Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Impelementasi Materi Kebinekaan bagi Guru PPKN dan IPS SMP di Kabupaten Barru Umar, Firman; Agus, A. Aco; Amin, Muhammad; Hasfi, Hadyan; Ismail, Ashari
INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2024): INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/inovasi.v4i2.67877

Abstract

Abstrak. Mitra Program Kemitraan Komunitas ini adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran PPKn dan IPS SMP di Kabupaten Barru. Masalah yang dihadapi mitra pengabdian masyarakat ini adalah masih kurangnya pemahaman guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai kebinekaan pada mata pelajaran PPKn dan IPS. Metode kegiatan pengabdian dilakukan dengan cara diskusi tentang kebinekaan dan simulasi metode pembelajaran MARKA (Mulai dari diri, Aktivitas, Reflkesi, Konsep, Aplikasi). Hasil yang dicapai yakni peningkatan wawasan mitra tentang nilai kebinekaan dan keterampilan guru menerapkan metode pembelajaran MARKA untuk mengajarkan nilai kebinekaan. Kata kunci: Nilai Kebhinekaan, Metode Pembelajaran MARKA
DISEMINASI PENCEGAHAN KEKERASAN, KEKERASAN SEKSUAL, DAN PENYALAHGUNAAN OBAT-OBATAN TERLARANG DI SATUAN PENDIDIKAN Heri, Ririn Nurfaathirany; Umar, Firman; Tahir, Heri; Gani, Andika Wahyudi; Sari, Dian Novita
Panrita Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 December 2024
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56680/pijpm.v3i2.68613

Abstract

Violence among students is increasingly widespread on social media. Cases of bullying, discrimination, brawls, sexual violence and illegal drug abuse are increasingly publicized and seem to be a trend among students. Throughout 2024, the Federation of Indonesian Teachers' Unions (FSGI) recorded various cases of violence in schools, especially bullying and sexual violence. On the other hand, student involvement in drug abuse is also increasing. Students become easy targets because of social and environmental pressure. The Ministry of Women's Empowerment and Child Protection (KemenPPPA) also reported an increase in the prevalence of violence against children. In 2024, physical violence experienced by girls will increase to 15.56%, while emotional violence against boys will reach 43.17%. This type of violence often has a negative impact on the mental and physical health of the victim. Based on this, the UNM PKM Team carried out dissemination on the prevention of violence and illegal drug abuse in educational units.
PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA DIDIK MELALUI TATA TERTIB SEKOLAH Salata, Sri Astuti; Umar, Firman; Mustari, Mustari; Najamuddin, Najamuddin
SUPREMASI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan Pengajarannya Vol 19, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/supremasi.v19i1.61696

Abstract

ABSTRAK: Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) Tata tertib secara substantif dapat membentuk karakter disiplin peserta didik, (2) Strategi yang dilakukan dalam pembentukan karakter disiplin peserta didik melalui tata tertib sekolah. (3) Kendala yang dihadapi dalam melakukan pembentukan karakter peserta didik melalui tata tertib di SMA Negeri 1 Luwu. Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif. Informan penelitian yaitu kepala sekolah, wakasek kesiswaan, wakasek humas, wakasek kuruikulum, koordinator 7K, guru BK, wali kelas, guru mapel, petugas keamanan serta enam orang peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tata tertib di SMA Negeri 1 Luwu secara substantif dapat membentuk karakter disiplin peserta didik, tata tertib berisi aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh peserta didik termasuk kewajiban, larangan, dan sanksi. (2) Strategi yang dilakukan dalam pembentukan karakter disiplin peserta didik melalui tata tertib sekolah di SMA Negeri 1 Luwu yaitu pengawasan pihak sekolah, menjadi teladan, sosialisasi pengenalan tata tertib, pemberian sanksi, dan keterlibatan orang tua dalam merumuskan tata tertib. (3) Kendala yang dihadapi dalam melakukan pembentukan karakter disiplin peserta didik melalui tata tertib di SMA Negeri 1 Luwu terdiri dari kendala internal yaitu kurangnya kesadaran peserta didik dalam mematuhi tata tertib sekolah. Kendala eksternal yaitu guru kurang memantau tingkah laku peserta didik pada jam jam istirahat, penerapan sanksi yang tidak objektif, dan jarak rumah ke sekolah. KATA KUNCI:  Pembentukan Karakter, Disiplin, Tata Tertib Sekolah  ABSTRACT: The study aims to find out: (1) Rules of conduct can substantively shape the disciplinary character of students, (2) Strategies carried out in the formation of student discipline character through school rules. (3) Obstacles faced in building the character of students through discipline at SMA Negeri 1 Luwu. Research uses qualitative types of research. The research informants were the principal, student wakasek, public relations wakasek, curriculum wakasek, 7K coordinator, BK teacher, homeroom teacher, maple teacher, security officer and six students. The data collection techniques used are observation, interviews and documentation. Data validity techniques use source triangulation. The results showed that: (1) The rules of conduct at SMA Negeri 1 Luwu can substantively shape the disciplinary character of students, the rules contain rules that must be obeyed by all students including obligations, prohibitions, and sanctions. (2) Strategies carried out in building the disciplinary character of students through school rules at SMA Negeri 1 Luwu, namely supervision of the school, being an example, socialization of the introduction of discipline, sanctioning, and parental involvement in formulating rules. (3) The obstacles faced in building the disciplinary character of students through the rules of conduct at SMA Negeri 1 Luwu consist of internal obstacles, namely the lack of awareness of students in complying with school rules. External constraints are that teachers do not monitor the behavior of students during recess, the application of sanctions that are not objective, and the distance from home to school. KEYWORDS: Character Building, Discipline, School Rules
ANALISISI FAKTOR PENYEBAB GUGAT CERAI DI KOTA MAKASSAR (Studi Pada Pengadilan Agama Kelas IA Makassar) Sudirman, Muh.; Umar, Firman; Suyitno, Imam
SUPREMASI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan Pengajarannya Vol 19, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/supremasi.v19i2.67150

Abstract

Abstrak: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengumpulkan dan menganalisis data. Fokusnya meliputi: 1) hak perempuan untuk mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama lantai 1 Makassar, dan 2) sudut pandang hakim ketika mengadili perkara perceraian di pengadilan yang sama. Penelitian ini tergolong penelitian hukum normatif yang mengkaji tentang proses pengambilan keputusan Pengadilan Agama Kelas IA Makassar dalam perkara perceraian. Data yang dikumpulkan terdiri dari sumber primer dan sekunder. Pemrosesan data melibatkan beberapa langkah: meninjau (mengedit) data, memberi label (mengkodekan), restrukturisasi, dan mengatur informasi. Analisisnya mengikuti pendekatan sistematis yang meliputi: 1) reduksi data, 2) pemeriksaan data (penyajian), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: 1) alasan utama seorang istri menggugat cerai suaminya di Pengadilan Agama Kelas I A Makassar adalah karena perselisihan dan konflik yang sedang berlangsung. Konflik tersebut mungkin timbul karena berbagai faktor, antara lain perjudian, masalah keuangan, perselingkuhan, penyalahgunaan narkoba, dan kepentingan pribadi lainnya yang pada akhirnya dapat berujung pada perceraian. 2) Dalam perkara bernomor 1370/Pdt.G/2024/PA.Mks, 1791/Pdt.G/2024/PA.Mks, dan 1875/Pdt.G/2024/PA.Mks, pertimbangan hakim dalam memutus perkara perceraian yang melibatkan pihak ketiga mencakup aspek filosofis, yuridis, dan non-yuridis (meta-yuridis), meliputi dimensi psikologis, sosiologis, dan etika. Pada hakikatnya, pertimbangan hakim didasarkan pada konsep shiqaq yang menjadi landasan hukum mendasar dalam mengambil keputusan dalam perkara perceraian. Setelah menelaah secara mendalam fakta-fakta hukum yang dipaparkan dalam persidangan, majelis hakim mengambil keputusan atas hal tersebut.
PENGUATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nur, Nahdatul; Umar, Firman; Gani, Andika Wahyudi
SUPREMASI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan Pengajarannya Vol 19, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/supremasi.v19i1.61768

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Strategi yang efektif untuk memfasilitasi pembelajaran keterampilan berpikir kritis dan berpikir kratif peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMA Negeri 11 Makassar, dan (2) Apa faktor pendorong dan penghambat yang dapat mempengaruhi keterampilan berpikir kritis dan berpikir kratif peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMA Negeri 11 Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Fokus penelitian adalah strategi yang digunakan guru PPKn dalam penguatan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif peserta didik, serta faktor pengdukung dan penghambat dalam penguatan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan guru mata pelaran PPKn dalam penguasaan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kratif siswa adalah (1) pemilihan model pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning , dikusi dan pembelajaran saintifik serta melakukan kegiatan observasi dan pembelajaran berbasis proyek. Kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa dapat dilihat dari Pemilihan argumen yang logis, relevan dan akurat, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan melihat fakta yang ada, pengambilan keputusan yang tepat serta merangcang ide-ide baru yang ditemukan. (2) Sedangkan faktor pendukung dalam peningkatan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa ialah motivasi belajar, kurikulum, dan dukungan orang tua. Termasuk faktor penghambat yang dihadapi guru dalam kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa adalah lingkungan belajar, sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai.
Edukasi Anti-Bullying Melalui Bimbingan Kelompok Sebagai Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Di Panti Asuhan Guppi Kecamatan Tallo Kota Makassar Hasni, Hasni; Haris, Hasnawi; Umar, Firman; Latif, Suciani; Harum , Ahkmad; Rijal, Muh
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2024): November 2024 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v4i6.614

Abstract

Masalah bullying masih menjadi perhatian di berbagai lingkungan, termasuk panti asuhan. Anak-anak yang tinggal di panti asuhan seringkali mengalami kerentanan psikologis yang lebih tinggi, sehingga mereka berisiko menjadi korban bullying. Edukasi mengenai cara mengatasi bullying melalui kelompok bimbingan menjadi salah satu upaya penting dalam meningkatkan kepercayaan diri anak-anak di panti asuhan. Program edukasi anti-bullying bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman anak-anak panti asuhan tentang bullying, serta memberikan strategi untuk mencegah dan mengatasi perilaku bullying. Sasaran program adalah anak di panti asuhan Guppi Kecamtan Tallo Kota Makassar dengan harapan dapat menciptakan lingkungan panti asuhan yang aman dan inklusif. Melalui peningkatan pemahaman tentang bullying, penguatan kepercayaan diri, dan pengembangan keterampilan sosial, anak-anak mampu menghadapi tantangan sosial dengan lebih baik. Meskipun ada tantangan dalam pelaksanaannya, hasil yang dicapai menunjukkan bahwa terdapat perubahan signifikan dalam pemahaman anak-anak tentang bullying. Perubahan ini menunjukan efekttivitas program edukasi  dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung di panti asuhan Guppi Kecamatan Tallo Kota Makassar.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH Umar, Firman; Amin, Muhammad; Agus, Andi Aco
SUPREMASI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan Pengajarannya Vol 19, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/supremasi.v19i2.61369

Abstract

Penelitian ini mengkaji implementasi kewenangan kepala desa dalam penyelenggaraan pemerintahan bersih di Desa Pattallassang, Kabupaten Gowa. Metode yang digunakan adalah penelitian hukum empiris dengan pendekatan hukum dan empiris. Hasilnya menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya anggaran desa, struktur birokrasi, dan partisipasi masyarakat mempengaruhi implementasi kewenangan kepala desa. Temuan ini menegaskan pentingnya pengelolaan anggaran desa yang transparan, struktur birokrasi yang efektif, dan partisipasi masyarakat yang aktif untuk tata kelola pemerintahan yang baik. Simpulannya, keterlibatan aktif masyarakat dan pengelolaan anggaran yang baik sangat penting dalam mencapai pemerintahan desa yang bersih dan efektif.
Kekerasan Seksual Di Perguruan Tinggi Dalam Perspektif Sosio-Yuridis Umar, Firman; Siswanti, Dian Novita; Heri, Ririn Nurfaathirany; Gani, Andika Wahyudi
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2024 : PROSIDING EDISI 10
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekerasan di lingkungan perguruan tinggi terus mengalami peningkatan dan dalam kondisi yang memprihatinkan sehingga dibuat regulasi yang mengatur secara khusus hal tersebut. Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi hadir karena Semakin meningkatnya kekerasan seksual yang terjadi pada ranah komunitas termasuk perguruan tinggi secara langsung atau tidak langsung akan berdampak pada kurang optimalnya penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi dan menurunkan kualitas pendidikan tinggi. Penelitian ini bersifat Normatif yang berlokasi di Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini menggunakan model/metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dan mendeskripsikan data yang diperoleh dengan bentuk presentase. Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan adalah studi pustaka. Sedangkan tekhnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis dan penafsiran data faktual dalam kaitannya dengan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi. Kekerasan seksual meliputi pemerkosaan, perbuatan cabul, hukuman yang bernuasa seksual, yang dimana memiliki dampak yang merusak bagi korban, termasuk psikologis, emosional dan fisik. Oleh karena itu, untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung, pencegahan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi menjadi sangat penting. Dalam hal ini, Kekerasan seksual terjadi karena kondisi, lingkungan dan relasi kuasa. Kekerasan seksual merupakan salah satu bentuk kekerasan yang merusak, melibatkan tindakan yang melanggar batasan pribadi, seperti pelecehan seksual, pemerkosaan, atau eksploitasi seksual. Dampak buruknya antara lain trauma fisik, emosional, dan psikologis terhadap korban. Mengatasi permasalahan kekerasan seksual memerlukan pemahaman yang   mendalam   dan upaya kolaboratif dari berbagai sektor. Kata Kunci: Kekerasan Seksual, Relasi Kuasa.
Analisis Faktor Penyebab Gugat Cerai di Kota Makassar (Studi pada Pengadilan Agama Kelas IA Makassar) Sudirman, Muh.; Umar, Firman; Suyitno, Imam
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2024 : PROSIDING EDISI 2
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari dan memperoleh data. 1) Hak perempuan untuk mengadu perceraian di Pengadilan Agama lantai I Makassar, 2) Pendapat hakim ketika menangani perkara perceraian di Pengadilan Agama lantai I Makassar. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif yang telah dilakukan dan cara memberikan putusan terhadap putusan Pengadilan Agama Kelas IA Makassar dalam perkara perceraian. Data penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Pengolahan data dilakukan dengan cara mereview (mengedit) data, memberi label pada data (coding), membuat data (restrukturisasi) dan mengorganisasikan data. Untuk analisisnya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) reduksi data, 2) pemeriksaan data (penyajian data) dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Alasan yang paling dominan seorang istri menggugat cerai suaminya di Pengadilan Agama Kelas I A Makassar adalah perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus. Namun pertengkaran tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti perjudian, ekonomi, perselingkuhan, narkoba/kegemaran dan lain sebagainya yang bisa berujung pada perceraian. 2) Pertimbangan Hakim dalam memutus perkara perceraian karena orang ketiga dalam perkara 1, 2 dan 3 Nomor 1370/Pdt.G/2024/PA.Mks, 1791/Pdt.G/2024/PA.Mks, 1875/Pdt .G/ 2024/PA.Mks, bahwa pertimbangan hukumnya meliputi; Pertimbangan filosofis, pertimbangan yuridis dan pertimbangan non yuridis (meta yuridis) meliputi aspek psikologis, sosiologis dan etik, sehingga pada hakikatnya pertimbangan hakim mengacu pada shiqaq sebagai alasan utama terjadinya perceraian yang dijadikan pertimbangan hukum oleh hakim dalam memutus. pada perceraian yang disengketakan. Setelah majelis hakim mendalami dan menemukan fakta hukum dalam persidangan, barulah majelis hakim memutus perkara tersebut.Kata Kunci: Analisis, faktor, cerai gugat
Analisisi Faktor Penyebab Gugat Cerai Di Kota Makassar (Studi Pada Pengadilan Agama Kelas Ia Makassar) Sudirman, Muh.; Umar, Firman; Suyitno, Imam
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2024 : PROSIDING EDISI 4
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengumpulkan dan menganalisis data. Fokusnya meliputi: 1) hak perempuan untuk mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama lantai 1 Makassar, dan 2) sudut pandang hakim ketika mengadili perkara perceraian di pengadilan yang sama. Penelitian ini tergolong penelitian hukum normatif yang mengkaji tentang proses pengambilan keputusan Pengadilan Agama Kelas IA Makassar dalam perkara perceraian. Data yang dikumpulkan terdiri dari sumber primer dan sekunder. Pemrosesan data melibatkan beberapa langkah: meninjau (mengedit) data, memberi label (mengkodekan), restrukturisasi, dan mengatur informasi. Analisisnya mengikuti pendekatan sistematis yang meliputi: 1) reduksi data, 2) pemeriksaan data (penyajian), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: 1) alasan utama seorang istri menggugat cerai suaminya di Pengadilan Agama Kelas I A Makassar adalah karena perselisihan dan konflik yang sedang berlangsung. Konflik tersebut mungkin timbul karena berbagai faktor, antara lain perjudian, masalah keuangan, perselingkuhan, penyalahgunaan narkoba, dan kepentingan pribadi lainnya yang pada akhirnya dapat berujung pada perceraian. 2) Dalam perkara bernomor 1370/Pdt.G/2024/PA.Mks, 1791/Pdt.G/2024/PA.Mks, dan 1875/Pdt.G/2024/PA.Mks, pertimbangan hakim dalam memutus perkara perceraian yang melibatkan pihak ketiga mencakup aspek filosofis, yuridis, dan non-yuridis (meta-yuridis), meliputi dimensi psikologis, sosiologis, dan etika. Pada hakikatnya, pertimbangan hakim didasarkan pada konsep shiqaq yang menjadi landasan hukum mendasar dalam mengambil keputusan dalam perkara perceraian. Setelah menelaah secara mendalam fakta-fakta hukum yang dipaparkan dalam persidangan, majelis hakim mengambil keputusan atas hal tersebut.Kata Kunci: Analisis, faktor, cerai gugat