Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA Irianti, Berliana
Menara Ilmu Vol 12, No 10 (2018): Vol. XII No. 10 Oktober 2018
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v12i10.1007

Abstract

Primary dysmenorrhoea is defined as pain arising from myometrial dysrhythmiccontractions with one or two symptoms ranging from mild to severe pain in the lowerabdomen, buttocks and thighs. The purpose of this study is to describe the factors thatinfluence the symptoms of primary dysmenorrhoea. The factors studied were age ofmenarche, body mass index, family history, menstrual cycle and malondialdehyde (MDA)levels. This research is an observation research with Cross Sectional design to determinethe factors that cause dysmenorrhea in adolescents. The study was conducted on 23 girlsaged 17-20 years with clinical signs of primary dysmenorrhea, having dysmenorrhea inthe menstrual cycle in the past 6 months. Data were obtained using checklists andexamination of Malondialdehyde levels using Thiobarbituric Acid method. The measuringinstruments used are spectrophotometer, adult scales, microtoice, tools have been tested bythe Department of Industry and Trade UPTD Metrology Center. The factors that causedysmenorrhea can be seen from the age factor of menarche less than 12 years, body massindex factors in obese adolescents, factors in the family history of dysmenorrhea, ovulatorymenstrual cycle factors (regular) and Malondialdehide level factors <2.14 μmol/ml.Research suggestions, you should do research by linking the influencing factors,antioxidant factors in the body, doing research when 1-2 days of menstruation.Suggestions for teenagers to maintain their diet (4 healthy 5 perfect), exercise routine,healthy lifestyle. When dysmenorrhea occurs, a method can be done to reduce pain,including; by doing relaxation (yoga), acupuncture (doing massage with aromatherapy),listening to music, hypnotherapy (changing the mindset from negative to positive), the useof supplements (fish oil, vitamin E, Chinese herbs).Keywords: dysmenorrhea, risk factors, adolescence
Pengaruh Indeks Massa Tubuh (Imt) terhadap Siklus Menstruasi pada Siswi Sma Negeri 1 Kampar Kiri Hilir Karlinah, Nelly; Irianti, Berliana
Jurnal Bidan Komunitas Vol 4, No 1 (2021): Edisi Januari
Publisher : Departemen Kebidanan, vFakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jbk.v4i1.4778

Abstract

Pendahuluan: Remaja merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa dari usia 10 sampai 18 tahun, kualitas remaja diawali  dari proses datangnya masa pubertas terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Salah satu faktor terjadinya gangguan menstruasi disebabkan oleh adanya ketidak seimbangan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dapat mempengaruhi siklus menstruasi wanita melalui peran hormon estrogen kalori yang berlebihan dan lonjakan kenaikan berat badan dapat berkontribusi dalam peningkatan estrogen dalam darah sehingga dapat mengganggu siklus mentruasi. Tujuan: untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan siklus menstruasi. Penelitian dilakukan pada siswi SMA Negeri 1 Kampar Kiri Hilir. Metode: jenis penelitian observasional bersifat analitik dengan rancangan cross sectional cara pengambilan sampel menggunakan tehnik Random Sampling dengan jumlah sampel 99 siswi. Data dianalisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil: distribusi frekuensi indeks massa tubuh (IMT) mayoritas normal sebanyak 75,8%. distribusi frekuensi berdasarkan siklus menstruasi mayoritas teratur sebanyak 75,8%. pengaruh indeks massa tubuh (IMT) terhadap siklus menstruasi didapatkan nilai p value 0,000 0,05. Kesimpulan: terdapat hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan siklus menstruasi.
Perbedaan Kadar Malondialdehide dan Tromboksan B2 pada Remaja dengan Dismenore dan Tanpa Dismenore Berliana Irianti; Ermawati Ermawati; Arni Amir
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.350

Abstract

Abstrak Penyebab dismenore belum semuanya diketahui, ada dugaan peningkatan proses peroksida lipid yang akan mengaktivasi mediator inflamasi pada endometrium yang menimbulkan rasa nyeri haid (dismenore). Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan kadar malondialdehide dan tromboksan B 2  pada dismenore dan tanpa dismenore. Studi observasional ini menggunakan desain potong lintang komparatif. Subjek penelitian terdiri dari dua kelompok yaitu 23 remaja dismenore dan 23 remaja tanpa dismenore dengan waktu penelitian dari Juni sampai Juli 2014. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biomedik dan Biokimia Universitas Andalas Padang. Pemeriksaan kadartromboksan B 2  menggunakan metode ELISA dan kadar malondialdehide menggunakan metode Asam Thiobarbiturat (TBA). Hasil penelitian diperoleh bahwa rerata kadar malondialdehid pada remaja dengan dismenore yaitu 2,60±0,63 µmol/ml, rerata remaja tanpa dismenore 1,98±0,12 µmol/ml dengan probabilitas p<0,05 (0,000), sedangkan reratakadar Tromboksan B 2  pada remaja dengan dismenore 20,043±9,56 ng/ml, rerata remaja tanpa dismenore 19,222±10,79 ng/ml, dengan probabilitas p>0,05 (0,786). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan rerata kadar malondialdehid pada remaja dengan dismenore dan tanpa dismenore dan tidak terdapatperbedaan signifikan pada kadar tromboksan B 2 pada remaja dengan dismenore dan tanpa dismenore.Kata kunci: remaja, dismenore, malondialdehide, tromboksan B2 Abstract The precise cause of dysmenorrhea is still unclear, there may be increased lipid peroxidation process will activate the inflammatory mediators at endometrium that cause menstrual cramps (dysmenorrhea). The objective of this study was to determine the difference of malondialdehyde levels and thromboxane B 2  levels in dysmenorrhea and without dysmenorrhea. It was an observational study with comparative cross-sectional design. The subjects consisted of two groups, they are 23 adolescent with dysmenorrhea and 23 adolescents without dysmenorrhea, done in Juny -July 2014. Sample analysis was conducted in Laboratory of Biochemistry and Biomedical Laboratory of Andalas University Padang. The examination of Thromboxane B 2  levels used ELISA and the examination of malondialdehyde levels used a Thiobarbituric acid method. The results showed the mean of malondialdehyde levels in adolescents withdysmenorrhea was 2.60±0.63 µmol/ml, the mean level in adolescent without dysmenorrhea was 1.98±0.12 µmol/ml with probability p<0.05 (0.000), while the mean levels of thromboxane B 2  in adolescents with dysmenorrhea was 20.043±9.56 ng/ml, the mean level in adolescent without dysmenorrhea was 19.222±10.79 ng/ml, with probabilityp>0.05 (0.786). It can be concluded that there is a significant difference in the mean of malondialdehyde levels between adolescents with dysmenorrhea and without dysmenorrhea and there is no significant differences in thromboxane B 2 level between adolescents with dysmenorrhea and without dysmenorrheaKeywords: adolescent, dysmenorrhea, malondialdehyde, thromboxane B2
Midwifery care for pregnant women with anemia by giving tomato juice at PMB Dince safrina Nurul Azmi; Berliana Irianti
Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Kebidanan Terkini
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jkt/Vol2.Iss1.713

Abstract

Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 11gr/dl, dapat memberikan pengaruh yang buruk seperti menyebabkan keguguran, partus lama, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan serta syok, berat badan lahir rendah (BBLR), partus premature, abortus, pendarahan post partum. Disebabkan karena saat memualai kehamilan dengan cadangan makanan yang kurang, terutama zat besi. Asupan makanan yang tidak adekuat menyebabkan zat besi yang tersedia tidak mencukupi untuk sintesis hemoglobin. Buah tomat merupakan buah yang mengandung vitamin C, kandungan vitamin C yang dapat mempercepat absorpsi zat besi dalam tubuh dapat meningkatkan produksi sel darah merah sehingga kadar hemoglobin juga meningkat. Tujuan asuahn adalah memberikan Asuhan kebidanan pada ibu hamil anemia dengan pemberian jus tomat. Subjek studi kasus adalah ibu hamil yang mengalami anemia. Metode yang digunakan adalah studi kasus, asuhan dilaksanakan dari 09-15 Juli 2021 di PMB Dince Safrina Kota Pekanbaru dan dirumah pasien. Setelah diberikan asuhan dengan pemberian jus tomat (75 gram buah tomat) selama 7 hari, didapatkan hasil yaitu terjadi peningkatan kadar Hb dimana Hb awal sebelum intervensi 8,3 gr/dl dan setelah dilakukan intervensi mengalami kenaikan Hb 11,2 gr/dl. Dapat disimpulkan bahwa konsumsi tomat atau pemberian jus tomat efektif dalam meninggkatkan kadar Hb pada ibu hamil. Diharapkan kepada pemberi layanan untuk dapat meningkatkan asuhan terutama pada ibu hamil yaitu dengan memberikan informasi dan edukasi tentang anemia kehamilan, memberikan leafleat, brosur dan memasang poster mengenai anemia keahamilan agar ibu hamil dapat terhindar dari anemia.
Efektivitas Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) Dalam Mengurangi Nyeri Post Sectio Caesaria Octa Dwienda Ristica; Berliana Irianti
Jurnal Kebidanan Vol 3, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Akademi Kebidanan SEMPENA NEGERI Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persalinan abnormal atau persalinan dengan bantuan suatu prosedur sering disebut dengan Sectio Caesarea (SC), merupakan prosedur efektif untuk mengatasi ketidaknormalan dalam proses persalinan. Masalah utama pada pasien post sectio caesarea adalah nyeri paska pembedahan di abdomen. Rasa nyeri ini dapat menghambat aktifitas (mobilisasi) pasien. Tujuan dari manajemen nyeri pasca operasi adalah untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan pasien dengan efek samping seminimal mungkin. Salah satu intervensi yang efek sampingnya minimal adalah penatalaksanaan nonfarmakologi yaitu pemberian aromaterapi lavender. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui efektifitas aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) dalam mengurangi nyeri post sectio caesaria. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Quasi experimental dengan Rancangan pendekatan one group pretest posttest. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non random sampling secara Purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 35 responden. Instrumen penelitian adalah lembar observasi berupa skala untuk mengukur nyeri yaitu menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dan aromaterapi secara inhalasi menggunakan diffuser. Analisis data meliputi analisa Univariat dan Bivariat dengan menggunakan SPSS. Hasil uji statistik menunjukan nilai p value 0,000, diperoleh kesimpulan bahwa aromaterapi lavender efektifitas mengurangi nyeri post SC (p0,05). Penggunaan inhalasi minyak Lavender efektif untuk meredakan nyeri pasca operasi caesar. Sehingga dapat digunakan sebagai terapi non-farmakologis yang aman tanpa potensi efek samping.Kata Kunci : Lavender, Nyeri, Post Sectio Caesaria
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DENGAN MENGGUNAKAN AROMATERAPI LAVENDER DALAM MENGURANGI MUAL MUNTAH DI PMB MURTINAWITA, SST KOTA PEKANBARU TAHUN 2021 Nur Hasanah; Nelly Karlinah; Berliana Irianti
Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal) Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Kebidanan Terkini
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jkt/Vol2.Iss2.815

Abstract

Mual muntah merupakan ketidaknyamanan umum yang dialami oleh 50% wanita hamil umumnya terjadi pada trimester pertama. Mual muntah yang berlebihan akan menyebabkan menurunnya cairan elektrolit dalam tubuh ibu sehingga terjadi hemokosentrasi yang dapat memperlambat peredaran darah, nafsu makan menurun, sehingga dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, gangguan nutrisi serta penurunan berat badan. Salah satu penatalaksanaan untuk mengurangi terapi mual muntah adalah dengan memberikan aromaterapi lavender. Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk melakukan asuhan kebidanan secara menyeluruh dan berkesinambungan pada ibu yang mengalami mual muntah dengan menggunakan aromterapi lavender. Waktu pelaksanaan pada tanggal 28-30 juni 2021.Sampel yaitu ibu hamil mual muntah yang dilakukan pemberian aromaterapi lavender sebanyak 2 kali kunjungan selama 3 hari waktu pelaksanaannya didapatkan frekuensi mual muntah sebelum diberikan aromaterapi lavender ibu mengalami mual muntah sebanyak 5 kali dalam sehari setelah diberikan aromaterapi lavender selam 3 hari didapatkan hasil mual muntah ibu menurun menjadi 3 kali dalam sehari. Disarankan kepada bidan untuk dapat menginformasikan pada ibu hamil mual muntah dengan memberikan aroma terapi lavender sebagai terapi non farmakologi untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester I.Mual muntah merupakan ketidaknyamanan umum yang dialami oleh 50% wanita hamil umumnya terjadi pada trimester pertama. Mual muntah yang berlebihan akan menyebabkan menurunnya cairan elektrolit dalam tubuh ibu sehingga terjadi hemokosentrasi yang dapat memperlambat peredaran darah, nafsu makan menurun, sehingga dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, gangguan nutrisi serta penurunan berat badan. Salah satu penatalaksanaan untuk mengurangi terapi mual muntah adalah dengan memberikan aromaterapi lavender. Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk melakukan asuhan kebidanan secara menyeluruh dan berkesinambungan pada ibu yang mengalami mual muntah dengan menggunakan aromterapi lavender. Waktu pelaksanaan pada tanggal 28-30 juni 2021.Sampel yaitu ibu hamil mual muntah yang dilakukan pemberian aromaterapi lavender sebanyak 2 kali kunjungan selama 3 hari waktu pelaksanaannya didapatkan frekuensi mual muntah sebelum diberikan aromaterapi lavender ibu mengalami mual muntah sebanyak 5 kali dalam sehari setelah diberikan aromaterapi lavender selam 3 hari didapatkan hasil mual muntah ibu menurun menjadi 3 kali dalam sehari. Disarankan kepada bidan untuk dapat menginformasikan pada ibu hamil mual muntah dengan memberikan aroma terapi lavender sebagai terapi non farmakologi untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester I.
PENANGANAN MUAL MUNTAH DENGAN PEMBERIAN AIR JAHE HANGAT amalia, sindi; Ani Triana; Berliana Irianti
Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal) Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Kebidanan Terkini
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jkt/Vol1.Iss1.1114

Abstract

Mual muntah yang terjadi pada kehamilan trimester pertama disebabkan karena terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan Human Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dari plasenta. Mual muntah sering terjadi pada saat bangun tidur di pagi hari, yang disebut juga morning sickness. Jahe mengandung minyak atsiri dan gingerol yang memiliki efek menyegarkan dan mencegah refleks muntah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan asuhan pada ibu hamil yang mengalami mual dan muntah. Metode yang digunakan adalah studi kasus kepada ibu G2P1A0 dengan keluhan mual muntah dengan memberikan air jahe hangat di Klinik Pratama Arabih tahun 2023. Asuhan yang diberikan adalah dengan pemberian air jahe hangat selama 3 kali dalam seminggu. Dari asuhan yang diberikan selama seminggu didapatkan hasil bahwa mual muntah berkurang menjadi 2-3 kali sehari. Disimpulkan bahwa pemberian air jahe hangat dapat mengurangi frekuensi mual muntah pada ibu hamil. Diharapkan kepada layanan asuhan kebidanan untuk dapat menerapkan pemberian air jahe hangat sebagai salah satu terapi kepada ibu hamil yang mengalami mual muntah. Kata kunci : Jahe, Mual Muntah, dan Ibu Hamil
Effectiveness Of Lactation Massage And Oxytocin Massage On ASI Production In PMB Hasna Dewi Kota Pekanbaru Karlinah, Nelly; Irianti, Berliana
JURNAL IBU DAN ANAK Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Ibu dan Anak, Volume 11, No.2,November 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau Under Health Ministry Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/jia.v11i2.822

Abstract

Breast milk (ASI) is very important for babies, successful exclusive breastfeeding can be achieved if the mother's breast milk is sufficient for the baby's needs. The phenomenon in the field is that newborn babies are often given formula milk on the grounds that little milk comes out. Women are physiologically capable of producing sufficient breast milk. However, sometimes there are problems with breastfeeding, one of which is the mother's breast milk production is not smooth and the output is small. The aim of this research was to determine the effectiveness of lactation massage and oxytocin massage on breast milk production. Types of researchPre experimental with a plantwo group pretest posttest designs. This research will be carried out at Hasna Dewi's Independent Midwife Practice (PMB) Pekanbaru City in June-November 2023, with a sample size of 15 for oxytocin massage, 15 for lactation massage. It is hoped that this research will be useful, especially for postpartum mothers, in increasing production. breast milk. Bivariate results using tests Wilcoxon Rank Test, the effectiveness of lactation massage on breast milk production obtained a p value of 0.005 (p < 0.05) and the effectiveness of oxytocin massage on breast milk production obtained a p value of 0.008 (p < 0.05). So it can be concluded that there is an influence of lactation massage and oxytocin massage on breast milk production. It is hoped that this research will be an alternative to increase breast milk production in postpartum mothers
Pemeriksaan Haemoglobin (Hb) dengan Metode Point of Care Testing (POCT) Sebagai Deteksi Dini Anemia pada Kehamilan di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Winarni, SST Irianti, Berliana; Karlinah, Nelly; Hakameri, Cecen Suci; Israyati , Nur; Febrianti , Riza; Kamsiah , Nur; Savitri, Della
Jurnal Medika: Medika Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/pajfx270

Abstract

Kasus defisiensi besi pada ibu hamil merupakan masalah didunia dengan angka kejadian hampir 75 % terjadi pada semua jenis anemia kehamilan. Anemia kehamilan disebut “potential danger to mather and child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari pihak yang terkait dalam pelayanan Kesehatan. Anemia dapat berdampak buruk terhadap mortalitas dan morbiditas ibu maupun janin. Hasil dari kehamilan dengan anemia di antaranya intra uterine growth retardation (IUGR), lahir prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), dan peningkatan risiko kematian neonates, meningkatkan risiko pendarahan saat persalinan, preeklamsia, sepsis dan atonia uteri. Deteksi dini melalui diagnosis anemia dapat dilakukan dengan mengukur kadar hemoglobin (Hb) dengan peralatan POCT (Point of Care Testing). Hasil kegiatan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil didapatkan hasil kadar hb pada ibu hamil dengan menggunakan sampel darah. Dari 10 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan Hb didapatkan 6 ibu hamil yang mendapatkan hb dibawah 10 %gr/dl. Ibu hamil disarankan untuk meningkatkan konsumsi makanan bergizi yakni makanan yang banyak mengandung zat besi dan sumber vitamin dan mineral.
Penyuluhan dan Pemeriksaan Antenatal Care Sebagai Upaya Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan di Praktek Mandiri Bidan Winarni, SST Karlinah, Nelly; Irianti, Berliana; Hakameri, Cecen Suci; Israyati, Nur; Febrianti , Riza; Zulianty, Amanda Putri; Padilla, Nur
Jurnal Medika: Medika Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/669pch13

Abstract

Kurangnya deteksi dini mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan dan faktor-faktor resiko pada kehamilan dapat mengakibatkan kurangnya antisipasi yang cepat pada saat kehamilan sampai proses persalinan sehingga sangat beresiko besar terjadinya kematian ibu. Untuk itu dengan adanya penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Penyuluhan tanda-tanda bahaya kehamilan ini dilaksanakan di praktek mandiri bidan (PMB) Winarni, SST Kota Pekanbaru, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2022. Hasil dari penyuluhan ini didapatkan meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan