Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Keperawatan Padjadjaran

Peripherally Inserted Central Catheterdan Pemberian Terapi Intravena pada Neonatus Yani Setiasih; Sari Fatimah; Siti Yuyun Rahayu
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 2 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.361 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i2.60

Abstract

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa Peripherally Inserted Central Catheter (PICC) efektif dalam pemberian terapi intravena. Belum banyak penelitian yang membandingkan pemberian terapi intravena antara akses intravena yang biasa dilakukan saat ini. Penelitian ini bertujuan membandingkan antara akses intravena perifer dengan Peripherally Inserted Central Catheter(PICC) terhadap efektivitas pemberian terapi intravena pada neonatus. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Dengan teknik purposive sampling, 32 neonatus diikutsertakan sebagai subjek yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok dengan akses intravena perifer dengan PICC. Pada kelompok dengan akses intravena perifer (n=16) dan pada kelompok dengan PICC (n=16). Efektivitas akses intravena dinilai dari kesesuaian terapi intravena yang didapat neonatus dengan kebutuhan yang seharusnya selama 24 jam dalam waktu lima hari menggunakan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan uji fisher exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi intravena menggunakan PICC lebih efektif dibandingkan pemberian terapi intravena menggunakan akses intravena perifer (ρ=0.00). Perawatan neonatus yang membutuhkan terapi intravena di rumah sakit lebih disarankan menggunakan PICC dibandingkan dengan akses intravena perifer.Kata kunci:Akses intravena perifer, neonatus, Peripherally Inserted Central Catheter(PICC), terapi intravena AbstractPrevious studies have found that peripherally inserted central catheter (PICC) is effective for delivering an intravenous therapy. However, few studies were found to compare the effectiveness of PICC with peripheral intravenous access. The purpose of this study was to compare the effectiveness of intravenous therapy using peripheral intravenous access and PICC in hospitalized neonates. This study was a descriptive comparative. By using a purposive sampling technique, 32 neonates were involved as subjects of peripheral IV access group (n=16) and PICC group (n=16). Data were collected using observation forms for 24 hours within 5 days in a row. A Fisher Exact test was utilized to analyze the data. The results indicated that PICC was more effective than peripheral intravenous access (ρ=0.00) in providing intravenous therapy for neonates. Accordingly, PICC is recommended for neonates requiring intravenous therapy in the hospital. Key words: Intravenous therapy, neonates, peripheral intravenous access, Peripherally Inserted Central Catheter (PICC)
Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Perilaku Adiksi Bermain Game Onlinepada Anak Usia Sekolah Harvien Amellia Hardanti; Ikeu Nurhidayah; Siti Yuyun Rahayu
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.66 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.65

Abstract

Adiksi bermain game onlinemerupakan aktivitas bermain yang dilakukan secara berlebihan dan cenderung mengganggu kehidupan sehari-hari. Kecamatan Jatinangor, Sumedang memiliki angka adiksi bermain game onlineyang tinggi pada sebagian besar anak usia sekolah yang bermain di warung internet penyedia game online. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku adiksi bermain game online pada anak usia sekolah. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik konsekutif dengan 52 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan 51 butir pertanyaan. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan faktor motivasi melatarbelakangi perilaku adiksi pada 56%, sedangkan faktor atraksi penghargaan sebanyak 60%. Oleh karena itu, diperlukan penanganan baik dalam mengatasi maupun mencegah adiksi bermain game onlineoleh keluarga, sekolah, dan tenaga kesehatan terkait.Kata kunci:Adiksi, anak, game online, usia sekolah AbstractOnline games addiction is an activity to excess playing online games tend to give a negative influence to daily life. District Jatinangor, Sumedang has a high rates in addiction of online games among school-age children. The purpose of this study was to identify the determinant factors that influence the behavior addiction toward the game onlie among children in the school age. This study design used descriptive method. The sample are 52 respondent. It’s were taken by consecutive sampling. The data collection used a questionnaire of 51 questions. The data was analysed by distributive frequencies. The results showed that 56% and 60% addiction behavior influenced by motivational factor and attraction factors. Based on this finding, it is recommended to treated and prevent games addiction behavior in children based on collaboration between family, school and health provider.Key words:Addiction, children, game online, school age
Strategi Regulasi Emosi Kognitif dan Pola Asuh Orangtua pada Anak yang Menjalani Kemoterapi Siti Yuyun Rahayu; Windy Rakhmawati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.5 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.68

Abstract

Penelitian sebelumnya telah melihat kaitan antara regulasi emosi pada anak yang sehat dengan pola asuh orangtuanya, namun belum jelas gambaran tentang regulasi emosi pada anak yang sakit kronis dan pola asuh yang diterimanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran strategi regulasi emosi kognitif yang digunakan oleh anak berusia 9–11 tahun dengan kanker yang menjalani kemoterapi dan perbedaan individunya yang terdiri dari pola asuh yang didapat dari orangtuanya serta jenis kelamin anak.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik sampling menggunakan accidental samplingdan didapatkan sampel sebanyak 42 orang (21 anak dan 21 orangtua). Instrumen menggunakan CERQ-k (Cognitive Emotion Regulation Questionnaire-kids) dan PAQ-R (Parental Authority Questionnaire-revised). Analisis data menggunakan skor mean. Hasil menunjukkan bahwa strategi regulasi emosi yang sering digunakan oleh anak adalah planning, rumination, dan putting into perspective. Perbandingan jenis kelamin sampel berimbang. Kemudian pola asuh orangtua yang sering dilakukan menunjukkan secara berturut-turut adalah tipe autoritatif, autoritarian, dan permisif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi yang dilakukan oleh anak dengan kanker yang melakukan kemoterapi cukup adaptif, sedangkan pola asuh orangtua yang diberikan masih kurang efektif.Kata kunci: Anak, kanker, pola asuh, regulasi emosi The previous study was inquired the correlation between emotion regulations in healthy children and the parenting process. On the other hand, the emotion regulations in children with chronic diseases were little known. The aim of this quantitative descriptive study was to understand the strategic regulation of cognitive emotion that was used by children aged 9-11 years with chemotherapy, and to explore the individual parenting process based on genders. Samples were chosen using the accidental sampling technique. The samples were 21 children and 21 parents. Data were collected using Cognitive Emotion Regulation Questionnaire for kids (CERQ-k) and Parental Authority Questionnaire-revised (PAQ-R). Mean score were conducted to analyses data. Results showed that ‘planning’ was the most strategic used by children, followed by ‘rumination’ and ‘putting into perspective’. The result also described that the number of samples was balance in sex. Parents used authoritative, authoritarian, and permissive approaches in parenting. In conclusion, the emotion regulation of children with chemotherapy was adaptive and the parenting approach was ineffective. Key words:Cancer, children, emotion regulations, parenting
ingkat Kecemasan Pasien Post Operasi yang Mengalami Fraktur Ekstremitas Seviya Gani Maisyaroh; Urip Rahayu; Siti Yuyun Rahayu
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.866 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i2.103

Abstract

Kecemasan merupakan salah satu masalah psikologis yang dialami oleh pasien fraktur ekstremitas setelah dilakukannya pembedahan. Kecemasan yang tidak teratasi akan berdampak pada lamanya proses penyembuhan, akan tetapi data kecemasan pasien post operasi masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien post operasi fraktur ekstremitas berdasarkan karakteristik pasien. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 46 orang yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner STAI (State-Trait Anxiety Inventory). Tingkat kecemasan dikategorikan menjadi ringan, sedang, dan berat. didapatkan bahwa state anxiety paling banyak berada pada tingkat sedang 54,3% dan trait anxiety paling banyak berada pada tingkat ringan 60,9%. Terdapat 46,4% responden yang memiliki state anxiety sedang berasal dari trait anxiety ringan. Berdasarkan karakteristik baik pada state anxiety ataupun trait anxiety, kecemasan berat dialami oleh pasien usia dewasa awal, perempuan, berpendidikan terakhir SMP dan SMA, bekerja sebagai pegawai swasta, belum pernah menjalani operasi sebelumnya, lokasi fraktur pada bagian ekstremitas bawah, dan merasakan nyeri sedang. Kondisi post operasi fraktur ekstremitas menjadi faktor yang dapat memengaruhi kecemasan. Terlihat dari pasien yang memiliki state anxiety yang sedang, memiliki trait anxiety yang ringan. Maka disarankan bagi perawat untuk melakukan pengkajian dan penanganan kecemasan terhadap state anxiety dan trait anxiety.Kata kunci: Fraktur ekstremitas, post operasi, state anxiety, trait anxiety.Anxiety Levels of Patients with Extremity Fractures after SurgeryAbstractAnxiety is one of the psychological problems experienced by patients with extremity fractures after undergoing surgery. Anxiety that is not managed well will have an impact on the recovery process. However, anxiety in patients with extremity fractures is not well understood. The aim of this study was to determine the anxiety level of patients with extremity fractures after surgery based on the patients’ characteristics. This study used descriptive quantitative method. Fourty six patients were recruited in this study by consecutive sampling technique. The data was collected by STAI (State-Trait Anxiety Inventory) quetionnaires. Anxiety levels were categorized into mild, moderate, and severe. The results showed that 54.3% of patients experienced state anxiety at a moderate level, and 60.9% had trait anxiety at a mild level. There were 46.4% of the patients whose moderate state anxiety originated from mild trait anxiety. Based on the characteristics of both state and trait anxiety, severe anxiety was experienced by young adults, women, patients with secondary school-level educational background, private employees, patients who have never had surgery before, patients with lower extremity fractures and patients in moderate pain. The postoperative state of extremity fractures is a factor that affects anxiety. Patients who had moderate state anxiety were found to also have mild trait anxiety.  Thus, assessment and intervention of anxiety should be conducted on both state and trait anxiety.  Key words: Extremity fracture, post-operative, state anxiety, trait anxiety.
Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayi Sakit Kritis di Neonatal Intensive Care Unit Sri Hendrawati; Sari Fatimah; Siti Yuyun Rahayu Fitri; Ikeu Nurhidayah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1323.111 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v5i2.453

Abstract

Sistem perawatan bayi di NICU memberikan dampak negatif bagi bayi dan orang tua. Upaya yang dapat dikembangkan untuk meminimalkan dampak tersebut yaitu dengan mengaplikasikan family centered care (FCC). Langkah pertama upaya tersebut adalah mengidentifikasi kebutuhan orang tua. Dalam penelitian sebelumnya, kebutuhan orang tua sangat bervariasi. Penelitian bertujuan mengidentifikasi kebutuhan FCC dalam perawatan bayi sakit kritis di NICU. Metode penelitian menggunakan mixed method dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Penelitian kuantitatif dilakukan terhadap 45 responden dan menggunakan kuesioner NICU Family Need Inventory. Analisis data dilakukan dengan mean. Penelitian kualitatif dilakukan terhadap 7 partisipan dengan menggunakan pedoman wawancara. Analisis data menerapkan teknik content analysis. Penelitian dilaksanakan di NICU Rumah Sakit Pemerintah Wilayah Bandung Raya. Orang tua memiliki urutan prioritas kebutuhan terhadap kepastian (M = 3,90), informasi (M = 3,82), kedekatan (M = 3,76), dukungan (M = 3,49), dan kenyamanan (M = 3,37). Pada penelitian kualitatif didapatkan, orang tua lebih membutuhkan kepastian terkait jaminan bayinya mendapatkan perawatan terbaik; kebutuhan terhadap informasi jujur, jelas, dan rutin mengenai kondisi, perkembangan, dan tindakan yang dilakukan terhadap bayi; dan kebutuhan terhadap kedekatan untuk selalu dekat dan melakukan kontak dengan bayi. Kebutuhan orang tua lebih berfokus pada kesejahteraan bayi. Dalam melakukan asuhan keperawatan, selain meningkatkan pelayanan terhadap bayi, perawat harus memerhatikan kebutuhan orang tua terkait jaminan kepastian bayinya mendapatkan perawatan terbaik, penyampaian informasi dengan komunikasi terbuka, dan menjalin kontak dengan bayi. Dengan mengidentifikasi kebutuhan orang tua, dapat menuntun perawat mengintegrasikan kebutuhan orang tua kedalam FCC sehingga orang tua dapat memenuhi kebutuhannya, mendapatkan kepuasan, dan meningkatkan kualitas hidup bayi.Kata kunci: Bayi sakit kritis, kebutuhan orang tua, perawatan berpusat pada keluarga. Study of Family Centered Care Needs in Critically Ill Infants Care in the Neonatal Intensive Care UnitAbstractInfants hospitalization in the NICU adversely affect for infants and parents. Efforts can be developed to minimize this impact is by applying family centered care (FCC). The first step is identify needs of parents. In previous study examined the differences needs of parents. This study aimed to identify the FCC needs in critically ill infants care in the NICU. The research method was mixed method design with sequential explanatory strategy. The samples in quantitative research were 45 respondents and using questionnaires NICU Family Need Inventory. Data analysis was done by mean. Qualitative research using 7 participants and using interview guidelines. Data analysis used analysis content technique. This research has been carried out in the NICU Government Hospital of Bandung Raya. The quantitative result indicated that parents with critically ill infants in the NICU need assurance most (M = 3.90), followed by information (M = 3.82), proximity (M = 3.76), support (M = 3.49), and comfort (M = 3.37). The main themes from qualitative analysis demonstrated needs of parents in assurance associated with assured the best care possible is being given to infants; information is honest, clear, and routine regarding condition, prognosis, and procedures that performed to infants; and proximity to always close and make contact with the infants. Needs of parents are focused on the wellbeing of their infants. In doing nursing care, beside improving care to the infants, the nurses should pay attention to needs of parents related the assurance their infants get the best care, open communication, and close contact with their infants. By identifying the needs of parents in the NICU, it can allow nurses to integrate the needs of parents into FCC so that parents can meet these needs, get satisfaction, and can improve the quality of life infants.Keywords: Critically ill infants, family centered care, needs of parents.