Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Ekspresi Phosphatase Regenerating Liver-3 dan E-Cadherin pada Kanker Serviks Stadium Awal dan Lanjut Lokoregional ARIFUDDIN, SHARVIANTY; ASKANDAR, BRAHMANA; MISKAD, UPIK ANDERIANI
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 3 (2012): Jul - Sep 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

Tujuan: untuk menyelidiki hubungan antara ekspresi PRL-3 dan E-Cadherin dengan stadium, jenis histopatologi, dan derajat diferensiasi kanker serviks. Metode: penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan potong lintang di beberapa rumah sakit pendidikan Bagian Obstetri dan Ginekologi, Makassar, mulai Januari hingga Juni 2011. Ekspresi PRL-3 dan E-Cadherin diperiksa dengan pengecatan imunohistokimia pada 16 kanker serviks stadium awal dan 15 stadium lanjut lokoregional. Hasil: ekspresi PRL-3 tidak berbeda bermakna antara kanker serviks stadium awal dengan stadium lanjut lokoregional, antara berbagai jenis histopatologik dan derajat diferensiasi (p>0,05). Ekspresi E-Cadherin juga menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara berbagai stadium, jenis histopatologi, dan derajat diferensiasi (p>0,05). Tidak didapatkan korelasi bermakna antara ekspresi PRL-3 dengan E-Cadherin pada penelitian ini. Kesimpulan: tidak ada hubungan antara ekspresi PRL-3 dan E-Cadherin dengan stadium, jenis histopatologi, dan derajat diferensiasi kanker serviks.Kata Kunci: Kanker serviks stadium awal, kanker serviks stadium lanjutlokoregional, adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, derajat diferensiasi, PRL-3, E-Cadherin.
Deteksi Mikrobiota Plasenta Menggunakan PCR 16s rRNA Pada Persalinan Preterm Rajia; Muh. Nasrum Massi; Mardiana Ahamad; Sharvianty Arifuddin; Upik Anderiani Miskad
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 4 (2022): February
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i4.793

Abstract

Persalinan preterm adalah persalinan sebelum gestasi 37 minggu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi bakteri dalam plasenta yang paling sering muncul dan besar risiko terhadap kejadian persalinan preterm menggunakan PCR 16S rRNA. Desain penelitian adalah hybrid dengan desain cross sectional study dan case kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling pada ibu bersalin di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Khadija I Makassar, dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar pada Juni sampai Agustus 2019. Sampel penelitian terdiri dari 50 plasenta ibu bersalin, yang terdiri dari 25 ibu bersalin preterm (kasus) dan 25 ibu bersalin aterm (kontrol). Hasil analisa nucleotide BLAS, didapatkan bakteri Stenotrophomonas maltophilia (36,0%) merupakan bakteri modus tertinggi yang muncul pada plasenta preterm dan terdapat hubungan yang signifikan (p-value=0.039) terhadap kejadian persalinan preterm dengan nilai OR = 5.905 yang berarti ibu yang terinfeksi bakteri Stenotrophomonas maltophilia mempunyai risiko 5.905 kali untuk mengalami persalinan preterm, kemudian bakteri Acinetobacter sp. (12,0%) sedangkan modus tertinggi yang muncul pada plasenta aterm adalah bakteri Pseudomonas sp (21,7%) dan Bacillus (13%). Terdapat mikrobiota pada plasenta persalinan aterm maupun plasenta preterm, dan bakteri Stenotrophomonas maltophilia merupakan bakteri modus tertinggi yang muncul pada plasenta preterm dengan nilai OR = 5.905 yang berarti ibu yang terinfeksi bakteri Stenotrophomonas maltophilia mempunyai risiko 5.905 kali lipat untuk mengalami persalinan preterm
Comparison of The Means of Argyrophilic Nucleolar Organizer Region (mAgNOR) Pre- and Post-Therapy in Nasopharyngeal Carcinoma Patients at Wahidin Sudirohusodo General Hospital Makassar Freddy George Kuhuwael; Muhammad Fadjar Perkasa; Upik Anderiani Miskad; Abdul Qadar Punagi; Fatmawati Arsyad Said
The Indonesian Biomedical Journal Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v8i2.213

Abstract

BACKGROUND: Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is malignant tumor growing in nasopharynx with a predilection in fossa Rossenmuller and nasopharyngeal roof. This research aimed to prove whether the means of argyrophilic nucleolar organizer region (mAgNOR) can predict the success of treatment in nasopharyngeal carcinoma patients.METHODS: We used diagnostic test method with longitudinal design and purposive sampling technique. Endoscopic biopsy examination was performed on 15 nasopharyngeal carcinoma patients before and after therapy, 13 patients underwent chemotherapy and other two underwent chemoradiotherapy. Tumor tissues were stained and AgNOR was calculated.RESULTS: Based on the tumor stage, sample characteristic showed 3 patients (20%) were in stage II, 3 patients (20%) in stage III, and 9 patients (60%) in stage IV, with pre- and post-therapy mAgNOR were 1.610±0.988 and 1.000±0.000, respectively in stage II, 1.100±0.092 and 1.000±0.000, respectively in stage III, 1.226±0.265 and 1.107±0.164, respectively in stage IV patients. Based on histopathology type, 4 patients (26.7%) had non keratinizing squamous cell carcinoma with pre- and post-therapy mAgNOR were 1.117±0.134 and 1.060±0.120, respectively, while 11 patients (73.3%) had undifferentiated squamous cell carcinoma with pre- and post-therapy mAgNOR were 1.335±0.528 and 1.065±0.146, respectively. Overall the pre-therapy were significantly higher than post-therapy mAgNOR. In subgroups there are significant differences in stage IV and type 3.CONCLUSION: The values of AgNOR were decreased in all NPC stages and significantly decreased in undifferentiated squamous cell carcinoma. AgNOR can be used to predict the successfulness of therapy in NPC.KEYWORDS: nasopharyngeal carcinoma, therapy, proliferation, mAgNOR
DISTRIBUTION PATTERNS OF ANGIOGENESIS IN COLORECTAL CANCER: STUDY PROTEIN EXPRESSION OF ENDOGLIN (CD105) Rahmawati Minhajat; Andi Fachruddin Benyamin; Tutik Harjianti; Upik Anderiani Miskad
Nusantara Medical Science Journal Volume 1 No. 4 Oktober - Desember 2016
Publisher : Faculty of Medicine, Hasanuddin University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/nmsj.v1i4.2249

Abstract

ABSTRACT Introduction: Angiogenesis plays an important role in the growth and metastasis of colorectal carcinoma, which is currently one of the targets of cancer therapy. It has been reported that the Endoglin (CD105) involved in angiogenesis and is a powerful marker for angiogenesis in colorectal carcinoma. Level Quantitative angiogenesis in peritumor and an intratumor area is important to know because it is closely related to the micro-environmental factors that influence the occurrence of cancer angiogenesis. The goal of this study to analyze the distribution pattern of angiogenesis in colorectal cancer by comparing the distribution of angiogenesis in peritumor and intratumor areas between well, moderate and poorly differentiated colorectal carcinoma, and between metastasis and non-metastatic colorectal cancer. Methods: This study analyzed fifty samples of resected adenocarcinoma colorectal. Angiogenesis was assessed by the immunohistochemical method using a primary monoclonal antibody Endoglin (CD105). Positive expression of CD105 was assessed through the CD105 protein expression in neovascular endothelial cells, while the distribution pat- tern of angiogenesis assessed by counting the positive expression of CD105 protein in hot spots by using the MVD (microvessel density) in the peritumor and intratumor areas and then performed statistical analysis. Results: There is a significant difference between the quantitative level of an- giogenesis in peritumor and intratumor areas of well (P<0.01), moderate (P<0.01) and poorly (<0.05) differentiated adenocarcinoma. The significant difference between the quantitative levels of angio- genesis in peritumor and intratumor areas of non-metastatic colorectal cancer (P<0.01) and lymph node metastases (<0.05) was found, but not in colorectal cancer with liver metastasis. Conclu- sion: Angiogenesis pattern is more concentrated in peritumor compared to intratumor areas. This showed the role of stromal cells in-angiogenesis. There is significant expression between angio- genesis in peritumor and intratumor areas. Keywords: Angiogenesis, Colorectal cancer, Endoglin (CD105)
Ekspresi Phosphatase Regenerating Liver-3 dan E-Cadherin pada Kanker Serviks Stadium Awal dan Lanjut Lokoregional SHARVIANTY ARIFUDDIN; BRAHMANA ASKANDAR; UPIK ANDERIANI MISKAD
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 3 (2012): Jul - Sep 2012
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v6i3.205

Abstract

Tujuan: untuk menyelidiki hubungan antara ekspresi PRL-3 dan E-Cadherin dengan stadium, jenis histopatologi, dan derajat diferensiasi kanker serviks. Metode: penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan potong lintang di beberapa rumah sakit pendidikan Bagian Obstetri dan Ginekologi, Makassar, mulai Januari hingga Juni 2011. Ekspresi PRL-3 dan E-Cadherin diperiksa dengan pengecatan imunohistokimia pada 16 kanker serviks stadium awal dan 15 stadium lanjut lokoregional. Hasil: ekspresi PRL-3 tidak berbeda bermakna antara kanker serviks stadium awal dengan stadium lanjut lokoregional, antara berbagai jenis histopatologik dan derajat diferensiasi (p>0,05). Ekspresi E-Cadherin juga menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara berbagai stadium, jenis histopatologi, dan derajat diferensiasi (p>0,05). Tidak didapatkan korelasi bermakna antara ekspresi PRL-3 dengan E-Cadherin pada penelitian ini. Kesimpulan: tidak ada hubungan antara ekspresi PRL-3 dan E-Cadherin dengan stadium, jenis histopatologi, dan derajat diferensiasi kanker serviks.Kata Kunci: Kanker serviks stadium awal, kanker serviks stadium lanjutlokoregional, adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, derajat diferensiasi, PRL-3, E-Cadherin.
HUBUNGAN EKSPRESI HYPOXIA INDUCIBLE FACTOR-1 ALFA (HIF-1a) DENGAN DERAJAT HISTOPATOLOGI PADA KARSINOMA PAYUDARA INVASIF Christinahadi, Agnes Dyah; Nelwan, Berti Julian; Cangara, Muhammad Husni; Miskad, Upik Anderiani; Arsyadi, Gunawan; Mardiati, Mardiati; Tawali, Suryani
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v10i2.1109

Abstract

Karsinoma payudara merupakan salah satu penyakit keganasan terbanyak pada wanita di seluruh dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan ekspresi HIF-1a dengan derajat histopatologi pada karsinoma payudara invasif. Penelitian ini merupakan suatu penelitian cross sectional dengan menilai ekspresi HIF-1a pada karsinoma payudara invasif derajat 1, 2 dan 3 yang dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomik Rumah Sakit UNHAS Makassar mulai bulan April sampai Agustus 2023. Kami mengumpulkan dan mengelompokkan seluruh sampel yang memenuhi syarat berdasarkan pemeriksaan histopatologi sebagai karsinoma payudara invasif derajat 1, 2 dan 3. Kemudian mengumpulkan seluruh sampel yang memenuhi syarat untuk diambil blok parafinnya sesuai urutan berdasarkan nomor registrasi dan dilakukan pewarnaan imunohistokimia, kemudian mengelompokkan setiap kelompok tersebut berdasarkan skor ekspresi HIF-1a. Hasil penelitian yang didapatkan, dsimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi HIF-1a dengan derajat histopatologi pada karsinoma payudara invasif, yaitu HIF-1a terekspresi lebih kuat pada karsinoma payudara invasif derajat 3 daripada derajat 1 dan derajat 2
EKSPRESI HYPOXIA INDUCIBLE FACTOR 1 ALPHA (HIF 1a) PADA PROSTATIC INTRAEPITHELIAL NEOPLASIA (PIN) DAN BENIGN PROSTATIC HIPERPLASIA (BPH) Sudin, Asmirani; Cangara, Muhammad Husni; Djimahit, Tarsisia Truly; Miskad, Upik Anderiani; Achmad, Djumadi; Tawali, Suryani
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v10i2.1125

Abstract

Prostatic Intraepithelial Neoplasia (PIN) adalah lesi premaligna yang merupakan prekusor kanker prostat. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah salah satu penyakit kronik yang paling umum yang terjadi pada laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola ekspresi Hypoxia Inducible Factor 1 Alpha (HIF 1a) pada PIN dan BPH. Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasi analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomik Rumah Sakit Universitas Hasanuddin dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar mulai bulan April 2023 sampai Agustus 2023. Kami mengumpulkan dan mengelompokkan seluruh sampel yang memenuhi syarat berdasarkan pemeriksaan histopatologi PIN dan BPH dan kemudian dilakukan pemeriksaan imunohistokimia untuk menilai protein HIF 1a. Hasil penelitian ini adalah protein HIF 1a terekspresi kuat pada PIN dan terekspresi negatif sampai lemah pada BPH
STRATIFIKASI RISIKO HIPERPLASIA ENDOMETRIUM DAN KANKER ENDOMETRIUM TIPE ENDOMETRIOID BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI, GEJALA GINEKOLOGI DAN EKSPRESI BETA CATENIN Maulana, Aries; Masadah, Rina; Nelwan, Berti Julian; Ghaznawie, Mahmud; Miskad, Upik Anderiani; Tawali, Suryani
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v10i2.1150

Abstract

Studi ini menganalisis hubungan antara faktor demografi, gejala ginekologi, dan ekspresi B-catenin di endometrium untuk mengembangkan stratifikasi risiko hiperplasia dan karsinoma endometrium. Studi ini menemukan bahwa distensi perut berhubungan dengan derajat patologi yang buruk, sedangkan peningkatan usia dan perdarahan uterus berhubungan dengan karsinoma. Namun, ekspresi B-catenin tidak dikaitkan dengan derajat patologis atau karsinoma. Penelitian ini juga mengembangkan model stratifikasi risiko pohon keputusan yang mampu membedakan antara hiperplasia non-atipikal dan hiperplasia/karsinoma atipikal dengan sensitivitas 80–94,8% dan spesifisitas 40,6–60%. Hal ini menunjukkan bahwa model stratifikasi risiko merupakan alat yang menjanjikan untuk mengidentifikasi wanita yang berisiko terkena hiperplasia dan karsinoma endometrium.
GAMBARAN DERAJAT HISTOPATOLOGI PENDERITA MENINGIOMA DI MAKASSAR TAHUN 2018-2022 Mutmainnah, Mutmainnah; Kaelan, Cahyono; Tawali, Suryani; Sungowati, Ni Ketut; Cangara, Muhammad Husni; Miskad, Upik Anderiani
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v10i2.1165

Abstract

Meningioma merupakan suatu neoplasma dengan pertumbuhan lambat yang berasal dari sel-sel meningotelial lapisan araknoid. Meningioma dilaporkan merupakan tumor dengan insidensi tersering di Amerika Serikat, yaitu sekitar 36% dari seluruh tumor otak. Berdasarkan WHO, histopatologik meningioma terbagi dalam derajat 1 (jinak), derajat 2 (atipikal) dan 3 (ganas). Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran derajat histopatologi penderita meningioma di Makassar tahun 2018-2022. Penelitian kami menggunakan metode deskriptif, yang dilakukan di Makassar dari Januari 2018 hingga Desember 2022. Pada penelitian ini yang dinilai adalah usia, jenis kelamin, lokasi tumor, dan derajat histopatologi meningioma. Analisis data menggunakan software SPSS v.20. Sebanyak 200 sampel, usia 40-60 tahun paling banyak ditemukan yaitu 124 orang (62,0%), paling banyak jenis kelamin wanita yaitu 158 orang (79,0%), lokasi meningioma paling banyak berada di cerebri yaitu 83 orang (41,5%), serta meningioma derajat 1 merupakan yang terbanyak, yaitu 179 kasus (89,5%).
HUBUNGAN TUMOR BUDDING DENGAN KEJADIAN METASTASIS KELENJAR GETAH BENING PADA PENDERITA ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL: HUBUNGAN TUMOR BUDDING DENGAN KEJADIAN METASTASIS KELENJAR GETAH BENING ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL Hutasoit, Gina Andyka; Miskad, Upik Anderiani; Cangara, Muhammad Husni; Wahid, Syarifuddin; Achmad, Djumadi; Tawali, Suryani
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 10 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v10i3.1324

Abstract

ABSTRAK Adenokarsinoma kolorektal adalah karsinoma yang ditemukan pada kolon dan/atau rektum. Salah satu gambaran histopatologi yang penting pada adenokarsinoma kolorektal adalah tumor budding. Tumor budding adalah adanya sel tumor tunggal atau kelompok kecil hingga empat sel dalam stroma tumor. Keberadaan entitas tumor budding terkait dengan invasi limfovaskular dan metastasis pada kelenjar getah bening. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tumor budding dengan kejadian metastasis kelenjar getah bening pada penderita adenokarsinoma kolorektal di Makassar tahun 2021-2023. Metode penelitian adalah observasi analitik dengan desain cross sectional. Enam puluh empat sampel diperiksa menggunakan mikroskop cahaya Olympus CX-43 dan dianalisis statistik dengan uji Chi-square menggunakan SPSS 27. Dari 64 sampel, terdapat sampel low grade tumor budding tanpa metastasis kelenjar getah bening sebanyak 10 sampel (90,9%) dan dengan metastasis kelenjar getah bening sebanyak 1 sampel (9,1%). Sampel intermediate grade tumor budding tanpa metastasis kelenjar getah bening sebanyak 18 sampel (75,0%) dan dengan metastasis kelenjar getah bening sebanyak 6 sampel (25,0%). Sedangkan sampel high grade tumor budding tanpa metastasis kelenjar getah bening sebanyak 13 sampel (44,8%) dan positif metastasis kelenjar getah bening sebanyak 16 sampel (55,2%). Terdapat hubungan yang bermakna antara tumor budding dengan kejadian metastasis kelenjar getah bening pada adenokarsinoma kolorektal (p=0,009).