada ketiga tipe GPPH
Sarapan dan Faktor yang Berhubungan dengan Hasil Tes Kecepatan dan Ketelitian pada Remaja Tristina Wardani; IGAN Sugitha Adnyana; IGA Trisna Windiani; Soetjiningsih Soetjiningsih; Luh Kadek Pande Ary Susilawati
Sari Pediatri Vol 20, No 1 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.477 KB) | DOI: 10.14238/sp20.1.2018.31-6

Abstract

Latar belakang. Konsumsi sarapan berdampak positif pada remaja, yaitu meningkatkan kecukupan makanan, penurunan risiko kelebihan berat badan, obesitas dan, meningkatkan fungsi kognitif. Remaja yang melewatkan sarapan memiliki masalah perhatian lebih banyak yang memengaruhi performa belajar. Tes kecepatan dan ketelitian (differential aptitude test) digunakan untuk mengukur respon terhadap tugas atau pekerjaan, yang meliputi kecepatan persepsi, respon terhadap kombinasi huruf-angka, ingatan jangka pendek, pemahaman simbol, bekerja secara detail, dan kesuksesan akademik. Tujuan. Mengetahui hubungan sarapan dengan hasil tes kecepatan dan ketelitian pada remaja.Metode. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang. Pemilihan sekolah menengah pertama (SMP) di Kotamadya Denpasar menggunakan metode purposive.Hasil. Pelajar SMP yang mengikuti penelitian 175 orang. Pada analisis multivariat regresi logistik didapatkan sarapan, jenis kelamin perempuan dan durasi tidur >9 jam memiliki hubungan dengan hasil tes kecepatan dan ketelitian yang baik secara signifikan (p=0,005; OR 2,5; IK95%: 1,322-4,924), (p=0,001; OR 2,9; IK95%: 1,545–5,764) dan (p =0,04; OR 1,9; IK95%: 1,028–3,874). Kesimpulan. Sarapan, jenis kelamin perempuan, dan durasi jam tidur >9 jam secara signifikan memiliki hubungan dengan hasil tes kecepatan dan ketelitian yang baik.
Prevalensi dan Faktor Risiko Enuresis pada A nak Taman Kanak-Kanak di Kotamadya Denpasar I Gusti Ayu Trisna Windiani; Soetjiningsih Soetjiningsih
Sari Pediatri Vol 10, No 3 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.37 KB) | DOI: 10.14238/sp10.3.2008.151-7

Abstract

Latar belakang. Enuresis masih sering merupakan masalah bagi anak dan keluarganya. Prevalensi enuresis bervariasi, dan terdapat berbagai faktor yang berperan. Deteksi dini sangat penting sehingga dampak enuresis terhadap perkembangan anak dapat dicegah.Tujuan. Mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan enuresis.Metode. Penelitian potong lintang, data dikumpulkan dari kuesioner yang diisi oleh orang tua/wali anak pada 7 sekolah TK di Denpasar, dari bulan Januari sampai Februari 2008.Hasil. Prevalensi enuresis pada anak sebesar 36 (10,9%) terdiri dari 15 (41,3%) laki-laki dan 21 (58,7%) perempuan. Riwayat ayah mengalami enuresis OR: 5,3 (95%CI: 1,21-23,1; p=0,004), riwayat saudara mengalami enuresis OR: 23,3 (95%CI: 10,1-53,9; p=0,000), lari ke toilet jika akan berkemih OR: 2,5 (95%CI: 1,2-5,2; p=0,011), jumlah berkemih ≤ 7 kali/hari OR: 0,3 (95%CI: 0,2-0,7; p=0,007), dan tidur yang dalam OR: 8,53 (95%CI: 3,4-21,2; p=0,000) merupakan variabel yang berbeda bermakna antar kelompok penelitian.Kesimpulan. Prevalensi enuresis pada anak TK di Denpasar 10,9%. Riwayat ayah dan saudara yang mengalami enuresis, lari ke toilet jika berkemih, dan tidur yang dalam, merupakan faktor risiko terjadinya enuresis pada anak sedangkan jumlah berkemih ≤7 kali/hari merupakan faktor preventif terjadinya enuresis.
Clumsiness Made Supartha; Soetjiningsih Soetjiningsih; I.G.A Endah Ardjana; I.G.A Trisna Windiani
Sari Pediatri Vol 11, No 1 (2009)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.47 KB) | DOI: 10.14238/sp11.1.2009.26-31

Abstract

Clumsiness adalah salah satu gangguan perkembangan yang ditandai dengan gangguan bermakna koordinasi motorik. Diagnosis ini dibuat hanya bila gangguan tersebut mempengaruhi pencapaian akademis atau aktifitas kehidupan sehari-hari. Gangguan koordinasi yang terjadi tidak diakibatkan oleh suatu kondisi medis tertentu dan tidak memenuhi kriteria gangguan perkembangan pervasif. Jika disertai retardasi mental maka gangguan motorik tersebut akan tampak mendominasi. Prevalensi clumsiness diperkirakan 6%-13% dari populasi anak. Diagnosis clumsiness didasarkan pada kriteria diagnostik menurut Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) IV. Pendekatan terapi clumsiness meliputi terapi okupasi dan fisioterapi yang secara garis besar dikategorikan dalam pendekatan bottom-up maupun pendekatan top-down. Tanpa intervensi khusus, anak-anak yang mengalami clumsiness akan menetap hingga dewasa
Penilaian CAT (cognitive adaptive test)/CLAMS (clinical linguistic & auditory milestone scale) pada Anak di Tempat Penitipan Anak Werdhi Kumara I Denpasar I Gusti Ayu Trisna Windiani; Soetjiningsih Soetjiningsih
Sari Pediatri Vol 12, No 4 (2010)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp12.4.2010.228-32

Abstract

Latar belakang. Gangguan perkembangan dan perilaku didapatkan pada 12%-16% anak di Amerika Serikat.Sedangkan gangguan komunikasi dan kognitif didapatkan 8% dari gangguan perkembangan. Deteksi dini sangatpenting untuk mencegah terjadinya gangguan perkembangan.Tujuan. Menentukan prevalensi anak yang mungkin memiliki gangguan kognitif dan bahasa di TPA Werdhi KumaraI Denpasar dengan menggunakan tes skrining perkembangan cognitif adaptive test (CAT)/clinical linguistic& auditory milestone scale (CLAMS).Metode. Desain penelitian deskriptif potong lintang dilakukan di TPA Werdhi Kumara I Denpasar. Data diperolehmelalui kuesioner dan dari hasil pemeriksaan CAT/CLAMS pada bulan September 2009.Hasil. Empat puluh sembilan anak ikut dalam dalam penelitian. Empat puluh satu (83,7%) anak memilikihasil skrining normal, 7 (14,3%) anak didapatkan hasil skrining suspek, dan 1 (2,0%) anak didapatkan denganketerbelakangan mental. Kedua orangtua subyek yang bekerja di luar rumah 46 (93,9%) orang, dan 32 subyek(65,3%) memiliki 1-2 saudara kandung.Kesimpulan. Didapatkan 14,3% anak di TPA Werdi Kumara I Denpasar menunjukkan gangguan kognitif danbahasa melalui pemeriksaan CAT/CLAMS, diperlukan penilaian lebih lanjut untuk diagnosis dan tata laksanaselanjutnya.
Korelasi Pola Asuh Orangtua Terhadap Self-Esteem Remaja Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Harapan Denpasar Sri Maya; Soetjiningsih - Soetjiningsih; IGA Trisna Windiani; IGAN Sugitha Adnyana
Sari Pediatri Vol 20, No 1 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp20.1.2018.24-30

Abstract

Latar belakang. Masa remaja merupakan masa transisi kompleks ditandai perubahan fisik, emosi serta meningkatnya pengaruh teman kelompok. Masa remaja penting pada pembentukan self-esteem yang merupakan kebutuhan dasar manusia berupa kemampuan menilai dirinya serta keyakinan diri mengatasi tantangan, ambisinya dan menikmati usahanya. Remaja dengan self-esteem baik melihat dirinya berharga, optimis, peka lingkungan serta jauh dari tindakan agresif. Remaja dengan self-esteem rendah memiliki persepsi buruk, merasa tidak berharga, tidak berdaya, menghindari tugas untuk melindungi dirinya, serta menghindari bantuan sekitarnya sehingga berisiko depresi, penurunan prestasi akademik, bunuh diri dan kriminalitas. Pola asuh yang tepat akan membentuk self-esteem yang baik sehingga remaja mampu bersosialisasi dan mengembangkan potensinya. Tujuan. Mengetahui besar korelasi pola asuh orangtua dengan self-esteem remaja.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik potong lintang pada 144 remaja kelas 7 dengan metode purposive sampling di SLTP Harapan Denpasar menggunakan kuesioner Rosenberg dan Kuesioner Pola Asuh Anak.Hasil. Pola asuh demokrasi ayah berkorelasi lemah dengan self-esteem remaja sebaliknya pola asuh demokrasi ibu berkorelasi sedang dengan self-esteem remaja (r=0,434). Semakin demokratis pola asuh ibu maka semakin baik self-esteem remaja. Kesimpulan. Pola asuh demokratis ibu berkorelasi dengan self-esteem remaja.
Co-Authors Abadi, Dewa Ayu Ketut Sri Adnyana, I Gusti Agung Ngurah Sugitha Agung Ngurah Sugitha Adnyana, I Gusti Anak Agung Ayu Windi Antari and R. Kusnandi Ardani, I Gusti Ayu Indah Ayu Indah Ardani, I Gusti Ayu Setyorini Mestika Mayangsari Budi Santoso Adji Desak Putu Gayatri Saraswati Seputra Desak Putu Kunti Wedayanti Desak Putu Yulita Kurniati Dewa Ayu Dini Primashanti Dewa Ayu Ketut Sri Abadi Dewa Nyoman Wirawan Dewa Nyoman Wirawan, Dewa Nyoman Dewi, Ni Nyoman Gita Kharisma Djauhar Ismail Dyah Ekowati Eka Gunawijaya Ekawaty Lutfia Haksari Ekowati, Dyah Gusti Ayu Teja Devi Megapuspita Hapsari, Ida Ayu Nyoman Dian Permana Hendra Salim Hendrikus Gede Surya Adhi Putra I Gde Raka Widiana I Gede Ngurah Harry Wijaya Surya I Gusti Agung Ngurah Sugitha Adnyana I Gusti Ayu Endah Ardjana I Gusti Ayu Putu Eka Pratiwi I Gusti Istri Agung Widnyani I Gusti Lanang Sidiartha I Gusti Ngurah Sanjaya Putra I Made Arimbawa I Nyoman Budi Hartawan I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Wayan Gede Artawan Eka Putra I Wayan Gede Artawan Eka Putra, I Wayan Gede Artawan Eka I Wayan Gustawan Ida Bagus Putu Alit Ida Bagus Subanda Julitasari S Kadek Apik Lestari, Kadek Apik Khrispina Owa Khrispina Owa Komang Ayu Kartika Sari Kurniasih Widayati Lie Affendi Kartikahadi Luh Gede Ayu Putri Vebriany Widiaskara Luh Kadek Pande Ary Susilawati Luh Putu Rihayani Budi Luh Seri Ani Made Ardinata Made Supartha Maharini, Kadek Mei Neni Sitaresmi Muhammad Reza Muhammad Reza Muliawati, Ni Kadek NEGARA, NI WAYAN WIRAYANTI PUTRI Ni Kadek Muliawati Ni Nyoman Ayuk Widiani Ni Nyoman Sukarti Ni Putu Anggun Laksmi Ni Putu Siadi Purniti Ni Putu Veny Kartika Yantie, Ni Putu Veny Kartika Ni Rai Sintarini Novilia Sjafri Bachtiar PITIKA ASPR Pratiwi, Ni Luh Putu Sukma Putu Anindia Sekarningrum Putu Dian Savitri Irawan Putu Junara Putra Putu Vivi Paryati Ricky Theddy Rini Mulia Sari S. Soetjiningsih, S. S. Sotjiningsih SAK Indriyani Sawitri, Anak Agung Sagung Soetjiningsih - Soetjiningsih - Soetjiningsih - Soetjiningsih Soetjiningsih . Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Sri Maya Suwandi, Nyoman Defriyana Tristina Wardani TULUS, ANGELINA Widayati, Kurniasih Widiani, Ni Nyoman Ayuk Wiradharma Wiradharma Yuliani Yuliani Yuliani