I Wayan Bikin Suryawan
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar

Published : 52 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Gambaran Hematologi Anemia Defisiensi Besi pada Anak IM Widiaskara; PT Pramitha; I Wayan Bikin Suryawan; IDG Ugrasena
Sari Pediatri Vol 13, No 5 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp13.5.2012.362-6

Abstract

Latar belakang.Anemia defisiensi besi (ADB) menjadi masalah kesehatan di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang seperti di Indonesia. Sekitar 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari setengahnya merupakan anemia defisiensi besi. Dampak negatif yang diakibatkan oleh anemia defisiensi besi pada anak balita sangat serius.Tujuan.Mengetahui gambaran hematologis anemia defisiensi besi pada anak yang dirawat di RSUD Wangaya Denpasar.Metode.Penelitian deskritif potong lintang, pada anak yang dirawat di RSUD Wangaya Denpasar pada periode Januari – Juni 2009, umur 6-59 bulan. Diagnosis anemia defisiensi besi berdasarkan kriteria WHO, diberikan pengobatan bagi yang menderita ADB dengan sulfas ferosus (SF) selama 1 bulan. Hasil.Didapatkan 75 anak usia 6–59 bulan yang dirawat di RSUD Wangaya dengan anemia. Sebagian besar (52%) laki-laki, terbanyak usia 12 – 35 bulan (46,7%) dan 65,3 % menderita dengan rerata kadar Hb, MCHC, SI, TIBC, saturasi transferin berturut-turut adalah 9,9 g/dl , 31,8 g/dl, 37,9 Ug/dl, 361 Ug/dl dan 12,3 %, HCT 30,7% dan feritin serum 75,6 ug/L. Pengobatan dengan SF selama 1 bulan menunjukkan peningkatan Hb 1 gr/dl dan HCT 2,8%.Kesimpulan.Anak yang dirawat dengan anemia 65,3% anemia defisiensi besi dan. sebagian besar (57,1%) mempunyai status besi yang kurang. Selama 1 bulan pengobatan dengan sulfas ferosus terjadi peningkatan Hb 1 gr % dan HCT 2,8%
Prevalensi dan Faktor Risiko Glikosuria pada Remaja Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kota Denpasar Made Dwi Purnami; Made Arimbawa; Wayan Bikin Suryawan
Sari Pediatri Vol 17, No 2 (2015)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.2.2015.129-35

Abstract

Latar belakang. Pemeriksaan urin merupakan salah satu alat skrining yang penting pada DM untuk menentukan glikosuria.Tujuan. Mengetahui prevalensi glikosuria pada sekolah menengah pertama (SMP) swasta di kota Denpasar dan faktor-faktor terkaitDM pada kejadian glikosuria.Metode. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang analitik yang dilakukan pada anak usia 12-14 tahun. Pengukuranantropometri berat badan dan tinggi badan dilakukan dan informasi mengenai riwayat DM pada keluarga menggunakan kuesioner.Glikosuria ditentukan menggunakan urin dipstik reagen strip One Med®. Hubungan beberapa faktor terkait glikosuria dianalisisdengan uji chi-square dan uji multivariat.Hasil. Total didapatkan 431 subyek dari 10 SMP yang memenuhi kriteria inklusi. Prevalensi glikosuria 3%. Proporsi obesitas lebihbesar pada subyek glikosuria dibandingkan subyek yang tidak (76,9 vs 23,1%). Rasio laki-laki yang glikosuria berbanding perempuanadalah 2:1. Analisis regresi logistik mendapatkan risiko subyek obes dengan glikosuria bermakna signifikan secara statistik [RO 5,8(IK95% 1,6 -21,3), p=0,008].Kesimpulan. Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya glikosuria. Indeks glikosuria massa tubuh (IMT) 􀁴p95 merupakan faktorrisiko kejadian glikosuria.
Tumbuh Kembang Anak Hipotiroid Kongenital yang Diterapi dini dengan Levo-tiroksin dan Dosis Awal Tinggi Adi Wirawan; Sunartini Sunartini; Bikin Suryawan; Soetjiningsih Soetjiningsih
Sari Pediatri Vol 15, No 2 (2013)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.295 KB) | DOI: 10.14238/sp15.2.2013.69-74

Abstract

Latar belakang. Hipotiroid kongenital (HK) adalah penyebab disabilitas intelektual yang bisa dicegah dengan diagnosis dini diikuti dengan pemberian terapi pengganti levo-tiroksin (L-T4). Deteksi dini melalui skrining hipotiroid kongenital (SHK) belum menjadi program rutin pemerintah sehingga kasus HK belum banyak dapat dikelola secara tepat dan berkesinambungan. Tujuan.Mengetahuigambaran pencapaian tumbuh kembang anak dengan HK yang mendapat terapi dengan L-T4 pada usia balita. Metode.Penelitian studi kasus (case study). Pasien HK usia balita yang menjalani terapi LT4 di Poliklinik Endokrin Anak RS Sanglah, RSUD Wangaya Denpasar dan RSUD Karangasem sejak tahun 2006 berdasarkan catatan medik, dianalisis perjalanan penyakit dan terapinya. Dilakukan penilaian tumbuh kembang pada usia balita dengan skala mental dan motor dari Bayley II (BSID II), pertumbuhan dinilai parameter antropometrik berdasarkan WHO Anthro-2005, maturitas tulang dengan bone age. Hasil. Duabelas kasus dianalisis, terdiri dari 4 laki-laki dan 8 perempuan, usia diagnosis antara 3-18 bulan. Lima subyek dengan HK berat, 4 tidak berat, dan 3 disertai sindrom Down secara klinis. Saat diagnosis ditegakkan, rerata TSH awal adalah 130,73 (SB 194,89) uIU/mL dan rerata FT4 0,54 (SB 0,54) ng/dL, dan dengan rerata BBL 2862,50 (SB 487,16) gram. Lima kasus mendapatkan terapi dini dan 7 kasus dengan terapi tidak dini.Kesimpulan.Luaran indeks perkembangan psikomotor lebih baik pada HK permanen yang menggunakan dosis awal tinggi dibandingkan dosis standar. Luaran pertumbuhan mengalami perbaikan setelah pemberian terapi L-T4 berdasarkan parameter antropometri. Percepatan pertumbuhan pada usia balita akan tercapai apabila diterapi sejak dini.
Pencegahan Osteoporosis dengan Suplementasi Kalsium dan Vitamin D pada Penggunaan Kortikosteroid Jangka Panjang Ayu Setyorini; IKG Suandi; I Gst Lanang Sidiartha; Wayan Bikin Suryawan
Sari Pediatri Vol 11, No 1 (2009)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp11.1.2009.32-8

Abstract

Osteoporosis merupakan salah satu efek samping tersering pada penggunaan kortikosteroid jangka panjang, namun masih sedikit mendapat perhatian. Kortikosteroid dapat menginduksi osteoporosis dalam 6-12 bulan pertama pemakaian melalui mekanisme langsung maupun tidak langsung. Osteoporosis harus selalu dipikirkan pada anak yang menggunakan kortikosteroid jangka panjang dengan fraktur setelah trauma minimal atau tanpa trauma, nyeri tulang kronik, dan gambaran radiografi menunjukkan penipisan tulang. Efek samping ini dapat dihindari dengan pembatasan dosis kortikosteroid pada dosis minimal yang masih efektif dan mempertahankan nutrisi yang berperan dalam pembentukan tulang seperti kalsium, vitmin D, protein, dan magnesium. Suplementasi kalsium dan vitamin D memiliki efek moderat terhadap penipisan masa tulang, perlu dipertimbangkan pada penggunaan kortikosteroid jangka panjang.
Hubungan antara bayi berat lahir rendah dengan asfiksia neonatarum di RSUD Wangaya Kota Denpasar Ida Bagus Wiadnyana; I Wayan Bikin Suryawan; A.A Made Sucipta
Intisari Sains Medis Vol. 9 No. 2 (2018): (Available online: 1 August 2018)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.28 KB) | DOI: 10.15562/ism.v9i2.167

Abstract

Latar Belakang: Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada bayi masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. Prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara berkembang atau negara dengan sosio-ekonomi rendah. Komplikasi yang sering terjadi pada BBLR seperti hipotermi, gangguan pernafasan, gangguan alat pencernaan, gangguan immunologi, immatur hati, immatur ginjal serta perdarahan. Pada BBLR dapat terjadi kekurangan surfaktan dan belum sempurna pertumbuhan dan perkembangan paru sehingga kesulitan memulai pernafasan yang berakibat untuk terjadi asfiksia neonatorum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan derajat BBLR dengan derajat asfiksia neonatorum.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan pada BBLR di RSUD Wangaya periode April 2016 - April 2017 di ruang Nicu dan Perinatologi sampai jumlah sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah sample total 87 sampel. Sampel diperoleh melalui metode consecutive sampling, selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang diperlukan. Data yang diperoleh dianalisis secara analitik, selanjutnya disajikan dalam tabulasi data serta dijabarkan menggunakan tabel dan narasi.Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat BBLR dengan derajat Asfiksia Neonatarum (p=0,03), BBLR merupakan factor resiko terhadap derajat asfiksia dengan nilai resiko prevalensi (RP)=2,08 (IK 95%=1,08 – 1,30).Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat BBLR dengan derajat Asfiksia Neonatarum.
Hubungan prematuritas dengan kejadian sepsis neonatorum yang dirawat di ruang perinatologi dan neonatal intensive care unit (NICU) RSUD Wangaya kota Denpasar I Gusti Amanda Jaya; I Wayan Bikin Suryawan; Putu Pramitha Rahayu
Intisari Sains Medis Vol. 10 No. 1 (2019): (Available online 1 April 2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.025 KB) | DOI: 10.15562/ism.v10i1.319

Abstract

Background: Premature neonates have an immature immune system due to the lack of IgG antibodies. These antibodies do not cross the placenta from mother to baby at last trimester that can increase the risk of neonatal sepsis. This study aims to determine the relationship between prematurity and the incidence of neonatal sepsis at Perinatology Ward and NICU Wangaya General Hospitals, Denpasar.Methods: This research used analytical observation with cross sectional study design from January-April 2018. The samples involved are 50 neonates, admitted at Perinatology Ward and NICU Wangaya Hospital and fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Samples were obtained by using consecutive sampling method and using secondary data from the medical recordResult: 23 samples (46%) premature and 27 samples (54%) were not premature, out of 50 samples as many as 20 samples with neonatal sepsis. From the results of hypothesis testing using the chi-square test, the p-value is 0.005, and the prevalence risk was 2.73.Conclusion: Prematurity is significantly related with the incident of neonatal sepsis at Perinatology Ward and NICU Wangaya Hospital, Denpasar City.
Hubungan antara derajat dehidrasi dengan penurunan berat badan pada anak diare usia 1 sampai 5 tahun di ruangan kaswari dan poliklinik anak RSUD Wangaya kota Denpasar William Grandinata Soeseno; I Wayan Bikin Suryawan; Kadek Suarca
Intisari Sains Medis Vol. 10 No. 1 (2019): (Available online 1 April 2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.992 KB) | DOI: 10.15562/ism.v10i1.322

Abstract

Background: Children with diarrhea occurrences at ages 1 to 5 years had a prevalence of 16,7% in developing countries. Children suffer from diarrhea more than 12 times per year, and this is also the cause of death by 15 – 34 % of all causes of death. Most of the death from diarrhea due to dehydration begin with dehydration symptoms and decreased body weight. Diarrheal disease cannot be underestimated. Comprehensive, holistic and rational handling is required.Methods: This study was observational analytic research with cross sectional study design. This study aimed to investigate the correlation between the degree of dehydration with a weight loss of diarrhea children aged 1 - 5 year. The sample is 55 diarrhea children aged 1 to 5 years with dehydration and without dehydration in Kaswari and Clinic pediatric at Wangaya Hospital Denpasar from May until August 2018. The data was analyzed by Chi-Square testResult: 24 of 30 children aged 1 to 5 years with mild-moderate dehydration diarrhea lose weight (80%), while the other 6 did not lose weight (20%) with p-value = 0,001.Conclusion: There is a relation between degrees of dehydration with weight loss in diarrhea children at Kaswari and clinic pediatric room Wangaya Hospital, Denpasar.
Hubungan asfiksia dengan kejang pada neonatus di ruang perinatologi dan NICU RSUD Wangaya kota Denpasar Ruby Kurniawan; I Wayan Bikin Suryawan; Made Ratna Dewi
Intisari Sains Medis Vol. 10 No. 1 (2019): (Available online 1 April 2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.843 KB) | DOI: 10.15562/ism.v10i1.398

Abstract

Background: Asphyxia is a serious problem in newborns because it can cause high levels of mortality and mortality. Deaths because of asphyxia are around 38% and are 3rd rank in neonatal deaths. Asphyxia is the most common cause of seizures in newborns with the incidence of 1-3 per 1,000 births. Seizure after asphyxia can occur impaired cognitive and developmental disorders in children. From the relationship, well and proper management of infants with asphyxia can reduce the risk of death and permanent disability due to seizures.Methods: Observational analytic research with cross sectional study design to find out the relationship between asphyxia and seizure in neonates. The sample of this study is 718 neonates from 0 to 28 days with asphyxia in perinatology and NICU of Wangaya General Hospital Denpasar city from July 2017-July 2018.Result: The prevalence of neonates with asphyxia are 214 and neonates with seizure are 8 from 214. From this study found a relationship between asphyxia and occurrence of seizure with p=0,000.Conclusion: There is a significant relationship between asphyxia and the occurrence of seizures in neonates.
Hubungan suami perokok terhadap bayi berat lahir rendah pada neonatus di ruang Perinatologi RSUD Wangaya kota Denpasar William Grandinata Soeseno; I Wayan Bikin Suryawan; A.A. Made Widiasa
Intisari Sains Medis Vol. 10 No. 1 (2019): (Available online 1 April 2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.32 KB) | DOI: 10.15562/ism.v10i1.399

Abstract

Background: Low birth weight babies (LBW) are still a problem. The causes of LBW are multifactorial, one of which is exposure to toxic substances (cigarettes). Exposure to cigarette smoke can disrupt fetal development during the womb. Based on studies, active and passive smokers have almost the same level of risk. This study aimed to find out about a smoker's husband as a risk factor for the occurrence of low birth weight babies in neonates at Perinatology Room of Wangaya Hospital, Denpasar.Methods: Analytical observational research with case-control research design. The study sample was all neonates who were treated in the Perinatology Room of Wangaya Hospital from May to August 2018 and fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Based on the calculation of the sample size, 72 neonates were obtained. The sample is determined by consecutive sampling. In this study, data were obtained from medical records (documentation) and questionnaires.Result: Samples were divided into two groups, namely the case group and controls where each group consisted of 36 samples. As many as 23 of the 36 neonates who were smokers' husbands suffered from low birth weight babies (63.88%), while 13 others did not suffer from low birth weight babies (36.11%). The results of hypothesis testing using the chi-square test, the value of p = 0.03 (p < 0,05, OR = 2,78, CI = 0,091-0,267).Conclusion: Smokers' husbands were significantly a risk factor for the occurrence of low birth weight babies in neonates who were treated in the Perinatology room of Wangaya Hospital, Denpasar.
Perbedaan rasio neutrofil-limfosit terhadap lama rawat anak dengan pneumonia di Ruang Kaswari, RSUD Wangaya, Denpasar, Bali, Indonesia I Kadek Serisana Wasita; Putu Andrie Setiawan; I Wayan Bikin Suryawan; Anak Agung Made Widiasa
Intisari Sains Medis Vol. 10 No. 3 (2019): (Available online: 1 December 2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.168 KB) | DOI: 10.15562/ism.v10i3.471

Abstract

Background: Pneumonia is one of the most common causes of lower respiratory tract infections and ranked second to the cause of infant mortality (23.8%) and toddlers (15.5%) in Indonesia. The neutrophil-lymphocyte ratio (NLR) can be used as an indicator of the systemic inflammatory response due to pneumonia infection. This study aims to determine the difference in the value of RNL and the outcome of pediatric pneumonia.Methods: Analytical observational study with cross-sectional study design was conducted among 40 children with pneumonia who were admitted to the Kaswari Room at Wangaya Hospital in Denpasar City from January 2018 - March 2019 and fulfilled the inclusion criteria and exclusion criteria. The sample is determined by consecutive sampling. In this study, data regarding complete blood count were obtained from medical record register books (documentation). Data were analyzed using SPSS version 24 for Mac OSX.Result: There was no significant difference between patients with pneumonia who were hospitalized ≤ 4 days with those hospitalized> 4 days (P>0.05). Most of the samples were between 1 month to 1 year (62.5%) and more were male samples (55). There is a significant difference in the value of NLR (1.18 (0.07-13.83); p = 0.028) for the length of stay.Conclusion: There are significant differences in the value of the neutrophil-lymphocyte ratio in the length of stay of pediatric patients with pneumonia in the Kaswari room of Wangaya Hospital, Denpasar City. Latar Belakang: Pneumonia merupakan salah satu penyebab infeksi saluran napas bawah terbanyak menduduki peringkat kedua penyebab kematian bayi (23,8%) dan balita (15,5%) di Indonesia. Rasio neutrofil-limfosit (RNL) dapat digunakan sebagai salah satu indikator terhadap respon inflamasi sistemik akibat infeksi pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai RNL pada luaran penyakit pneumonia anak.Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dilakukan terhadap 40 pasien anak dengan pneumonia yang dirawat di Ruang Kaswari RSUD Wangaya Kota Denpasar sejak bulan Januari 2018 – Maret 2019 serta memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi Sampel ditentukan dengan cara consequtive sampling. Data tentang darah lengkap pada penelitian ini diperoleh dari buku register rekam medis (dokumentasi). Data dianalisis dengan SPSS versi 24 untuk Mac OSX.Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara pasien pneumonia yang dirawat inap ≤ 4 hari dengan yang dirawat inap > 4 hari (P>0,05). Sebagian besar sampel berusia antara 1 bulan hingga 1 tahun (62,5%) dan lebih banyak yang sampel berjenis kelamin laki-laki (55). Terdapat perbedaan nilai RNL yang signifikan (1,18 (0,07-13,83); p=0,028) pada lama rawat inap.Simpulan:  Terdapat perbedaan bermakna nilai rasio neutrofil-limfosit pada lama rawat pasien anak dengan pneumonia di ruang Kaswari RSUD Wangaya Kota Denpasar.
Co-Authors A.A Made Sucipta A.A Made Widiasa A.A. Made Sucipta A.A. Made Widiasa Adi Wirawan Alberto Afrian Alice Indradjaja, Alice Aman B Pulungan Anak Agung Made Sucipta Anak Agung Made Sucipta Anak Agung Made Sucipta Anak Agung Made Sucipta Anak Agung Made Sucipta Anak Agung Made Sucipta, Anak Agung Made Anak Agung Made Widiasa Anak Agung Made Widiasa Anak Agung Made Widiasa Andreas Eric Andrew Permana Suliarta Arimbawa * Ayu Setyorini Mestika Mayangsari Bambang Tridjaja AAP, Bambang Tridjaja Bella Kurnia Bella Kurnia Bella Kurnia Cahaiantari, Ni Putu Elis Callista Beatrice Christina, Jessica Chyntia Conchita Christal Yasadipura Cynthia Cynthia Cynthia Cynthia Cynthia Cynthia Cynthia Jodjana Dewi, Made Ratna Doddy Kurnia Indrawan Edbert Wielim Elien Yuwono Erica Lidya Yanti Gosal, Jessica H Salim I Dewa Gede Ugrasena I Gde Doddy Kurnia Indrawan, I Gde Doddy Kurnia I Gusti Amanda Jaya I Gusti Lanang Sidiartha I Kadek Serisana Wasita I Kadek Suarca I Kadek Suarca I Made Arimbawa IB Mahendra Ida Bagus Ramajaya Sutawan, Ida Bagus Ramajaya Ida Bagus Wiadnyana IKG Suandi IM Widiaskara Imanuel Yulius Malino Jeven Reggie Santoso Jose RL Batubara Kadek Suarca Kadek Suarca Ketut Ariawati Komang Tria Anggareni Lukman, Leni Made Cynthia Mahardika Putri Made Dwi Purnami Made Ratna Dewi Made Ratna Dewi Made Widiasa Mayland Margaretha Sunata Melisa Anggraeni Mustika, Putu Pradnyanita PT Pramitha Putri Widyastiti, Ni Nyoman Putu Andrie Setiawan Putu Pramitha Rahayu Regina Suriadi Ruby Kurniawan Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Soetjiningsih Sriwaningsi, Lina Stanley Haryono Suarca, I Kadek Sukarno, Theodora Sunartini Sunartini Suriadi, Regina Susan Natalia Budihardjo sutanti sutanti Valerie Michaela Wilhelmina Widiasa - Wielim, Edbert William Grandinata Soeseno